PDA

View Full Version : Politik Dinasti di Banten



keremus
26-04-2011, 06:52 PM
Takjub saya dengan keluarga Ratu Atut. Kayaknya tuh Banten dikuasai
klan-nya. Secara prosedural, tentunya kawanan ini terpilih secara demokratis.

Sejak generasi ke berapa sih keluarga ini bercokol ? Apakah peletak kekuasaan
pertama itu, ayahnya Ratu Atut ? Siapa saja anggota klan ini yang merajalela
di pemerintahan ? Seingat saya, suami, adik, adik ipar, anak, menantu, ibu tiri...

Apakah memang keluarga ini berhasil memakmurkan kerajaan Banten ?

Jadi ingat rivalitas antarklan di Filipina Selatan yang tempo hari membantai
lawan dan wartawan. Andai klan ini punya klan saingan, bisa-bisa punya
drama semacam ini, saking bergerombolnya.

E = mc˛
26-04-2011, 07:02 PM
Atut dr Golkar yah? gak kaget ::elaugh::

deddy
26-04-2011, 07:13 PM
Ratu atut dapat undangan Royal wedding prince william gak ya. :D

keremus
26-04-2011, 07:16 PM
1. Tb Khaerul Zaman (adik Atut) -- wakil wali kota Serang
2. Ratu Tatu Chasanah (adik Atut) -- semula wakil ketua DPRD Banten, kini jadi wakil bupati kabupaten Serang
3. Heryani (ibu tiri Atut) -- wakil Bupati Pandeglang
4. Airin Rachmi Diany (adik ipar Atut) -- wali kota Tangerang Selatan.

Selain “menguasai” pemerintahan di Banten, anggota keluarga Gubernur juga memegang posisi penting di legislatif:

1. Hikmat Tomet (suami Atut) -- anggota DPR dari Partai Golkar periode 2009-2014.
2. Andika Hazrumy (anak sulung Atut) -- anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Banten untuk periode 2009-2014.
3. Adde Khairunnisa (menantu Atut) -- wakil DPRD Kota Serang.
4. Aden Abdul Khaliq (adik ipar Atut) -- anggota DPRD I Banten.



Ada yang lain?

BundaNa
27-04-2011, 10:15 AM
yang ipar atut di tangsel kan sempet bermasalah tuh masalah kecurangan, biasa...si atut juga dianggap curang...jadi apakah benar klan Atut itu disukai nrakyat banten...disukai oleh orang berduit mungkin

Kalem
27-04-2011, 01:32 PM
gak usah takjub, mereka pinter goyang karawang http://static.kaskus.us/customavatars/avatar2714214_1.gif

gembel
27-04-2011, 01:50 PM
gak usah takjub, mereka pinter goyang karawang http://static.kaskus.us/customavatars/avatar2714214_1.gif


dapet aja mbah gambarnya :mrgreen:

danalingga
27-04-2011, 01:52 PM
Setahuku dimulai dari ayahnya (yang tokoh jawara banten) -- tapi nggak tahu juga jika ternyata kakek atut juga sudah jadi jawara banten semasa jayanya. Yang pasti dinasti ini menjadi besar oleh premanisme.

Angga Silat
21-11-2012, 05:19 PM
benar benar tragis, ada satu provinsi yang dikuasai oleh 1 keluarga, padahal provinsi ini masih terletak di Negara Indonesia. Kita sudah tahu koq, Pengembangan politik di Indonesia masih belum sempurna, demokrasi yang masih terus dibangun, ada banyak kelemahan, seperti: Politik Uang yang secara sembunyi-sembunyi diatas kemiskinan Rakyat. Ini pasti effektif siapa Rakyat miskin yang tidak butuh uang? Kalau perut lapar, Keluarga, Anak,istri lapar ? uang apapun jadi, tidak peduli ini merupakan Hak suara atau bukan. Kebalikannya Para Keluarga Kaya yang haus Kekuasaan dan haus Penghormatan dan Kebetulan juga sudah mengenyam pendidikan dan sudah jadi Anggota PARPOL dan kebetulan juga sudah memegang tampuk Kekuasaan melakukan aji mumpung, Suara Rakyat …apa susahnya dibeli….Uang khan gampang dicari kalau kita menjabat. Saya Kira DPR dan MPR atau KPU harus membuat Kebijakan mengenai ini, jangan sampai alih-alih menuju kearah Negara Demokrasi eh…malahan menjadikan dan membangun Raja-Raja baru disetiap daerah …dengan dibungkus demokrasi yang palsu, pilihan rakyat yang palsu. Saya sudah baca ternyata bukan hanya di Provinsi ini saja, tetapi banyak di Provinsi lainnya di Indonesia. Ayo search di google pasti ketemu. Jangan berlagak tidak tahu dan ..khan…sudah aturannya begitu…..Ini Negara harus dibangun kembali dengan benar sesuai 5 sila Pancasila. Ayo tegakkan kembali UUD 45 dan Pancasila di Bumi Indonesia, jangan kembalikan Indonesia ke Jaman Dahulu Jaman Raja-Raja dan Belanda paling suka akan hal ini. Btw ..Bandara yang paling banyak menghasilkan uang bagi pendapatan daerahnya adalah Bandara International Soekarno Hatta yang terletak di Provinsi Banten, Mesin uang bagi Pejabat dan Penguasa Banten sudah ada…dikasih Gratis lagi dari Pemerintah…Ada Uang…apapun bisa….cing..cay ..lah….Bahaya..Tragis-tragis…seperti Kanker Stadium Akhir buat Negara Republik Indonesia. Help..Help, KPK, BPK, Auditor, Kejaksaan dan Kepolisian dijamin pasti ada kerjaan besar didaerah ini.

jojox
26-11-2012, 01:20 PM
Rezim Banten kok mau digoyang, halah halah. biasa aja,... gak sesimple itu kali. Mau pake instrumen dan mekanisme apa?

-Politik ? Banyak roadblocks di legislative, yudikatif apalagi birokratnya. dari UU-Perda nya aja gak sekuat itu. Sistem kelembagaan vertikal-horizontal tuh Bolong sana sini tapi overall tetap menguntungkan posisi rezim. Complicated. Roh dari Desentralisasi dan dekonsenstrasi memang produk kebijakan Pusat yang tujuannya mencetak local champion dan memberdayakan Pemda (dengan entah apapun caranya) menjadi daerah unggul dan sejahtera. Provinsi Banten alone can't be singled out. Itu karena Banten kemudian dipersepsikan menjadi produk lokal yang berprestasi. Sedang, daerah lain masih ketinggalan meskipun mendapatkan fasilitas strategis dan dana dekon ratusan milyar per tahun. Kemendagri benernya dah tidak nyaman dengan fenomena Banten. Tapi Kemenhumkam menanggapinya dengan biasa-biasa aja, bukan issue yang urgen dan patut mendapatkan atensi. Ini bisa berubah kalau menteri terkait menerima lembar disposisi langsung dari RI-1.

Intinya memang ada kepentingan jelas dan upaya sistematis untuk menjaga Provinsi Banten tetap stabil karena memiliki daya saing tinggi dan berdampak langsung dengan sikon di dalam DKI Jakarta ke pemerintahan dan warganya. Business Model yang solid dan stabil = family business. Bukan contoh yang PASTI buruk. Bottom Issue-nya tetap bukan keluarga siapa yang kaya dan berkuasa dan keluarga siapa yang miskin dan menderita. Issue pembangunan Banten cuman pemerataan kesejahteraan. Dan itu bisa banget dibikin dalam 2-3 tahun menginstalasi infrastruktur berkualitas, pelayanan kesehatan gratis, logistik pangan diamankan, pasar pertanian maju, jasa2 pelayanan publik distandarkan, portfolio perbankan naik. Itu memungkinkan karena duitnya juga ada, dan baaaaaaaaaaaaaaannnyak meskipun dikorupsi kanan kiri. So, Formulanya : Stabilitas menunjang growth. Konflik menghambat pembangunan. You pick one lah.

-Militer? Baru masuk bergerak kalau ada dekrit/deklarasi darurat. Ada Beberapa kantong teroris, tapi kurang signifikan, skala lebih kecil daripada Poso/Solo. Konflik SARA relatif terkontrol, cukup pake jasa Polisi aja. Tujuannya pun bukan mencari kemerdekaan/ disintegrasi dari rezim penguasa lokal.

-Sosial? Pergerakan grassroots ada, belum satu suara, sepakat visi-misi menuju referendum, masih sporadis dan gampang ditunggangi kepentingan elite kelompok tertentu. Jauh dari persepsi fenomenal Vendetta. Media jg gak expose, momentumnya belum kuat, masih jauh dari pilkada dan 2014. Coverage kurang menjual, potensi rating masih rendah. Benernya tinggal tunggu tanggal main dan sedikit percikan bumbu skandal. Korupsi mah cerita lawas. Tunggu kalo ada anggota rezim yang terlibat masalah kecil 3GP pornoaksi, narkoba, pencucian uang, KDRT, atau sesuatu supranatural yang kontroversial.

Sejarah membuktikan, indon membutuhkan 32+ tahun meruntuhkan rezim yang terakhir. Tapi dalam rentang waktu itu, tidak sedikit pengusaha dan pemimpin bisnis yang tercetak, dan mereka TAJIR abis sampai sekarang. Hanya karena memanfaatkan stabilitas perekonomian regional. So, imo, kita gak perlu melawan Ratu Atut, tapi manfaatkan doi sebaik-baiknya. Jadi parasit sosialita dan tikus mungil di setiap lumbung berasnya ...hhahahhaha ::ngakak2::