PDA

View Full Version : Does size matter?



ndableg
19-09-2013, 03:43 PM
Saya pernah berdebat dengan orang China ttg jumlah populasi. Menurut gw semakin banyak jumlah penduduk semakin kewalahan sebuah negara dengan ekonominya. Tapi menurut orang China, justru semakin banyak SDM semakin ekonomi negara, asalkan SDM yang banyak tersebut bisa dimanfaatkan. Akhirnya toh ini terbukti dengan kuatnya ekonomi China.

Berarti kl mengikut logikanya, seharusnya ekonomi indonesia terkuat 4 di dunia setelah amerika. Tapi kenapa ekonomi/perkembangan teknologi/pendidikan/bisnis Indonesia tertinggal?

kandalf
19-09-2013, 03:55 PM
Tiongkok punya sejarah panjang terkait korupsi, birokrasi, etos kerja, pengabdian.
Coba deh baca2 tentang Fa Jia.
http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Legalism


Dan jangan lupakan juga, RRT pun punya masa-masa suram di masa Mao Zedong di mana budaya-budaya yang dianggap bertentangan dengan produktivitas dikekang. Tapi berkat kebijakan kerasnya Mao Zedong, ketika diperlunak di masa Deng Xiaoping, rakyat gak berani macam-macam. Sekalinya mau membangkang, Deng Xiaoping langsung kembali keras.

Kebijakan keras Mao Zedong itu yang sebenarnya pengen ditiru oleh Pol Pot dan DN Aidit namun keduanya gagal karena tidak memiliki kharisma seperti Mao Zedong. Justru yang terjadi menambah musuh dari pihak tradisional (baca: NU dkk.)

ndableg
19-09-2013, 03:59 PM
Apa itu artinya kita musti jadi komunis dulu? Atau memang leadership, key of everything?

kandalf
19-09-2013, 04:33 PM
Tidak.. bukan komunis.
Semua kebijakan Mao Zedong dan ketegasan Partai Komunis Cina, ada kisah serupa dan berulang kali terjadi sepanjang sejarah mereka. Setiap kali sebuah rezim membusuk dan masyarakat mulai membusuk, maka rezim baru akan merombak habis2an demi produktivitas dan tidak segan berbuat kejam.

Jadi dua pihak, dari pihak rezim baru ada keinginan untuk maju. Dari pihak masyarakat, ada rasa percaya pada pemimpin baru mereka.

ndableg
19-09-2013, 04:36 PM
Kesimpulannya.. ikutin aje... entar juga berubah, karena dunia berputar?

spears
19-09-2013, 05:24 PM
Betul. Dunia berubah. Sejarah berulang.

Ikutin aja.

kandalf
19-09-2013, 05:51 PM
Gak juga, Bleg. Bukan ikutin aje.

Di sejarah kita yang panjang, yang ada hanya intrik, intrik, dan intrik. Kita belum pernah mengalami masa panjang yang benar-benar stabil dan diwariskan pada pemerintahan selanjutnya.

Singhasari misalnya, dari raja pertama hingga ketiga saja sudah penuh intrik. Majapahit juga setali tiga uang. Baru raja pertama sudah penuh pemberontakan. Raja kedua lebih parah lagi, sampai terusir.

Demak juga begitu, yang diwariskan ke kita bukan bagaimana cara Raden Patah memerintah tetapi malah kisah perseteruan antara Sultan Trenggana dengan Arya Penangsang. Malah cerita ini jadi tampak seperti intrik antara para wali juga.

Suta Wijaya sebagai pendiri Mataram pun juga punya kelakuan buruk dan tega menghadapi Ki Ageng Mangir.

Kisah Amangkurat dan Amangkurat II juga memalukan dan bahkan penulis sejarah Indonesia dari luar negeri ikut mengutip kelakukan ayah dan anak berebut selir cantik.

Kebanyakan sejarah kita cuma bercerita tentang 'melawan penjajah'. Tapi sangat jarang kisah para raja yang memerintah dengan bijak dan adil.
Ada memang warisan2 dari nenek moyang tentang cara memerintah yang baik seperti Astabrata (Delapan sifat yang harus dimiliki raja) tetapi tanpa ada kisah raja yang menjalankannya, bagaimana masyarakat bisa mencontohnya?

Masa Indonesia merdeka. Bung Karno? Gak lebih dari raja, dan juga penuh intrik. Kudeta terhadapnya bisa dibilang karma dari apa yang ia lakukan sebelumnya.
Coba sebutkan kebijakan Bung Karno yang mana yang benar-benar sukses? Konsep Marhaen, Berdikari, dan sebangsanya itu cuma konsep tataran teori yang gagal dipraktekkan penuh di masa beliau. Mau kalian puja-puja bagaimana pun Bung Karno, kenyataannya rakyat kelaparan. Dan jangan salah, Bung Karno juga pernah membela koruptor "atas nama bangsa". Untung saja waktu itu masa demokrasi liberal di mana Bung Karno gak punya kekuasaan sehingga sang koruptor sukses dijatuhi hukuman.


Eyang Suharto? Sami mawon.. Intrik, intrik, dan intrik. Untungnya, di masa awal, Eyang punya niat meraih kepercayaan rakyat dengan membuat produksi pangan dan sandang berlimpah. Namun kemudian, kita tahu apa yang terjadi. Korupsi.. Korupsi.. Korupsi...


Kalau kita cuma pasif dan ikutin aja tanpa ada satu generasi yang berani menggebrak, kita akan tetap begini saja.

Dari kita harus mau berubah. Dan yang di atas kita juga mau berubah. Jumlah teladan pada generasi di atas kita sedikit. Budaya bersih, jujur, tekun, belum terbangun di masyarakat kita. Jadi harus generasi kita yang membuat sejarah.. karena kita miskin sejarah.


Kita gak punya konsep ekonomi kita mau dikemanakan.
Kita mengagung2kan konsep ekonomi Bung Hatta, padahal seperti kritikan de Kadt pada Sutan Sjahrir, konsep sosialis seperti yang dipahami oleh Sutan Sjahrir dan Bung Hatta bisa dibilang sudah cukup tertinggal sejak mereka meninggalkan bangku. Sebaliknya, tim Berkeley yang dipakai oleh Pak Harto malah meninggalkan jauh cita-cita Bung Karno, Bung Hatta, dan Sutan Sjahrir.

Terakhir, saya cukup muak membaca ulasan salah satu penulis ekonomi di koran Kompas yang kurang lebih bunyinya, "kebijakan penaikan suku bunga harus dilakukan untuk menarik minat masyarakat menabung". Ehem.. halooo.... Emang pernah ada di Indonesia kejadian orang menabung karena suku bunga tinggi?


Lepas dari segala kelemahannya, kita pernah punya tujuan teknologi yang cukup jelas, penerbangan. Di masa Bung Karno sendiri, beberapa industri strategis transportasi dinasionalisasi oleh pemerintah. Tapi dalam satu dasawarsa terakhir, kita gak punya tujuan teknologi. Yang ada malah curhat BUMN yang produknya tidak dipakai. Misalnya PT INKA, pasar utamanya, PT KAI malah menggunakan impor kereta Jepang.
http://finance.detik.com/read/2013/07/13/104444/2301615/4/kai-impor-kereta-bekas-dari-jepang-ini-tanggapan-dahlan-iskan



Ah.. auk ah gelap.
Bingung juga ngebahasnya.

No, size doesn't matter.

danalingga
19-09-2013, 05:56 PM
Jika size doesn't matter, apa yang matter? Pemimpinnya ataukah rakyatnya?

itsreza
19-09-2013, 06:54 PM
Pendapat dari perspektif ekonomi: jumlah penduduk berdampak positif terhadap perekonomian jika diikuti
oleh tingkat labor productivity yang tinggi. Kenapa ekonomi Indonesia masih tertinggal? karena input labor
productivity di Indonesia masih rendah. Labor productivity dipengaruhi berbagai faktor hal e.g. tingkat
investasi, teknologi, inovasi skill, lokasi, budaya-keyakinan, manajemen organisasi, SDM, fleksibilitas
pasar tenaga kerja, kondisi politik dan hukum, tingkat industri & kompetisi, dll. Bila kualitas (dan kuantitas)
faktor input produksi ini meningkat, tingkat produktivitas akan ikut meningkat, dan berkontribusi terhadap GDP.

ndableg
19-09-2013, 07:29 PM
Wah.. ndalf.. tulisannya negatip semua. At least jamannya sukarno/suharto Indonesia terkenal lah.

Mungkin kita memang kehilangan fokus.
Ada ceramah menarik.

http://www.youtube.com/watch?v=S5AdxEC16IQ

AsLan
19-09-2013, 10:16 PM
sudah dijawab oleh reja.

manusia itu bisa berkontribusi positip, negatip atau nol... tergantung kualitasnya.

tuscany
20-09-2013, 02:17 AM
kuatnya ekonomi china baru2 ini aja lagi setelah kena perang opium, sementara penduduknya banyak udah dari jaman jebot. kurang relevan.

banyak penduduk tapi kalo strukturnya piramida terbalik alias banyak yang aging juga nggak baik malahan membahayakan perekonomian.

ancuur
20-09-2013, 02:34 AM
yg salah itu kita dulu di jajah Belanda... coba di jajah Inggris ::hihi::

noodles maniac
20-09-2013, 07:03 AM
yg salah itu kita dulu di jajah Belanda... coba di jajah Inggris ::hihi::

Entah kenapa gw merasa setuju dengan pendapat om ancuur , paradoks :ngopi:

ndableg
20-09-2013, 07:15 AM
kayak srilangka?

ancuur
20-09-2013, 12:08 PM
Entah kenapa gw merasa setuju dengan pendapat om ancuur , paradoks :ngopi:

tawuran, korupsi, tamak, adu domba semua yg bawa belanda.. coba inget2 sejarah jaman dahulu kala.. :ngopi:

noodles maniac
20-09-2013, 12:26 PM
kayak srilangka?

Masih ada banyak negara-negara selain Srilangka yang begitu dunia sudah damai, penjajahan sudah berakhir, Inggris sang mantan penjajah memberikan kemerdekaan kepada negara-negara jajahannya trus seperti semacam ada politik balas budi kan? akhirnya malah negara-negara yang konon pernah dijajah Inggris itu jadi lebih maju ketimbang Indonesia ::ungg:: *CMIIW

serendipity
20-09-2013, 12:38 PM
sayang ya arsitektur Belanda dan waduk yg dibangun Belanda, kebanyakan orang indonesia belom ada yg bisa ngikutin ;D

kalo ditanya kenapa org Indo tertinggal, menurut gw karna org Indo kebiasaan dimanja di negaranya sendiri. Semuanya ada, makanan didapet dengan gampang.

SDM di Indonesia, kalo mau dimanfaatkan... maka mereka harus bersedia meluangkan waktu buat belajar. Bukan hanya sebatas menerima aja.

Kalau mau belajar dr orang China, mereka itu ulet. Meski dikatain plagiat, bisa bikin macem2 barang KW. Tapi toh akhirnya barang2 yg mereka buat itu usefull ;D

kandalf
20-09-2013, 12:51 PM
Masih ada banyak negara-negara selain Srilangka yang begitu dunia sudah damai, penjajahan sudah berakhir, Inggris sang mantan penjajah memberikan kemerdekaan kepada negara-negara jajahannya trus seperti semacam ada politik balas budi kan? akhirnya malah negara-negara yang konon pernah dijajah Inggris itu jadi lebih maju ketimbang Indonesia ::ungg:: *CMIIW

Kayak Sierra Leone? Afrika Selatan pra-Nelson Mandela?

ancuur
20-09-2013, 01:25 PM
Masih ada banyak negara-negara selain Srilangka yang begitu dunia sudah damai, penjajahan sudah berakhir, Inggris sang mantan penjajah memberikan kemerdekaan kepada negara-negara jajahannya trus seperti semacam ada politik balas budi kan? akhirnya malah negara-negara yang konon pernah dijajah Inggris itu jadi lebih maju ketimbang Indonesia ::ungg:: *CMIIW

di Indonesia sekarang lebih uedan. menjajah bangsa sendiri ::doh::

noodles maniac
20-09-2013, 02:10 PM
Kayak Sierra Leone? Afrika Selatan pra-Nelson Mandela?

Ok jadi ada Srilangka dan Sierra Leone, Afsel gak perlu dihitung soalnya yang sekarang udah lebih maju dari Indonesia kan? :P

kandalf
20-09-2013, 02:30 PM
Tidak..
Afsel tetap dihitung.
Setelah merdeka pun 1961, masih ada apartheid yang bertahan hingga 1994.

Apakah Afsel sekarang lebih maju dari Indonesia?
Gak juga.

Kita pakai versi World Fact-nya CIA ya? Bosan pakai wikipedia melulu

Indonesia, a vast polyglot nation, grew more than 6% annually in 2010-12. The government made economic advances under the first administration of President YUDHOYONO (2004-09), introducing significant reforms in the financial sector, including tax and customs reforms, the use of Treasury bills, and capital market development and supervision. During the global financial crisis, Indonesia outperformed its regional neighbors and joined China and India as the only G20 members posting growth in 2009. The government has promoted fiscally conservative policies, resulting in a debt-to-GDP ratio of less than 25%, a fiscal deficit below 3%, and historically low rates of inflation. Fitch and Moody's upgraded Indonesia's credit rating to investment grade in December 2011. Indonesia still struggles with poverty and unemployment, inadequate infrastructure, corruption, a complex regulatory environment, and unequal resource distribution among regions. The government in 2013 faces the ongoing challenge of improving Indonesia''s insufficient infrastructure to remove impediments to economic growth, labor unrest over wages, and reducing its fuel subsidy program in the face of high oil prices.

Sumber:https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html



South Africa is a middle-income, emerging market with an abundant supply of natural resources; well-developed financial, legal, communications, energy, and transport sectors and a stock exchange that is the 15th largest in the world. Even though the country possesses modern infrastructure that support a relatively efficient distribution of goods to major urban centers throughout the region, some components retard growth. The economy began to slow in the second half of 2007 due to an electricity crisis. State power supplier Eskom encountered problems with aging plants and meeting electricity demand necessitating "load-shedding" cuts in 2007 and 2008 to residents and businesses in the major cities. Subsequently, the global financial crisis reduced commodity prices and world demand. GDP fell nearly 2% in 2009 but has recovered since then. Unemployment, poverty, and inequality remain a challenge, with official unemployment at nearly 25% of the work force. Eskom has built two new power stations and installed new power demand management programs to improve power grid reliability. South Africa's economic policy has focused on controlling inflation, however, the country has had significant budget deficits that restrict its ability to deal with pressing economic problems. The current government faces growing pressure from special interest groups to use state-owned enterprises to deliver basic services to low-income areas and to increase job growth.

Sumber: https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/sf.html

noodles maniac
20-09-2013, 02:59 PM
Dikembalikan ke topik... jumlah penduduk Afsel dan Indonesia banyak Indonesia, berarti size does matter dong, gimana tuh? ::ungg::

ndableg
20-09-2013, 03:23 PM
Satu lagi... Palestina. ato jajahan perancis ya?

Jajahan inggris kebanyakan pemerintahannya masih dicampuri dan ikut kebijakan ratu.

Size matter? Kayaknya ngaruh ndalf. Entah itu menjadi baik atau jelek. Jadi yang bener yang mana?

Banyak anak banyak rejeki, atau banyak anak merepotkan?

itsreza
20-09-2013, 04:51 PM
Bila jumlah penduduk dikaitkan dengan kemiskinan, mayoritas
negara yang memiliki jumlah penduduk besar memiliki tingkat
kemiskinan yang tinggi e.g. Indonesia dengan poverty threshold
US$2/day tingkat kemiskinannya +40%. Rumah tangga dengan
banyak anak tentunya akan memiliki tingkat pengeluaran yang
lebih besar untuk kebutuhan dasar dibandingkan dengan rumah
tangga dengan sedikit anak.

surjadi05
20-09-2013, 05:24 PM
does size matter? of course, selain ada sdm, juga ada pasarnya?

tapi menurut gw ada yg lebih berpengaruh leadership ::bye::

porcupine
20-09-2013, 05:38 PM
does size matter? of course, selain ada sdm, juga ada pasarnya?

tapi menurut gw ada yg lebih berpengaruh leadership ::bye::

I'm waiting different kind of answers from you...

Now I am upset ::arg!::::arg!::

noodles maniac
20-09-2013, 06:54 PM
Banyak anak banyak rejeki, atau banyak anak merepotkan?

Ini sama rumitnya dengan pertanyaan...banyak bini, lu bakal hepi apa mati tiap hari? ;D


I'm waiting different kind of answers from you...

Now I am upset ::arg!::::arg!::

Me too :kesal: Engkong how could you :((

AsLan
20-09-2013, 11:27 PM
punya 10 anak, jadi direktur, dokter, rektor, arsitek, pengusaha dll tentu menguntungkan.

punya 10 anak, jadi garong, copet, maniak, orgil, idiot dll tentu merepotkan.

jadi tergantung kualitasnya, number atau
size itu cuma meng amplified.

surjadi05
21-09-2013, 12:13 AM
I'm waiting different kind of answers from you...

Now I am upset ::arg!::::arg!::

Can't do nothing,lily beside me ::arg!::::arg!::

---------- Post Merged at 11:07 PM ----------


Ini sama rumitnya dengan pertanyaan...banyak bini, lu bakal hepi apa mati tiap hari? ;D



Me too :kesal: Engkong how could you :((
Me too ::arg!::::arg!::

---------- Post Merged at 11:13 PM ----------


punya 10 anak, jadi direktur, dokter, rektor, arsitek, pengusaha dll tentu menguntungkan.

punya 10 anak, jadi garong, copet, maniak, orgil, idiot dll tentu merepotkan.

jadi tergantung kualitasnya, number atau
size itu cuma meng amplified.makanya gw bilang leadership/management nya lebih penting kalo gw prefer analoginya ke bini eh salah ke company,
Sambil lirik lily ::ung!::
Punya 10 company kalo semuanya profit yah sangat menguntungkan, tapi kalo cuma 1 yg profit 9 lagi rugi, ya sangat merepotkan ::arg!::

Yuki
21-09-2013, 12:15 AM
punya 10 anak, jadi garong, copet, maniak, orgil, idiot dll tentu merepotkan.
kayanya gak deh

ini bakalan jadi keluarga mafia plus

AsLan
21-09-2013, 12:34 AM
kalo perusahaan rugi bisa dijual atau di stop, kalo anak atau penduduk yg gak produktif ?

dibikinin kamp konsentrasi kali ya, buat yg udah mencapai usia 30 tapi belom sukses langsung masuk kamar gas dijadiin pupuk :))

BundaNa
21-09-2013, 02:44 PM
^banyak anak banyak rejeki itu slogan kuno orang jawa yang dulunya cuma mengenal dua profesi besar, petani, tukang dan pedagang. Kalau babeny petani dan sawah kebonnya luas tentu perlu tenaga kerja yang banyak. Nah dengan banyak anak, si petani punya tenaga kerja murah untuk mengelola sawah dan kebonnya. Artinya produksi bisa dimaksimalkan dan hasilpun diharapkan berlimpah, dari sono rejeki banyak kan? Buat yang pegadang juga begono, kalau banyak anak, banyak yang bisa dijadiin pegawe magang murmer, penghasilan nambah juga <---banyak rejeki. Juga tukang, ntah tukang batu, ntah pande besi, makin banyak anak, makin banyak kerjaan yang bisa diatasi.

*begitu dulu kata dosen antrolopogi pedesaan gwe, bapak budi rajab::hihi::

surjadi05
21-09-2013, 03:06 PM
kalo perusahaan rugi bisa dijual atau di stop, kalo anak atau penduduk yg gak produktif ?

dibikinin kamp konsentrasi kali ya, buat yg udah mencapai usia 30 tapi belom sukses langsung masuk kamar gas dijadiin pupuk :)) iya donk, analogynya kan
Yg rugi itu kan yg jadi koruptor,rampok, pemerkosa ya dijadikan pupuk aja seperti yg dilakukan China
:)). Dan laen kali orang bakal hati2 "menjalankan company" :P