Hari ini saya melihat kampanye seorang ketua perkumpulan gay
yang diusulkan menjadi kandidat anggota Komisioner Komnas HAM.
Saya melihat kecenderungan akhir-akhir ini bahwa kita di negara ini
pelan-pelan mulai 'memaklumi' homoseksualitas. Kaum ini aktif sekali
berkampanye, terlebih-lebih di negara luar sana. Mereka menuntut
persamaan hak karena merasa didiskriminasi bahkan mengalami
kekerasan.
Saya jadi maklum jika mereka lantang meminta diakui dan disetarakan
dan tak dijadikan sasaran oleh kaum yang disebut homophobik, jika
itu menyangkut tindakan kekerasan. Kelompok apapun kan tidak boleh
mengalami kekerasan.
Cuma, saya juga mendapat kesan, kelompok homoseksual seperti halnya
kaum yang mereka benci, para homophobic, sama 'ekstrem'-nya. Terlalu
minta dipahami, sinis terhadap orang yang gagap (atau yang menolak)
homoseksual karena keyakinan keagamaannya, tidak konsisten.
kenapa saya bilang segolongan homoseksual inkonsisten adalah :
1. Mengadopsi relasi male-female dalam sebuah relasi. Jadi dalam relasi
ada yang seolah-olah lelaki atau perempuan, seolah-olah istri atau suami.
Jika mereka konsisten, mereka seharusnya tidak mengadopsi peran tersebut
karena secara biologis mereka sejenis.
2. Ada yang menginginkan anak tapi tentu saja mereka sadar hubungan
homoseksual tak bakal menghasilkan kembang-biak keturunan, jalan
satu2nya adalah mengambil anak.
Lalu, pada segolongan kaum homoseksual, saya ingin bertanya, apakah relasi
homoseksual selalu berujung pada seks ? Maksud saya, setidaknya untuk kaum
homoseksual Indonesia, apakah perlu menikah dulu untuk 'mensahkan' hubungan
untuk kemudian melakukan intercourse ?
Ada pula argumen bahwa homoseksualitas adalah ALAMIAH dan bersifat genetik.
Jadi seseorang menjadi gay, bukanlah salahnya atau malah bukan kesalahan.
Sepengamatan saya, para homoseksual di Indonesia banyak bertebaran dimana-mana.
Tapi menuruti konteks budaya negeri ini, mereka tak terbuka dan tak terang-terangan.
kalau perlu, menikah dan beranak-pinak
Bagi yang masih percaya agama dan ketercelaan homoseksualitas, pasti akan
merujuk ke cerita dalam tiga kitab samawi perihal Sodom-Gomorrah. Namun bagi
pejuang homoseksualitas, mereka ada, natural dan berhak untuk menyelenggarakan
hidupnya secara setara.
bagaimana sikap anda?