Polisi menyatakan bahwa Rasya Elfino Azmi meninggal karena dibunuh pengasuhnya, yaitu IA, 25 tahun, bukan perampok. Bahkan, IA yang merupakan warga Banten sempat meneriaki Rasya dengan kata ancaman.
"Saat dibekap dengan mulut karena rewel, IA teriak 'mati aja lu kalau gak diam' ke Rasya" kata Kepala Kepolisian Sektor Metro Tanah Abang, Ajun Komisaris Besar Suyudi, pada Senin, 4 Februari 2013. IA sudah bekerja di rumah tersebut sejak November tahun lalu.
Tidak mau diam, IA mengambil selendang cokelat motif batik dan membekap bayi tersebut. Rasya dibekap di mulut, bahkan dililit ke tubuhnya. Setelah menjalankan aksinya, IA yang sedang hamil tiga bulan melanjutkan menyeterika baju.
Setelah selesai menyeterika, IA kembali mengecek Rasya. Dia mendapati Rasya telah meninggal. Panik, IA mulai menyusun sekenario perampokan.
Dia mengacak-acak isi rumah, kemudian mengambil tali rafia dan mengikat kaki Rasya. Kemudian baru menyumpal mulutnya dengan celana bayi dan mukanya dengan kerudung. Terakhir, dia mengikat tangannya.
Sebelum itu, IA sempat melukai dirinya dengan benda tumpul agar disangka dibuat pingsan. IA dijerat dengan Pasal 80 Ayat 3 Undang-Undang Perlindungan Anak dan Pasal 338 KUHP. Dia diancam 15 tahun kurungan penjara. Dalam waktu dekat ini kepolisian akan memeriksa kondisi kejiwaan IA.
sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/0...Teriak-Mati-Lu
---------- Post Merged at 09:00 AM ----------
4 Kejanggalan Matinya Bayi Rasya
Rasya Elfino Azmi, bayi berumur 5 bulan yang dikabarkan tewas dibunuh perampok, rupanya meninggal akibat ulah pembantunya, IA, 21 tahun.
"Selama ini pembantu mengaku dibunuh perampok, tapi polisi menemukan kejanggalan," kata juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, pada Senin, 4 Februari 2013.
Kejanggalan pertama adalah tidak adanya barang berharga hilang dari rumah tersebut. Kondisi rumah memang berantakan, tapi ini ulah pembantu yang sengaja mengacak-acak ruangan untuk kamuflase.
Kedua, tali yang mengikat IA dibuat asal-asalan. Hanya tali rafia yang dibagi dua kemudian disimpulkan di kaki. Kemudian tangan diikat dengan celana panjang milik bayi.
Ketiga adalah pengakuan IA yang menyebut perampok membekap Rasya agar tidak berisik. Padahal, dalam psikologi kriminal sangat jarang perampok menjadikan bayi korban.
Terakhir, IA sempat mengaku pingsan akibat dipukul oleh perampok. Memang ada bekas luka di bagian leher belakang kiri. Namun, rupanya luka ini dibuat sendiri.
"Kami yang memeriksa dia selama dua hari curiga, kemudian minta dilakukan visum. Hasilnya luka tersebut bukan pada titik vital," kata Kepala Kepolisian Sektor Metro Tanah Abang, Ajun Komisaris Besar Suyudi.
Akhirnya IA mengakui perbuatannya. Dia membekap Rasya dengan selendang batik cokelat karena kesal bayi tersebut terus-menerus menangis. Bahkan, IA yang baru bekerja sejak November tahun lalu ini sempat membekap mulut Rasya dengan tangan.
IA dijerat dengan Pasal 80 Ayat 3 Undang-Undang Perlindungan Anak dan Pasal 338 KUHP. Dia diancam 15 tahun kurungan penjara. Dalam waktu dekat ini kepolisian akan memeriksa kondisi kejiwaan IA.
sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/02/04/064459025/4-Kejanggalan-Matinya-Bayi-Rasya
---------- Post Merged at 09:01 AM ----------
Ini Cara Pengasuh Buat Skenario Kematian Bayi Rasya
Polisi telah meringkus IA, seorang pengasuh yang membunuh bayi Rasya Alfino Azmi pada 31 Januari 2013 lalu. IA sempat membuat skenario pembunuhan seolah-olah dilakukan perampok. Bagaimana caranya?
"Karena panik tersangka membuat skenario seperti telah terjadi perampokan dan mengikat dirinya sendiri," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto di Polda Metro Jaya, Jl Sudirman, Senin (4/2/2013).
Rikwanto juga menjelaskan cara IA menarik simpati dan membuat dirinya sebagai korban. Dia 'berdandan' bak seorang sandera yang baru saja dirampok.
"Awalnya ngiket kaki pake tali rapiah dibagi dua. Lalu muka ditutup pakai jilbab, mulutnya disumpel kaus kaki bayi, kemudian di tangannya diikat pakai legging bayi," ujar Kapolsek Tanah Abang, Kompol Suyudi AS.
Suyudi menambahkan, tersangka dapat bekerja di rumah korban tanpa yayasan penyalur babysitter.
"Bersangkutan butuh untuk kehidupan, karena suaminya hanya bekerja sebagai tukang daging di pasar," ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, awal pembunuhan itu diduga dilakukan oleh perampok yang menyatroni rumah tesebut. Namun belakangan, pembunuh sang anak adalah pembantunya sendiri. Dia melakukan aksi itu karena tak tahan mendengar suara tangisan Rasya.
sumber : http://news.detik.com/read/2013/02/04/173951/2160876/10/ini-cara-pengasuh-buat-skenario-kematian-bayi-rasya?nd771104bcj
---------- Post Merged at 09:08 AM ----------