AsLan
23-06-2013, 02:19 PM
Risiko kanker akibat kebiasaan
memakai bedak tabur di organ genital ternyata bukan
mitos. Sebuah penelitian di Boston, AS, menyebutkan,
bedak tabur yang digunakan di sekitar organ intim
meningkatkan risiko kanker sampai 24 persen.
Hal tersebut tentu mengkhawatirkan karena cukup
banyak wanita yang terbiasa menggunakan bedak
tabur untuk menjaga organ genitalnya tetap kering
dan segar.
Menurut para peneliti, partikel halus dari bedak tabur
bisa masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan
inflamasi sehingga memicu pertumbuhan sel kanker.
Penelitian ini dilakukan dokter dari rumah sakit
Brigham and Women's Hospital di Boston, dan
dimuat dalam jurnal Cancer Prevention Search.
Metode penelitian ini adalah meta-analisis atau
menganalisa 8 riset sebelumnya mengenai kaitan
bedak tabur dan kanker. Metode seperti ini bisa
menghasilkan bukti lebih kuat ketimbang satu studi
individual.
Riset dilakukan terhadap 8.525 wanita yag
didiagnosa menderita kanker ovarium. Data ini
kemudian dibandingkan dengan penggunaan bedak
tabur pada 9.800 wanita yang bebas kanker.
Hasilnya, penggunaan bedak tabur meningkatkan
risiko kanker ovarium hingga 24 persen.
Namun peneliti mengingatkan, hasil ini hanya berlaku
pada bedak tabur yang digunakan di daerah genital,
tidak di bagian tubuh lainnya.
Bedak tabur dibuat dari mineral halus yang disebut
hydrous magnesium silicate. Mineral ini dihancurkan,
dikeringkan, dan digiling untuk memproduksi bubuk
yang digunakan dalam kosmetik. Beberapa ahli
mengatakan, kandungan kimia bahan bedak memiliki
kesamaan dengan asbestos. Asbestos menyebabkan
kanker paru mematikan yang disebut mesothelioma.
Partikel kecil ini ditemukan 'berjalan' melalui alur
genital dan ditemukan di dalam panggul. Bahan ini
bisa tinggal dalam tubuh dalam waktu yang lama.
Bila partikel bedak ini ada di paru, dierlukan waktu 8
tahun untuk menghilangkannya.
Kanker ovarium sendiri sering disebut sebagai "silent
killer" karena penyakitnya baru menunjukkan gejala
jika sudah masuk stadium lanjut.
memakai bedak tabur di organ genital ternyata bukan
mitos. Sebuah penelitian di Boston, AS, menyebutkan,
bedak tabur yang digunakan di sekitar organ intim
meningkatkan risiko kanker sampai 24 persen.
Hal tersebut tentu mengkhawatirkan karena cukup
banyak wanita yang terbiasa menggunakan bedak
tabur untuk menjaga organ genitalnya tetap kering
dan segar.
Menurut para peneliti, partikel halus dari bedak tabur
bisa masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan
inflamasi sehingga memicu pertumbuhan sel kanker.
Penelitian ini dilakukan dokter dari rumah sakit
Brigham and Women's Hospital di Boston, dan
dimuat dalam jurnal Cancer Prevention Search.
Metode penelitian ini adalah meta-analisis atau
menganalisa 8 riset sebelumnya mengenai kaitan
bedak tabur dan kanker. Metode seperti ini bisa
menghasilkan bukti lebih kuat ketimbang satu studi
individual.
Riset dilakukan terhadap 8.525 wanita yag
didiagnosa menderita kanker ovarium. Data ini
kemudian dibandingkan dengan penggunaan bedak
tabur pada 9.800 wanita yang bebas kanker.
Hasilnya, penggunaan bedak tabur meningkatkan
risiko kanker ovarium hingga 24 persen.
Namun peneliti mengingatkan, hasil ini hanya berlaku
pada bedak tabur yang digunakan di daerah genital,
tidak di bagian tubuh lainnya.
Bedak tabur dibuat dari mineral halus yang disebut
hydrous magnesium silicate. Mineral ini dihancurkan,
dikeringkan, dan digiling untuk memproduksi bubuk
yang digunakan dalam kosmetik. Beberapa ahli
mengatakan, kandungan kimia bahan bedak memiliki
kesamaan dengan asbestos. Asbestos menyebabkan
kanker paru mematikan yang disebut mesothelioma.
Partikel kecil ini ditemukan 'berjalan' melalui alur
genital dan ditemukan di dalam panggul. Bahan ini
bisa tinggal dalam tubuh dalam waktu yang lama.
Bila partikel bedak ini ada di paru, dierlukan waktu 8
tahun untuk menghilangkannya.
Kanker ovarium sendiri sering disebut sebagai "silent
killer" karena penyakitnya baru menunjukkan gejala
jika sudah masuk stadium lanjut.