Hasil program pembodohan rakyat dari tahun 1967 - 1998. Tanyaken idolamu.
"The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain
Gelas jang kosong setengah, pada saat bersamaanpoen djoega terisi setengah....
"The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain
*menunggu ronde ketiga
There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.
Everyone wants happiness, no one wants pain.
But you can't make a rainbow without a little rain.
Kayak ga tau aja lu pur. Rakyat indonesia ud dari sejak jaman penjajahan juga ditipu mulu. Nyadar, ditipu lagi, nyadar ditipu lagi. Biasa aja lageh.
Paling enggak mereka masih punya harapan, lah elo? Si sirik gw aduin juwita ntar.
Kembali ke menjadi tuan di tanah sendiri.
Soalnya denger2, kita menyambut asian free trade taun 2015. Dan terus terang kalo gw liat2 kita lebih pada posisi enggak siap, atau bahkan ud mulai babak belur. Indonesia bakal digempur raksasa2 bisnis dari luar, bukan cuman china amrik doang. Kalo gw perhatikan yang jepang yang korea pun sudah mulai menggempur habis2an. Dan bukan hanya akan dijajah belanda atau jepang atau amerika, tetangga sama2 asia tenggara bisa ikut2an menjajah.
Menerima investasi dari luar sih oke2 aja. Cuman bersantai2 saja sudah dapet komisi lumayan sebagai pemilik aset. Bisa membiayai rakyat, paling tidak disekitarnya. Jadi mereka bisa tumbuh sebagai calon pembeli potensial. Bisa beli mobile phone, motor, nonton, dll. Indonesia adalah market place yang sangat menggiurkan. Dari jumlah pembeli saja sudah menggiurkan. Kalo Indonesia ga siap, orang indonesia kagak bisa menikmati kekayaan sendiri, cuma kebagian diperas.
Ya sekarang tergantung orang Indonesianya, mau diperas kah? Perusahaan tempat mbok bekerja di Qatar adalah perusahaan asing tapi Qatar Petroleum ketat dalam menjalankan regulasinya. Negara itu juga membeli pelabuhan dan menguasai perbankan di negara-negara lain. Ketika harus menerima investasi dari luar ya orang Indonesia harus siap. Salah orang Indonesia, selama ini makan saudaranya sendiri; Habibie bikin pesawat sendiri malah dituduh bikin bangkrut negara. Mungkin jumlah tenaga kerja di Indonesia bisa dijadikan kekuatan tawar menawar, jangan sampai pemerintah membiarkan tenaga kerja juga ditanam oleh investor asing. Kalau itu sampai terjadi orang Indonesia hanya bisa menonton dan membeli, boro-boro alih teknologi.
"The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain
Terlalu banyak generalisasi di trit ini.
There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.
Everyone wants happiness, no one wants pain.
But you can't make a rainbow without a little rain.
Kalau bicara satu bangsa mau ndak mau ya harus menggeneralisir karena kalau rakyat di Indonesia dibahas satu per satu trit-nya bisa panjang banget, bisa sampai 252,164,800 post.
Di Indonesia banyak orang pintar dan kaya tapi mayoritas masih belum kaya dan belum pintar seperti halnya banyak orang yang taat aturan tapi mayoritas masih belum taat aturan. In general orang Indonesia memang masih banyak yang seperti itu. Orang Indonesia makan saudaranya sendiri, that's also a fact. Korupsi secara berjamaah dari pemerintah pusat sampai kelurahan sehingga rakyat menjadi miskin generasi demi generasi. Kalau in general sudah disiplin, pinter, jujur dan kaya, orang Indonesia sudah lama jadi tuan di negeri-nya sendiri.
"The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain
gw angkat lagi threadnya mumpung isu perpres 20 tahun 2018 sedang digoreng dipanggung politik saat ini.
TKA VS tenaga kerja lokal
sdh dibuat ring tinjunya kemaren di ILC 1 mei 2018
"telling lies is sometimes acceptable,
when the truth is too difficult to believe"
osang aseng osang aseng
ini mirip2 kayak jargon "dukung karya anak bangsa" sih menurut saya
slogan yang IMO agak2 bikin picik karena kalo karyanya jelek bikin terbuai dengan pesona "karya anak bangsa"
next year™