terinspirasi dari thread merantau mengenai identitas, dan juga sebenarnya pertanyaan ini sudah pernah cukup lama kupikirkan dari observasiku terhadap sodara2ku yang hasil anak perantauan
seandainya..
katakan ada sepasang suami istri, si A (istri) adalah orang jawa merit dengan B (suami) yang orang batak, masing2 A dan B bisa bahasa sukunya sendiri (ato setengah lancar), tapi tidak bisa bahasa pasangannya. ditambah, si A dan B juga sama2 bisa bahasa indonesia, dan komunikasinya pake bahasa indonesia.
nah, katakan suami istri ini tinggal di LN yang menggunakan bahasa asing, katakan di prancis deh, otomatis lingkungan juga menggunakan bahasa prancis.
kalo kalian sebagai A ato B, dan ingin mengajarkan si anak bahasa kedua (selain bahasa asing prancis yang pasti akan di pick up saat anaknya sekolah dan bergaul di luar rumah nanti), apa yang akan kalian ajarkan? jawa, batak, ato indonesia?
apakah lebih baik ajarin bahasa indonesia yang si A dan B pasti lancar baik secara lisan maupun tulis? karena A dan B mendapatkan pendidikan bahasa indonesia secara formal selama dulu di sekolah, pasti lancar di dua aspek itu. plus, bahasa indo juga lebih umum dipake di seluruh tanah indonesia, jadi indonesian speaker pasti lebih banyak daripada bahasa per daerah.
ato, apakah lebih baik ajarin bahasa suku yang si A dan B stengah lancar? dalam arti separuh lancar secara lisan karena biasa bahasa lisan kan diturunin secara informal dalam keluarga aja ya, dan bahkan itu juga pasti tercampur2 dengan bahasa indonesia, jadi bahasa suku pun fasihnya stengah aja gitu. ditambah, A dan B juga tidak bisa secara tertulis (misalnya bahasa jawa kan ada tulisannya sendiri kan, nah maksudnya ga bisa secara tertulis itu).
dengan mempertimbangkan plus dan minus antara ngajarin bahasa indo ato bahasa suku, yang mana yang akan kalian pilih sebagai bahasa kedua ato ketiga si anak?
---------- Post Merged at 12:09 PM ----------
saya tambahkan lagi settingnya
katakan si A dan B juga mempunyai pandangan mengenai pentingnya rasa identitas suku, jadi masing2 mempunyai keinginan cukup kuat untuk mengajarkan bahasa suku, bahkan at times dirasakan bahasa suku lebih penting daripada bahasa indonesia. hanya terkendala kemampuan mereka yang 'separuh lancar'.
apa yang harus dilakukan mereka?