‘Aku’ adalah suatu kata yang sering kita dengar, kita ucapkan dan kita pikirkan. Ketika kita mendengar seseorang memanggil nama kita, pasti kita berpikir ‘dia memanggil ‘aku’’. Ketika seseorang minta tolong kepada kita (baca: aku) untuk mengambilkan sesuatu maka kita (aku pun) berpikir, walau hanya sekejap, menolak atau menerima permintaan itu. Hal ini berarti, ada dua objek yang berdebat pada waktu yang singkat itu. Berarti ada dua aku yang berdebat waktu itu. Timbul pertanyaan ‘Yang manakah aku sebenarnya?’

Pertanyaan itu membuatku bingung tentang apa itu "Aku"? Terbayang ketika aku sedang bercermin. Aku berpikir siapakah aku? Apakah dia yang sedang menatapku dari cermin? Ataukah dia yang sedang melihatnya ada di dalam cermin? Terngiang kata-kata Johann Gottlieb Fichte:

"Das Ich" Aku adalah Aku Murni "Das Absolute Ich". Aku murni bukanlah suatu substansi yang melampaui kesadaran, melainkan sebuah kegiatan (Tathandlung) di dalam kesadaran. Aku murni adalah suatu "Aku yang Transendental". Aku Transendental ini bukan sebuah kenyataan mistik yang penuh rahasia melainkan kenyataan yang bisa kita ketahui lewat kegiatan refleksi."

Terpikir olehku, dan semakin kupikirkan dan semakin ku renungkan. Aku tetap tidak mengenali siapa "Aku".