Page 1 of 18 12311 ... LastLast
Results 1 to 20 of 343

Thread: renungan ndugu v2.0

  1. #1
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678

    renungan ndugu v2.0

    expectation management. alias managemen harapan?

    istilah yang relatif baru yang saya temukan. suatu konsep yang saya sadari dan rasakan kepentingannya termasuk dalam kehidupan sehari2, dan yang juga saya rasa hanyalah sesuatu yang intuitive. business or management isnt my specialty, and i wasnt aware there is such jargon to describe it. harus kuakui kalo saya lumayan surprised saat menemukan ternyata adanya istilah untuk mendeskripsikan konsep itu.

    terkadang saya melihat ada segelintir orang yang terlalu meremehkan expectation management ini. contohnya mantan bos di tempat kerja yang dulu, termasuk lumayan parah dalam menangani expectation pelanggannya. walopun di saat itu saya masi blom mengenal expecation management secara formal, secara naluri pun bisa saya rasakan kalo cara penanganannya tidaklah ideal. akibatnya? menimbulkan stress dan pengecewaan ga penting yang sebenarnya bisa dihindari terhadap kedua belah pihak. and the funny thing is, he never learned his lesson. ironisnya pula, orang yang dikenal baik hati, yang tidak bisa mengatakan 'tidak', dan yang terlalu ingin menyenangkan dan memenuhi keinginan orang laen lah yang sepertinya cenderung mempunyai masalah ini. i cant say i'm not guilty.

    memanage expectation dalam situasi one-to-one, ato one-to-few, tentu lebih gampang. akibat maupun komplikasi dari hasil mismanagement, cenderung lebih simpel, dengan asumsi tidak ada nyawa yang terlibat sedangkan dalam kasus one-to-many? we may want to handle it with care..

    dalam kasus bencana gempa di jepang ini, i haven't quite decided yet apakah pemerintah jepang memanage expectation (DAN resiko) dengan baik. dengan mempertimbangkan situasi kondisi di mana multiple bencana dalam proporsi sebesar ini terjadi simultaneously dari berbagai sudut ditambah tekanan waktu, at this point i'm leaning towards yes, terutama jika dibandingkan dengan standar ukuran bencana yang lalu2 di daerah negara laen. kritikan dari penduduk jepang sendiri sudah mulai berdatangan, as expected, dan akan selalu terjadi di mana saja setelah bencana.


    my heart goes out to the victims, dan semoga mereka bisa bangkit kembali membuka lembaran baru.
    Last edited by ndugu; 14-03-2011 at 05:58 AM.

  2. #2
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    Dear spring,

    Where art thou? Was it really snow i saw this morning?

    Biarpun saya sering mengeluh tentang cuaca, ntah musim panas yang terasa terlalu panas, atau musim dingin yang terlalu dingin, perubahan2 cuaca seperti ini sebenarnya mengajarkan kita untuk lebih menghargai cuaca. Setiap setelah melewati musim panas yang panjang dan lengket, musim gugur jauh terasa lebih kuhargai. Setiap setelah melewati musim dingin yang panjang dan menusuk tulang, musim semi juga jauh lebih kuhargai dan kutunggu2. Satu hal yang tidak pernah disadariku sebelumnya adalah, betapa cuaca bisa mempengaruhi mood. Biarpun musim semi sebenarnya relatif masi dingin dan sejuk, tapi setelah melewati musim dingin yang panjang dan kelabu, musim semi terasa jauh tolerable dan justru cheers you up. Tanaman2 yang berwarna warni kembali bangun dari tidurnya yang panjang, is a very welcoming sight indeed. Jika dibandingkan andaikan setiap saat hidup di cuaca yang temperaturnya konstan seperti musim semi, akankah saya tetep kepikiran untuk menghargai musim semi beneren? Probably not. Mungkin malah digerutui.

    In any case, selamat berjumpa lagi musim semi. Last year you almost didn't make it. I hope this year you'll stay a tad bit longer. I look forward to seeing your tulips and cherry blossoms. Meanwhile, my heart goes to for those with allergies.


    From,

    Someone who has been waiting impatiently for spring

  3. #3
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    kurasa bahasa indonesia tidak lah begitu math-friendly. sebutan untuk angka2 cenderung panjang2 kalau dihitung sukukatanya per nomor. menyebut angka 9 memerlukan 3 sukukata, apalagi menyebut angka 99, memerlukan 8 sukukata.

    kalo dibandingkan dengan, katakan bahasa inggris, nomer 9 hanyalah 1 sukukata, dan nomer 99 hanyalah 3 sukukata. satu2nya nomer dalam bahasa inggris yang melebihi dari 1 sukukata hanyalah nomer 7, yaitu se-ven. tapi tidak ada yang sampe 3 sukukata hanya untuk satu nomer. apalagi bahasa cina, semua satu sukukata saja, termasuk satuan ratusan maupun ribuan bahkan puluh ribuan, yang padahal inggris maupun indo juga masing2 masih terdiri dari 2 sukukata (ra-tus / hun-dred dan ri-bu / thou-sand).

    intinya? kepanjangan.

    dan angka2 yang mempunyai suku kata yang panjang tidak lah membantu seseorang dalam melakukan hafalan maupun perhitungan secara mental, karena jelas waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebutan nomer yang terdiri dari satu sukukata tentu lebih cepat dibandingkan yang terdiri dari tiga sukukata. saat komat kamit, bikin haus duluan

  4. #4
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    saya rasa mobil model2 baru belakangan ini banyak yang justru membahayakan keselamatan pengemudinya. mungkin niatnya ingin memberi kesan mobilnya canggih, keren, pinter dan multifungsional. tapi sepertinya panel2 yang disediakan oleh mobil2 ini semakin lama semakin rumit. terlalu banyak feature, terlalu banyak yang musti ditekan, terlalu kompleks untuk dioperasikan di saat kendaraan lagi berjalan. akibatnya? konsentrasi dan pandangan mata si pengemudi yang seharusnya berada di jalan, malah terganggu dengan segala pernak pernik yang ada di panel itu. maenin musik lah, ngetikin alamat ke gps lah, liat peta lah, nyalain tipi ato pelem buat screen di blakang lah, liat berita lah, ngutak ngatik setting mobil lah, dll. idealnya si pengemudi ada seorang temen alias asisten yang bisa bantu melakukan semua itu, dengan begitu tidak perlu mengganggu konsentrasi pengemudi. tapi dalam kenyataannya, it doesnt always happen.

    hal yang sama dengan orang2 yang merasa dirinya bisa nelpon2 di hape, baca2 maupun ketak ketik sms saat mengoperasikan kendaraan, kurasa itu hal yang sangat berbahaya. perlu ada peraturan lebih ketat mengenai ini.

    inilah kejelekan dari kemajuan teknologi. too distracting.

  5. #5
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    91-year old woman selling $60 suicide kits

    singkatnya... seorang pemuda mati bunuh diri dengan alat khusus bunuh diri yang dijual oleh sebuah "perusahaan" yang dikelola oleh seorang wanita berumur 91 taon, yang kedengarannya memang hanya terdiri dari satu orang saja. sekarang wanita ini terancam hukum karena sudah menjual di internet alat rakitan sendiri yang bertujuan khusus untuk bunuh diri itu.

    saat diinterview, wanita tua itu mengaku telah menjual alat bunuh diri kepada si pemuda itu, dan dia tidak menyesalinya. dia mempunyai cerita tragis sendiri mengenai suaminya yang sudah meninggal oleh kanker usus, mengenai perjuangan dan kondisi hidupnya di saat2 terakhir, yang sepertinya membentuk opininya seperti dia beropini skarang. bahkan suami keduanya adalah aktivis dan pendiri organisasi yang bertujuan mendukung pelegalan assisted suicide, dan penulis buku manual mengenai bagaimana cara2 membunuh diri.

    it really is a matter of choice, dan kalo pemuda itu bunuh diri, atas keinginan dan kesadarannya sendiri, kenapa wanita ini yang harus disalahkan? it will be a great shame kalo ternyata wanita itu dipidanakan saya harap usaha dan tenaga yang diberikannya untuk cause ini tidak berakhir sia2..

    m'am, you've got my full support and respect, and i wish you for the best outcome.

  6. #6
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Quote Originally Posted by ndugu View Post
    saya rasa mobil model2 baru belakangan ini banyak yang justru membahayakan keselamatan pengemudinya. mungkin niatnya ingin memberi kesan mobilnya canggih, keren, pinter dan multifungsional. tapi sepertinya panel2 yang disediakan oleh mobil2 ini semakin lama semakin rumit. terlalu banyak feature, terlalu banyak yang musti ditekan, terlalu kompleks untuk dioperasikan di saat kendaraan lagi berjalan. akibatnya? konsentrasi dan pandangan mata si pengemudi yang seharusnya berada di jalan, malah terganggu dengan segala pernak pernik yang ada di panel itu. maenin musik lah, ngetikin alamat ke gps lah, liat peta lah, nyalain tipi ato pelem buat screen di blakang lah, liat berita lah, ngutak ngatik setting mobil lah, dll. idealnya si pengemudi ada seorang temen alias asisten yang bisa bantu melakukan semua itu, dengan begitu tidak perlu mengganggu konsentrasi pengemudi. tapi dalam kenyataannya, it doesnt always happen.

    hal yang sama dengan orang2 yang merasa dirinya bisa nelpon2 di hape, baca2 maupun ketak ketik sms saat mengoperasikan kendaraan, kurasa itu hal yang sangat berbahaya. perlu ada peraturan lebih ketat mengenai ini.

    inilah kejelekan dari kemajuan teknologi. too distracting.
    yaa seperti anak2 muda yg sibuk dgn bb nya..

  7. #7
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    http://nyti.ms/h8RF5N
    nobody calls anybody anymore how true artikel itu! begitulah kenyataan di jaman skarang

    persis seperti yang ditulis oleh penulis itu, kalo telponku berdering, dan jika penelponnya bukan keluarga ato bukan dari seseorang yang memang lagi ditunggu telponnya, pikiran pertamaku adalah "ada apa? what's wrong? ada masalah apa? ada kedaruratan apa?"

    sepertinya kebudayaan berinteraksi secara santai sudah sangat berubah. mungkin di jaman2 dulu sebelum telpon menjadi seumum skarang, mungkin sangat lumrah untuk seseorang berkunjung ke rumah orang laen tanpa perlu bikin janji dulu, sekedar bersilahturahmi ato menjenguk ato ngajak ngobrol santai. sangat wajar dilakukan walo tidak ada tujuan khusus. kalo empunya ngga ada di rumah, ya sudah, mungkin titip pesen aja.

    lalu setelah telpon sudah lebih umum, saya inget biasanya kita nelpon dulu sebelum berkunjung rumah seseorang, minta permisi, ato bikin janji ngabarin kapan mo berkunjung. mengunjungi rumah secara langsung menjadi tidak begitu umum lagi, bahkan etikanya jangan mengunjungi rumah orang setelah jam sekian malem supaya tidak mengganggu orang rumah. kalo orang mo ngobrol2 santai, pake telpon aja langsung. sangat wajar anak2 remaja jaman itu memonopoli telpon, sembunyi di kamarnya, dan ngobrol sampe pagi2 subuh2.

    skarang? di jaman rata2 setiap manusia sudah mempunyai hape pribadi? lewat sms. ato lewat imel, apalagi dengan adanya fasilitas komputer, smartphone, internet dan segala gadget elektronik. telpon secara langsung? sangat jarang dilakukan lagi. begitulah yang terjadi padaku. and i know i'm not alone. kalo ada telpon dengan nomer tak dikenal yang masuk, pasti di-ignore dan tidak diangkat. kalo ada yang penting, maka penelpon akan meninggalkan pesan. begitu pemikiran orang jaman skarang pada umumnya. (celakanya, fenomena ini juga sudah mulai mewabah ke dunia kerja / kantoran). etikanya, jangan menelpon di atas jam sekian malam, supaya tidak mengganggu pemilik telpon. kalo mo ngomong langsung lewat telpon, etikanya imel duluan untuk janjian ato minta permisi apakah bisa nelpon jam sekian. phone appointment.

    padahal kalo dipikir2, jika dibandingkan dengan baru 10 taon yang lalu, apakah aneh / salah menelpon tanpa warning? ntah bagaimana terbentuknya peraturan tak tertulis ini, dan ntah bagaimana saya pun nge-pick up etika dan budaya baru ini.

  8. #8
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    aduh.. baru semalam ngerumpi ama BundaNa mpe 2 jam

  9. #9
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    loh.. ngerumpi apa nih?
    bagi2 donk gosipnya

    btw, ngga ada salahnya kok ngerumpi berjam2, saya juga pernah demikian, cuman rasanya lebih jarang aja belakangan ini tiba2 telpon tanpa warning.. dan kalo pun mo ngobrol di telpon, biasa ngabarin dulu mo nelpon.. trus baru ngerumpi dan catch up berita masing2 berjam2..
    Last edited by ndugu; 08-05-2011 at 02:39 PM.

  10. #10
    Quote Originally Posted by ndugu View Post
    http://nyti.ms/h8RF5N
    nobody calls anybody anymore how true artikel itu! begitulah kenyataan di jaman skarang

    persis seperti yang ditulis oleh penulis itu, kalo telponku berdering, dan jika penelponnya bukan keluarga ato bukan dari seseorang yang memang lagi ditunggu telponnya, pikiran pertamaku adalah "ada apa? what's wrong? ada masalah apa? ada kedaruratan apa?"
    Ah persis! Saya seringnya tidak mengangkat telpon jika dari nomor tidak dikenal atau dari kantor. Males ditimpakan problem solving kayak nggak ada hari esok saja.

  11. #11
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    saya baru tau dari seorang social worker yang berkecimpung dalam dunia pengadopsian anak domestik / internasional, bahwa di amrik ternyata tidak ada lagi panti asuhan. lupa saya tanyakan, sejak kapan pemerintah amrik mengubah sistemnya. katanya skarang sistem panti asuhan itu sudah diganti dengan sistem fostering, anak-ortu asuh. prasaan novel paman kaki panjang alias daddy long legs baru muncul awal 1900an (?), dengan mengasumsikan setting cerita itu menggambarkan kondisi jaman itu sebenarnya, saya ga nyangka ada perubahaan yang gede dari sistem pengasuhan anak yatim piatu gini. that's quite a change. biarpun saya sering mendengar tentang fostering, cuman ga nyangka aja sistem panti asuhan gini dicabut total.

    dalam sistem fostering ini, anak ini (foster kid) di'titip'in ke keluarga asing (foster parent/s). anak asuh ini bisa jadi yatim piatu, bisa juga yang diambil/dilindungi dari kasus penelantaran, penyiksaan, dll. ntah bagaimana sistem rotasinya secara jelas, yang pasti anak asuhan ini bisa jadi kepingpong sana sini di antara keluarga yang berbeda2. sepertinya dengan durasi waktu yang berbeda2, mungkin tergantung dengan foster parentnya? kuingat sala satu tetanggaku dulu ada yang menjadi foster parent, di mana seorang anak remaja, dengan ras berbeda, tinggal bersama dia besarta anak2 kandung laennya, selama 4-5 tahun, and still counting.

    saya rada penasaran dengan reasoning kenapa menerapkan sistem fostering, dan bukan bersamaan dengan sistem panti asuhan? mungkin dengan didasari pemikiran bahwa anak asuhan ala fostering gini bisa mendapat perhatian yang lebih terfokus dibandingkan anak2 asuhan dalam panti asuhan yang harus berebut perhatian? i dont know. tapi social worker itu juga mengeluhkan keburukan sistem fostering yang menyebabkan anak asuhan tidak mempunyai sense of attachment karena hidup di lingkungan yang berbeda2. i guess she has a point. bisa kah panti asuhan memberikan rasa itu?

    tapi, kenapa tidak menerapkan 2 sistem itu secara bersamaan? yang manakah yang lebih baik?
    Last edited by ndugu; 04-06-2011 at 03:05 PM.

  12. #12
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    semakin dewasa, semakin banyak komitmen dan tanggung jawab hidup. dulu saya selalu mengatakan pada diri sendiri supaya tidak terjebak pada lingkaran ini. jalanilah kehidupan yang simpel dan tidak banyak menuntut. tapi sepertinya tanpa disadari, dan ntah bagaimana dan kapan awal mulanya, saya menemukan diri terjerat dan semakin dalam terpuruk pada sarang laba2 ini. even though you are willing to let them all go, tapi bagaimana melepaskan tanggung jawab yang sudah kepalang melekat pada diri kita ?


    *akibat cape mental dan fisik*

  13. #13
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    kenapa ndugu?
    karena merasa tidak ada progress dalam hidupmu
    dan hidupmu malah terkungkung dengan sekelilingmu?
    *kadang gw merasa gitu juga, kurang bebas berekspresi dan menentukan pilihan hidup
    karena memang ada tanggung jawab lain yang harus dipenuhi,

  14. #14
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    sama...
    dan ntah mo dimulai dari mana dulu membereskan dan merapikan serpihan kehidupan yang tercecer sana sini yang tidak ada endingnya agak ngerasa kehilangan fokus dan ritme kehidupan, dan seperti lupa apa rasanya hobi dan kebebasan dan mimpi yang ingin dilakukan dalam hidup..

    kenapa hidup makin lama makin rumit yah?

    mungkin lagi merasa cape aja..

  15. #15
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    sekian taon yang lalu saya pernah menemukan artikel mengenai etika saat job interview yang mengajurkan supaya berjabat tangan lah yang tegas supaya memberikan kesan baik pada interviewer. tidak perlu sampe memelintir tangan si lawan, tapi just firm enough. karena kadang ada orang yang justru tersinggung jika kita kurang 'serius' dalam berjabat tangan. hanya kupikir, saran itu tidak harus untuk saat job interview aja, kupikir itu saran yang bagus untuk pergaulan sehari2 juga.

    now, semua orang pasti pernah berjabat tangan. dan kurasa semua orang juga pasti pernah mengalami pengalaman berjabat tangan dengan tangan yang lunglai. seakan2 ragu untuk berjabat tangan, tidak tegas dan tidak ada tenaga saat menggenggam, yang lalu berakhir dengan keadaan posisi tangannya seperti daun layu yang lagi rontok. herannya orang yang bertangan lunglai itu sangat banyak ditemukan di antara orang asia. ntah karena malu2 ato tangannya yang lagi sakit ato apa. masalahnya, saat berjabat tangan dengan tangan lawan yang demikian, kadang membuat kita jadi bertanya2 apakah nih orang keberatan berjabat tangan, yang lalu berakibatkan kita ikut2an ragu karena kekuatiran akan keberatannya, sehingga tangan kita ikut2an melemah.

    apakah berjabat tangan itu sesuatu yang harus diajari?

  16. #16
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    sebenarnya jabat tangan mah jadi dirimu sendiri aja,
    kalau ragu keknya jangan yah.. sualnya pihak lawan / interviewernya pasti yang menyodorkan tangan duluan kan?
    kalau dari kitanya, nanti kesannya kita yang pengen undur diri cepet2

    ada anak sebelah, yang share pengalamannya jadi HRD,
    dia pake istilah HRD jaman dinosaurus kalau yang masih saklek ngikutin metode ala buka A, buku B dsb,

    trus ada cerita menarik yang dia bagikan. :
    Contoh kasus yang lain. Pernahkah anda menghadapi situasi ini? ketika anda masuk dalam ruangan dan setelah berjabat tangan dengan yang menginterview anda. Tapi tidak dipersilahkan duduk?
    Jika anda ambil inisiatif duduk, maka HRD akan menulis di kertas komennya anda tidak sopan. Anda tidak menghargai tuan rumah notabene adalah HRD. Anda lancang. Maka anda tidak lulus.

    Jika anda berdiri dan menunggu sampai di persilahkan duduk. Maka HRD akan menulis di kertas komennya. Anda orang yang tidak punyai inisiatif, anda lambat dalam ambil keputusan. Maka anda tidak akan lolos dan di coret.

    Jadi kalau anda bertanya pada saya, apa yang harus anda lakukan? maka jawaban saya adalah 'JADILAH DIRIMU SENDIRI" lupakan semua teori teori dri para ilmuwan hebat. Anda di terima karena anda memang akan di terima.

  17. #17
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    saya bisa mengerti kenapa facebook lagi shopping membeli perusahaan2 kecil demi mengambil CEOnya.

    tidak semua bisnis bermodel sama. and i guess for this business model, you really need someone who is well rounded, seseorang yang mengerti the technicality of it, and the business management side of it. dan saya rasa orang seperti ini sangat susah dicari, if at all possible. orang yang biasanya kuat di satu sisi, blom tentu bisa maupun enjoy melakukan sisi yang laen. ada yang secara sadar justru dengan sengaja memilih satu sisi saja. karena manusia secara alami akan memilih comfort zonenya. kalo pun ada manusia yang bisa dan mau men-juggle multiple sisi dan berstruktur dan bisa think outside the box seperti ini eksis, maka sangat likely orang seperti ini bukan berada di posisi sebagai staff, but a business owner. and you'll need to buy the whole company out kalo mo beli CEOnya.

    unfortunately, not all businesses can afford that

  18. #18
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    kadang saya mikir setelah melihat materi pendidikan anak2 jaman skarang, rasanya ngga adil yah dengan anak2 jaman dulu katakan, murid2 sekolah tahun 1950an hanya perlu belajar sejarah sampe tahun 50an, tapi murid2 sekolah di jaman 2010 harus belajar sejarah sampe tahun 2010. Itu berarti materi pelajarannya bertambah ekstra 60 tahun. more things to learn, more things to memorize. dan tentu saja dalam 60 tahun, perkembangan teknologi, penemuan2 baru dan inovasi2 baru, banyak yang bermunculan. semakin banyak bidang dan spesialisasi yang bisa diambil, dan mungkin malah harus dikuasai, padahal pelajaran2 itu masi tidak eksis di 60 taon yang lalu.

    are we putting too much pressure? dan bagaimana dengan informasi overload?

  19. #19
    Barista AsLan's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    9,288
    Quote Originally Posted by ndugu View Post
    sekian taon yang lalu saya pernah menemukan artikel mengenai etika saat job interview yang mengajurkan supaya berjabat tangan lah yang tegas supaya memberikan kesan baik pada interviewer. tidak perlu sampe memelintir tangan si lawan, tapi just firm enough. karena kadang ada orang yang justru tersinggung jika kita kurang 'serius' dalam berjabat tangan. hanya kupikir, saran itu tidak harus untuk saat job interview aja, kupikir itu saran yang bagus untuk pergaulan sehari2 juga.

    now, semua orang pasti pernah berjabat tangan. dan kurasa semua orang juga pasti pernah mengalami pengalaman berjabat tangan dengan tangan yang lunglai. seakan2 ragu untuk berjabat tangan, tidak tegas dan tidak ada tenaga saat menggenggam, yang lalu berakhir dengan keadaan posisi tangannya seperti daun layu yang lagi rontok. herannya orang yang bertangan lunglai itu sangat banyak ditemukan di antara orang asia. ntah karena malu2 ato tangannya yang lagi sakit ato apa. masalahnya, saat berjabat tangan dengan tangan lawan yang demikian, kadang membuat kita jadi bertanya2 apakah nih orang keberatan berjabat tangan, yang lalu berakibatkan kita ikut2an ragu karena kekuatiran akan keberatannya, sehingga tangan kita ikut2an melemah.

    apakah berjabat tangan itu sesuatu yang harus diajari?
    Jabat tangan itu sesuatu yg tidak sehat, tangan adalah bagian tubuh yg biasanya dipenuhi bakteri.
    Kita kan gak tau tangan orang lain abis ngapain aja, bisa abis ngupil, abis buang ingus atau abis ngorek2 makanan yg keselip di gigi

    Jabat tangan juga bukan budaya yg efisien, bayangkan kalau disebuah ruangan ada 1000 orang yg harus berjabat tangan, misalnya acara kawinan, orang harus ngantri hanya untuk saling menempelkan tangan, kayak semut yg menempelkan sungut aja... Bisa dibayangkan berapa banyak kuman yg saling bertukar posisi, belum lagi pegelnya

    Budaya cium pipi juga tidak baik, ngapain kita cium2 pipi orang, belum tentu pipinya bersih, siapa tau ketularan panu atau herpes... hih seram...

    Yang lebih parah budaya cium bibir... kan gak semua orang rajin gosok gigi...

    Dari semua teknik sapaan, yg paling sempurna itu teknik salam orang China
    Tinggal kepalkan 2 tangan didepan dada dan digoyang2
    gak pake sentuhan, gak pake tuker2 penyakit, kalau ada ribuan orang atau jutaan orang juga gak masalah...

    Gimana ya kalau teknik salam milik China ini dijadikan standar baku internasional ?

  20. #20
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    ato jepang? tinggal bungkuk aja?

    cuci tangan donk slan :p

Page 1 of 18 12311 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •