Quote Originally Posted by cha_n View Post
ooh gitu, jadi dhahar itu malah udah paling halusnya ya? *mas david akan ku suruh belajar bahasa jawa lagi yang bener

oh iya ya, bener juga, bapak nanyanya bukan pakai kata "sampeyan", tapi pake kata "awakmu"

Tanya lagi, jadi kalau dalam konteks percakapan sehari-hari gitu, bapak ke anak akan pakai ngoko, trus si anak jawabnya pake bahasa yang halus begitukah? jadi beda bahasa ya?
Sebenarnya tidak ada "keharusan" atau "grammar" tertentu dalam berbahasa Jawa. Hal tersebut bergantung pada lokasi / wilayah dimana orang tersebut menetap. Tetapi memang yang biasa dijadikan pakem adalah bahasa Jawa gagrak mataram Solo atau Yogya.

Nah aturan dasar berbahasa Jawa adalah ada 3 tingkatan

1. Ngoko (paling rendah) - Digunakan untuk berkomunikasi dengan teman sebaya atau orang lain yang pangkatnya lebih rendah. Misalnya bapak ke anak; anak ke anak; atau majikan ke pembokat.
2. Krama madya (krama sedang) - digunakan untu berkomunikasi dengan kawan yang lebih tua namun satu tingkat, misalnya anak kelas 1 smp ke anak kelas 3 smp ; adik ke kakak; atau untuk berkomunikasi dengan bawahan namun usia-nya jauh diatas kita.
3. Krama inggil (krama tinggi) - digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua atau pangkatnya lebih tinggi. Misalnya : abdi dalem ke Raja; anak ke bapak; dsb.

Selain bahasa tersebut masih banyak lagi sub-sub bahasa misalnya ngoko alus dsb.

Berbahasa Jawa selain membutuhkan logika juga membutuhkan ketajaman rasa; Anda diminta untuk dengan jeli mengamati situasi dan "merasakan" dalam situasi tersebut bahasa tingkat apa yang harus digunakan.