I'm a rich lonesome cowgirl
But it doesn't bother me
'Cause this rich lonesome cowgirl
Prefers a horse for company
Got nothing against men
But I wave them all goodbye
My horse and me keep riding
We don't like being tied
harusnya rich om , kan rajin menabung
- I'm such a very lucky woman and have a very lucky life -
katanya nabung gak bisa bikin kaya...
"Mille millions de mille milliards de mille sabords!"
kok nggak ada yang bikin thread soal perencanaan keuangan aja? kayaknya lebih sip? hehe
---------- Post Merged at 01:30 AM ----------
kok nggak ada yang bikin thread soal perencanaan keuangan aja? kayaknya lebih sip? hehe
udah ada seingatku
...bersama kesusahan ada kemudahan...
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n
My Little Journey to India
bukannya thread ini juga termasuk itu
ada beberapa cara investasi yang bisa di gunakan untuk menabung, gue pernah mengamatin orang di sekeliling gue cara menginvestasi uangnya dengan beberapa cara.
1. beli emas , itu investasi model jaman bahuela ... mugkin nenek moyang kita banyak yang mengajarkan untuk minyimpan emas buat investasi.
dapat ilmu dari supir gue bagaimana cara membeli emas dengan cara mencicil , kalau pingin tahu silahkan pergi ke pegadaian biar lebih jelas , ternyata supirku yang bergaji pas-pas an pun bisa menabung dengan membeli emas.
2.beli saham , ini harus bermodal besar dan harus mengikuti biar berasa hasilnya kalau mau main dengan modal yg ndak terlalu besar ya beli reksadana atau asuransi, deposito juga boleh.
3.beli valas , dulu sempat populer tapi ngelihat mata uang yg tidak setabil banyak orang meninggalkan investasi dengan valas , yach kalau emang niat annya mau main valas ya itu lain cerita sebab harus mengikuti pergerakan valas itu sendiri , kalau beli valas untuk tabungan ya.... sebaiknya di lupakan dulu.
4. beli property , harga property selalu naik sebab tuhan nggak menciptakan tanah lagi , sebenarnya yg naik itu adalah harga tanah, tapi investasi ini yg di investasikan harus duit yg benar-benar nganggur sebab kalau hari ini mau jual belum tentu ada orang mau beli, kalau mau jual cepat sih bisa tapi ya harganya di bawah harga pasar.
5, buka usaha , entah buka usaha apapun baik yg konvensional , multilevel maupun friendchise atau apalah
adapun beberapa cara investasi yg nakal dan illegal.
1. menyerobot tanah negara , banyak yg berinvestasi dengan membeli tanah-tanah HGU biasanya tanah perusahaan atau bumn yg sudah hampir habis masa nya , bermain dengan karyawan perusahaan yg sudah mau habis masa aktifnya kemudian mendirikan fasilitas sosial dan mendirikan serikat , begitu tanah mau di kembalikan pemerintah di kavling-kavling bilang kalau tanah garapan dan mengatas namakan lahan tidur dan di garap.
2. beli tanah perkebunan di dekat hutan lindung , beli sepuluh hektar bisa dapat tanah lebih dari sepuluh hektar , hahahahahahahaha dengan menggeser patok batas masuk ke hutan lindung.
3. menumpuk barang-barang bekas di jalur hijau , lama-lama bikin rumah semi permanen kalau sudah lebih dari 5 tahun nggak ada yg mengusik bikin rumah permanen , setelah itu urus surat tanahnya ...hahahaha
4. beli perkebunan di dekat perkebunan besar , cukup beli tanah 2 hektar nanti panennya bisa setara dengan lahan lebih dari 10 hektar ...hahahaha, nyrobot panenan dari kebun perusahaan hgu.
5. mendirikan bangunan atau berladang di tanah yg tidak bertuan lama-lama tanah menjadi hak milik juga hahahahaha
cukup lima dulumasih mengamat-amat in bagaimana orang-orang berusaha berinvestasi dengan cara illegal ...
cara ilegal...
mendingan jangan....rezekinya mungkin dapet, tapi nanti karmanya berkali lipat dapetnya juga
Popo Nest
buset dah yb ngajarin investasi ilegal.
tapi ilegal gitu malah ribet tauk, mau nyerobot tanah orang kitanya kan harus stay terus2an di sana. kecuali emang ga ada kerjaan atau ga ada pilihan
...bersama kesusahan ada kemudahan...
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n
My Little Journey to India
yg ini nih
di tempat gw banyak yg nguruk kali (sungai)
sekarang kali jadi kecil2 macem selokan
tadinya dipakai untuk numpuk barang2, trus bikin gudang ala kadarnya (pakai seng bekas)
trus diupgrade dikit2, lama2 jadi tembok
berikutnya temen2nya pada ikutan n akhirnya pada jadi rumah gede2
kita nggak usah nungguin Chan cukup bayar in orang-orang yg berkulit hitam dan berbadan kekar sudah cukup itu , yg penting supplay nasi bungkus dan rokok tidak putus ...hahahahaha , 2 kali seminggu kirim tuak satu tong , sekali-kali kalau mereka kelihatan jenuh kirim supir buat ngangkut mereka turun dari hutan dan masukkan mereka ke warung remang-remang hahahahahaha, semuanya bisa di atur yg penting hepeng ...hahahahaha
Di umur yang akhirnya menginjak kepala 3 ini, gue akhirnya baru sadar kalau sekedar nabung itu gak cukup.
Telat gak sih baru sadar pas kepala 3? Gue rasa masih lebih baik ketimbang kelabakan pas udah punya anak bini nanti.
Gue tersadar setelah pindah kerja dan dihadapkan dengan berbagai statistik ekonomi, yang membuat gue melongo kalau inflasi tahunan di Indonesia itu resminya sekitar 8 sampai 10 persen (Bank Indonesia dan BPS). Tapi setelah gue sadar dengan pengeluaran dan membandingkan ketika pertama kali bekerja di tahun 2010, gue sadar kalau nilai riil inflasi itu justru bisa sampai 50%, karena bukan sekedar patokan harga BBM aja.
Dari situ gue kegetok, kalau wejangan almarhum ayahanda "kerja keras dan simpan uangmu" itu gak akan cukup buat berkelahi sama inflasi. Yang ada, duit gue tergerus melulu tiap tahun sama inflasi. Gue emang punya properti dalam bentuk apartemen studio di Bandung, yang awalnya gue pikir sudah cukup (salah satu wejangan ayahanda juga untuk punya properti). Tapi setelah mempelajari kalau apartemen/rusun itu cukup berbelit (gue SH yang buta soal hukum tanah, karena rumitnya setengah mati) dan tidak likuid, makin membuat gue tersadar.
Reality bites, dan akhirnya gue memaksa diri belajar otodidak dari tulisan-tulisan financial planner yang dulunya sering gue abaikan. Ligwina Hananto, Safir Senduk, Rudiyanto, jadi teman sehari-hari selama tiga bulan belakangan.
Berhubung gak punya mental baja seperti pengusaha-pengusaha, gue mengesampingkan pilihan untuk mengembangkan uang dari bisnis dan memutuskan bakal tetap menjadi karyawan. Kalau udah seperti ini, investasi menjadi pilihan yang tidak bisa dihindari.
Belajar secara otodidak membuat gue mendapatkan pelajaran secara sporadis, karena informasi yang tidak runut dan sumber yang terlalu banyak. Tapi semuanya punya pesan yang sama, "don't put all your eggs in one basket", yang mengharuskan kita untuk meragamkan instrumen investasi dari duit yang kita miliki.
=====
Dari pelajaran acak itu, dan menetapkan tujuan investasi (untuk DP rumah, mobil, dan dana darurat), gue memutuskan untuk berinvestasi di beberapa instrumen:
1. EMAS BATANGAN
Ini yang menurut gue yang paling tepat kalau mau menghadang inflasi. Emas pada intinya tidak akan terkena inflasi, dan dari dulu value-nya tetap. Selain gak terkena inflasi, "pertumbuhan" nominal yang gue dapet dari emas gak akan kena pajak, karena dia diperlakukan sebagai komoditi.
Beberapa masalah kalau mau investasi di emas batangan biasanya:
- harga per gram yang kemahalan kalau beli di bawah 10 gram
- risiko HILANG
- pusing nyimpen di rumah
Dari masalah itu, sebenarnya bisa diakali dengan perkembangan terkini dalam membeli emas, yaitu gradual buying (pool account). Ini metode yang dipakai oleh Tabungan Emas Pegadaian, AntamGold, dan GoldGram. Intinya, kita membeli emas pada harga spot dan kemudian "disimpan" seperti dalam bentuk rekening. Bedanya, saldo terlihat dalam satuan gram. Setelah mencapai gram tertentu, bisa diambil fisiknya dalam bentuk batangan.
Menurut gue, gradual buying ini inovasi paling mantep buat kita yang mau mengonversi uang menjadi bentuk emas, tapi terbentur masalah dana. Soalnya, pecahan terkecil yang tersedia di Antam sampai sekarang hanya 1 gram, yang dijual di kisaran harga 570ribu. Belum tentu semua orang punya uang segini besar untuk beli emas, dan tentunya beli 1 gram rugi di biaya cetak. Sedangkan, kalau memakai gradual buying (pool account), kita bisa membeli di pecahan 0,01 (kira2 5rb) bahkan hingga 0,001 gram (kira2 500 rupiah).
Silahkan cek:
Tabungan Emas Pegadaian
http://www.pegadaian.co.id/pegadaian-tabungan-emas.php
AntamGold:
https://www.antamgold.com/
GoldGram
https://www.ibank.co.id/news
Gue sendiri udah punya fisik dan buka di AntamGold. Kakak gue buka di Tabungan Emas Pegadaian.
Masih ada beberapa pola lain untuk investasi emas, seperti di Cicilan Emas, Arisan Emas, Kontrak Gulir Berkala (Bursa Berjangka), dll.
Gue gak memilih cicilan emas, karena mengharuskan membayar setiap bulan, ribet pas kalau gak ada uang.
Gue gak memilih arisan emas, karena takutnya malah jadi ponzi scheme.
Sementara kalau bergulat di Bursa Berjangka, gue takut kena serangan jantung.
Akhirnya memilih gradual buying untuk sementara ini.
=====
2. REKSADANA
Dibandingkan emas, ini memang agak lebih rumit, karena banyaknya tahapan yang harus dilalui. Gue sendiri mempelajari reksadana secara otodidak selama 3 bulan terakhir dan baru berani buka rekening di akhir Februari kemarin.
Alasan memilih reksadana karena modal yang diperlukan jauh lebih kecil dibandingkan berinvestasi langsung di saham. Tentunya, modal gue gak cukup untuk buka deposito (yang bunganya baru kerasa kalau udah sampe 1M). Investasi di reksadana melalui Manajer Investasi bisa dengan modal 100ribu. Sementara kalau membeli saham melalui Perantara Pedagang Efek (broker saham), bisa 5-10 juta. Gue belum nemu yang bisa di bawah 1 juta.
Analogi kasarnya reksadana sih begini setelah gue pelajari: kita orang-orang kopimaya ngeluarin duit dalam satu mangkok sesuai kemampuan kita. Trus ada satu orang yang mengelola duit dalam mangkok itu. Dia yang nanti kemudian mengalokasikan uang itu di deposito, saham, obligasi, dll. Kita orang-orang kopimaya tinggal tau beres dengan perkembangan uang kita, dan bisa mendapat return sebanyak uang yang kita setor.
Kita = Nasabah atau Invesor
Orang yang Mengelola = Manajer Investasi
Mangkok = Bank Kustodian
Reksadana ini dibagi secara garis besar ada 2: umum dan syariah. Masing-masing dibagi lagi ke 4 jenis: pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham.
Nah, kalau kita punya reksadana pasar uang, duit yang dikumpulin di mangkok tadi itu, dipakai untuk "beli" ORI, deposito, dll.
Kalau pendapatan tetap, uang di mangkok itu 80% dipakai untuk "beli" obligasi.
Sedangkan reksadana campuran, uangnya disebar ke beberapa produk pasar uang, obligasi, dan saham secara bersamaan. Ketiga produk ini harus ada dalam satu reksadana.
Terakhir, kalau reksadana saham, 80% duit di mangkok tadi bakal "dibelikan" saham-saham (saham perusahaan mana, tergantung si manajer investasi).
Reksadana ini, seandainya memberikan pertumbuhan positif, return yang didapat bisa mengalahkan inflasi tahunan. Tapi bukan berarti bakal pasti nilainya berkembang, karena tetap ada risiko juga.
Gue beli reksadana di IPOTfund, karena dia menyediakan platform online, dan gak perlu dateng ke kantornya langsung. Gak cuma itu, IPOT Fund juga ngasih banyak pilihan produk reksadana. Tinggal klik-klik sana-sini, kita bisa liat prospektus, fund fact sheet, dan performa masing-masing reksadana. Suka, tinggal klik beli.
Cek:
https://www.indopremier.com/ipotfund/
=====
Selain Emas dan Reksadana, gue juga berencana untuk berinvestasi di saham secara langsung dan nantinya di properti (ngimpi). Membuka usaha atau bisnis sendiri, biar gimanapun, pasti untungnya bisa lebih banyak. Tapi gue kayanya belum siap mental untuk sport jantung setiap bulan.
=====
Gue sendiri belum mendapatkan manfaat yang nyata dari investasi di emas dan reksadana, karena memang aktivitas ini baru gue jalani 2-3 bulan.
Tapi yang harus diingat, ketimbang duit didiamkan di rekening bank dan kemudian tergerus inflasi, atau dibelikan barang-barang konsumsi yang nilainya turun, gue masih yakin kalau mengalokasikan dana di emas dan reksadana jauh lebih baik.
Last edited by nerve_gas; 07-03-2016 at 10:34 PM.
"The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain
Kok ku baru tau ada topik begini?
Saya lagi ga punya tabungan, ga punya asuransi juga. Lagi masa2 idup hemat. Kalo ga punya duit itu sesuatu banget. Mau beli2 segala macem ga jadi semua
---------- Post Merged at 12:03 AM ----------
Kok ku baru tau ada topik begini?
Saya lagi ga punya tabungan, ga punya asuransi juga. Lagi masa2 idup hemat. Kalo ga punya duit itu sesuatu banget. Mau beli2 segala macem ga jadi semua
There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.
Everyone wants happiness, no one wants pain.
But you can't make a rainbow without a little rain.
Alhamdulillah pak mbok seperti McGyver, mengurus dua rumah jadi ndak susah. Setiap liburan ke Bandung biasanya sekalian merawat rumah. Kalau tiba-tiba ada kerusakan dan mbok ndak di sana, biasanya minta tolong teman dan tukang yang bisa dipercaya.
GG baru menikah toh? Awalnya memang sulit tapi kalau bisa sepakat dengan istri on how to save your money, nanti ketemu koq caranya.
"The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain
Kalau saya sih karena duit tabungannya belum terlalu banyak, jadi agak ragu untuk investasiin... tapi ada beberapa yang diinvestasikan jadi emas gitu.
Kalau sisanya saya tabung aja, jaga-jaga buat dana simpanan semisalnya ada keperluan mendadak ga usah pusing ngutang sana-sini atau pinjam uang kesana-kemari.
Kalau mau sih, bikin satu atm lagi aja gan, buat tabungan khusus juga bisa kok.