PDA

View Full Version : [Berita] Sertifikasi Bawa Korban



BundaNa
22-10-2013, 02:42 PM
Baca di sini


Mustadi (44), seorang pendidik di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, mencoba mengakhiri hidupnya gara-gara tidak lolos uji kompetensi guru (UKG).

Korban yang beralamat di Dusun Krajan Desa Karangturi Kecamatan Munjungan tersebut, Selasa siang ditemukan tergeletak di kawasan hutan blok Tumpakdili Desa Sobo dalam kondisi lemas dan berlumuran darah. Korban langsung dilarikan ke puskesmas setempat untuk mendapatkan perawatan medis.

"Informasi yang kami himpun, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 WIB. Namun untuk mengetahui latar belakang aksinya itu, kami masih melakukan penyelidikan," kata Kasubbag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh.

Menurutnya, sebelum kejadian tersebut, korban sering terlihat murung dan mengalami depresi. Hal itu diduga terjadi setelah dia dinyatakan tidak lulus UKG yang digelar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Kemudian puncaknya siang tadi, korban tiba-tiba menghilang dari rumah. Karena merasa khawatir, istri korban, Sudartini, berupaya melakukan pencarian bersama beberapa kerabatnya," ujarnya.

Dari pencarian tersebut, salah satu saksi menemukan sepeda motor korban terparkir di tepi jalan kawasan hutan Tumpakdili Desa Sobo Kecamatan Munjungan.

Keluarga Mustadi kemudian melakukan penyisiran di sekitar lokasi penemuan sepeda motor. Korban ditemukan dalam kondisi tidak berdaya dan kepalanya berlumuran darah.

"Korban Mustadi langsung dievakusi dan dilarikan ke puskesmas. Sementara itu kami melakukan olah TKP, guna mengetahui secara detail kejadian tersebut," jelas Siti.

Pihaknya mengaku belum bisa memastikan apakah peristiwa itu murni upaya bunuh diri atau ada dugaan yang lain. Namun dari penyelidikan sementara, kejadian tersebut mengarah pada upaya bunuh diri.

saus sambel (http://www.tribunnews.com/regional/2013/10/16/guru-di-trenggalek-coba-bunuh-diri-karena-tidak-lolos-sertifikasi)

hadohhh gimana ya, kalau saya ogah anak saya dididik sama model begini

itsreza
22-10-2013, 02:48 PM
sertifikasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru. seperti uji kompetensi
lain, wajar bila hasilnya beragam. tapi kenapa sertifikasi disebut bawa korban?
percobaan bunuh diri guru tersebut akibat depresi bukan sertifikasi.

cherryerichan
22-10-2013, 02:59 PM
mungkin harapannya kl sertifikasi mo beli ini itu. taunya gagal,kepengenan beli ini itu tinggal kepengen doang.apalagi kalo sebelumnya udah janjiin mo ngapa2 cuma batal lantaran gagal.

Porcelain Doll
22-10-2013, 04:59 PM
terlalu berharap yg muluk2
ga mengantisipasi bakalan gagal

kecewa sih gpp...tapi masa sampe depresi
curiga ada latar belakang lain ;D

cherryerichan
22-10-2013, 06:43 PM
kemaren ada tes UKA (uji kompetensi awal) yg bikin semua guru semangat 45 pas ikut.udah ngapal lah,nyiapin segala macem.mana jarak lokasi ujian jauh,
100km pake motor,g ada angkot,pinggir utan,demi ikut dgn harapan lulus. eh. ternyata yg lulus cuma yg terhitung masa kerja tahun 2005.
g usah nyuruh ikut tes kl begitu.
bikin keki.
*curcol neh..

BundaNa
22-10-2013, 07:28 PM
eh saya kagak bilang sertifikasi itu salah...cuma lihat kasus di atas, betapa sertifikasi itu "penting" buat guru dan jadi harapan yang sangat besar. No wonder, penghasilan dari sertifikasi lebih besar dibanding gaji pokoknya sebagai guru.

Ketika jadi tinggi harapannya, dan gagal, buat yang ga siap emang kelewat dasyat efeknya

Saya justru lihatnya, murid sedikit jadi korban untuk urusan sertifikasi dan pernik2nya. Kemarin pas anak2 UTS, kelasnya naomi ditinggal wali kelasnya ikut PLPG (PLPG itu sebelum atau setelah UKA) dan guru penggantinya kewalahan ngadepin anak2 kelasnya naomi yang kelewat aktif. Alhasil, kelas heboh terus, sampai guru pengganti harus didampingi sama guru olah raga supaya tertib ngerjaian UTSnya

Sebelum PLPG pun wali kelasnya sibuk urus ini itu, dan guru pengganti ga sukses memberi perlajaran -_-

Padahal sebelum sibuk PLPG, wali kelasnya sudah mengatur agar guru penggantinya bisa menguasai medan...

tuscany
22-10-2013, 09:34 PM
Jadi gimana bund, kita demo aja supaya sertifikasi dibatalkan :beliz:

eve
22-10-2013, 10:16 PM
Maaf bun, setau saya sertifikasi itu sama dengan gaji... (Sebesar), jadi saya malah pengen tahu kalau ada sertifikasi yang lebih dari gaji guru.. *serius

Imo, negatifnya sertifikasi itu (berdasarkan pengamatan di lapangan) :
1. Guru jadi pandai mengada ada.. Minimal harus 12jam (lupa tepatnya), padahal realnya cuma 10, lalu di "ada ada kan" mengajak jamaah berbohong untuk sertifikasi..

2. Guru sertifikasi dan belum sertifikasi jadi memunculkan gap... Gap nya serem loh....

Kemaren di desa, ketua tim saya baru saja menyampaikan ke orang desa yang kebetulan kepala sekolah: bu, kebiasaan buruk di sekolah jangan dibawa kesini nggeh bu...

Belum ada 5menit, si ibu malah nawarin "uang bensin" *koplak...

Saya miris... Banget...
Ada satu lagi kisah di depan mata saya sendiri, di desa, ni oknum guru... Menjawab pertanyaan saya 3kali bohong semua... Dan saya langsung backlist, g mau denger omongannya lagi.
Miris banget, guru....

Porcelain Doll
22-10-2013, 10:19 PM
maaf, tanya bentar nih *orang udik*
kalo dapet sertifikasi itu emangnya berarti dapet duit ya?
atau kalo udah bersertifikasi, nantinya gajinya naik...yg berarti penghasilan bertambah gitu?

cherryerichan
22-10-2013, 10:33 PM
sertifikasi guru,jam mengajar minimal 24 jam.
besaran tunjangan sertifikasi adalah 1x gaji pokok yang pencairannya dilakukan setiap 3 bulan sekali.namun ada beberapa kejadian terlambatnya pencairan hingga bisa molor sampai 6bulan ato lebih.
sertifikasi tahap pertama cuma mensyaratkan portofolio,usia diatas 50 tahun,masa kerja mencukupi (lupa berapa tahun) ikut plpg,bisa lulus setelah tes. plpg adalah pelatihannya,sementara tes nya lewat UKG. ikut PLPG belum tentu menjamin lulus UKG.
gaji ybs tidak naik,tunjangan sertifikasi tentu menambah penghasilan, cuma yah, g terlalu signifikan. contoh,guru golongan III a (bujangan) sekitar 2,3 jutaan. kalo sertifikasi yah segitu juga,belum dipotong pungutan ini itu sebagai tanda terimakasih kepada orang2 yg sudah mau mengurusi pencairan (mulai dari atas sampe bawah)

BundaNa
22-10-2013, 10:41 PM
eve : hah? yang boneng? kog setelah sertifikasi, tetangga gwe yang dua2nya guru di pinggiran langsung mampu beli mobil, tambahan motor gitu...kirain duitnya sertifikasi lebih gedhe

Lha kemaren kan gwe bilang ke salah seorang ortu, "Kasihan guru sini, honornya cuma 300rebuan per bulan." Eh ibu itu langsung jawab, "Aduhhhh jangan salah, honor boleh segitu, tapi ada intensif dari pemda sama sertifikasi, udah lebih dari cukup itu maahhhh."

Makanya bayangangwe, ya mirip2 remonnya TNI, 2x gaji lah minimal, tergantung masa tugas
Porcelain Doll kata eve ga banyak, tapi gwe liat di sekitar gwe yang dapet sertifikasi langsung melejit hidupnya

---------- Post Merged at 09:41 PM ----------
cherryerichan : wali kelas nyampe lah 24 jam seminggu...paling yg ga dipegang kan mapel olah raga, agama sama bahasa inggris. Mana lagi di sekolah naomi jam belajar dari jam 7 mpe jam 12.30...semua dipegang wali kelas.

Guru naomi kayaknya baru 30 tahunan deh umurnya, masa kerjanya juga 7 tahun. Dari taun kemaren deh kayaknya beliau sudah diajukan oleh sekolah buat sertifikasi (sialnya, karena semua guru muda, jadi kemaren ikut sertifikasi kayak bedol desa, hampir semua kelas dipegang guru pengganti yang baru kemaren lulus sementara para wali kelas sibuk ngurus sertifikasi)

eve
23-10-2013, 02:36 AM
Karena pencairan sertifikasi tidak tiap bulan bun... Duluuuuu (2010-2011, maaf kalau salah), saat penciran pertama sertifikasi, tiap guru bisa nerima 10-15juta... (Karena rapelan).
Dan itu, tambahan, sertifikasi pertama kali gak harus lulus PLPG, asal syarat memenuhi, bisa lulus portofolio. Cmiiw, masa kerja 25th kalau g salah... Kalau syaratnya kurang, baru ikut PLPG. Kalau sudah S2 g perlu potofolio ama PLPG udah pasti dapat sertifikasi. (Fyi, saya ikut mengaudit soalnya).

Memang ada yang buat beli ini itu, gak sedikit yang buat daftar haji, makanya masa tunggu haji naik dari 3tahun jadi 15th sekarang (rentang waktu beragam... Hanya bekisaran...

Untuk guru honorer, setahu saya g dapat sertifikasi, entah kalau peraturan baru. Insentif pun berbeda2, tergantung pemdanya. Setau saya di wo******* hanya 100rebu/bulan.

---------- Post Merged at 01:36 AM ----------

Untuk sertifikasi ini kan beda dengan numerasi bun, cmiiw...

Dan oot dikit, numerasi sebenernya jumlahnya sama menurut levelnya (sama kea gaji, tapi nominalnya beda), dan persentase tiap instansi beda bun.. Ada yang masih 75% (kea instansi saya) ada yang sudah 100% (kea pemeriksa negara).

Kalau sertifikasi sebesar gaji pokok guru.

cherryerichan
23-10-2013, 08:26 AM
guru honorer kl g salah dipatok 1,5 jutaan.kl g salah ya.
sertifikasi ini bisa disebut nama lainnya renumerasi guru. bedanya,banyak syarat,printilan sana sini.makanya rekan sejawat banyak ngdumel.instansi yg laen g susah2 kek guru tinggal cair.sementara guru kudu di tes lah,blm tentu lulus.

BundaNa
23-10-2013, 09:54 AM
1,5 juta di blora sih lumajing kalau mau hidup sederhana mah

eve
23-10-2013, 06:50 PM
Imo, ngemeng2 soal renumerasi, di kantor kami jauh sebelum ada renumerasi (atau remunerasi ya?), sudah ada tunjangan kinerja. Sudah nempel terus ama gaji. Jadi begitu ada isu malah gak kaget sih. Kagetnya (menurut penuturan temen2 sejawat,) kenaikannya dikit, gak sebanding ama kerumitannya...

Dibandingin dimana keruwetannya bun cher? Maaf sebelumnya, tapi menurut saya pribadi, semuanya gak ada yang simpel, semua ribet. Jadi saya mempertanyakan opini bahwa guru doank yang ribet, instansi lain kagak. Perbandingan darimana bun? Karena sepengetahuan saya... Ada remunerasi itu sama halnya dengan penyamaan level atau standarisasi kinerja tiap instansi...

Menurut saya, sama... Kenapa kesannya guru ribet dan lain enggak?

Saya melihat, pengukuran kinerja nya yang berbeda. Guru, pengukuran kinerja dilihat dari apa? Jam mengajar? Kelulusan siswa? Pengalaman? Keaktifan ikut kegiatan? Atau ada yang lain? Itu yang bikin ribet.... Ribet karena sebelumnya enggak penah dilakukan... (Menurut saya..)
Meski menurut saya enggak.. Karena kami jauh lebih dulu melakukannya... Kami mengumpulkan bukti2 surat tugas, audit program, kartu penugasan, begitu selesai kami melakukan administrasi pertanggungjawaban jam, surat pernyataan melakukan kegiatan (ditandatangani pengawas), fc muka konsep laporan, fc surat tugas, kartu penugasan dan anggaran waktu penugasan. Lalu kami susun angka kredit dari setiap penugasan kami, banyak macamnya... Dan kami merangkumnya setiap semester sekali...

*capek ngetik

BundaNa
23-10-2013, 07:02 PM
^enaknya instansi lain melakukan itu semua tanpa harus meninggalkan tanggungan... bu cherryerichan ketika akan mengejar sertifikasi berarti harus kehilangan beberapa waktu dengan anak didiknyna...dan beban moralnya saya lihat besar. Kemarin dan tadi wali kelasnya naomi bilang ke saya, bahwa ada beberapa ortu yang nggrundel karena mereka berkesimpulan gegara wali kelasnya sibuk sertifikasi, anak2 agak terbengkalai dan nilau UTSnya anjlok drastis.

Beliau sempat bilang minta maaf ke saya, meski saya bilang saya tidak menyalahkan beliau 100% karena ini memang resiko untuk setiap hal yang akan dicapai. PLPG kemarin kan wali kelasnya juga diterangkan tentang kurikulum 2013 yang ternyata masih membingungkan banyak guru. Jadi ya ada manfaatnya buat anak2 ke depan. Dengan sedikit mengorbankan yang sekarang

cherryerichan
23-10-2013, 07:16 PM
bener kata bundana. maksutnya ruwet, ada banyak hal yg harus dikorbankan,ato juga malah tambahan masalah baru seperti kurangnya jam mengajar. syarat 24 jam mengajar untuk tiap guru akhirnya juga memicu masalah.terutama buat sekolah yg rombel (rombongan belajar) sedikit, namun jumlah guru mapel banyak. korban kasus seperti ini banyak loh. beberapa guru bid studi yg sama, terutama honorer harus rela dirumahkan berbekal surat ucapan terima kasih dari kepsek/sekolah atas pengabdian selama ini. teman yg lain malah harus mengemis jam mengajar ke sekolah lain agar kuota sertifikasinya memenuhi. dan tidak mudah,karena jumlah jam mengajar para guru di kota juga sudah full. terpaksa mereka mencari cari sekolah lowong demi memenuhi itu, parahnya,biar dapat jam,mereka rela membayar. keren kan, dia yg ngajar,dia juga yang gaji.

eve
23-10-2013, 08:42 PM
Itu juga terlihat dan memang banyak kasusnya bun.. Jadi memang pas kalau sertifikasi ini memang memakan korban.

Tapi kalau dibilang gak meninggalkan kerjaan utama, saya kurang setuju juga.. Meski di lain hal ada persamaan dan perbedaannya.

Ini yang negatifnya saya lihat... Sejak ada BOS, sertifikasi, guru gak lagi jadi sosok malaikat...

Disisi lain saya ikut seneng kesejahteraannya meningkat, tapi ada dampak negatifnya juga yang mengikuti...

Imo, ini masalah kebijakan dinas atau si pengurus proses sertifikasi sih, seharusnya ada larangan dilaksanakan selama ada jam mengajar, jadi anak gak terbengkalai... Wallahu alam sih..

Kami pribadi kalau lagi audit guru, saya bakal tekankan, "sehabis jam mengajar" kami tidak mau dijadikan alasan "guru tidak mengajar"...

Malah gurunya yang (tidak semua, tapi ada oknum) yang malah menggampangkan mengajar siswa...

(Maaf kalau terlalu subjektif )

BundaNa
23-10-2013, 09:06 PM
Ya pasti adalah oknum...

kadang saya agak terganggu dengan persyaratan jam mengajar sebagai layak tidaknya ikut sertifikasi. Yang guru mapel merana dong, apalagi yg dari SD pinggiran yang satu SD cuma 6 kelas. Kalau dia guru olahraga, alhasil seminggu cuma dapet 12 jam pelajaran (12x35 menit= 420 menit alias 7 jam thok). Mestinya yang dilihat absensi guru dari jatah berapa jam dia mengajar berapa persen dia memenuhi umpamanya, RPPnya, kemajuan yang berhasil dia berikan untuk prestasi siswa yang dia asuh dll dsb. Masa kerja, itu sih sama aja memanjakan guru senior::grrr::

cherryerichan
23-10-2013, 09:30 PM
well,sekarang ada pp no berapa,lupa,tapi intinya sert guru menerapkan lebih dr 24 jam. bahkan ada di daerah temen suami kudu 37 jam.coba nyari dimana lagi jam segitu banyaknya? korbannya balik lg ke siswa. jam belajar ditambah. semula balik jam 12-13, sekarang jam 15 baru kelar. kasian.

eve
23-10-2013, 09:58 PM
Yang saya miriskan malah imbasnya ke siswa itu bun... Mengerikan...

ndugu
23-10-2013, 10:18 PM
jam ngajar 24 jam itu termasuk banyak ya? ::elaugh::
kalo ngikut kalkulasi bundana di atas...


Yang guru mapel merana dong, apalagi yg dari SD pinggiran yang satu SD cuma 6 kelas. Kalau dia guru olahraga, alhasil seminggu cuma dapet 12 jam pelajaran (12x35 menit= 420 menit alias 7 jam thok).

brarti sekitar setelah 1 bulan baru bisa ngambil sertifikasi?

soalnya kesanku 1 bulan ngga lama. tadinya kukira batas minimumnya itungannya taonan, itu baru lama ::elaugh::
ato, apa ada alasan laen kenapa harus terburu2 sekali? ato karena faktor ga adil karena waktu cepet/lambat jomplang banget dengan jenis guru wali?

cherryerichan
23-10-2013, 11:05 PM
24 jam itu dalam 1 minggu Gu, bukan 1 bulan. perhitungan jam mengajar di hitung perminggu. kalo perbulan itu jadi perhitungan buat honor.

---------- Post Merged at 10:05 PM ----------

contoh pelajaran bahasa inggris kelas 1 4 jam 1 minggu.artinya 1 minggu dia 2x belajar bahasa inggris. rombelnya ada 6 kelas.masing2 ada 2 kelas,kelas a dan b.ditotal jadi 12 kelas. dikali 4 jam,maka ada 48 jam mengajar. kalo si guru megang 6 kelas, artinya dalam satu minggu beliau mengajar sebanyak 24 jam.karena 6 kelas dikali 4 jam.

ndugu
23-10-2013, 11:20 PM
ooooo.. maksudnya per minggunya harus ada 24 jam, bukan akumulasi ::ngakak2::
ok ok, ngerti :cengir:

pantesan saya heran, kok nanggung jam-nya :cengir:

BundaNa
24-10-2013, 06:46 AM
^yang berhak ikut sertifikasi itu guru yang sudah S1, minimal dalam seminggu pegang 24 jam pelajaran dan minimal sudah mengajar berapa tahun (yg ini ga jelas, kalaau disini 10 tahun mengajar udah bisa sertifikasi, di swasta malah udah 5 tahun mengajar diajukan sertifikasi)

Kalau minimal 24 jam pelajaran seminggu ya wali kelas SD kelas 1-3 pasti kejaring...

Yang agak mencengankan eve, pembekalan buat PLPG itu dilakukan saat jam belajar siswa, wali kelas naomi kemarin bilang sudah pada komplen pesertanya, tapi maunya diknas begitu...diknas yang ngasih pembekalan sepertinya ogah lembur -_-

eve
24-10-2013, 11:49 AM
humh, makanya saya menyayangkan (dalam hal ini diknas) yang kurang menghormati siswa peserta didik.... mengambil hak mereka untuk diberikan pengajaran oleh guru mereka..

kalau dulu PLPG dilaksanakan kea diklat, seminggu... gak tau kalau model sekarang colek cherryerichan,,,,

BundaNa
24-10-2013, 12:20 PM
masih...10 hari PLPG...kemaren wali kelas naomi 10 hari PLPG di UNS...10 hari cukup membuat anak2 di kelas kembali ke kebiasaan lama, bikin pasar malam -_-