JAKARTA - Nasib seniman di masa tua tak semakmur masa jaya, memang bukan cerita baru di panggung hiburan Tanah Air. Salah satu seniman yang berada dalam kondisi itu ialah Drs Suyadi atau dikenal dengan Pak Raden.
Pria yang yang lekat dengan film Unyil di era 1980-an, kini harus berjuang untuk bertahan hidup di usia senjanya. Puluhan tahun hak cipta Unyil tidak ada di genggamannya, membuat pria 79 tahun ini turun dari kursi rodanya untuk bernyanyi dan curhat kepada mereka yang datang ke rumahnya di kawasan Petamburan, Sabtu, 14 April lalu.
Dia bercerita betapa susahnya saat ingin berobat ke dokter pun tak punya biaya. Apalagi, mengurus rumah bocor dan hak cipta. Maka, dengan bernyanyi dan mendongeng mungkin bisa membunuh rasa sakit hatinya.
Sejak 14 Desember 1995, Pak Raden menandatangi perjanjiannya dengan Pusat Film Nasional (PFN). Yang mana isinya menterahkan PFN sebagai pengurus hak cipta atas boneka Unyil. Dan dalam perjanjian tersebut tidak tercantum tanggal berlakunya.
"Pak Raden sangat menghargai itikad baik PFN, selama ini kalau ada surat dari PFN, Bapak selalu mempercayai itikad baik, makanya dia tanda tangan," terang asisten Pak Raden, Krisna, saat berbincang dengan okezone melalui sambungan telepon, Senin (16/4/2012).
Dalam perjanjian tersebut, dituliskan Pak Raden berhak mendapatkan 50 persen royalti dari segala hal tentang Si Unyil. Namun, semenjak perjanjian tersebut sampai saat ini Pak Raden tidak menerima sepeser pun. Padahal banyak sekali acara sampai brand makanan menggunakan sosok Si Unyil.
"Di perjanjian itu, dituliskan ada 50 persen, tapi dari tahun 95 sampai sekarang sepeser pun Pak Raden tidak menerima. Lantas apa gunanya diurus hak cipta kalau dia tidak dapat apa-apa?" tutupnya.
http://m.okezone.com/read/2012/04/16/33/612190
----------------
karena terbawa sosok pak raden yang keturunan bangsawan saya selalu mengira kehidupan aslinya emang begitu.
ternyata beda yah.