View Poll Results: Mana Flash Fiction Pilihan kamu? (MAX 3 Pilihan)

Voters
19. You may not vote on this poll
  • Kopi Murah

    5 26.32%
  • Bapakku Pencuri Kopi

    0 0%
  • Ngantuk? Dikopi aja...

    1 5.26%
  • UNDANGAN MALAM TAHUN BARU

    0 0%
  • Sasaranku kali ini: secangkir kopi luwak

    1 5.26%
  • KEMBANG API

    2 10.53%
  • Kumulai dengan kopi

    0 0%
  • Warnet di Malam Taun Baru

    2 10.53%
  • L dan R

    0 0%
  • Tukang Becak Tahun Baru

    4 21.05%
  • Pagi Itu.....

    0 0%
  • Kopi Terakhir

    3 15.79%
  • Kopi Cinta di Paris

    0 0%
  • Malam Tahun Baru yang Romantis

    4 21.05%
  • Kenangan di Kedai Kopi

    0 0%
  • LAUNDRY

    5 26.32%
  • Kopi Hangat

    0 0%
  • Mati Barengan

    1 5.26%
  • Keajaiban Kopi, Secangkir Kopi Hangat

    0 0%
  • Hadiah Terindah

    1 5.26%
  • Secangkir Kopi, Untuk Berdua

    3 15.79%
  • Pagi

    2 10.53%
  • Secangkir Kopi Pahit yang Malang

    2 10.53%
  • Mesin Waktu

    1 5.26%
  • Malam Terakhir

    3 15.79%
Multiple Choice Poll.
Page 1 of 6 123 ... LastLast
Results 1 to 20 of 118

Thread: Mana Flash Fiction Pilihan kamu?

  1. #1
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135

    Mana Flash Fiction Pilihan kamu?

    Dear Kopiers,

    Berdasar thread [LOMBA] Flash Fiction
    Kini sudah terkumpul 28 karya. Terimakasih sebesar-besarnya untuk antusiasme seluruh peserta.

    Kini saatnya kita memilih karya-karya Flash Fiction.
    Sudah kesepakatan para juri kalau karya ini boleh dipublish secara random tanpa menyertakan nama pengarang.
    Untuk menghindari kesan subyektif dalam perlombaan ini.
    Silahkan dipilih karya kesukaan kamu.

    Berdasar peraturan point ke-1
    Cerpen adalah karya asli dan belum pernah diperlombakan sebelumnya dan belum pernah dipublikasikan di media apapun.
    Maka ada tiga karya yang dianggap gugur karena peserta tsb juga mempublikasikan tulisannya dalam blog pribadinya.
    Karya-karya tersebut adalah :

    • Ratih dan Wulan
    • Bukan Kopi Luwak
    • Romantic Purple

    Sehingga hanya 25 karya yang akan dipolling. Untuk mendapatkan predikat The Most Reader's choice
    Jangan berkecil hati yah buat peserta yang gugur. Semua peserta tetap mendapatkan point kopiluwak kok
    Batas waktu polling adalah 2 Februari 2012, dan polling akan ditutup secara otomatis.

    tambahan mekanisme :
    Setiap pembaca berhak memilih 3 karya yang dianggap terbaik.
    Apabila didapati dalam satu orang memberikan polling melebihi 3 pilihan, maka hak suara tsb akan didiskualifikasi.
    Sistem polling ini terbuka, jadi kalian dapat melihat siapa pemberi suara tsb.


    Nah.. yuk sekarang dipilih karya kesukaan kamu
    sertakan alasannya juga yah..



    INDEX

    1. Kopi Murah
    2. Ratih dan Wulan
    3. Bapakku Pencuri Kopi
    4. Ngantuk? Dikopi aja...
    5. UNDANGAN MALAM TAHUN BARU



    6. Sasaranku kali ini: secangkir kopi luwak
    7. KEMBANG API
    8. Kumulai dengan kopi
    9. Bukan Kopi Luwak
    10. Warnet di Malam Taun Baru



    11. L dan R
    12. Tukang Becak Tahun Baru
    13. Pagi Itu.....
    14. Kopi Terakhir
    15. Kopi Cinta di Paris



    16. Malam Tahun Baru yang Romantis
    17. Kenangan di Kedai Kopi
    18. LAUNDRY
    19. Kopi Hangat
    20. Mati Barengan



    21. Keajaiban Kopi, Secangkir Kopi Hangat
    22. Hadiah Terindah
    23. Secangkir Kopi, Untuk Berdua
    24. Pagi
    25. Secangkir Kopi Pahit yang Malang



    26. Mesin Waktu
    27. Malam Terakhir
    28. Romantic Purple
    Last edited by etca; 17-01-2012 at 01:48 AM.

  2. #2
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Kopi Murah


    “Kenapa rasa kopinya selalu begini ya. Hambar, tidak pahit dan tidak juga manis. Sekarang atau minggu lalu sama saja” gumamku setelah menyeruput kopi buatan isteriku.
    “Enak Mas?” tanya isteriku yang sibuk berdandan di depan cermin, tanpa menoleh ke arahku.
    “Lumayan. Ini kopi yang baru kita beli kemarin?” tanyaku.
    ”Iya, khan Mas sendiri yang pilih merknya. Kopi cap Pesawat Nubruk. Mas khan tertarik dengan nama merknya. Harganya juga murah.”
    ”Kalau yang minggu lalu masih kopi yang mahal itu khan?” tanyaku lagi.
    ”Iya Mas, kenapa memangnya?”
    ”Rasanya kok tidak jauh beda”
    ”Berarti aku yang bikin kopinya hebat Mas, bisa membuat kopi enak dari jenis yang murah.” kata isteriku sambil masih menghadap cermin, mengagumi riasannya sendiri.
    ”Iya deh” aku tak ingin berpolemik hanya karena secangkir kopi.
    Kuambil kunci motor dan segera menghampiri motorku yang kuparkir depan rumah.
    ”Mau ke mana Mas? Ini kopinya belum habis” tanyanya
    ”Beli pulsa sebentar, nanti balik lagi”
    “Jangan lama-lama. Aku mau arisan, nanti antar ya”
    Tapi aku tidak ke warung pulsa. Aku ke warteg, memesan secangkir kopi.
    Ketika kuseruput kopi buatan pelayan warteg, rasanya beda dengan yang di rumah. Nikmat sekali.
    ”Kopi apa ini Mba? Kok enak ya”
    ”Kopi cap Pesawat Nubruk Mas” kata si pelayan.

  3. #3
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Ratih dan Wulan

    “Yg mana Wulan yg mana Ratih” aku bertanya kepada sosok lemah di depanku. Tubuh wanita ini terduduk lemas di depanku.
    “yg putih cantik tapi pendiam itu Wulan, nah yg item manis ini Ratih, kakak…” jawabnya.
    “item item kereta api – item item banyak yg menanti” tambahnya lagi
    Aku yg sebelumnya menunduk sedih, tidak bisa menahan senyum mendengar celetukan nya.
    “Istri kakak sakit? Boleh Ratih periksa perutnya?” tangan wanita itu terangkat lemas dengan ujung jemarinya menunjuk ke perut istriku.
    “Boleh Dik..tolong bantu istri kakak ya” tanganku bergetar menyingkap lipatan kemeja istriku, yg saat ini pingsan di dekapanku.
    Aku singkap kemeja istriku hingga dada, hingga perutnya terlihat jelas. Menurutku, tidak ada yg aneh dengan perutnya.
    Tangan wanita itu pelan pelan terangkat dan jarinya bergerak seakan akan memegang pisau bedah. Siapa membedah perut istriku.
    Teriakan istriku mengagetkan seisi ruangan. Tangan nya meronta ronta memegang perut dan kaki nya menendang liar.
    Aku memegang erat tubuh istriku, aku menangis meminta istriku untuk menahan rasa sakitnya.
    “Sakit…sakit!” katanya.
    “Kakak tolong tahan ya…adik sedang coba keluarkan penyakit ini dari perut Kakak”.
    Tangan wanita itu bergerak makin cepat, diikuti teriakan istriku yg makin kencang. Tubuh nya meronta liar menahan rasa sakit.
    “Penyakit ini jahat sekali kak…jari Ratih sampai berdarah digigitnya. Ratih boleh pinjam Keris pusaka keluarga kak? Ratih akan coba tusuk dengan keris”
    Aku tidak menjawab, hanya mengangguk lemah.
    Teriakan istriku makin keras ketika wanita di depanku bergerak seolah olah menusuk perut istriku dengan sebilah keris.
    “tahan kak…tolong tahan!”.
    Sedetik kemudian. Ruangan itu senyap, aku masih mendekap tubuh dingin istriku yg terkulai lemas.
    Nafasnya pelan, tubuhnya basah oleh keringat. Aku menangis, aku peluk erat tubuh istriku.

    Wanita itu sekarang sudah terduduk lemas kembali di depanku.
    “Kakak, Ratih belum bisa menyembuhkan semua penyakit istri kakak. Tapi Ratih sudah bisa mengikis sedikit.
    Besok, istri kakak akan mens, itu penyakit yg Ratih berhasil kalahkan.
    Siapkan air hangat dan seduh dengan kopi kalau perut istri kakak mulai sakit kembali tapi 15 menit sebelum meminum air seduhannya,
    kakak panggil Ratih dulu jadi adik bisa ikut membantu”.
    Aku kembali tidak menjawab. Aku hanya mengangguk sambil menahan tangis.
    “Kakak harus kuat ya..adik akan selalu ada buat kakak dan keluarga”
    “Terima kasih ya Ratih..Wulan..” aku berhasil menahan tangis dan menatap wanita di depanku. Wanita itu masih terduduk lemas. Matanya masih tertutup namun bibirnya bergerak, menjawab dan tersenyum.
    “Sama sama Kak…”
    “Adik kapan mau gabung ke keluarga kita lagi?”
    “Kalau Tuhan mengijinkan Kak. Nanti….kalau istri kakak hamil dan melahirkan 2 anak perempuan kembar. Itu mungkin Wulan dan Ratih kak…”
    “Kak…nanti bisa belikan adik coklat dan sepatu putih?”
    Lagi lagi aku hanya mengangguk.
    “Terima kasih kak…inget ya Kak..jangan lupain Wulan dan Ratih..karena adik ngga pernah melupakan kakak dan keluarga”
    “Sampai ketemu lagi ya Kak…Salam buat ibu dan ayah…”

    Tubuh lemas wanita yg duduk didepanku pelan pelan siuman. Dia, memperbaiki posisi duduknya dan menatap wajahku yg saat ini penuh dengan air mata.
    “Apa yg terjadi?”
    “Ratih dan Wulan tadi datang Bu…untuk ngobatin. Ratih sekarang sudah jadi dokter, kalau Wulan sekarang cantik sekali. Mereka juga titip salam untuk Ibu”
    Kulihat ibuku lalu menangis….
    “Ibu ingin sekali bertemu adikmu lagi, Ratih dan Wulan….”

  4. #4
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Bapakku Pencuri Kopi


    Masih satu jam... bisikku pada diri sendiri. Jalur kereta masih juga tak berikan sedikit ruang untuk ku menyebrang. Aku mulai gelisah.
    “Bu, semir sepatunya ya?“ seorang bocah dekil ingusan menghampiriku dengan sekotak alat semir.
    Aku diam. “Bu, mau ya Bu..” ia mulai terdengar mengiba.
    Aku nyalakan sebatang rokok. Ia masih disitu dengan mata tunggunya.
    “Kenapa kamu ga sekolah? Ini kan masih pagi, kenapa malah kerja?” Tanyaku dingin.
    “Bapak saya sudah ga ada Bu” jawab bocah itu hampir menangis.
    'Lalu?’ tanyaku lagi. Ia diam. alisku terangkat sebelah ,
    Ia menjawab sambil berjongkok dan perlahan meraih kakiku “Katanya bapak dihukum mati di Malaysia.
    “ Kenapa bisa begitu? balasku. “Mereka bilang... bapak mencuri kopi”

  5. #5
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Ngantuk? Dikopi aja...

    "Hey kamu!!! dasar gak tau diri, ini gelas siapa? "
    "Bengong aja, dengar gak sih!!!!"
    "Hah inikan kopiku oleh oleh dari boss waktu keluar negeri"
    "Dasar sontoloyo, gak tau diri"

    *PLLAAAKK.........

    Rasa kantukku seketika hilang, kopinya benar benar manjur

  6. #6
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    UNDANGAN MALAM TAHUN BARU


    Sudah hampir dua tahun ini, kulihat kamu banyak berubah, dari cara kamu berpakaian, yang modis ala pria metroseksual, serta minyak wanginya yang tercium sampai kilo meteran itu, maupun pekerjaan mapanmu, seorang PNS muda, dengan kendaraan motor besar yang kini membuatku tersenyum tipis setiap melihatnya, membayangkan ternyata dia adalah orang yang dulu membuat ku tergila-gila padanya, hampir 8 tahun hanya nama kamu yang selalu ada dimana-mana. Namun, setelah melihat perubahannya itu, aku bergidik. Tidak bisa kusangka, ternyata cowok kuno, tidak populer, bisa begitu cepatnya berubah karena memiliki banyak hal yang dulu kamu tidak punyai.
    tiba-tiba ada kasihan di hatiku. Menjual kepribadian demi "pengakuan" kepopuleran.

    Kini kamu berada di hadapanku, mengantarkan sebuah undangan berwarna merah muda, aku yakin itu adalah undangan pernikahanmu dengan Bintang, seorang perempuan yang kini menjadi kekasihmu.
    “Selamat ya Revan, akhirnya dirimu menikah juga” Ku ucapkan tulus. Saat kamu memasuki halaman rumahku, ku lihat wajahmu merona. Masih seputih dan setampan dahulu. Hanya penampilannya saja yang banyak berubah.
    “Ini bukan undangan pernikahan, Lin, dan siapa yang bilang aku akan menikah?” ucapmu santai, langsung saja menyeruput kursi di taman ,halaman kecil rumahku.
    “jadi itu undangan apa?” kuraih undangannya seketika, di bubuhi senyum darimu.

    “itu undangan makan malam untukmu, Lin.. 2 tahun tak bertemu membuatku rindu, apalagi ada kabar, dulu kamu begitu menyukaiku, jadi hadiahnya karena malam ini malam Tahun baru Lin, aku ingin rayakan denganmu..”

    Aku kaget. Tak menyangka kamu mengucapkan kata-kata itu.

    Kini kamu mengacungkan sebuah mawar merah, dan berdiri menatapku.

    “Maafkan aku Revan, malam tahun baru ini, aku sudah ada janji, tapi makasih ya, undangan pink-nya manis, dan bunga mawar itu,untuk yang lain saja, aku alergi bunga”

    Kamu lama tak berbicara, menjawab jawabanku. sepertinya shock.

    “wah, sayang sekali. Aku pamit kalau begitu” ucapmu sedikit malu, dan langsung meninggalkan halaman rumahku menggunakan motor besarmu. Pria tampan itu berlalu pergi.

    Aku tersenyum puas, meski Malam tahun baru ini tidak kulewatkan bersamamu, meski aku dulu menyukaimu, itu cerita dahulu, sekarang, bagiku... dulu yang kusukai kamu, sudah di telan oleh bumi dan langit-langitnya.

    aku masih banyak punya Undangan penting dengan keluargaku, bahwa malam tahun baru ini adalah untuk mereka, makan jagung bersama, kemping di depan rumah bercanda dengan sahabat-sahabatku, keluargaku, ponakan-ponakanku dan dirimu, bukan orang yang pantas untuk ku gilai lagi. Karena tahun baru, berarti tahunnya, mencari gebetan baru lagi.
    Setuju.

  7. #7
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Sasaranku kali ini: secangkir kopi luwak


    Oke, kali ini aku harus berhasil mencoba kopi luwak. Menurut yang kudengar, kopi luwak ini rasanya sangat nikmat. Untungnya aku ga perlu keluar susah payah untuk mencoba kopi luwak yang konon harganya sangat mahal. Majikanku pagi ini meletakkan secangkir kopi luwak di atas meja makan. Aku cukup mencoba beberapa seruputan saat tak ada orang. Cukup mudah.

    Aku mengendap-endap menuju ruang makan. Kepalaku menoleh ke kanan ke kiri. Tak ada siapapun. Samar-samar aku mendengar majikanku sedang berbicara di kamarnya. Mungkin sedang telepon. Wangi kopi memenuhi ruangan. Kuperhatikan ada secangkir kopi di atas meja. Segera aku mendekat ke meja makan untuk mencoba kopi tersebut. Saat kujulurkan lidah untuk menikmati kopi itu…..

    “MEOONG……!!!”
    Astaga, ternyata kopi itu terasa sangat panas untuk lidahku…….
    Buru-buru aku turun dari meja makan. Pelajaran yang bisa kupetik kali ini: kucing tidak bisa menikmati yang panas-panas untuk dimasukkan ke mulut. Lebih baik aku menikmati makanan kucing yang sudah disiapkan majikanku saja…….

  8. #8
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    KEMBANG API


    Desember, tanggal 31, malam.

    Di alun-alun itu, di tengah ribuan manusia yang tengah berpesta, aku berdiri.

    Suara terompet plastik bersahutan dari berbagai penjuru. Beberapa keluarga tengah asyik membuka bekal makanan yang mereka bawa dari rumah. Pasangan muda-mudi berbincang sambil tertawa-tawa.

    Tinggi menjulang di antara kerumunan adalah jam raksasa tua, warisan masa lalu kota ini. Dalam beberapa menit, tahun akan berganti, dan seperti biasa akan ada kembang api meriah. Dan itu yang ditunggu orang-orang ini.

    Suara klakson motor menyadarkanku dan aku bergeser dari tempatku semula, sambil menyeret koperku yang besar.
    Aku membayangkan wajah anakku, dan suara tawa mereka. Wajah istriku dan harum masakan buatannya.

    Akhirnya aku akan bisa bertemu mereka lagi. Setelah kembang api usai, pasti, itu janjinya di telepon. Kuseka air mata yang mengalir tanpa kusadari, dan aku melangkah lebih dekat ke jam tua itu.


    10!, 9!, 8!, 7!,..

    Ah, hitungan mundur sudah dimulai.

    6! 5! 4! 3!..

    Aku menahan nafas

    2!......

    1!

    Selamat tahun baru, kataku dalam hati.

    DUAR! DUAR! DUAR!

    DUAAAAAAAR!!

    Kembang api aneka warna mewarnai langit, dan bau darah dan daging hangus memenuhi udara.

  9. #9
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Kumulai dengan kopi

    Setahun yang lalu, di Pelaga, pagi hari, mendung.
    Dinginnya bukan main, apalagi musim hujan seperti ini. Hari itu kantorku mengadakan acara outing di penghujung tahun, kemping di Pelaga. Sebagai karyawan baru, tidak banyak yang aku kenal. Semua orang sibuk bergerombol dengan divisinya masing masing. Sialnya, di divisiku cuma aku satu-satunya yang masih muda. Aku melirik divisi lain, ada seorang gadis rambutnya di ikat ekor kuda, dia menyeduh kopi.
    “ Boleh minta kopinya?”
    Menatapku bingung.
    “Ah, aku Surya dari divisi pemasaran, kamu?”
    “Putri, akunting.” Menyerahkan gelas plastik dengan kopi panas mengepul. Tersenyum.
    Awal perkenalan kami.

    Sore ini, aku baru saja keluar dari ruang rapat, telah diputuskan Putri dan aku bagian dari panitia untuk acara akhir tahun.
    “Put, kamu punya ide dimana acaranya diadakan?”
    “Ada beberapa tempat yang rasanya cocok” Jawabnya singkat sambil tersenyum.
    Senyumnya terlihat misterius, menimbulkan sesuatu yang mengelitikku tiba tiba. “Bagaimana kalau kita membahasnya sekarang”
    “Sambil minum kopi?” Lagi-lagi senyum itu.
    “Tentu” jawabku.

    Apapun yang direncanakan oleh alam semesta, ini baru awalnya. Kopi yang diseduhnya untukku rasanya enak, sama seperti setahun yang lalu.

  10. #10
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Bukan Kopi Luwak


    “Wah Pas banget kamu datang Bud! Aku lagi bikin kopi nih, kamu mau?”
    Ini hari pertamaku numpang di kosan temanku Budi. Semenjak cerai dengan istriku, aku bahkan ngga mampu untuk menyewa kos kosan. Gaji bulanan hanya cukup untuk makan dan sewa ojek. Aku tinggal berpindah pindah ke kosan teman. Aku pindah ketika mereka sudah cukup muak untuk menerima kehadiranku di kosan mereka. Budi, temanku sewaktu kuliah. Ini udah kosan kelima dalam waktu 6 Bulan.
    “Makasi ya bro. Gw ngga tau musti tinggal dimana. Oh sori juga gw pake kopi elo tanpa bilang” ujarku, sambil menyodorkan cangkir berisi kopi panas ke Budi.
    “Tenang aja bro…kalo gw nanti butuh bantuan. Gw juga bakal kontak elo”
    “Kita kan teman” kulihat Budi tersenyum sambil membuka kaus kaki nya.
    Bau yang lebih menyengat dari ikan busuk segera tercium ketika Budi membuka sepatu lusuh dan kaus kaki yang sepertinya sudah seminggu tidak dia ganti. Cepat cepat aku sruput kopi tubruk panas itu untuk menghilangkan rasa mual diperutku.
    “Sori ya soal bau kaki gw bro…udah 5 hari belum gw ganti”. Mungkin Budi melihat perubahan muka gw dan gw cuma tersenyum kecut .
    Ngga mungkin 5 hari. Dengan bau jahanam seperti itu, paling ngga kaus kakinya belum diganti seminggu lebih!
    “kaki gw cepet berkeringat bro. Cuma gw ngga punya persedian kaus kaki yg cukup” sambil bicara gw liat Budi keluar dan menjemur kaus kaki terkutuk itu.
    “oh iya bro, buat ngilangin bau di sepatu nya. Gw biasanya taruh gelas plastik berisi kopi di dalam sepatu gw. Katanya sih bisa bikin bau bauan nya ilang.”
    “tadi pagi gw taruh di atas meja kok sekarang ngga ada ya bro?”
    Seketika itu pula aku muntahkan isi perutku.

  11. #11
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Warnet di Malam Taun Baru

    sial, malam tahun baru, hujan, malah modem rusak....
    "Harus segera ke warnet, buka Kopimaya.com, ngelihat jawaban yg didapat di thread!"
    BERAAAKKK, pintu warnet dibuka dgn emosi karena capek jalan jauh, sandal basah, buat ke warnet...
    sudah bisa ditebak, warnet mayoritas isi bocah2 SD, dari 10 bilik, 9 bilik dipakai bocah SD...
    lumayan, drpd gak kebagian.

    warnet dgn susunan bilik membentuk huruf U, bilik nomer 1 berhadapan dgn nomer 10.
    langsung bayar Rp 5 ribu, pesen paket 2 jam untuk bilik nomer 2.
    melewati bilik nomer 1, terlihat bocah sedang keringatan, maklum gak pakai AC.
    langsung buka Kopimaya.com, buka thread di OB-SITAS dan teriak "****" karena thread udah dibunuh salah satu warga kopimaya.com.
    langsung mikir bahan buat bikin thread baru....

    tiba2 dari bilik nomer 3 terdengar bocah2 berdebat soal ******, karena teman di biliknya gak percaya klo ****** buat jalan lahir bayi.
    "pasti tuh bocah bakal jadi pakar telematika handal klo bisa meyakinkan..."
    dan tiba2 teriak lagi "****" tercium bau tokai dari bilik nomer 1.
    dan tiba2 bocah di bilik nomer 10 ngakak2 sambil nunjuk ke bilik nomer 1, trus untuk cari tau terpaksa ngintip bilik sebelah,
    dan teriak lagi "****" dalam arti yg sebenarnya.
    terlihatlah di bilik nomer 1, pisang2 kecil yg lembek campur cairan kuning di kursi, si bocah kabur keluar...
    langsung ngikut kabur sambil mikir, "pasti tuh anak nahan boker karena tanggung nge-game."

  12. #12
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    L dan R


    Namaku L.
    Aku memiliki seorang tuan. Saya senang selama ini bisa menemaninya kemana-mana.
    Tuanku sangat aktif. Tidak bisa diam. Gerakannya gesit dan tangkas, walau tidak jarang dicap grasa-grusu oleh yang lainnya.
    Aduhhhh.... Seperti ini setiap kali, tuanku baik, tapi karena sikap aktifnya, kadang dia lupa saya ada. Walau nyatanya saya selalu diajak bersamanya. Kini aku terjatuh terlempar darinya.
    Nah, sekarang dia sedang serius.
    Ah, lantunan yang mana lagi yang perlu kusuarakan?

    Sepertinya ada yang aneh, kenapa tuan bawa-bawa gunting?
    TUAN! JANGAN!!! haduh bagai mana ini, kenapa harus saya? Apa salah saya? TUAN STOPPPP!!!

    ---

    L woiii L, kamu dimana? ini aku R. Si L kemana ya? kok sudah lama tidak melihatnya.
    "eeeeeeeeeeeLLLLLLL, ada apa denganmu? Jarang-jarang saya kangen nih" Tumben, L tidak terlihat. Sudah lama juga.

    Nah lho, kenapa tiba2 mati lampu.
    Aduh! jatuh lagi, jatuh lagi. Wah gelap begini, suasananya mencekam juga. Ada yang mendekat. Suara langkah kaki.
    HAH! kenapa saya diinjak, haduh "TOlooo...........ng..."

    nasib L:
    Spoiler for L:

    potongan earphone, tanda laundry, gunting


    nasib R:
    Spoiler for R:
    [/IMG]

  13. #13
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Tukang Becak Tahun Baru

    Ku goweskan sepeda becak ini, habis magrib aku harus ada disana, Yogyakarta malam tahun baru, pasti akan ramai,banyak pawai kendaraan, dan aku harus sampai di rumah sakit, karena banyak pelanggan yang menanti, sebelum macet kendaraan pawai menghadangku. Adrian memparkirkan becak sewaannya di depan Rumah Sakit, Ia senang, karena malam tahun baru, masih sepi, ia yakin tukang becak yang lain pasti libur, dan ini kesempatannya. Tak lama ia melihat seorang wanita berjilbab hijau, sedang mengarah kearahnya.

    “Paman, ke apotek perapatan sana berapa ya?”
    “biasanya 2000 neng, karena ini malam tahun baru, ga ada becak yang lain jadi 5 ribu” ucap Adrian.
    “saya kasih 20 ribu, tapi Paman antarkan saya kembali kesini ya” ucapnya tegas.
    “baiklah, neng” Adrian memutar sepeda becaknya, lumayan hari ini, ada pelanggan yang baik hati,
    Sekilas Adrian mengira umur gadis ini, sekitar 20-an, tapi dia sudah cukup bijak.

    Diperjalanan, gadis berjilbab itu hanya diam saja, membuat Adrian kelu.
    Sejauh ini, masa tak mengajak ngobrol gadis secantik ini, ini namanya harus gunakan kesempatan.
    Sambil bekerja, sambil kenalan.
    “siapa yang sakit neng?”
    “Ibu saya,paman”
    “jangan panggil saya Paman, umur saya paling beda 3 tahun denganmu”
    “begitu ya” ucapnya pendek.
    “beliau sakit apa?”
    “Stroke, ini di minta mencarikan obat untuk beliau, tapi besok beliau udah boleh pulang”
    “bagus deh, tapi kok cuma kamu, udah malam gini ke apotik, malam tahun baru kan rawan,
    bapakmu kemana? sodara?”
    “Bapak ada di rumah sakit juga nemenin ibu, tadi siang bapak udah jalan kesana kemari,
    sekarang gantian saya lagi, saya anak tunggal” ucapnya lagi, datar.
    “memangnya kmu gak ada pacar, yang nemenin?” basa basi saja, Adrian berujar.
    “Pacar? Ada sih tunangan.. tapi saya gak kenal dia, gak pernah ketemu juga… eh.. stop disini..
    apoteknya yang ini.., tunggu sebentar ya, jangan kemana-mana, nanti saya pulangnya sama paman lagi,,
    eh maksudnya sama situ” gadis itu langsung lari menuju Apotek bertuliskan 24 jam itu.

    Gadis yang cantik, siapa yang tidak tertarik dengannya, tunangan yah?. Adrian tersenyum lebar.
    Memikirkan sesuatu. Tak lama lamunannya buyar ketika Gadis berjilbab itu langsung
    memintanya jalan menuju pulang ke rumah sakit.

    “boleh tahu namamu siapa?” Adrian kembali melancarkan kenalannya lagi.
    “Kamu antarkan saya saja, sudah malam, nanti saja kenalannya, saya harus cepat,
    nanti ada pawai tahun baru” katanya kembali tegas,
    ada terbesit di hati Adrian, sosok perempuan Tangguh. Gadis muda, yang cekatan membantu orang tuanya
    , serta tidak dengan mudah memberi tahu namanya ke orang lain meskipun iseng sekalipun.
    Gadis yang menarik, berbeda dari perempuan-perempuan yang dikenalnya,
    Adrian tersenyum sendiri.

    “Nah, neng manis.. sudah sampai” Adrian menyetop becaknya.
    “Ini “ ucapnya, sambil mengulurkan uang 50 ribu ke arah Adrian.
    Adrian terkesima. Kok 50 ribu?.
    “jangan kaget begitu, 20 ribu memang biaya ojek becaknya,
    tapi 30 ribunya adalah biaya aman saya selama malam tahun baru ini
    gak di gangguin sama orang, aman sentosa saya kembali karena tukang becaknya baik”
    ucapnya sambil tersenyum renyah. Duh cantiknya, pikir Adrian.

    “ terima kasih Neng selamat tahun baru ya, semoga Ibunya cepat sembuh” gadis itu hanya mengangguk,
    lalu pergi, berlalu dengan cepat. Tak lama Adrian tersenyum simpul, gadis ini istimewa. Hatinya berbeda.
    ****

    Dengan pelan-pelan Adrian memakirkan becaknya di halaman garasinya,
    saat ia membuka pintu garasi, sudah ada Ibundanya yang sedang membulatkan matanya kearah Adrian.

    “Kamu habis kemana, Rian!, pasti lagi tahun baru sama temen-temenmu ya, hura-hura terus..
    kamu gak tahu, orang tua Indah sedang di rumah sakit, harusnya kamu jengukin,
    dan bantuin Indah kemana-mana, kalau ada perlu, coba pikir kalau malam ini dia keluar,
    tanpa ada yang dampingin… apalagi besok mamanya udah keluar, kamu jadi gak sempat kesana, bantuin dia“
    Omelan Ibundanya, hanya membuat Adrian Manyun.

    “Nah becak ini, dari mana? Apa teatermu itu beraksi lagi kalau malam-malam?”
    Lanjut ibundanya panjang lebar. Adrian hanya tersenyum kecil.
    “Ibu, tenang aja.. becak itu besok aku kembalikan kok.. udah ah bu, aku cape, mau istirahat dulu”
    ucapnya sambil mencium pipi ibundanya, lalu berbisik pelan.
    “soal Indah, aku nemenin dia kok tadi” Adrian langsung lari, takut di jitak Ibundanya.
    “jangan bohong, anak badung!, kemari kamu!”
    “ehh..serius bu, nanti kalau besok ibu ke Rumah Indah, bilangin sama dia, ongkos becaknya Gratis..
    jadi tolong kasihin uang ini ke dia ya bu, hadiah taon baru” Adrian langsung kabur, sambil tertawa.
    “Indah, orangnya emang indah ya bu” ucapnya lagi.
    “oh?” Tinggal Ibunda Adrian yang melonggo, antara bingung melihat uang yang ia pegang,
    dan tawa anaknya, apa mereka sudah bertemu? Padahal selama ini bukannya Adrian menolak di jodohkan.
    Hem.. baguslah kalau begitu.
    Ibunda Adrian memamerkan gigi putihnya. Senang.

  14. #14
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Pagi Itu.....


    Jantungku berdegup keras. Hembusan angin pagi serta kicauan burung tak mampu meredakannya. Rasanya seolah-olah jantungku siap meloncat keluar. Suasana pagi itu yang cukup sunyi membuat detak jantungku seolah terdengar makin keras. Kulirik surat kabar hari ini yang memberitakan tertangkapnya seorang koruptor yang sempat kabur keluar negeri. Ah, sama sekali tak membantu menurunkan detak jantungku.

    Rasanya seperti seorang mahasiswa tingkat akhir yang sedang menghadapi sidang skripsi. Atau seperti seorang anak yang ketahuan membolos. Atau seperti eksekutor tendangan penalti yang siap menembak ke gawang di hadapannya. Ah, tidak usah terlalu dipikirkan. Tanpa pikir panjang kuraih benda yang sedari tadi ada dihadapanku. Kucium baunya, dan…..

    Kunikmati secangkir kopi luwak yang nikmat

  15. #15
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Kopi Terakhir


    Aku bukan pecinta kopi, aku membencinya. Hingga aku bertemu denganmu.
    Pertemuan pertama kita, begitu nyata. Saat dengan gugup aku ulurkan tangan menyambut uluran tanganmu yang hangat di musim dingin. Kau langsung mengajakku menikmati kopi asli negaramu.
    Kau pilih kopi hitam, hitam dan pahit tanpa gula, lalu memintaku memilih kopiku.
    Tak kuasa menolakmu, ku pilih cappucino dengan susu yang banyak. Aku takut tidak mampu menyesapnya.

    Perjumpaan itu begitu singkat. Saat duduk berdampingan bersamamu di kereta itu, aku tahu ini yang terakhir. Lengan kita beradu "Kamu putih, seputih susu yang kau sukai, dan aku hitam" ah ya, kau mencintai kopi itu. "Tidak, kau coklat" dan kau pun tertawa.
    Aku tak ingin cepat sampai di stasiun terakhir. Aku ingin waktu berhenti dan menikmati wangi kopi ini selamanya.

    Di stasiun itu...
    "Mari kuantar ke penginapanmu. Kapan kau kembali?"
    "Besok pagi" jawabku pendek
    "Kuatar kau setelah antar istriku" dia tersenyum.
    Aku hanya mampu diam menerawang jauh. Aku ingin kopi hitam itu.

    ....
    "Sudah waktunya?"
    "Sebentar lagi" jawabku mengamati tiketku, akhirnya, kembali ke negaraku.
    Kami duduk di toko kopi yang sama. Pilihanku kini berbeda. Kopi hitam pahit tanpa gula. Hanya itu yang bisa kulakukan. Mencintai satu hal yang sama denganmu.

  16. #16
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Kopi Cinta di Paris


    Secangkir Kopi Hangat, mempertemukan kita disini, sebuah cafe kopi yang remang.
    Disaat itu kamu menawarkannya sambil tersenyum kepadaku. Orang yang tak ku kenal.

    “Minumlah…” ucapmu pendek, lalu kau keluarkan sepucuk rokok,
    kau gempulkan asapnya sambil tersenyum, lalu memandangku lagi.
    “Jangan pernah menangis di kota indah ini, darling”

    Aku mengangguk pelan, ku ambil gelas kopi yang kau berikan padamu,
    kuminum sedikit, lalu kuseka air mataku.
    "Aku gak nangis, hanya kesal aja” Bela-ku,
    dikota asing ini, tidak mungkin aku memberi tahu masalahku,
    di tipu oleh pria yang ku cintai, apalagi dia adalah kawanku sewaktu di Jakarta,
    dan berjanji jika aku menyusulnya ke Kota Paris, dia akan menikahiku, ternyata bohong belaka.
    Ia lari dengan perempuan cantik disini.

    “Kota Paris, kota cinta—jadi jangan biarkan kamu kesal sekalipun,
    bagaimana kalau malam ini aku temani hingga kamu bisa tertawa lagi”
    pria asing ini, sepertinya bule Inggris, namun aksen Perancisnya yang halus,
    membuatku memperhatikan wajahnya, ternyata dia tampan, dan baik hati juga.

    Entah, karena apa,apa karna kopi hangat yang ia tawarkan,
    atau wajah tampannya ini, bikin aku mau saja mengikuti ucapannya,
    hingga malam itu, aku menemaninya mengelilingi kota Paris,
    hingga ia mengajakku ke apartemennya. Kami merasakan cumbu hingga ku melupakan,
    bahwa aku pernah merasa benci akan cinta.

    Semakin hari, hidupku pun selalu dipenuhi olehnya, aku merasa,
    aku menemukan cinta disini, di Kota Paris ini. Hidupku tak sembab lagi.
    Aku cinta pria ini, sentuhannya yang hangat, kata-katanya yang selalu menenangkanku,
    ia selalu bisa membuatku melupakan bahwa Kota Paris ini, adalah Kota asing bagiku,
    tak mengapa-karena disini, aku tak akan temukan tangisan lagi,
    karena Pria ini telah menyempurnakannya, dia selalu membuatku bergelora.

    Hingga sampai saat ia mengajakku kembali ke Café Kopi yang dulu pertama kali kami berjumpa.
    Ini yang kedua kalinya, ia mengajakku, setelah 3 bulan ini aku bersamanya,
    meraih hangatnya hidup bersamanya di apartemen kecilnya.
    Namun kata-kata yang kukira ia akan melamarku, menjadi berubah seakan menusuk jantungku,
    yang ia tutupi dengan memberiku Kopi hangat lagi di hadapanku,
    kini wajahnya muram, agak bergetar ia berikan itu padaku.

    “darling, kita gak bisa menikah” sekarang tatapannya tajam kearahku.
    “ gak!, aku cuman mau nikah sama kamu” desakku.
    “aku hanya tak ingin membuatmu menangis” ucapmu kelu,
    kini kopi hangatku, kau seruput tanpa aba-aba.

    “nyatanya apa?, kamu membuatku menangis lagi, Halloo! Ini Paris-Kota cinta bukan Jakarta!,
    makanya aku pindah disini, hanya untuk bisa menikah—dengan orang yang membahagiakanku,
    disana aku menderita, ternyata sama saja, disinipun begitu”
    aku menangis lagi.

    “darling,aku mencintaimu, tapi aku tak ingin menikah secepat ini”
    “hah?” Kopi yang dari tadi kupegang, tumpah tiba-tiba, karena ku terkejut.
    “siapa yang bilang aku akan meninggalkanmu, darling.
    Aku hanya ingin kamu tak menuntutku menikahimu secepat itu, aku tak suka pernikahan”
    “jadi kamu tak akan meninggalkanku?” ku cengkram kemejanya, dengan bergetar.

    “tak akan pernah darling, aku mengajakmu kesini, bukan untuk melamarmu menjadi istriku,
    makanya ku meminta kamu hentikan rengekan manjamu, untuk cepat menikahimu,
    aku hanya ingin melamarmu menjadi kekasihku selamanya, darling”

    “Maksudnya?” kulepaskan tanganku, dan kutatap bola mata birunya.

    “seperti kopi hangat ini, darling-dia akan terasa tak enak, disaat tak hangat lagi,
    begitu juga dengan pernikahan aku hanya ingin cinta kita seperti kopi hangat,
    darling-tak akan menghilang hanya karena sebuah pernikahan”

    “ begitukah, aku senang sekali… terima kasih,Peter, aku cinta padamu ”
    air mataku keluar lagi, tapi aku bahagia.

    “jangan menangis, karena akupun mabuk cinta padamu, Sebastian”

    Dua pria dewasa itu tampak bahagia, mereka berpelukan dengan erat,
    seakan tak akan ada lagi yang bisa memisahkan mereka,
    Ya..ini Paris, jangan menangis di Kota ini,
    Karena Kota ini selalu ada kopi hangat untuk siapa saja yang menderita akan cinta.

  17. #17
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Malam Tahun Baru yang Romantis

    Kita berdua menikmati malam yang benar-benar romantis. Makan malam ditemani oleh remang cahaya lilin. Dengan beratapkan langit malam yang dipenuhi oleh bintang-bintang. Hanya kita berdua. Kita duduk saling berhadapan, sehingga bisa saling menatap sorot mata masing-masing.

    Kita saling bercerita tentang kehidupan kita. Tentang bagaimana dirimu sudah berhasil merintis usaha sendiri yang kini berkembang pesat. Tentang kenangan masa-masa SMA kita dulu. Dan saat jam menunjukkan pukul 12.00 kita berhenti sejenak untuk menikmati kembang api yang bertebaran di langit. Langit malam seketika berubah menjadi terang dihiasi warna warni kembang api. Kita saling berpengangan tangan sambil menatap takjub pada keindahan kembang api yang menghiasi langit.

    Kugenggam erat jemari tangan yang halus itu seolah tak ingin kulepaskan. Tangan yang sama yang empat tahun lalu pernah kulepaskan dari genggamanku. Tangan yang kini jari manisnya sudah dihiasi oleh cincin emas berhiaskan berlian yang sangat indah.

    Cincin yang sayangnya, bukanlah pemberian dariku

  18. #18
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Kenangan di Kedai Kopi


    Menjelang tahun baru. Kutelusuri lagi jalan setapak itu. Namun kali ini ku sendiri, tanpa kamu menemaniku.
    Kupandangi lekat-lekat kedai kopi itu. Kedai di mana kita pernah menghabiskan senja berdua saja di sana. Momen yang sama, menjelang tahun baru juga. Masih rekat kenangan indah itu dalam pikiranku. Apakah rekat juga dalam ingatanmu? Ingin rasanya kusinggahi kedai itu sebentar saja. Namun entah, apakah kusanggup untuk sekedar bernafas di dalam sana. Ditemani kenangan indah bersamamu, namun menyesakkan dada.

    “Diminum kopinya Mas” suara merdu dan senyum manismu seolah terulang di depan mataku. Aku masih sangat mengingat betapa merdunya suaramu. Seperti buluh perindu yang menyapa relung hatiku. Sejuk. Wajah cantikmu masih kuukir dengan baik dalam halaman tersendiri di hatiku. Wajah yang kuyakin akan membuat iri bahkan oleh para bidadari langit sekalipun.

    Tapi ku tersadar itu hanya memori yang takkan pernah pergi. Tidak seperti dirmu. Kamu telah kembali padanya. Meninggalkanku hampa tanpa cinta selamanya. Namun masih ada kebahagian buatku saat ini, karena mengetahui engkau bahagia di sana.
    Akankah waktu mempertemukan kita kembali? Harapanku seperti itu. Takkan lelah ku menunggu. Hingga saat pertemuan itu tiba, atau hingga ajal menjemputku.

  19. #19
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    LAUNDRY


    Saat itu adalah malam Minggu kira-kira pukul 7 malam, sebuah mobil berhenti di depan toko laundry kami. Seorang pria berumur 30 tahunan keluar dari pintu pengemudi lalu masuk ke toko kami dengan membawa sehelai kemeja putih dengan noda hitam di hampir seluruh permukaannya.

    "Ini ketumpahan kopi, mbak. Dan saya perlu untuk besok siang," katanya.

    Setelah membayar dan mengambil tanda terima, ia kembali ke mobil. Sekilas kulihat ada seorang perempuan di sana. Mungkin kekasihnya. Mereka tampak sedang tidak rukun. Mungkin kopi di kemeja ini pun perbuatan kekasihnya. Aku hanya menghela napas, kutaruh di keranjang cucian lalu mulai membereskan toko karena sudah waktunya tutup.

    Dua minggu kemudian, Sabtu malam lagi, kira-kira pukul 7. Kulihat mobil yang sama, dan pria yang sama. Kali ini ia membawa sehelai kemeja biru tua, yang juga tertutup noda pekat.
    "Ketumpahan kopi lagi?," tanyaku sedikit bercanda.

    Ia hanya tersenyum, menaruh sehelai uang lima puluh ribuan lalu pergi. Cepat. Tak sempat aku membuat tanda terima atau memberi kembalian. Aneh. Ia juga tampaknya sendirian malam itu.

    Aku tengah meletakkan kemeja itu di keranjang cucian saat kulihat noda di kemeja itu menempel di tanganku.

    Itu bukan noda kopi.

    Itu darah.

  20. #20
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Kopi Hangat



    “Byuuur,,,”
    Hujan deras langsung menerpa pasangan muda-mudi itu, mereka bergegas memasuki area kantin gedung sekolah tinggi bahasa yang mereka tuju diseberang jalan. Langit Ciracas memang sudah mendung sedari tadi, jadi pasangan itu tidak bisa menyalahkan hujan yang menyebabkan tubuh mereka kuyup seketika.
    Sejurus setelah keduanya memasuki area, atap kanopi kantin melindungi mereka dari hujan yang berkejar-kejaran. “ Duduk di situ saja, bal,,, “ si gadis mengarahkan ujung jarinya ke sebuah sudut kantin yang menjual nasi. Ia bergegas duduk di bangku kantin sambil mengibas ujung jilbab panjangnya yang sedikit basah. Tadi temannya itu sempat melebarkankan jaket kulitnya untuk melindungi keduanya dari siraman hujan tepat di kepala. Sang pemuda segera mengikuti dari belakang dan mengambil tempat duduk menghadap si gadis. Pemuda itu menoleh ke dalam kios, “Mbak, kopi hangat satu!” Tanpa menunggu jawaban, pemuda itu mengarahkan pandangan kearah si gadis yang duduk bersila tangan menahan dingin.
    “Miss, lanjutin lagi ya yang tadi sebelum kelas kita dimulai. Miss, to the point, bolehkah aku melamarmu?”
    Mata sang gadis mengerjap, ada sejumput kehangatan menyergap. Pemuda itu adalah muridnya. Sudah dua tahun ini ia menjadi guru dikelas pemuda itu dan umur mereka tidak terpaut jauh. Ia tidak pernah menyangka pemuda itu akan melamarnya, namun ia berharap sosok pemuda didepannya itu adalah yang terbaik yang Tuhan kirimkan untuknya. Si gadis tersenyum dan tertunduk malu, bersamaan dengan itu kopi yang dipesan si pemuda tiba.
    “Iqbal serius?” tanyanya tetap tertunduk.
    Pemuda itu tersenyum mengangguk, “iya, insya Allah, miss” Jawabnya tegas.
    Masih tertunduk, gadis itu berkata,
    “Insya Allah, bal. Silahkan datang kepada orang tuaku.”
    Kini giliran hawa hangat menyelimuti setiap rongga tubuh sang pemuda, “Alhamdulillah” ujarnya lirih.
    Ia pun menyeruput kopi panasnya, hangat kopinya juga ikut menghangatkan hatinya.

Page 1 of 6 123 ... LastLast

Tags for this Thread

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •