PDA

View Full Version : Klenteng Code... Misteri 3 klenteng di tanggerang



AsLan
23-06-2013, 10:43 PM
3 buah klenteng kuno ditanggerang, ternyata membentuk sebuah garis lurus imajiner...


"Sungai itu ibarat urat naga,” ungkap Agni Malagina.
“Semakin banyak urat naga, semakin baik untuk
permukiman.” Perempuan muda itu merupakan ahli
sinologi dan pengajar di Universitas Indonesia, juga
kandidat doktor dari University of Freiburg, Jerman.
Naga, dalam mitologi Cina, berwujud ular hijau berkaki
empat dengan moncong bermisai itu memang kerap
dihubungkan dengan simbol kemakmuran atau
kejayaan. “Wilayah sungai itu subur dan akses untuk
perdagangan mudah,” kata Agni mencoba memberikan
pemerian tentang simbol naga yang dikaitkan dengan
arti pentingnya sungai.
Pada Rabu (19/6) lalu, dia bersama rombongan
mahasiswanya tengah melakukan studi etnografi di tiga
klenteng tertua di Tangerang, Banten. Berbicara soal
Tangerang, tak bisa lepas dengan komunitas peranakan
Cina yang menghuni sehamparan wilayah yang dibelah
oleh lenggak-lenggok Sungai Cisadane.
Para leluhur mereka membuka permukiman baru di
tepian sungai itu sekitar akhir abad ke-17. Boen Tek
Bio, sebuah klenteng pertama di kota itu dibangun pada
1684 di kawasan yang kini dikenal dengan nama Pasar
Lama. Namanya bisa diartikan sebagai klenteng
kebajikan.

(bersambung)

---------- Post Merged at 09:43 PM ----------

Bangunan renta nan klasik itu menjadi penanda
peradaban warga Tangerang. “Ada naga di
bubungannya,” ungkap Agni.
Suatu hari pada 1689, mungkin karena penghuninya
cepat berkembang, di sisi utara kampung pecinan itu
dibangun satu lagi klenteng, Boen San Bio. Klenteng ini
pernah terbakar pada 1998—bukan karena kerusuhan.
Bangunan yang saat ini berdiri merupakan bangunan
baru berangka beton yang sebagian didesain menjulang
berlantai dua. Lokasinya di kawasan pinggiran
Cisadane di Pasar Baru, Tangerang. Mungkin banyak
penanda usia Boen San Bio turut lenyap, sehingga Agni
pun tak menemukan simbol orisinal yang berkaitan
dengan tahun berdiri, maupun makna klenteng ini.
Dia hanya menyaksikan lukisan raksasa—tampaknya
baru—di dinding belakang yang bertema bentang
keasrian alam dengan gunung menghijau nan
menjulang di langit membiru. Gunung itu mengalirkan
air ke sebuah telaga yang di tepinya berdiri rumah
sederhana beratap rumbia. “San itu artinya gunung,”
ujarnya.
Masih di tepian kelokan Cisadane, namun nun jauh di
sisi selatan Tangerang, terdapat klenteng tua Boen Hay
Bio. Klenteng ini berdiri pada 1694, berlokasi di
Serpong, Tangerang. “Ada patung kepiting di gapura
depannya,” ungkap Agni sembari mengenang kunjungan
pertamanya beberapa tahun lalu.
“Tiga klenteng tadi membentuk satu garis lurus,”
katanya. “Saya sudah membuktikannya.” Jika tiga
klenteng—Boen San Bio, Boen Tek Bio, Boen Hay Bio—
dihubungkan dengan garis imajiner, terbentuklah satu
garis lurus yang rentang jaraknya sekitar 16 kilometer.
Dalam budaya Cina, menurut Agni, seseorang yang
akan mendirikan bangunan selalu melihat fengsui.
Mereka selalu mengkaji letak bangunan atau rumah
yang dianggap mempunyai pengaruh baik atau buruk
pada manusia yang menghuni atau hidup di sekitarnya.
Beberapa aspek yang kerap menjadi perhatian adalah
gunung dan laut.
“Gunung adalah sumber air yang mengalirkan sungai-
sungai,” kata Agni. “Laut adalah berkah karena
kumpulan urat-urat naga.” Lantaran Pasar Lama jauh
dari sosok gunung dan laut, maka dibuatlah imaji
gunung dan imaji laut. “Boen San Bio melambangkan
gunung, Boen Hay Bio melambangkan laut,” ujarnya.
“Nah, [di tengah-tengah] Boen Tek Bio adalah
naganya.”
“Ada harapan di setiap nama klenteng,” kata Agni
mengingatkan.
Kata “Boen” bisa bermakna peradaban,
kelemahlembutan, kesopanan, atau kebaikan. Jadi,
Boen San Bio, menurut tafsir Agni, merupakan kuil yang
mengharapkan kebaikan setinggi gunung. Sementara,
Boen Hay Bio, kuil yang mencita-citakan kebaikan
seluas samudra.
“Kalau daerah itu ideal dan sesuai dengan kaidah
fengsui, berarti aman untuk ditinggali.” Selain sebagai
tempat beribadah, klenteng itu juga mempunyai fungsi
sosial sebagai tempat komunitas berkumpul dan
menyelesaikan masalah.
Masyarakat pendiri Boen Tek Bio sangat sadar akan
arti pentingnya klenteng, sehingga mereka harus
mencari tempat yang menurut mereka ideal. “Klenteng
menyatukan banyak komunitas,” kata Agni. “Dan,
stabilitas daerah itu ada di klenteng.”
( Mahandis Y. Thamrin/NGI )

lily
24-06-2013, 04:12 PM
http://1.bp.blogspot.com/-NT-asvtFn-w/Tz3tjSjteII/AAAAAAAAAI8/lb5yTR7CDJg/s1600/BOENSANBIO.jpg

---------- Post Merged at 03:08 PM ----------


http://mimpiterbang.files.wordpress.com/2010/04/100_9631.jpg

---------- Post Merged at 03:12 PM ----------


http://jakartadailyphoto.com/wp-content/uploads/2012/10/boen-tek-bio-old-market-tangerang.jpg

AsLan
26-06-2013, 12:40 AM
klentengnya bagus2 ya...

tapi banyak org kristen takut masuk klenteng :))

(i'm christian myself loh...)

etca
26-06-2013, 05:46 AM
Klenteng ama vihara beda kan?
*cmiiw

ndugu
26-06-2013, 10:55 AM
loh slan, jadi udah pernah ke klenteng blom :cengir:
bole masuk ga? :cengir:

etca: iya, kayanya klenteng itu lebih ke tradisi chinese deh, vihara lebih ke agama buddhism itu sendiri. cuman berhubung chinese dan buddhism rada berhubungan erat skarang, kayanya sering jadi disalahpahami, apalagi di indo.

lily
26-06-2013, 10:59 AM
saya pernah masuk klenteng. biasa aja , kenapa harus takut.

as long as kita ga sembahyang , why not ?

saya juga pernah makan di klenteng di Tuban. yang masak ya pegawai klenteng disana. trus abis makan , kita kasi sumbangan seikhlasnya.

saya juga pernah ke klenteng di Bali , lupa saya di kota mana.

kupo
26-06-2013, 11:05 AM
Klenteng ama vihara beda kan?
*cmiiw

beda, vihara itu tempat ibadah buat umat budha, kalau kelenteng sebetulnya digunakan ibadah agama khonghucu dan taoisme.

menurut wikipedia:

Banyak umat awam yang tidak mengerti perbedaan dari klenteng dan vihara (http://id.wikipedia.org/wiki/Vihara). Klenteng dan vihara pada dasarnya berbeda dalam arsitektur (http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur), umat dan fungsi. Klenteng pada dasarnya beraritektur tradisional Tionghoa (http://id.wikipedia.org/wiki/Tionghoa) dan berfungsi sebagai tempat aktivitas sosial masyarakat selain daripada fungsi spiritual. Vihara berarsitektur lokal dan biasanya mempunyai fungsi spiritual saja. Namun, vihara juga ada yang berarsitektur tradisional Tionghoa seperti pada vihara Buddhis aliran Mahayana (http://id.wikipedia.org/wiki/Mahayana) yang memang berasal dari Cina.
Perbedaan antara klenteng dan vihara kemudian menjadi rancu karena peristiwa G30S (http://id.wikipedia.org/wiki/G30S) pada tahun 1965 (http://id.wikipedia.org/wiki/1965). Imbas peristiwa ini adalah pelarangan kebudayaan Tionghoa (http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kebudayaan_Tionghoa&action=edit&redlink=1) termasuk kepercayaan tradisional Tionghoa oleh pemerintah Orde Baru (http://id.wikipedia.org/wiki/Orde_Baru). Klenteng yang ada pada masa itu terancam ditutup secara paksa. Banyak klenteng yang kemudian mengadopsi nama dari bahasa Sanskerta (http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sanskerta) atau bahasa Pali (http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Pali), mengubah nama sebagai vihara dan mencatatkan surat izin dalam naungan agama Buddha (http://id.wikipedia.org/wiki/Buddha) demi kelangsungan peribadatan dan kepemilikan. Dari sinilah kemudian umat awam sulit membedakan klenteng dengan vihara.
Setelah Orde Baru digantikan oleh Orde Reformasi (http://id.wikipedia.org/wiki/Orde_Reformasi), banyak vihara yang kemudian mengganti nama kembali ke nama semula yang berbau Tionghoa dan lebih berani menyatakan diri sebagai klenteng daripada vihara atau menamakan diri sebagai Tempat Ibadah Tridharma (http://id.wikipedia.org/wiki/Tridharma) (TITD)

ndugu
26-06-2013, 11:08 AM
oiya, katanya cewe yang lagi mens juga ga bole masuk klenteng :lololol:
padahal kalo diem2 kan mana ada yang tau ya :cengir:

kupo
26-06-2013, 11:12 AM
klentengnya bagus2 ya...

tapi banyak org kristen takut masuk klenteng :))

(i'm christian myself loh...)


saya pernah masuk klenteng. biasa aja , kenapa harus takut.

as long as kita ga sembahyang , why not ?

saya juga pernah makan di klenteng di Tuban. yang masak ya pegawai klenteng disana. trus abis makan , kita kasi sumbangan seikhlasnya.

saya juga pernah ke klenteng di Bali , lupa saya di kota mana.

banyak orang kristen yg tidak nyaman pergi ke kelenteng karena ada banyak tradisi dan kepercayaannya yg bertentangan dengan kepercayaan kristen.
kalau saya pribadi, saya suka melihat arsitektur kelenteng, dan budaya di dalamnya. (tata cara sembahyang, pertunjukan liong, wayang potehi dll).

(i am a christian myself too :) )

Shaka_RDR
26-06-2013, 11:14 AM
@kupo (http://www.kopimaya.com/forum/member.php?u=1416) : umat Buddha, bukan umat Budha. di Indonesia ga mengakui klo agama yang menyembah dewa perdagangan ;D

btw, gw cuma pernah ke salah satu 3 vihara tersebut. gw baru tau klo ada 3.

ndugu
26-06-2013, 11:18 AM
iya, saya kenel bbrp chinese christian yang bener2 ngotot ga bole ini itu, ga bole ke klenteng lah, ga bole pegang dupa lah, dll ::elaugh:: keluargaku (katolik) rata2 sih cuek aja :cengir: the way we look at it, ini cuman tradisi.

saya pribadi dulu sama skali ga suka klenteng2 gitu, ugh, i hate red :lololol: pokoknya klenteng2 gini tuh glaring banget buat seleraku. tapi semakin gede semakin suka memperhatikan bangunan, baru lebih apresiasi sih klenteng2 gini :cengir:

btw, kupo, wayang potehi itu apa sih?

---------- Post Merged at 11:18 PM ----------

eh saya baru liat kepiting gede di depan pintu klenteng laut :lololol:
kok kaya seafood restoran aja :cengir: gede amat kepitingnya

lily
26-06-2013, 11:19 AM
yaaaaaaaaa sebenernya sih dalam hati terdalam saya , kalo bisa sih ga kesana , saya juga ga nyaman ::hihi::

lagian kalo Papa saya tau , saya ke klenteng , bisa digorok kali. -> lebay ::hihi::

saya kesana kan ama orang laen , ya itung - itung toleransi beragama , ikutan kesana , tapi ga sembahyang , liat - liat doang ::hihi::

Shaka_RDR
26-06-2013, 11:20 AM
katolik lebih longgar klo soal hal beginian.
cewe gw katolik, nyokapnya katolik, bokapnya buddhist, lha malah nyokapnya bantuin ngurusin vihara ;D
tapi ga semua juga kaya begitu sih, temen gw ada yg kristen sering ke vihara dan klenteng, kebaktian juga kadang2 ikut. ini gw ga tau dia yg toleransinya ketinggian atau emang "rada2" orangnya ::ngakak2:: beda tipis soalnya sih ::ngakak2::

lily
26-06-2013, 11:21 AM
saya sih kesana doang , ga pegang dupa. tapi saya pernah sih cepet - cepet sembahyang pake dupa di persemayaman jenazah nenek mantan saya , abisnya saya bingung juga harus gimana pas itu. itu pertama dan terakhir kali pegang dupa.

btw gu , mana sih kepiting gede ?

kupo
26-06-2013, 11:23 AM
@kupo (http://www.kopimaya.com/forum/member.php?u=1416) : umat Buddha, bukan umat Budha. di Indonesia ga mengakui klo agama yang menyembah dewa perdagangan ;D

btw, gw cuma pernah ke salah satu 3 vihara tersebut. gw baru tau klo ada 3.

iya... my bad... ::maap::

ndugu wayang potehi itu bentuknya seperti panggung boneka, biasanya yg ditampilkan cerita klasik macam si jinkoei, sampek engtay, atau cerita pendeta tong samcong pergi mengambil kitab suci

bentuknya macam gini

http://images.solopos.com/2012/06/130612_DPE_SOLO_WAYANG-POTEHI1.jpg

ndugu
26-06-2013, 11:28 AM
oooh, okay, kaya wayang golek ya :cengir:
ini seperti chinese opera tapi versi boneka nih :cengir:

---------- Post Merged at 11:28 PM ----------

lily: loh, ituuu, kan gede banget kepitingnya, di kelenteng "hay" (laut) itu loh, di atapnya pintu depan kan ada kepiting gede :cengir:

lily
26-06-2013, 11:31 AM
pantesan ga keliatan , laptop saya error , speedy nya lelet. :iamdead:

ndugu
26-06-2013, 11:37 AM
makanya, bayar rekening dulu donk ly :cengir:

btw, buat kalian yang christian yang ga ke kelenteng, kalian ada ngga sih praktek sembahyang kubur pas musim chengbeng (qingming, ato kadang disebut tomb sweeping day)? im always curious how do you guys do that ::elaugh::

lily
26-06-2013, 11:41 AM
saya tau sih Cheng Beng , tapi saya ga merasa harus ikut tradisi itu.

biasanya sih Mama saya yang paling rajin ke kuburan untuk bersih - bersih disana.

Papa sesekali ikutan.

tapi kita ga sembahyang , cuma bersihin doang. terus pulang.

kupo
26-06-2013, 11:45 AM
sama dengan lily, dulu kami sekeluarga kalau ke kuburan waktu ceng beng cuma bersih2 saja, ada juga keluarga yg khonghucu mereka sembahyang, tapi kami yg christian biasanya setelah selesai bersih2 duduk sebentar lalu pulang.

lily, speedy memang baru bermasalah karena kabel optik mereka putus di dekat sumatra. kemarin saya juga ga bisa buka internet pakai speedy. tapi kalau di saya hari ini sudah lumayan normal koneksinya

ndugu
26-06-2013, 11:49 AM
loh, bersih2 trus duduk trus ngapain? liat satu sama lain? ngobrol2? ::elaugh::
dulu saya kecil pas sodara dan keluarga besarku masih sekampung (ato ada yang sengaja pulang kampung juga), acaranya lebih heboh, masih ngikut tradisi.
skarang berhubung sodara semua udah terpencar, ortuku ato tante/omku biasa cuman bawa sebuket bunga (selain biar ga ribet), trus berdoa versi katolik di kuburan :lololol: time has changed :cengir: kalo udah di kuburan gitu, nah, cerita2 deh mengenai kisah nenek moyang :cengir:

lily
26-06-2013, 11:53 AM
beuh pantesan aja , error melulu , nyebelin banget ::arg!::

iya sama , saya juga duduk bentar paling disana. saya ga suka berlama - lama , soalnya disana banyak orang yang tinggal di kuburan suka minta - minta uang. ngejar sampe mobil , serem. jadi kalo ke kuburan , apalagi Sentong - Lawang , sediakan uang segebok.

---------- Post Merged at 10:53 AM ----------


loh, bersih2 trus duduk trus ngapain? liat satu sama lain? ngobrol2? ::elaugh::

ngobrol , tabur bunga , ya nunggu yang sembahyang selesai.

tapi kalo di keluarga saya , udah hampir ga ada yang sembahyang.

sometimes , kalo di kuburan , saya suka keliling liat - liat kuburan tetangga , pengen tau aja yang ini kapan meninggla , umur berapa dll.

ada yang udah lama banget meninggalnya , ada yang masi baby , dll.

ndugu
26-06-2013, 11:55 AM
kuburan2 gini biasa masih pake tulisan chinese ato bahasa indo?
dan bentuknya apa masih ngikut bentuk kuburan tradisional chinese?

kupo
26-06-2013, 11:59 AM
loh, bersih2 trus duduk trus ngapain? liat satu sama lain? ngobrol2? ::elaugh::





ngobrol , tabur bunga , ya nunggu yang sembahyang selesai.

tapi kalo di keluarga saya , udah hampir ga ada yang sembahyang.

sometimes , kalo di kuburan , saya suka keliling liat - liat kuburan tetangga , pengen tau aja yang ini kapan meninggla , umur berapa dll.

ada yang udah lama banget meninggalnya , ada yang masi baby , dll.


saya juga idem kayak lily... :D
sekarang tapi sudah ga pernah cengbeng ke kuburan, karena kuburan kakek dan nenek sudah dibongkar, terus sisa tulangnya di kremasi, dan di tabur dilaut. papi saya juga dikremasi. jadi kalau cengbeng sekarang perginya kelaut, tabur bunga, habis kumpul keluarga makan2 pulang.. :D

btw kuburan ini termasuk sumber data berharga buat yg lagi bikin silsilah keluarga loh... :)

lily
26-06-2013, 12:02 PM
biasanya bentuknya bagus - bagus gu...

kalo punya Grandpa saya ada patung Tuhan Yesus gitu , trus dipagerin gitu.

ada tulisan Chinese nya , tapi cuma untuk nama Grandpa doang kayanya , lupa saya gu...

terus di bawahnya ada nama anak , nama cucu juga kan... itu pake tulisan Indo.

kuburan Chinese kan rata - rata megah - megah gu , mewah banget , bagus - bagus. udah kayak satu rumah kan.

dan biasanya kan emang rata - rata orang Chinese udah punya tanah luas berapa gitu untuk kuburan keluarga.

kupo
26-06-2013, 12:03 PM
kuburan2 gini biasa masih pake tulisan chinese ato bahasa indo?
dan bentuknya apa masih ngikut bentuk kuburan tradisional chinese?

kalau yg kuburan kuno, biasanya campuran, ada huruf mandarin, bawahnya pakai tulisan latin.

jaman sekarang kebanyakan pakai tulisan latin.

bentuk macam macam sih, tapi biasanya kuburan yg baru bentuknya simpel karena keterbatasan lahan, kecuali keluarganya memang kaya. ada yg model dibangun rumah2an pakai patung2.

lily
26-06-2013, 12:04 PM
oiya , kapan hari saya baca dimana gitu , katanya ada sistem kuburan tumpuk. jadi karena lahan tanah di Indonesia udah terbatas , bakalan ada yang namanya sistem kuburan tumpuk untuk keluarga.

kasian ya... udah meninggal aja , masi harus ditumpuk kuburannya.

ndugu
26-06-2013, 12:14 PM
iya, bener tuh
makanya terakhir saya pulang kampung, sempat ditarik ortu ke kuburan buat pay respect ke nenek kakek (biarpun lagi ga chengbeng :cengir:), saya sempetin foto2in tuh nisan di kuburan. palagi kuburan2 pihak ayahku tuh sederetan sodaraan semua (udah di-booking kayanya :cengir:). karena tulisan2 di nisannya pada dalam bentuk kanji, saya fotoin deh, tuh data2 bisa buat laen kali saya riset. perlu google :cengir:

---------- Post Merged at 12:14 AM ----------

oh, interesting. saya selalu penasaran dengan model kuburan chinese dari daerah laen :mikir:
kuburan kakek nenekku masih yang versi tradisional sih. dan makamnya biasa untuk 2 orang (untuk suami istri gitu). bentuknya masih tradisional, ada naganya lah ato apa, trus ada tiles gambar2 simbolik dalam chinese biasanya, trus ada sejenis perapian buat bakar2 offerings, dan patung kecil "penjaga" kuburan gitu (lupa istilahnya). nisannya full tulisan chinese, biasa tempat tanggal lahir dan meninggal, dan biasa nama suami istri aja ga pake nama anak2. buat yang sudah meninggal, tulisan namanya dicat merah, yang blom meninggal, tulisannya dicat ijo. ::elaugh:: kaya gitu sih rata2nya, karena itu di area kuburan chinese.

tapi untuk kuburan tanteku yang dimakamkan di area pemakaman katolik, nah itu lebih mirip yang kalian deskripsikan di atas. ada tulisan latinnya :mikir:

lily
26-06-2013, 12:36 PM
oh, interesting. saya selalu penasaran dengan model kuburan chinese dari daerah laen :mikir:
kuburan kakek nenekku masih yang versi tradisional sih. dan makamnya biasa untuk 2 orang (untuk suami istri gitu). bentuknya masih tradisional, ada naganya lah ato apa, trus ada tiles gambar2 simbolik dalam chinese biasanya, trus ada sejenis perapian buat bakar2 offerings, dan patung kecil "penjaga" kuburan gitu (lupa istilahnya). nisannya full tulisan chinese, biasa tempat tanggal lahir dan meninggal, dan biasa nama suami istri aja ga pake nama anak2. buat yang sudah meninggal, tulisan namanya dicat merah, yang blom meninggal, tulisannya dicat ijo. ::elaugh:: kaya gitu sih rata2nya, karena itu di area kuburan chinese.


ini saya pernah liat , yang masi sembahyangan , biasa ada kuil kecil di dalemnya buat sembahyang , trus dibuatin pot gede di tengah kuburan untuk bakar uang dll.

ada juga dibuatin tempat untuk duduk kayak gazebo gitu.

saya sih hampir ga pernah foto - foto di kuburan , kecuali kalo ada yang foto candid ya ga tau hahahaha...

---------- Post Merged at 11:36 AM ----------

saya pernah ke kuburan di hutan.

saya males cerita ini siapa , tapi ini orang dari China , trus pas merantau di Indo , dia sakit dan meninggal.

karena ga punya dana , dia dikubur di dalem hutan oleh istri dan anaknya yang masi kecil - kecil.

dan sampe taon ini pun , masi disembahyangin di hutan itu.

disana cuma ditancepin sebuah batu nisan gitu , tanpa tulisan. -> sebagai penanda itu kuburan.

kenapa setelah anaknya kaya , ga dibentuk kuburan megah ?

soalnya katanya kuburan itu ga bole diubah - ubah , katanya ntar anaknya dan keturunannya bisa ga enak bla bla bla.

AsLan
26-06-2013, 02:10 PM
waktu ke jambi, gw malah tidurnya di klenteng :))
kebetulan temen gw keluarganya itu turun temurun penjaga klenteng, mereka nyiapin kamar buat gw ya gw trima, 3 hari di hotel, seminggu di klenteng.

keluarga ini masih sangat tradisional, yg boleh makan di meja makan cuma yg cowok2 :))

kalo sembahyang kuburan, gw tau org kristen gak boleh pegang hio, tapi gw gak tega sama bokap nyokap, jadi ya gw pegang hio... ngadep kuburan.

bokap gw masih percaya hongsui kuburan, dia pernah bilang bahwa kuburannya engkong begini begitu maka waktu ekonomi keluarga kita begini tiba2 bisa terjadi begitu...
gw cuma terkekeh2 sambil komentar "jauh amat hubungannya"

---------- Post Merged at 01:10 PM ----------


ini saya pernah liat , yang masi sembahyangan , biasa ada kuil kecil di dalemnya buat sembahyang , trus dibuatin pot gede di tengah kuburan untuk bakar uang dll.

ada juga dibuatin tempat untuk duduk kayak gazebo gitu.

saya sih hampir ga pernah foto - foto di kuburan , kecuali kalo ada yang foto candid ya ga tau hahahaha...

---------- Post Merged at 11:36 AM ----------

saya pernah ke kuburan di hutan.

saya males cerita ini siapa , tapi ini orang dari China , trus pas merantau di Indo , dia sakit dan meninggal.

karena ga punya dana , dia dikubur di dalem hutan oleh istri dan anaknya yang masi kecil - kecil.

dan sampe taon ini pun , masi disembahyangin di hutan itu.

disana cuma ditancepin sebuah batu nisan gitu , tanpa tulisan. -> sebagai penanda itu kuburan.

kenapa setelah anaknya kaya , ga dibentuk kuburan megah ?

soalnya katanya kuburan itu ga bole diubah - ubah , katanya ntar anaknya dan keturunannya bisa ga enak bla bla bla.


masalah pindah kuburan ada prosedurnya.

waktu bokap gw bangun rumah, kita nemu tengkorak manusia didalem tanah, bokap dan koneksi suhu2 klenteng itu yg ngurus semua.

engkong gw dulu dipercaya sebagai pengatur posisi kuburan, jadi orang2 yg sudah siap2 konsultasi posisi ke suhu lalu lapor posisi ini ke engkong gw.
udah diatur begini pun masih pada main srobot2an lokasi, karena patokan posisi bagus ya itu2 aja.

tapi memang kalo posisi udah disrobot, si pemilik lokasi memilih untuk mengalah daripada mindah2in dan bongkar2.
meskipun kalo mau ngegusur pun bisa, ada prosedur dan upacaranya.

lily
26-06-2013, 02:13 PM
iya sih , saya pernah denger omongan begitu juga.

kalo tidur di klenteng , saya belom berani ah , takut suasana merah semua.

---------- Post Merged at 01:13 PM ----------



waktu bokap gw bangun rumah, kita nemu tengkorak manusia didalem tanah, bokap dan koneksi suhu2 klenteng itu yg ngurus semua.


terus ga pernah ada kejadian penampakan dll ?

second_life
26-06-2013, 02:37 PM
^ kalo soal takut, mestiny lebih takut krn di sana banyak patungnya, ly ;D
patungny kan banyak yg serem2 ntu bentukny ;D
tp seserem2ny klenteng, klo buat g, lebih serem koridor rumah sakit. entah kenapa >.<


soal kristen pegang hio, teman bokap ada yg sampe ga mau dibaptis, karena katanya klo ud baptis dia ga bole pegang hio lagi.
bokap-nyokapnya masih disembayangin pake hio soalnya, jadi dia waktu itu kira2 ngomongny gini: 'mendingan kagak baptis daripada jadi anak durhaka ga bisa sembahyang lagi buat ortu'

padahal kan, namany sembahyang, mestiny yg penting niatannya. mau make hio / kagak, mestinya ga masalah. tp mungkin org ny merasa kurang afdol kali ya ;D

lily
26-06-2013, 03:12 PM
iya saya juga takut sih ama patungnya benernya. ama suasana merah , ama lilin gede , ampun dah... ya intinya sih , horor kalo saya tidur disana sendirian.

di rumah lama saya banyak patung , sampe anak saya kalo ke rumah lama , ga mau di ruang tamu , takut katanya ::hihi::

kalo saya sendiri sih sering dinasehati Mama , kalo harus dateng ke kuburan pas Cheng Beng , katanya ya bersih kuburan dll. saya sih biasa aja ya , kalo pergi , ayo , enggak juga gapapa.

soalnya rata - rata kuburan leluhur saya ada di luar kota , macet dan lama nyampe karena lumpur Lapindo.

kalo ke klenteng di Tuban , pernah beberapa kali ama orang laen. tapi ga sembahyang.

---------- Post Merged at 02:12 PM ----------




soal kristen pegang hio, teman bokap ada yg sampe ga mau dibaptis, karena katanya klo ud baptis dia ga bole pegang hio lagi.
bokap-nyokapnya masih disembayangin pake hio soalnya, jadi dia waktu itu kira2 ngomongny gini: 'mendingan kagak baptis daripada jadi anak durhaka ga bisa sembahyang lagi buat ortu'



saya pernah denger juga yang begini , biasanya yang tradisinya masi kuat.

di keluarga saya , semua udah baptis (yang udah 12 taon ke atas) , tapi ya ada juga yang masi percaya begituan.

ada engku saya , itu malah bilang semakin kita bangun mewah kuburan Grandpa , kita akan makin sukses :iamdead:

terus pas Grandpa saya meninggal , semua cucu disuruh pai kui di depan peti mati.

saya ga mau. Mama saya ngamuk - ngamuk , katanya saya ga hormat bla bla bla...

entahlah , tapi saya punya pemikiran laen soal tradisi China dan dunia orang meninggal.

Bi4rain
07-07-2013, 02:56 PM
aliran konfusius ya cmiiw yang mengatakan klo kita tetap harus pay respect pada arwah leluhur kita. hormat di masa duniawi dan setelahnya.

btw, gw juga ga terlalu mengerti urusan beginian, meski keluarga gw masih pegang erat tradisi begini. misal kayak chengbeng, sembahyang Tuhan pada hari raya ke10 (biasanya tengah malam), dll. gw cuma ikutin tanpa tahu apa-apa. too bad in a way...

---------- Post Merged at 01:56 PM ----------

oya, lupa bilang klo di kampung ada kelenteng juga persis di depan pelabuhan. klo pulang gw fotoin deh. dulu berasa sakral banget nih tempat, sekarang biasa aja semenjak resmi dijadikan libur nasional imlek, banyak orang kaya yang patungan ngundang artis malaysia atau taiwan bikin acara di depan kelentengnya, hiburan kayak nyanyian en tarian, yang menurut gw bikin ga sakral banget ya::grrr::

red_pr!nce
08-07-2013, 10:36 PM
^ kalo soal takut, mestiny lebih takut krn di sana banyak patungnya, ly ;D
patungny kan banyak yg serem2 ntu bentukny ;D
tp seserem2ny klenteng, klo buat g, lebih serem koridor rumah sakit. entah kenapa >.<


soal kristen pegang hio, teman bokap ada yg sampe ga mau dibaptis, karena katanya klo ud baptis dia ga bole pegang hio lagi.
bokap-nyokapnya masih disembayangin pake hio soalnya, jadi dia waktu itu kira2 ngomongny gini: 'mendingan kagak baptis daripada jadi anak durhaka ga bisa sembahyang lagi buat ortu'

padahal kan, namany sembahyang, mestiny yg penting niatannya. mau make hio / kagak, mestinya ga masalah. tp mungkin org ny merasa kurang afdol kali ya ;D

mungkina beda orang beda persepsi ya.
belum lama ini, gw dibaptis jadi Kristen, tapi tetep aja gw pegang hio tuh. ;D
gw gak menganggap dosa tuh. ::cabul::

ndugu
08-07-2013, 10:59 PM
lily: iya, ntah kenapa ya patung2 di kuil gitu kok suka dibikin serem2 ya :cengir: dulu waktu kecil, pas imlekan, pernah ada barongsai yang diundang masuk ke rumah nenek saya untuk pai2, saya sampe lari ke lantai dua sembunyi, trus ngintip dari tangga :cengir: barongsai kan gede gitu, topengnya ga da imut2nya, warna genjreng, trus kesannya sradak sruduk, mana brisik tongtongchiang pula. ternyata waktu kecil saya penakut juga :cengir:

rain: begitulah generasi selanjutnya ya :cengir: saya juga ga ngerti sama tradisi2 gini lagi. kalo generasi kakek nenek lewat, kayanya udah ga ada yang tau lagi deh, mungkin tante/om2 yang tua2 baru ngerti :cengir:

dan menurutku mengenai respect pada orang tua juga kupikir lebih ke filosofi konfusius. cuman manusia membawanya to the next level jadi dibikin spiritual juga :cengir: tapi filosofi (the non-spiritual part) itu masih sangat saya rasakan sih dari ortuku, terutama bokap. tiap pulang kampung biasa diajak mampir ke kuburan kakeknenek, ato saya selalu diantar ke SD untuk cari guru2 sd-ku jaman dulu, bahkan pernah juga dibawa cari guru SMA-nya bokap. i definitely get his point untuk menghargai dan recognize budi orang2 yang pernah berperan (mengajar) dan meninggalkan jejak ke kehidupan kita, whoever it is, ga harus pada leluhur aja.

Bi4rain
09-07-2013, 12:58 PM
prince: emang ga saklek ya peraturan memegang hio? atau sebenarnya yang dimaksud pegang hio adalah sembahyang menggunakan dupa/sembahyang selain Tuhan (kayak dewa maupun arwah leluhur?)

ndugu en lily:

cerita soal patung yang menakutkan....
di banyak negara, banyak hal mistis maupun deity yang memang membikin bulu kuduk merinding baik dari segi bentuk fisik kayak patung maupun cerita-ceritanya. kayak di Jepang kan ada satu acara yaitu Oni bashi dimana orang dewasa berpakaian kayak setan dan menakut-nakuti anak dan mereka harus melempar 'setan' tsb dengan beras (cmiiw)

kemudian ukuran super gede dari patung (Buddha maupun dewa) itu yang sangat saya kagumi seklaigus takuti juga, semacam membuat inferior feel pada diri kita, sehingga gw lebih menghormati sekaligus menuruti ajaran
Dalam kebuddhaan, ada istilahnya menaati ajaran karena rasa takut akibat perbuatan. Jadi peran rasa takut disini untuk menjaga ketaatan moral sesuai agama, which I find is great.

Menakuti diri sendiri juga sudah saya jalankan and it works klo sisi jahat atau ego saya udah gede. Kind of a ritual of my own.
Di kala kondisi cuaca malam, saya suka baring en melihat langit bebas. Diantara mega, larutan warna-warna indah dan menakutkan, gw sendirian di universe ini. betapa kecilnya saya and snap! Rasa takut menjalari hingga ke bagian dalam.
Jadi saya sadar diri hanya makhluk kecil di dunia dan somehow summon back kerendahan hati.

eh...Ini masih nyerempet topik kan ;D

lily
09-07-2013, 01:03 PM
tiap Imlek , Grandma saya selalu undang barongsai di rumah. semua pada liat , saya kok ga hobi ya liat begituan. bukan takut sih , tpai itu bukan hal yang menarik sih buat saya.

terus soal patung , saya benernya ga bakal takut semisal pake jaket semua , ketutup dari atas sampe bawah hahahaha , soalnya ga bisa merinding kan :D

saya ogah kalo disuruh nginap di kuil , tapi saya pernah sih nginap di gereja. kebetulan dulu di gereja saya ada hotel (sekarang udah jadi RS). sepi banget , ampun. tapi saya ga takut sih , soalnya gereja :D

mungkin kita ga akan takut kalo terbiasa kali ya :)

then soal agama , beda orang beda iman beda prinsip kali ya.