kok belum ada yg nyorot ini ya?
Hari itu, Sabtu (17/3/2012), White Hart Lane terbelah, dengan tidak sama rata. Sebagian kecil dari sekitar 35.000 orang, mendukung Bolton Wanderers. Sebagian besar sisanya mendukung tuan rumah, Tottenham Hotspur.
Kelompok kecil lebih dulu bersorak, ketika Gareth Bale meloloskan bola hasil tendangan sudut ke dalam gawang sendiri pada menit keenam. Lima menit kemudian, Tottenham melihat asa mereka ke semifinal Piala FA terjaga berkat gol, Kyle Walker.
Setelahnya, dua kelompok itu terus bertingkah memekatkan aroma duel hidup-mati, sampai gelandang Bolton, Fabrice Muamba, terjatuh tak sadarkan diri, yang belakangan diketahui karena serangan jantung, pada menit ke-42. Dokter tim tergopoh-gopoh mengampiri dan membalikkan badan Muamba menghadap ke atas. Paramedis menyusul. Alat bantu pernapasan dan pacu jantung digunakan untuk menyadarkan Muamba.
Dalam hitungan detik, setting dan atmosfer panggung berubah. Bola, gawang, papan skor, dan pemain idola tak lagi menjadi target pandang utama. Layar merah berubah jadi ungu. Teriak dan pekik mendadak berganti seruan tertahan. Kelompok besar dan kecil yang sebelumnya beradu punggung, kini menjadi lingkaran utuh dengan satu rapalan bulat untuk pemain tak ternama, "Muamba... Muamba... Muamba." Para pemain yang berdiri tak teratur di sekitar Muamba tak tampak memikirkan apa pun selain keselamatan Muamba.
Setelah alat bantu pernapasan dan pacu jantung tak kunjung membawa Muamba kembali sampai turun minum, Muamba ditandu menuju ruang perawatan di dalam stadion. Sebelum waktunya babak kedua dimulai, wasit Howard Webb mengumumkan, pertandingan dihentikan dan Muamba dibawa ke rumah sakit dengan ambulans, masih dalam keadaan tidak sadar.
Dari sejumlah sudut pandang, insiden Muamba adalah kerugian besar. Bagi pemain, insiden itu menyisakan trauma. Pemain juga harus bekerja ekstra, karena mereka akan memiliki program latihan untuk episode lanjutan.
Bagi Tottenham, mereka sudah mengeluarkan biaya operasional untuk satu pertandingan penuh. Penundaan akan membuat mereka menyiapkan diri menggelar pertandingan lanjutan, dengan mempertimbangkan tidak memungut bayaran lagi.
Stasiun televisi pemegang hak siar harus mengakali hilangnya separuh waktu tayang program mereka dan menyiapkan slot kosong untuk pertandingan lanjutan, yang belum ditentukan tanggalnya.
Toh, tak ada yang memberikan respons negatif atas keputusan penghentian pertandingan. FOX Soccer di Amerika Serikat menayangkan langsung pertandingan itu dan tidak mengubah siaran sampai ada konfirmasi bahwa laga dihentikan. Mewakili FOX Soccer, Keith Costigan, menutup tayangan pertandingan itu dengan mengucapkan "Hati dan doa kami menyertai Fabrice Muamba.
Stasiun-stasiun televisi juga melihat insiden itu dengan tetap menjaga etika. Ketimbang menyorot Muamba dan usaha tim medis menyadarkannya, mereka memilih mengarahkan kamera ke sudut-sudut lain stadion. Komentator Tony Jones dan Nigel Winterburn juga mengendalikan diri dengan baik. Mereka hanya mengatakan kepada pemirsa apa yang mereka betul-betul tahu soal kejadian itu, tanpa tergoda menyampaikan narasi spekulatif dan skeptis.
Aston Villa dan Blackburn Rovers juga bereaksi positif. Mereka menolak mengambil keuntungan dari situasi Bolton dan bahkan mengambil risiko rugi. Mereka bersedia menunda pertandingan Premier League melawan Bolton, yang dijadwalkan akan berlangsung pada Selasa (20/3/2012) dan Sabtu (24/3/2012), meski sejauh ini baru pertandingan melawan Aston Villa yang pasti ditunda.
Kredit penuh juga harus diberikan kepada tim medis dan dokter yang telah bekerja menyelamatkan Muamba, yang sudah kembali sadar dan terus menunjukkan kemajuan.
Terakhir dan terbesar, adalah kredit untuk pemilik industri sepak bola, suporter. Mereka menyebarluaskan kabar tersebut dan menyampaikan dukungan dan doa melalui jejaring sosial Twitter.
Beberapa hari sebelumnya, Barcelona mengumumkan bahwa Eric Abidal akan menjalani operasi transplantasi hati. Dukungan berdatangan dari berbagai pihak, termasuk dari rival abadi mereka, Real Madrid. Sebelum pertandingan Liga BBVA melawan Malaga, Malaga, di Santiago Bernabeu, Minggu (19/3/2012), Madrid mengenakan kaus bertuliskan doa untuk Abidal dan Muamba, "Animo Abidal" dan "Get Well Soon Muamba."
Melalui Abidal dan Muamba, sepak bola angkat bicara. Setelah dinodai pelecehan rasis, perang antarsuporter yang menewaskan ratusan orang di Mesir, aksi saling ejek dari orang yang mengaku mencintai sepak bola, dan persaingan tidak sehat, termasuk yang terjadi di PSSI, sepak bola menampakkan hatinya. Lebih dari sekadar menang-kalah, untung-rugi, dan benar-salah, sepak bola mengungkapkan alasan kenapa ia disebut permainan yang indah, kemanusiaan.
"Sepak bola adalah hal terakhir yang ada di pikiran semua orang, ketika situasi buruk seperti ini terjadi. Kami semua berpikir tentang Fabrice dan keluarganya," ujar Harry Redknapp.
saus:http://bola.kompas.com/read/2012/03/...ati.Sepak.Bola