Page 1 of 2 12 LastLast
Results 1 to 20 of 31

Thread: Impian Sederhana Orangtua

  1. #1
    Barista Nharura's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Di Hatimu
    Posts
    5,072

    Impian Sederhana Orangtua

    Sederhana sekali Impian mereka, para Orang Tua kita...


    1. Saat Wisuda
    Pikiran sang anak : " aku yakin,, kalau aku sudah lulus sarjana, berarti aku sudah bisa bikin ortuku
    bangga, krn telah membiayai pendidikanku selama ini,, aku merasa puas melihat
    mereka bahagia"

    Pikiran sang ortu: "akhirnya anakku sudah sarjana,,aku bahaga dia bisa melalui proses ini,, ini adalah
    awal baginya,, aku harap dia bisa bertanggung jawab atas hidupnya dari
    pendidikan yg ia sudah tempuh"

    2. Saat Mendapatkan pekerjaan yang layak
    Pikiran sang anak : Kini aku sudah jadi pejabat pemerintah ,, beliau berdua pasti
    sudah bahagia atas pemberian-pemberian ku dari gaji bulananku,, aku bangga sama
    diriku atas keberhasilan ini... mereka tak sia-sia menyekolahkan aku dari kecil.

    Pikiran sang ortu: "kami tak mengharapkan kamu jadi orang kaya, orang pintar, hinga kamu menjadi
    sombong,, kami hanya inginkan anak kami yang baik hati dan selalu mendoakan
    kami dimanapun ia berada..."

    3. Bicara Impian-Impian

    Pikiran sang anak: ketika ditanya soal impian terbesarnya=>
    " Impian terbesarku adalah menjadi orang sukses hingga ortuku berkata " itu
    anakku,, yang susah payah aku menghidupinya kini menjadi orang berhasil,,
    Ya Tuhan, kami adalah orang yang paling beruntung...".

    Pikiran sang ortu: Saat ortu berbicara impian-impiannya"
    Impian terbesar kami dapat mempunyai anak yang mau meluangkan lisannya ,
    hatinya untuk mendoakan kami jika kami telah meninggal,,
    mempunyai anak yang tak zalim pada sesama,, tak malu berbuat baik,, takut akan
    prilaku kesewenang-wenang,, kami ingin anak yang sholeh baik untuk dirinya,
    Lingkungannya dan agamanya. Itu saja. Tidak lebih.

    4. Saat sang anak menikah

    Pikiran sang anak: (saat sang anak menempuh hidup baru) , ia berucap kepada ortunya
    "Aku mencintaimu, Ma,, aku sayang kamu, pa...."

    Pikiran sang Ortu : (diam) tak mampu berucap, hanya kantup mata yang berairan, sambil memeluk.
    Ungkapan cinta mereka tak hanya di mulut,, hati mereka terlekat dalam mencintai
    anaknya. Seperti lekatnya daging pada tulang.


    5. Saat Anaknya berumah tangga

    Pikiran sang anak: " kenapa sih mama sering nelpon aku terus dirumah,, bosan rasanya selalu mengecek
    keadaanku, aku khan sudah berkeluarga" / "Papa bener2 gak punya hati,,
    marah karena aku tak membawa anakku kerumah, padahal anakku
    sedang sakit gigi di mobil depan rumah, ia tak mau keluar menemui kakeknya, cape
    dan pusing katanya. Malah papa marah2 sama aku,krn aku tak mau membujuk
    cucunya dibilang pilih kasih. seperti anak kecil saja sih papa..."

    Pikiran mama : anak gadisku sedang apa ya sekarang? apa dia baik-baik saja dengan suaminya
    kenapa bulan2 ini dia jarang menelpon,, padahal aku rindu suaranya. Rindu dia
    berkata cetus padaku, karena aku selalu memperhatikannnya. ia masak apa hari ini?
    bagaimana ia bersama suaminya?,, bagimana hari-harinya? semoga dia baik-
    baik saja. Semoga Allah selalu menjaga menemani di kehidpan barunya.

    Pikiran Papa : entah kenapa. cucuku tak mau menemuiku. Dan anak lelakiku seakan cuek akan
    inginku. Apa karna ku begitu tua. hingga aku tak menjadi menarik lagi bagi mereka.
    aku tahu umurku sekarang beranjak enam puluhan. tapi aku akan terus menjadi muda
    untuk mereka, anak-anakku tersayang. semoga mereka menganggapku begitu.
    Kuingin mengambil perhatian mereka, meski menjadi seseorang yang menjengkelkan
    sekalipun. aku masih ingin disayang oleh mereka hingga akhir hidupku.
    ada doa tulusku untuk anak-anakku, kuingin mereka bahagia untuk hidupnya.

    Benar kata pepatah:
    *Cinta anak sepanjang galah...
    *cinta orang tua sepanjang jalan...."




    ===================

    Impian anak begitu kompleks namun tak sebanding berharganya dibanding impian orang tua yang sangat sederhana: yaitu inginkan anaknya mendoakannya dimanapun anaknya berada.


    kawan,,.. marilah luangkan hati,, pikiran dan rasa kita untuk mendoakan, dan mengasihi orang tua kita yang sedari kecil mengasihi, mencintai, lebih dari apapun kepada kita.... mereka sanggup menjadi punggung untuk kita disaat kita tak mampu berjalan,, mereka telah menjadi mata kita,, disaat kita tak mampu melihat bahayanya dunia,, mereka bisa tertawa untuk kita disaat kita bersedih,, mereka adalah segalanya,, jangan lupakan mereka... meski doa sekalipun..

    ======================


    *seberhasil apapun kita,, sepintar apapun kita,, secerdas apapun kita,, jika tak mampu membahagiakan orang tua,, kita bukanlah apa-apa... karna Ridha Allah SWT adalah Ridha orang tua......berbuat baiklah kepada mereka...
    Penulis Sastra, Penyayang Hewan, PNS biasa

    "Sedekah Aja "

    Sastra - > Dear Diary Inspirasi

    Kucing - > Semua Tentang Kucing

    PNS - > Sukses Mengabdi Pada Negara

  2. #2
    pelanggan setia beastmen85's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    The Dreamcloud
    Posts
    3,046
    gw mau posting kejam tp takut merusak suasana trit ini...

  3. #3
    Barista BundaNa's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Na...Na...Na
    Posts
    12,679
    Ortu saya kog bersikap tidak seperti iru ya?
    Menurut bapak ketika anak2 sudah bisa berdiri sendiri, dia sudah bahagia. Kalau si anak jarang menelpon atau berkunjung atau berkomunikasi, bapak juga tidak pernah menuntut karena beliau sadar masing2 sudah punya kesibukan dan kehidupan.

  4. #4
    Gw mau nagis bacanya...
    Soalnya sampe ke nomor 1 aja belum...

    Mau lulus kuliah itu susah banget sihh??

  5. #5
    pelanggan setia Porcelain Doll's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Posts
    6,347
    tapi udah dapet penghasilan kan, ED?

  6. #6
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    impian orang tua gw sederhana banget... "Cariin
    asisten baru buat bu Teteh dong"

  7. #7
    Barista Nharura's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Di Hatimu
    Posts
    5,072
    cerita diatas itu,, adalah pengalaman keluarga saya,, Mama orangnya selalu senyum dihadapan anak2nya,,
    khususnya kakak2 saya yang sudah menikah,, mengatakan kesusahan saja beliau enggan, diriku klw ingat itu pengen nangis...
    Mama dan abah gak pernah bilang,, pengen anaknya yang sudah berkeluarga jangan melupakannya,, tapi mama dan abah sering mendam...
    , jadi kalau malam,, pas mau tidur,, diriku gak sengaja dengar,, mama dan abah ngomong kaya githu...

    aku ingat,,waktu zamannya aku sarjana... karena tulisan diatas itu bukan rekayasa,,
    karena itu dari pengalaman pribadi..,, aku ngomong gini sama mama..
    "ma.. ulun (aku) sudah sarjana,, tapi 2 bulan lagi langsung daftar S2 ma... Mama senang khan,, klw anaknya S2 semua..."
    terus mama menggeleng,, ujar mama waktu itu
    "kamu sudah lulus s1 aja mama senang, na.. karena tugas mama sudah selesai, jadi kamu bisa bertanggung jawab atas pendidikanmu",,

    sama ketika tulisan diatas mengangkat tema "saat menikah".. itu adalah cerita kakak2ku...
    Kakak keduaku yang sudah menikah, selalu saja protes sama mama, kenapa mama sering nelpon,,dia merasa bosan...,,
    trus pas aku nanya ke mama waktu itu,, kata mama.. hubungan darah gak akan bisa di hilangkan,,
    meskipun kakakku sudah berkeluarga,, suami bisa di ganti,, tapi kalau orang tua sampai mati gak akan pernah di ganti...

    sedangkan yang kisah ayah itu,, adalah kisah kakak ketigaku, yang cowok,, dia sudah berkeluarga,
    dan tinggal di luar Kota, tapi kalau ke rumah,, ia gak pernah lama.. anak2nya pun gak suka ke rumah kakeknya
    terlalu lama, meskipun hanya untuk salaman tangan saja, kalau gak dipaksa... Abah sering bilang,
    kenapa cucunya gak pengen ketemu dia? sedangkan cucunya kalau jalan2 senang, tapi untuk
    ketemu kakeknya aja serasa malas (kadang diriku berpikir, ini karena didikan orang tuanya,,
    ponakanku yang pertama cenderung dekat dengan mertua kakakku,, karena ortunya
    emang lebih ngedekatin dia dengan mertuanya, dibanding ortunya sendiri, beda dengan ponakan
    ketigaku,, dia palign perhatian sama kakeknya,, sampai dia dijulkin cucu kesayangan kakek^^)

    trus saat aku bicara impian2 sama mama,, mama cuman ingin disaat dia meninggal nanti, aku gak akan melupakannya... sangat sederhana sekali.. sedangkan aku, impian2ku banyak...

    Intinya.. meskipun ortu kita jahat (dipikiran kita) sampai mati beliau2 tetap akan menjadi orang tua kita. jadi bersyukurlah,, kalau masih memiliki ortu yang lengkap,, jangan mengeluh dalam merawatnya,, karena itu akan menjadi cermin kita di waktu tua nanti,, dikala kita cuek dan apatis terhadap kehidupan ortu kita,, maka 40 tahun kemudian,, disaat kita menjadi mereka,, jangan menyalahkan anak2 kita,, kalau mereka tidak memperhatikan kita...
    karena dulu, kitapun prnah bosan merawat orang tua kita, Nauzubillah... karna Karma itu selalu berlaku untuk manusia..,, maka
    berbuat baiklah kepada mereka...
    Last edited by Nharura; 24-12-2011 at 09:47 AM.
    Penulis Sastra, Penyayang Hewan, PNS biasa

    "Sedekah Aja "

    Sastra - > Dear Diary Inspirasi

    Kucing - > Semua Tentang Kucing

    PNS - > Sukses Mengabdi Pada Negara

  8. #8
    Barista BundaNa's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Na...Na...Na
    Posts
    12,679
    Saya sedang menglaminya kog, nha. Kalau mengikuti curhat di thread diary juga fb sya, saya sempat memaki adik2 saya yang tidak ada waktu dan uang buat ngurusin ortu, saya berasa jadi anak tunggal.
    Tapi justru bapak yg menenangkan saya, bahwa apa yang beliau lakukan dulu2 kepada anak2nya adalah kewajiban dan tanggung jawab beliau sebagai ortu. Mau dibales gak dibales sama anak2 itu sudah diluar kuasanya dan untuk mengeluh di malam hari pun tidak pernah, padahal saya sering terjaga malam2 takut ortu atau anak2 butuh bantuan saya.
    Mengenai cucu gak deket sama satu nenek kakek, saya juga ngalamin. Tepatnya anak2 ngalamin. Anak2 fak deket sama mertua, karena secara geografis memang susah untuk sering2 ketemu. Juga waktu karena hubby datengnya cuma sebentar. Telpon pun gak bisa lama2 karena mertua gak terlalu suka telepon2an. Blum lagi memang sometimes anak2 lebih dekat sama keluarga ibunya, ortu ikut proses kelahiran anak2 sampai mereka besar, sedang mertua tidak terlalu intensif. Dalam hati saya juga tersayat2 karena mertua lebih dekat sama keponakan, anak dari adik perempuan hubby. Tapi saya coba bijak aja, semua memang balance, seimbang, tidak harus sempurna buat hiudp kita. Karena hidup tanpa riak itu hampa.
    Saya gak coba membantah omongan nha. Tapi cobalah melihat dari dua sisi, sisi nha dan otu lalu sisi kakak2 nha.
    Karena seperti saya bilang, begitu keluar dari rumah, masing2 punya kehidupan yang konpleks dan punya skala prioritas. Kita tidak bisa menilai segala sesuatu dari sisi diri kita semata, karena hasilnya akan subyektif.

  9. #9
    pelanggan setia Porcelain Doll's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Posts
    6,347
    soal ortu yg sering nelpon itu, sejak g nikah malah intensitasnya berkurang
    apa karena g tinggal dengan mertua ya, jadinya mama dan papa ga terlalu banyak tanya

    padahal waktu g mulai kos sendiri di jkt dulu, sehari bisa 2-3 kali
    tampak terasa perbedaannya...
    g malah kangen ditelponin
    habis....kalo g nelpon pasti butuh alasan....ga biasa cuma ngobrol2 biasa aja dengan ortu sendiri...
    kaku
    kecuali kalo face to face, udah biasa....kalo lewat telpon malah bingung mau ngobrol apaan

  10. #10
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544
    bismen mau tulis apa?

  11. #11
    Barista Nharura's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Di Hatimu
    Posts
    5,072
    soal kakak2 saya diatas,, sudah saya kasih tahu ke mereka,, akhirnya mereka pelan2 memperbaiki..^^ kk kedua saya,, malahan paling intens jagain mama kalau sakit,, sekarng aja klw abah sakit,, beliau yang paling sering antar jemput ke terapi totok untuk abah...

    kalau kakak saya yang ketiga,, dulu istrinya gak begitu dekat dengan keluarga kami,, malahan kata mama,, kalau di rumah mama,, kaya orang asing, gak bisa bantu2,, tapi selama mama sakit dulu,, istrinya kakak yang sering bikinin makanan buat keluarga yang jagain mama.. pokoknya semuanya mulai mendekat, setelah mama sakit dua tahun yang lalu...

    Kakak kedua saya yang lebih akrab dengan mertuanya di banding kalau ke rumah orang tuanya sendiri,, hanya numpang Buang air kecil aja,, gak ada cerita2 sama abah,, akhirnya saya dan kakak keempat saya yang bilangin dia.. setidaknya harus adil.. jangan yang satu sering didatangin,, yang satu cuman jadi tempat buang air kecil aja..

    akhirnya kakak2 saya udah memperbaiki pelan2...^_^,, karena biasanya orang tua makin berumur, makin meminta perhatian anaknya,, makanya sekarang ipar perempuan saya, selalu bawa anak2nya (yang dulu gak dekat sama kakeknya keruman) saat di tenggarong ini, karena rmah kami sudah pindah,, jadi setiap minggu,, cucu2 bisa bermalam tempat kakeknya,,jadi kakeknya terhbur juga^^

    @bundana: sip kalau githu mba,, kalau soal adik mba itu,, jika sudah dinasehati gak mempan, ya mending diam aja,, karena nanti hal itu akan terjadi ke dia juga suatu hari nanti,, karena kita gak akan seperti ini terus, kita lambat laun pasti akan tua dan sakit juga.. oleh karena itu jika kita ingin di bantu keluarga disaat kita sakit, maka kita harus berbuat baik sama orang tua dan keluarga,, kalau gak pengen.. ya lihat saja nanti..pasti akan ada karmanya..

    seperti acil2 saya,, saya hanya memetik pengalaman,, dari cerita yang dikasih tahu mama, dan kakak2 saya,, ini cerita tentang adik2nya bapak saat mengurus kakek dan nenek,, ada adik bapak yang perempuan,, kerjaannya jalan terus.. main2 sama teman2nya,, dan ngelupain nasip ayah dan ibunya yang sudah tua di rumah,, beliau suka marah terhadap kedua ortunya,karena bilang kedua ortunya menyusahkan hidupnya, yang akhirnya dia gak bisa menikah, karena ngurusin manula-manula..,, beda dengan adik bungsu bapak.. beliau laki2 muda, tapi begitu berbakti sama ayah dan ibunya.. sampai beliau menikah saja,, beliau gak mau bercampur istrinya, sebelum beliau mandiin ayah dan ibunya yang gak bisa jalan, makanin,, setiap hari begitu...

    sekarang,, coba lihat kehidupan mereka berdua,, acil perempuan saya itu hidupnya sekarang susah, sering ngutang dimana2, dan gak punya anak.. karena suaminya acil dulu gak disetujuin oleh keluarga, tapi beliau suka membantah, dan marah kalau keluarga ikut campur urusannya,, sekrang coba lihat.. bagaimana hidupnya?..

    beda dengan acil bungsu saya, yang cowok,, beliau anaknya patuh, penurut sama orang tua dan keluarga, akhirnya... hidupnya nyaman, beliau baru selesai sekolah S3, dan menjadi peneliti terpercaya di Kaltim... sedanglan acil perempuan saya, SD saja gak tamat, karena beliau dulu gak mau sekolah, kata mama saya yang dulu ikut tinggal sama keluarga abah,, acil perempuan saya itu dari kecil gak pernah mau bantuin ortunya di rumah, selalu jalan2,, mainan sama teman2nya,, sekarang,, kata mama dulu,, terlihat khan.. siapa yang sewaktu mudanya berbaik dengan orang tua, yang kini hidupnya enak...?

    jadi,, ini bukan sekedar sesuatu hal biasa,, karena didalam hidup.. pengalamanlah yang menjadikan kita teladan,,, selama ini hanya orang2 yang beruntung yang melakukan kebaikan untuk orang tuanya,,yang bakalan hidup enak... kalau gak percaya,, kita buktikan saja^_^ Insya Allah...

    @bismen: mau ngomong apa? ^^ gak apa2,, khan disini kita share pengalaman,,saling berdiskusi...^^

    ---------- Post added at 06:38 PM ---------- Previous post was at 06:34 PM ----------

    acil artinya Tante/ paman, acil adalah sebutan kakak atau adik ibu dan ayah, dari bahasa banjar.
    Penulis Sastra, Penyayang Hewan, PNS biasa

    "Sedekah Aja "

    Sastra - > Dear Diary Inspirasi

    Kucing - > Semua Tentang Kucing

    PNS - > Sukses Mengabdi Pada Negara

  12. #12
    Barista BundaNa's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Na...Na...Na
    Posts
    12,679
    Ketika sudah menikah pasti prioritas orang bergeser. Dan meski bergeser sedikit, membawa dampak yang lumayan besar.
    Perlu kearifan banyak pihak untuk menyadari, ketika seorang anak sudah tidak terlalu intens memperhatikan orang tua atau saudara yang lain. Hanya berkurang intensitasnya, kasih sayang kepada orang tua dan saudara tidak mungkin hilang ataupun berkurang.
    Saya inget banget ada ayah seorang kawan bilang," kalian anak2, teruskanlah hidup kalian karena masa depan kalian masih panjang. Sedang papi toh sudah mau menjelang ajal. Yang penting hidup kalian ke depan."
    Saya salut sama beliau, kedua anaknya tidak ada yang tinggal serumah denga beliau di bandung, satu di solo, yang lain bahkan di jerman yang pulang pasti butuh banyak persiapan. Tapi beliau tidak pernah mengeluh dan menunt anak2nya harus memperhatikan beliau. Setiap saya bertukar khabar dengan beliau, beliau hanya tersenyum kecil," anak2 sekarang sudah jadi busur panah, mesti menjaga anak panahnya sendiri2. Saya sudah cukup bahagia melihat mereka mandiri. Hidup saya selanjutnya saya serahkan kepada Tuhan. Tuhan tahu yang terbaik untuk hidup saya."
    Saya merasakan jadi ortu sekaligus jadi anak saat ini. Mau tidak mau prioritas saya banyak yang bergeser. Apalagi anak2 semakin besar, prioritas utama saya adalah masa depan mereka. Padahal ortu juga butuh banyak perhatian, bapak gagal ginjal dan mama dimensia. Tetapi suami sudah meminta saya untuk pindah ke banjarmasin karena demi kepentingan keutuhan perkawinan dan masa depan anak2.
    Lalu saya harus memilih yang mana? Saya tahu bapak dan mama tergantung pada saya dan anak2, tapi perkawinan saya jadi taruhannya kalau saya tidak pindah bareng suami. Apalagi bertahun2 suami sudah mengalah, membiarkan saya lebih banyak mengurusi ortu dibanding dia. Padahal saya juga punya mertua, yang alhamdulillah mau mengerti keadaan ortu saya.
    Pernahkah nha sampai pada fase memilih prioritas seperti kakak2 nha yang sudah berkeluarga?
    Harus menyenangkan ortu, mertuan saudara dan anak2 sekaligus padahal mereka juga punya prioritas?
    Saya mungkin pernah marah dan kecewa terhadap adik2 saya, tapu dari bapak saya justru belajar menyadari bahwa ketika sudah dewasa, anak2 memiliki prioritas lain. Bukan tidak lagi sayang kepada ortu, tetapi prioritas yang bergeser.
    Saya justru belajar dari ortu saya dan kedepannya saya juga ingin begitu. "Mendoakan yang baik2 untuk anak2nya tidak peduli keadaan tetap atau berubah.
    Saya akan berjuang sekuat tenaga untuk hidup anak2 saya. Urusan nanti anak2 saya bergeser prioritasnya, adalah hak hidup masa depannya. Kalau kemudian saya tidak berkurang diperhatikan mereka, itu saya anggap sebagai bonus.

  13. #13
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    Quote Originally Posted by beastmen85 View Post
    gw mau posting kejam tp takut merusak suasana trit ini...

    bismen mo tulis apa? tulis aja i look forward it

    *jujurnya setelah ngebaca post pertama, pikiran pertamaku juga refleks pengen nulis sarkas. tapi ah, ntar merusak aroma musim semi di thread ini*

  14. #14
    Barista BundaNa's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Na...Na...Na
    Posts
    12,679
    Lho, masing2 kan punya pengalaman berbeda, gu. Gpplah dituangin

  15. #15
    pelanggan setia Porcelain Doll's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Posts
    6,347
    sarkas itu maksudnya tidak semua ortu berpendapat serupa kan?
    kalo g ngelirik ke beberapa pengalaman orang terdekat sih, pada kenyataannya memang tidak semua ortu sebijaksana dan sedewasa itu
    ada juga yg ngaco

  16. #16
    Barista BundaNa's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Na...Na...Na
    Posts
    12,679
    Hidup memang tidak sesederhana itu.

    Ada ortu yg mau jungkir balik buat masa depan anaknya, tapi begitu anaknya "mengabaikan" mereka tetap ikhlas dan mendoakan yg baik2 buat anak2nya.

    Ada yang ortu berhitung, begitu anaknya sukses, anaknya terus2an diingetin bahwa kesuksesannya karena sumbangsih si ortu dan si anak dituntut untuk membalasnya, ntah dengan materi ataupun perhatian dan waktu.

    Ada ortu ngaco, anaknya dibiasakan hidup susah, padahal bisa aja ortunya berjuang biar anaknya gak susah. Begitu anaknya sukses mereka minta bagian.

    Seperti saya bilang, jangan disamaratakan.

  17. #17
    Barista Nharura's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Di Hatimu
    Posts
    5,072
    @bundana : iyahh..syukurlah klw githu mba... yang penting kita harus berkaca dari pengalaman orang lain.. jikapun nanti berbeda dengan pengalaman kita,, yang penting kita belajar lebih baik dari pengalaman yang ada,, meskipun pada akhirnya... tidak sama.. tinggal keikhlasan kita saja yang berbicara saat merawat orang tua, merawat keluarga maupun saat diperlakukan orang lain termasuk anak2 maupun orang tua kita..^^

    @mba ndugu: memangnya disini terlihat seperti musim semi kah mba,, diskusi saja.. kenapa harus menahan apa yang ingin di ungkapkan,, bukan berarti tidak menuliskan pendapat,, persepsi orang lain bisa berubah... ataupun sebaliknya..^_*

    @Porselain: namanya juga manusia,, orang tua khan manusia juga...^_^ relatif,, di lingkungan ini berbeda,, di lingkungan saya pun berbeda,, dari kakek, nenek, paman2 dan tante2,, serta apa yang telah diajarkan kepada diriku sewaktu kecil,, bahwa kasih orang tua itu seperti air susu,, dan kasih anak itu seperti air tuba... karna anak tidak merasakan memiliki "kasih"orang tua, karena prioritas berubah,, dan orang tua tidak menjadi prioritas utamanya,,

    ada sebuah ungkapan kecil seperti ini : kalau orang tua melihat anak2nya sakit,, mereka pasti akan berusaha bagaimanapun juga menyembuhkan anak2nya,, meskipun harus jungkir balik, dan korban harta juga mental tenaga,, tapi kalau anak2nya melihat orang tuanya sakit,, mereka pasti berpikir, supaya ortunya cepat mati saja.

    Saya pernah meneliti sebuah Panti jompo dinas sosial di samarinda,, bahwa anak2nya sengaja menitipkan ortunya yang sudah tua di panti jompo, karna menyusahkan dan merepotkan keluarga2 orang kaya tersebut,, dari analisa saya... kebanyakan anak2 mereka adalah para pekerja metropolitan yang enggan mengurus manula, alasannya hanya satu : tidak mau repot.

    sedangkan wawancara saya dengan para manula,, kakek2 dan nenek2 itu berkata,, bahwa mereka sedih "dibuang" anak2nya,, tapi mereka juga senang,,tinggal di panti jompo,, karena bertemu dengan teman2 sejawat mereka,, bisa tertawa,, dan melupakan kisah anak2nya yang mengirimkan ke panti jompo... karna di panti jompo selalu ada hiburan,,dan saling bersharing kisah...

    sedih juga dengernya,, sungguh terlalu..dan sungguh tidak tahu diri,, seorang anak dengan mudahnya hanya karena punya uang banyak, dan tak mau repot,, "membuang" ortu-nya ke panti jompo...

    nanti suatu saat dia pasti akan kena karmanya... karena hidup ini,, sesuatu yang jahat terasa Halal,, dan sesuatu yang baik terasa Haram. Ini masih hidup dan masih berputar, dunianya tak akan muda, dan tak akan kaya,, serta tak akan lapang,, karna semuanya tak akan ada yang abadi...
    Penulis Sastra, Penyayang Hewan, PNS biasa

    "Sedekah Aja "

    Sastra - > Dear Diary Inspirasi

    Kucing - > Semua Tentang Kucing

    PNS - > Sukses Mengabdi Pada Negara

  18. #18
    Barista BundaNa's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Na...Na...Na
    Posts
    12,679
    wah gak segampang itu masalahnya, nha

    merawat orang tua, apalagi yang sakit butuh kesabaran ekstra lho. Apalagi kalau dua2ya terbatas entah fisik dan psikologinya.

    Sebenernya nha, saya justru ingin menggiring kamu untuk lebih arif menilai, bahwa apa yang jadi poin berpikir nha tidak sama dengan apa yang jadi poin berpikir orang lain, meski itu saudara kandung nha.

    Sorry, sekarang saya blak2an saja ya...

    Saya baca tulisan2 nha di atas, adalah tulisan sentimentil seorang anak yang sudah berhasil pendidikan dan pekerjaan tapi belum menikah, punya anak dan punya kompleksitas permasalah dan prioritas yang mulai bergeser. Nha blum bisa merasakan peran orang yang di dua posisi sekaligus, jadi anak sekaligus orang tua.

    jadi anak, jadi ortu, jadi istri/suami, jadi menantu.

    Itu butuh jiwa, mental, fisik dan kedalaman hati yang luar biasa beratnya. Juga ada sedikit hitung2an untuk mengukur skala prioritas mereka. Mana yang emergency, mana yang urgent, mana yang masih bisa ditunda dulu.

    Masalahnya juga gak sesimpel itu, GAK MAU REPOT!

    Berarti Nha belum merasakan penatnya mengurus ortu yang sudah terbatas, ditambah ngurus anak2 yang masih perlu ekstra perhatian, ngurus rumah tangga sendiri, belum lagi yang bekerja.

    Kita gak bisa, Nha, menilai segala sesuatunya dari sudut pandang kita.

    Nha bersyukur masih dikasih kesempatan buat ngurus ortu tanpa pernak pernik kerepotan seperti yang saya sebut diatas. Bagi yang berkeluarga dan bekerja serta punya kesibukan lain sekaligus, meluangkan waktu satu dua jam dalam 3-5 hari untuk ortunya itu sangat istimewa, apalagi jika ditambah tinggalnya berjauhan, lain kota yang makan waktu 8 jaman ke atas.

    Tapi Nha tidak perlu menilai buruk bagi orang2 yang tidak sempat mengurus ortunya secara intensif. Karena kita, sekali lagi, tidak bisa seenaknya bicara tanpa benar2 melihat fakta2 yang terjadi di kehidupan mereka.

    Mungkin Nha kesal, itu boleh. Tapi menilai mereka yang menitipkan ortunya ke panti jompo secara berlebihan ya sejujurnya, tidak pada tempatnya.

    Jadi, Nha...belajarlah arif...karena suatu hari nanti Nha juga akan jadi istri, ibu, saudara ipar, menantu...bahkan masih harus memperhatikan bapak.

  19. #19
    Barista Nharura's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Di Hatimu
    Posts
    5,072
    Quote Originally Posted by BundaNa View Post
    wah gak segampang itu masalahnya, nha
    memangnya saya ada bilang gampang kah mba? hanya meminta proporsional,, kalau sudah menjadi suami orang lain atau mempunyai keluarga kecil sendiri,, tolong jangan telantarkan orang tua juga,, biarpun tenaga tak dapat memberikan,, paling tidak materi,, maupun jangan membentak kedua orang tua,,krna beliau sering mengeluh,, namanya orang tua,pasti akan berubah tingkahnya seperti anak kecil lagi, tinggal kita menyikapi dan pengertian kepada mereka.

    Quote Originally Posted by BundaNa View Post
    merawat orang tua, apalagi yang sakit butuh kesabaran ekstra lho. Apalagi kalau dua2ya terbatas entah fisik dan psikologinya.
    saya juga pernah merawat orang tua yang sakit mba,,tapi sebagai anak,, apa sih susahnya,, mengalah sedikit untuk mereka,, toh mereka gak lama ini bersama kita,,mereka hanya sebentar nemenin kita... jangan sampai kita menyesal nantinya

    Quote Originally Posted by BundaNa View Post
    Sebenernya nha, saya justru ingin menggiring kamu untuk lebih arif menilai, bahwa apa yang jadi poin berpikir nha tidak sama dengan apa yang jadi poin berpikir orang lain, meski itu saudara kandung nha.

    Sorry, sekarang saya blak2an saja ya...

    Saya baca tulisan2 nha di atas, adalah tulisan sentimentil seorang anak yang sudah berhasil pendidikan dan pekerjaan tapi belum menikah, punya anak dan punya kompleksitas permasalah dan prioritas yang mulai bergeser. Nha blum bisa merasakan peran orang yang di dua posisi sekaligus, jadi anak sekaligus orang tua.

    jadi anak, jadi ortu, jadi istri/suami, jadi menantu.
    terima kasih mba,, mungkin saya belum berpengalaman soal menikah, menjadi istri orang,, dan lain sebagainya... Tapi saya berharap, jika nanti saya sudah melakukan hal tersebut,, saya tidak akan menyia-nyiakan orang tua saya sendiri,, serta mertua saya. saya harus proporsional,, tidak ada yang diberat sebelahkan. Dan meski saya belum punya anak,, tapi saya mencintai ponakan2 saya... seperti anak saya sendiri, malahan dua ponakan saya yang kelas 3 SD dan kelas 6 saya biayai pendidikan les primagamanya sekarang. Didalam keluarga kami,, gak ada yang namanya perhitungan sama anak, dan sedarah.. maupun orang lain... karena sedari kecil selalu diajari.. apa yang kamu tanam,, itu pula yang akan kamu panen...

    Quote Originally Posted by BundaNa View Post
    Itu butuh jiwa, mental, fisik dan kedalaman hati yang luar biasa beratnya. Juga ada sedikit hitung2an untuk mengukur skala prioritas mereka. Mana yang emergency, mana yang urgent, mana yang masih bisa ditunda dulu.

    Masalahnya juga gak sesimpel itu, GAK MAU REPOT!

    Berarti Nha belum merasakan penatnya mengurus ortu yang sudah terbatas, ditambah ngurus anak2 yang masih perlu ekstra perhatian, ngurus rumah tangga sendiri, belum lagi yang bekerja.
    penat saya,, tak akan sebanding dengan derita sakit yang diderita mama mba... betapa kulit bokong beliau sisa tulang aja,, setiap hari daging beliau di gunting2,, setiap minggu di operasi pembedahan kulit... mama lebih penat dari pada saya mba,, ngapain saya mengeluh... saya juga waktu itu bekerja,, tapi kami (saya,, kakak keempat dan kakak pertama) sering ijin karna nemenin mama di rumah sakit... gak masalah gak punya pekerjaan,, toh pekerjaan bisa dicari,, tapi kalau mama,, mama cuman ada satu mba.. dan gak bisa di cari dimanapun,,

    Quote Originally Posted by BundaNa View Post
    Kita gak bisa, Nha, menilai segala sesuatunya dari sudut pandang kita.
    itu bukan sudut pandang saya mba,, saya pernah melakukan penelitian tentang orang tua di panti jompo,, dan penelitian itu bukan subjektif saya,, karna itu adalah tugas sosiologi zaman kuliah dulu,, ada bahan ilmiah,, perbandingan dengan wawancara narasumber, data yang diterima di lapangan,, dan panti jompo yang digunakan adalah panti jompo pusat di samarinda.. daerah jalan remaja, cenderawasih samarinda...


    Quote Originally Posted by BundaNa View Post
    Nha bersyukur masih dikasih kesempatan buat ngurus ortu tanpa pernak pernik kerepotan seperti yang saya sebut diatas. Bagi yang berkeluarga dan bekerja serta punya kesibukan lain sekaligus, meluangkan waktu satu dua jam dalam 3-5 hari untuk ortunya itu sangat istimewa, apalagi jika ditambah tinggalnya berjauhan, lain kota yang makan waktu 8 jaman ke atas.
    siapapun itu mba,, merawat orang tua adalah sesuatu hal yang berharga... meskipun apapun yang kita beri ke mereka,,tak akan pernah sama.. dan tak akan pernah sebanding...,, iyah mba.. jika kuantitas memang tak dapat berjumpa,, setidanya dalam kualitaslah perbaiki hubungan sama ortu sendiri.. misalnya memberikan zakat kepada beliau tiap bulan sekali... atau kalau datang kerumah bawa makanan,, jangan jadikan rumah orang tua sebagai tempat numpang buang air kecil saja,, berilah Kualitas disaat berjumpa dengan beliau meskipun waktunya sedikit...

    Quote Originally Posted by BundaNa View Post
    Tapi Nha tidak perlu menilai buruk bagi orang2 yang tidak sempat mengurus ortunya secara intensif. Karena kita, sekali lagi, tidak bisa seenaknya bicara tanpa benar2 melihat fakta2 yang terjadi di kehidupan mereka.

    Mungkin Nha kesal, itu boleh. Tapi menilai mereka yang menitipkan ortunya ke panti jompo secara berlebihan ya sejujurnya, tidak pada tempatnya.

    Jadi, Nha...belajarlah arif...karena suatu hari nanti Nha juga akan jadi istri, ibu, saudara ipar, menantu...bahkan masih harus memperhatikan bapak.
    saya tidak berburuk sangka,, hanya merasakan kasihan kepada mereka... memangnya mereka bisa jadi orang sukses itu karena siapa? atau jadi orang kaya itu arena siapa? seperti kacang yang lupa kulitnya^_* itu khan sama aja.. tidak tahu arti berbudi dan tidak tahu diri...^^
    Last edited by Nharura; 29-12-2011 at 01:09 PM.
    Penulis Sastra, Penyayang Hewan, PNS biasa

    "Sedekah Aja "

    Sastra - > Dear Diary Inspirasi

    Kucing - > Semua Tentang Kucing

    PNS - > Sukses Mengabdi Pada Negara

  20. #20
    pelanggan setia aya_muaya's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Location
    semarang
    Posts
    5,882
    beberapa kali bertemu dengan kakek nenek yang mengeluhkan saat mereka harus merawat cucu mereka.. "dulu udah repot ngurus bapak emaknya, sekarang gantian repot ngurus anaknya... " mungkin... ini hanya salah satu sisi saja. makanya saya ingat betul kata kakek-nenek itu... jadi kalau ortu kangen sama anak saya, biasanya saya usahakan ada yang bantuin, entah pengasuhnya aulia ikut atau bayar tetangga di kampung buat bantuin ortu.

    satu lagi yang paling saya tanamkan dalam diri saya, apapun yang kita rasakan (sebagai anak), orangtua kita (terlebih ibu) akan merasakan 2 kali lipatnya....jadi saya berfikir berkali2 dulu sebelum curhat sama orangtua kalau soal membebani. karena orangtua pasti akan dua kali lipat merasakannya..
    Percayai apa yang ingin kau percayai
    Dan hiduplah seperti apa yang kau inginkan….

Page 1 of 2 12 LastLast

Tags for this Thread

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •