Page 1 of 4 123 ... LastLast
Results 1 to 20 of 78

Thread: [Tokoh] Sapardi Djoko Damono

Hybrid View

Previous Post Previous Post   Next Post Next Post
  1. #1
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,138

    Lightbulb [Tokoh] Sapardi Djoko Damono





    Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono lahir di Surakarta, 20 Maret 1940, jadi sekarang usianya menginjak umur 71 tahun.
    Lelaki yang sudah sepuh namun memiliki perjalanan hidup yang kaya akan sastra puisinya dengan katakatanya yang sederhana namun menjadi populer.

    Riwayat hidup

    1955 : lulus SMPN 2 Surakarta
    1958 : lulus SMAN 2 Surakarta
    19xx : kuliah di Bahasa Inggris UGM Yogyakarta.
    1974 : mengajar Fakultas Sastra (Sekarang Fakultas Ilmu Budaya) UI.
    setelah pensiun tetap jadi dekan dan guru besar UI.
    pernah menjadi redaktur majalah "Horison", "Basis", dan "Kalam".
    1986 : mendapatkan anugerah SEA Write Award.
    1983 : menerima Penghargaan Achmad Bakrie pada tahun 2003. Ia adalah salah seorang pendiri Yayasan Lontar.
    Menikah dengan Wardiningsih dan dikaruniai seorang putra dan seorang putri.

    Kumpulan Puisi/Prosa

    • "Duka-Mu Abadi", Bandung (1969)
    • "Lelaki Tua dan Laut" (1973; terjemahan karya Ernest Hemingway)
    • "Mata Pisau" (1974)
    • "Sepilihan Sajak George Seferis" (1975; terjemahan karya George Seferis)
    • "Puisi Klasik Cina" (1976; terjemahan)
    • "Lirik Klasik Parsi" (1977; terjemahan)
    • "Dongeng-dongeng Asia untuk Anak-anak" (1982, Pustaka Jaya)
    • "Perahu Kertas" (1983)
    • "Sihir Hujan" (1984; mendapat penghargaan Puisi Putera II di Malaysia)
    • "Water Color Poems" (1986; translated by J.H. McGlynn)
    • "Suddenly the night: the poetry of Sapardi Djoko Damono" (1988; translated by J.H. McGlynn)
    • "Afrika yang Resah (1988; terjemahan)
    • "Mendorong Jack Kuntikunti: Sepilihan Sajak dari Australia" (1991; antologi sajak Australia, dikerjakan bersama R:F: Brissenden dan David Broks)
    • "Hujan Bulan Juni" (1994)
    • "Black Magic Rain" (translated by Harry G Aveling)
    • "Arloji" (1998)
    • "Ayat-ayat Api" (2000)
    • "Pengarang Telah Mati" (2001; kumpulan cerpen)
    • "Mata Jendela" (2002)
    • "Ada Berita Apa hari ini, Den Sastro?" (2002)
    • "Membunuh Orang Gila" (2003; kumpulan cerpen)
    • "Nona Koelit Koetjing: Antologi cerita pendek Indonesia periode awal (1870an - 1910an)" (2005; salah seorang penyusun)
    • "Mantra Orang Jawa" (2005; puitisasi mantera tradisional Jawa dalam bahasa Indonesia)
    • "Before Dawn: the poetry of Sapardi Djoko Damono" (2005; translated by J.H. McGlynn)
    • "Kolam" (2009; kumpulan puisi)
    Selain menerjemahkan beberapa karya Kahlil Gibran dan Jalaluddin Rumi ke dalam bahasa Indonesia,
    Sapardi juga menulis ulang beberapa teks klasik, seperti Babad Tanah Jawa dan manuskrip I La Galigo. kobe

    Musikalisasi Puisi

    1987 : Aku Ingin oleh Ags. Arya Dipayana dan Hujan Bulan Juni oleh H. Umar Muslim.
    1991 : Aku Ingin diaransemen ulang oleh Dwiki Dharmawan dan menjadi "Soundtrack Cinta dalam Sepotong Roti" vokal oleh Ratna Octaviani.
    199x : album "Hujan Bulan Juni" (1990) Duet Reda Gaudiamo dan Ari Malibu (Mahasiswi Fakultas Sastra UI)
    1996 : album "Hujan Dalam Komposisi"
    2006 : album "Gadis Kecil" (2006) diprakarsai oleh duet Dua Ibu, yang terdiri dari Reda Gaudiamo dan Tatyana dirilis,
    2007 : album "Becoming Dew" (2007) dari duet Reda dan Ari Malibu.
    2008 : Ananda Sukarlan konser kantata "Ars Amatoria" yang berisi interpretasinya atas puisi-puisi SDD serta karya beberapa penyair lain.

    Buku

    • "Sastra Lisan Indonesia" (1983), ditulis bersama Subagio Sastrowardoyo dan A. Kasim Achmad. Seri Bunga Rampai Sastra ASEAN.
    • "Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan"
    • "Dimensi Mistik dalam Islam" (1986), terjemahan karya Annemarie Schimmel "Mystical Dimension of Islam", salah seorang penulis. Pustaka Firdaus

    • "Jejak Realisme dalam Sastra Indonesia" (2004), salah seorang penulis.
    • "Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas" (1978).
    • "Politik ideologi dan sastra hibrida" (1999).
    • "Pegangan Penelitian Sastra Bandingan" (2005).
    • "Babad Tanah Jawi" (2005; penyunting bersama Sonya Sondakh, terjemahan bahasa Indonesia dari versi bahasa Jawa karya Yasadipura, Balai Pustaka 1939).


    diringkas dari wikipedia

  2. #2
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,138
    Yuk kita ngobrolin karya2 beliau,
    bagaimana awal kamu kenalan dengan karya beliau?

    Saya sendiri mungkin kalau tidak meng-copy mp3 musikalisasi puisi beliau juga penggiat sastra yang lain,
    mungkin tidak akan ngeh dengan nama besar beliau di dunia sastra Indonesia.

    Buku kumpulan puisi yang saya miliki dari beliau hanya Hujan Bulan Juni.
    Mendengarkan musikalisasi puisi paling pas kalau sedang dalam perjalanan kereta api.
    Suasananya pasti bakalan larut dalam rangkaian isi puisi tersebut,
    Apalagi katakata yang digunakan oleh beliau adalah katakata sederhana namun kita tak pernah menyangka akan memiliki makna yang begitu dalam.
    Bukan karya picisan yang bicara apa adanya. Tidak. Beliau bukan seperti itu.

    Sebut saja, ketika jatuh cinta, kebanyakan orang orang menggunakan karya beliau yang


    Aku Ingin

    Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
    dengan kata yang tak sempat diucapkan
    kayu kepada api yang menjadikannya abu


    Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
    dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
    awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..



    atau buat kalian yang sedang putus cinta yang tidak diakhir dengan pertikaian,
    namun menjadi senyap karena alam semesta tak memberikan restu.
    mungkin bisa mengapresiasikan perasaannya dengan karya puisinya Di Restoran.


    Di Restoran

    kita berdua saja, duduk
    aku memesan ilalang panjang dan bunga rumput
    kau entah memesan apa
    aku memesan batu, di tengah sungai terjal yang deras

    kau entah memesan apa
    tapi kita berdua saja, duduk
    aku memesan rasa sakit yang tak putus dan nyaring lengkingnya
    memesan rasa lapar yang asing itu



    sampai saat ini saya masih terkagum, bagaimana dia bisa memberikan apresiasi sebuah rasa sakit perih
    dengan diksi di bawah ini :
    aku memesan rasa sakit yang tak putus dan nyaring lengkingnya
    memesan rasa lapar yang asing itu


    Last edited by etca; 23-09-2011 at 01:54 PM.

  3. #3
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,138
    ohya tiga tokoh sastra yang saya kagumi adalah
    alm Soe Hok Gie (17 Desember 1942),
    Goenawan Mohammad (29 Juli 1941),
    Sapardi Djoko Damono (20 Maret 1940)

    kalau diperhatikan mereka lahir masih di jaman yang sama,
    di era yang sama dengan kancah Indonesia pada saat itu.
    mengapa karya2 mereka puitisnya masih terkesan gagah tidak mellow ala cengeng?
    padahal puisi biasanya identik dengan ala mellow bin cengeng,
    *that's why gw lebih suka nulis solilokui ketimbang puisi.
    hahahahha bahasa gw

  4. #4
    pelanggan tetap nerissa's Avatar
    Join Date
    Jul 2011
    Posts
    1,574
    isi terus ca.....

    jangan lupa 'karya selanjutnya'
    mengupas titik nol
    Sabbe sattha bhavanthu sukhitatta.

  5. #5
    pelanggan setia et dah's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Location
    Land Between Solar Systems
    Posts
    3,911
    kok baca karya beliau ini ngga bisa cuma sekali baca
    apa gara-gara gw lemot ya ..
    gimana sih biar bisa cepet cernanya

    puisi yang judulnya
    Aku Ingin==> aselii juara abiss
    sampe berkali-kali dibacanya...

    caa, kalau buku hujan bulan juni ngga ada yg ebook-nya ya??
    Last edited by et dah; 23-09-2011 at 04:56 PM.

  6. #6
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,138
    Quote Originally Posted by nerissa View Post
    isi terus ca.....

    jangan lupa 'karya selanjutnya'
    mengupas titik nol
    loh, gw kan ga ngefans si TS Pinang
    jadi ga terlalu merhatiin puisi2 dia
    *maaf Pinang, bukan bermaksud

    eh ikutan diskusi dunk, biar hidup.
    atau kalau baru sekali baca, gpp,
    gimana pendapat kalian?


    Quote Originally Posted by et dah View Post
    kok baca karya beliau ini ngga bisa cuma sekali baca
    apa gara-gara gw lemot ya ..
    gimana sih biar bisa cepet cernanya

    puisi yang judulnya
    Aku Ingin==> aselii juara abiss
    sampe berkali-kali dibacanya...

    caa, kalau buku hujan bulan juni ngga ada yg ebook-nya ya??
    hahahha puisi emang kadang bisa punya banyak arti
    tergantung apresiasi masing2.

    setahu gw ga ada eBooknya.
    jarang tuh puisi ada eBooknya,
    kecuali ada satu temen, dulu sebelum dibawa ke percetakan ama pengarangnya dikirim dulu ke gw puluhan puisi

    kalau cuman pengen tahu isi puisi dalam buku itu, bisa ku postingin, *tinggal gugling n copas2
    tapi kalau melihat adakah hal yang lain di buku itu ya musti discan
    musti cek dulu nih, bukunya masih di jakarta atau dah dilempar di rumah ortu
    kalau masih ada di jakarta n sempat, ntar ku scan deh

    kalau sambil dengerin mp3nya lebih ok loh.
    eh semalam lupa gw uploadin yah.. gw kesleepingan *maaf

  7. #7
    kalau mau, saya bisa copasin semua isi buku Hujan di Bulan Juni

    tapi besok-besok ajah yak? lagi ada kerjaan sekarang mah--taelah, sok iye, padahal mah males total
    you can also find me here

  8. #8
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    mengapa karya2 mereka puitisnya masih terkesan gagah tidak mellow ala cengeng?
    padahal puisi biasanya identik dengan ala mellow bin cengeng,
    itu puisi populer pasca demam AADC, kali Tca

  9. #9
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,138
    Quote Originally Posted by E = mc˛ View Post
    kalau mau, saya bisa copasin semua isi buku Hujan di Bulan Juni

    tapi besok-besok ajah yak? lagi ada kerjaan sekarang mah--taelah, sok iye, padahal mah males total
    daripada copas napa ga upload langsung

    eh ternyata isi nya 96 Puisi di buku Hujan Bulan Juni, males juga scan

    catet yah nama bukunya ga pake "di"
    Quote Originally Posted by Ronggolawe View Post
    itu puisi populer pasca demam AADC, kali Tca
    bisa jadi gitu

  10. #10
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,138
    Seperti apa siy puisinya yang jadi judul buku itu?

    Hujan Bulan Juni

    tak ada yang lebih tabah
    dari hujan bulan Juni
    dirahasiakannya rintik rindunya
    kepada pohon berbunga itu

    tak ada yang lebih bijak
    dari hujan bulan Juni
    dihapusnya jejak-jejak kakinya
    yang ragu-ragu di jalan itu

    tak ada yang lebih arif
    dari hujan bulan Juni
    dibiarkannya yang tak terucapkan
    diserap akar pohon bunga itu


    manteebb euy?!!
    ----------------------------------

    btw emang puisi susah dipahami seperti saya susah memahami puisi beliau yang berjudul

    TELUR, 1

    Ada sebutir telur tepat di tengah tempat tidurmu yang putih
    rapih. Kau, tentu saja, terkejut ketika pulang malam-
    malam dan melihatnya di situ. Barangkali itulah telur
    yang kadang hilang kadang nampak di tangan tukang
    sulap yang kautonton sore tadi.

    Barangkali telur itu sengaja ditaruh di situ oleh anak gadismu
    atau istrimu atau ibumu agar bisa tenteram tidurmu di
    dalamnya.


    (1973)


    *maksudnya apa jal?

  11. #11
    pelanggan tetap nerissa's Avatar
    Join Date
    Jul 2011
    Posts
    1,574
    *ijin menyimak
    Sabbe sattha bhavanthu sukhitatta.

  12. #12
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,138
    etca nerrisa
    ga boleh oneliner cuman posting gajebo kek rumah sebelah yah

  13. #13
    Ca, kalau saya posting dr halaman 1 sampai akhir buku puisinya (HBJ) dimari boleh gak? atau mau jadi proyek Eca aja? *ketahuan malesnya
    you can also find me here

  14. #14
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,138
    gw ga mau

    pegelllllllllll yg update TBA link software buku aja belum dikerjain

  15. #15
    pelanggan setia et dah's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Location
    Land Between Solar Systems
    Posts
    3,911
    telur itu maksudnya ovarium pere kali

  16. #16
    Barista Nharura's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Di Hatimu
    Posts
    5,072
    suka puisi,, dan berani nulis2 puisi atau sajak,, terinspirasi oleh beliau,, jatuh cinta dengan puisinya yang judulnya,, aku ingin,, rasanya dulu itu termasuk salah satu soal UAN SMA,, berasa senang aja jawab bahasa indonesia,, udah kelar,, baca lagi puisi beliau,, terus di hayati.. ternyata puisi aku ingin, menggambarkan rasa cinta yang sederhana namun tulus tanpa meminta balasan apapun... keren ih si Bapak ini...^_*,, dulu pernah baca bukunya Hujan bulan Juni di Perpus daerah,, cuman pas nyari di gramed gak ada yang jual.. padahal beliau termasuk tokoh puisi fenomenal selain rendra, putu wijaya... Bahasanya halus...tapi adem baca dan dengarnya
    Penulis Sastra, Penyayang Hewan, PNS biasa

    "Sedekah Aja "

    Sastra - > Dear Diary Inspirasi

    Kucing - > Semua Tentang Kucing

    PNS - > Sukses Mengabdi Pada Negara

  17. #17
    pelanggan setia et dah's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Location
    Land Between Solar Systems
    Posts
    3,911
    dia tu angkatan chaidir anwar juga bukan ?

  18. #18
    PADA SUATU MALAM (Hal.1)

    ia pun berjalan ke barat. selamat malam, solo,
    katanya sambil menunduk.
    seperti didengarnya sendiri suara sepatunya
    satu persatu.
    barangkali lampu-lampu masih menyala buatku, pikirnya.
    kemudian sambil menarik nafas panjang.
    ia sendiri saja, sahut-menyahut dengan malam,
    sedang dibayangkannya sebuah kapal di tengah lautan
    yang memberontak terhadap kesunyian.

    sunyi adalah minuman keras. beberapa orang membawa
    perempuan,
    beberapa orang bergerombol, dan satu-dua orang
    menyindir diri sendiri; kadang memang tak ada lelucon lain.
    barangkali sejuta mata itu memandang ke arahku, pikirnya;
    ia pun berjalan ke barat, merapat ke masa lampau.

    selamat malam, gereja. hei, kaukah anak kecil
    yang dahulu menangis di depan pintuku itu?
    ia ingat kawan-kawannya pada suatu hari natal
    dalam gereja itu, dengan pakaian serba baru,
    bernyanyi; dan ia di luar pintu. ia pernah ingin sekali
    bertemu yesus, tapi ayahnya bilang
    yesus itu anak jadah.
    ia tak pernah tahu apakah ia pernah sungguh-sungguh
    mencintai ayahnya.
    you can also find me here

  19. #19
    (Hal.2)

    barangkali malam ini yesus mencariku, pikirnya.
    tapi ia belum pernah berjanji kepada siapa pun
    untuk menemui atau ditemui;
    ia benci kepada setiap kepercayaan yang dipermainkan.
    ia berjalan sendiri di antara orang ramai.
    seperti didengarnya seorang anak berdoa; ia tak pernah
    diajar doa
    ia pun suatu saat ingin meloloskan dirinya ke dalam doa,
    tetapi tak pernah mengetahui
    awal dan akhir sebuah doa; ia tak pernah tahu kenapa,
    barangkali seluruh hidupku adalah sebuah dosa yang panjang,

    katanya sendiri; ia merasa seperti tentram
    dengan jawabannya sendiri:
    hidup adalah doa yang panjang.
    pagi tadi ia bertemu seseorang, ia sudah lupa namanya,
    lupa wajahnya: berdoa sambil berjalan...
    ia ingin berdoa malam ini, tapi tak bisa mengakhiri,
    tak bisa menemukan kata penghabisan.

    ia selalu merasa sakit dan malu setiap kali berpikir
    tentang dosa; ia selalu akan pingsan
    kalau berpikir tentang mati dan hidup abadi.
    barangkali tuhan seperti kepala sekolah, pikirnya
    ketika dulu dia masih di sekolah rendah. Barangkali tuhan
    akan mengeluarkan dan menghukum murid yang nakal,
    membiarkannya bergelandangan dimakan iblis.
    barangkali tuhan sedang mengawasi aku dengan curiga
    pikirnya malam ini, mengawasi seorang yang selalu gagal
    berdoa.

    apakah ia juga pernah berdoa, tanyanya ketika berpapasan
    dengan seorang perempuan. perempuan itu setangkai bunga;
    apakah ia juga pernah bertemu yesus, atau barangkali
    pernah juga dikeluarkan dari sekolahnya dulu.
    you can also find me here

  20. #20
    selingan, kabar terakhir SDD


    Sapardi Tak Pernah Berhenti
    Minggu, 28 Maret 2010 | 03:49 WIB

    Ilham Khoiri

    Sapardi Djoko Damono, salah satu penyair kuat Indonesia, kini sudah berusia 70 tahun. Dia masih sehat, produktif, dan karya-karyanya terus diapresiasi masyarakat. Bagaimana dia menjaga energi kreatifnya?

    Sapardi tampak segar dengan setelan kemeja krem, kaus dalam putih, dan celana gelap, Jumat (26/3) pagi itu. Setelah sarapan pagi, yang hampir selalu dia buat sendiri, lelaki itu memeriksa beberapa buku.

    ”Ini buku-buku saya yang pernah diterbitkan di luar yang ditarik kembali untuk diterbitkan sendiri,” katanya. Sapardi bercerita sambil duduk santai di ruang tengah rumahnya yang bersahaja di Kompleks Perumahan Dosen Universitas Indonesia di kawasan Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

    Tahun 2009, penyair itu membuat penerbitan Editum. Semua bukunya, baik berupa kumpulan puisi, esai, maupun cerita, ditarik lagi. Setelah melewati editing naskah dan format ulang tampilannya, buku-buku itu kemudian dicetak kembali.

    Yang menarik, semua proses itu dikerjakan sendiri oleh Sapardi. Untuk mengedit dan me-layout naskah, dia memanfaatkan program Microsoft World yang disimpan dalam format PDF. Setelah beres, naskah itu dicetak terbatas, sesuai dengan permintaan. Hingga kini, sudah 14 buku yang diterbitkan dengan cara itu.

    ”Penerbitan ini untuk memenuhi permintaan banyak orang yang masih mencari buku saya. Padahal, beberapa buku lama sudah tak beredar lagi di pasaran,” katanya.

    Penerbitan itu hanya salah satu dari kegiatan yang dijalani lelaki yang lahir di Solo, 20 Maret 1940, itu. Hingga masa tuanya, dia masih aktif berkarya: membuat puisi, menulis esai sastra dan budaya, mengarang cerita, menerjemahkan, serta menulis makalah.

    Sudah 20-an buku sastranya yang terbit, sebagian besar berupa kumpulan puisi. Setelah DukaMu Abadi (1969), menyusul kemudian beberapa kumpulan puisi lainnya, Mata Pisau (1974), Perahu Kertas (1983), Sihir Hujan (1984), Hujan Bulan Juni (1994), Arloji (1998), Ayat-ayat Api (2000), Mata Jendela (2002), Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro? (2002), dan Kolam (2009).

    Dia juga rajin mengajar dan membimbing penelitian di beberapa kampus. Sapardi pernah menjadi Dekan Fakultas Sastra UI sekaligus guru besar. Juga pernah menjadi redaktur majalah Horison, Basis, dan Kalam serta mengisi diskusi dan membacakan puisi.

    ”Sampai sekarang, saya tetap membaca, menulis, dan bekerja agar tidak pikun,” katanya sambil tersenyum.

    Liris

    Dengan ketekunan semacam itu, Sapardi melakukan uji coba dan terobosan dalam sastra Indonesia. Tahun 1960-an, karya-karyanya cenderung bernuansa kelam dan murung, seperti tampak dalam DukaMu Abadi. Tahun 1970-an, puisi-puisinya banyak menghadirkan benda-benda keseharian yang hidup dan bisa bicara, seperti manusia. Baca saja kumpulan puisi Akuarium.

    Tahun 1980-an, dia banyak membuat acuan tokoh-tokoh mitologi. Tahun 1990-an, dia menggumuli tema-tema sosial dengan kritis dan tajam. Corak ini diwakili puisi-puisi dalam Arloji dan Ayat-ayat Api.

    Tahun 2000-an, dia menulis sajak-sajak panjang, seperti dalam Den Sastro. Lalu, pada akhir tahun 2000-an, lelaki bertubuh ringkih ini memaksimalkan permainan perangkat tradisi tulis (seperti titik, koma, titik dua, huruf miring, atau huruf tebal) untuk merekam gumaman atau celetukan yang tak terdengar. Itu terasa pada puisi-puisi dalam Kolam.

    ”Saya bosan dengan satu corak bahasa, dan ingin terus bereksperimen,” katanya.

    Meski begitu, Sapardi telanjur dikenal sebagai penyair dengan puisi-puisi liris. Puisi jenis ini memproses perkembangan pikiran dan perasaan yang subtil. Diksinya tajam, halus, dan rumit, tetapi tak kentara.

    Dalam karyanya, benda-benda keseharian (seperti hujan, gerimis, angin, gunung, pohon, senja, kucing, pisau, atau langit) hadir berdenyut hidup. Bahasanya bersahaja, tetapi penuh imaji, jernih, dan dalam. Kualitas seperti itu menjadikan karya-karyanya sangat populer: kerap dikutip, dimainkan dalam musik, film, sandiwara, sinetron, atau dicantumkan dalam kalender, bahkan undangan perkawinan.

    Dalam kuliah umum tentang puisi Sapardi di Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat sore, pengamat sastra Nirwan Dewanto mengatakan, puisi-puisi Sapardi mudah digemari karena genap dalam gramatika dan semantik. Puisi-puisinya berada di tengah sebagai titik moderat antara puisi amanat dan puisi gelap, antara puisi pamflet dan puisi eksperimental.

    ”Itulah puisi yang menengahi konvensi di satu pihak dan avantgardisme yang keras kepala di pihak lain. Puisi yang merawat ambiguitas sekaligus memperkuat hubungan dengan pembaca dan bahasa,” tulis Nirwan dalam makalahnya yang panjang.

    Energi

    Hingga usia 70 tahun, Sapardi tak berhenti berkreasi. Banyak orang penasaran, bagaimana dia memperoleh dan mengelola energinya? ”Menulis itu seperti petualangan dalam pikiran. Saya terus tertantang untuk menjelajahi hal-hal baru,” katanya.

    Ketika sudah mulai menulis, seorang penyair seperti tersedot dalam arena pertarungan. Dia berjibaku untuk menemukan kata, menyusunnya menjadi kalimat, memotong, menghapus, menimbang-nimbang, sampai kemudian membuahkan puisi. Persis seperti tukang yang bergelut mengutak-atik kata.

    Pertarungan itu kadang tak mudah. Saat menulis puisi tentang Marsinah (buruh pabrik di Sidoarjo, Jawa Timur, yang tewas dibunuh penguasa), misalnya, Sapardi membutuhkan waktu tiga tahun, dari tahun 1993 sampai 1996. ”Saya sulit mengontrol dan menyusun kata-kata karena rasanya marah sekali.”

    Setelah rampung, puisi itu diberi judul Dongeng Marsinah. Ini beberapa petikannya:

    ”Di hari baik bulan baik,/ Marsinah dijemput di rumah tumpangan/ untuk suatu perhelatan… Dalam perhelatan itu/ kepalanya ditetak,/ selangkangnya diacak-acak,/ dan tubuhnya dibirulebamkan/ dengan besi batangan.. Detik pun tergeletak,/ Marsinah pun abadi. Marsinah itu arloji sejati/ melingkar di pergelangan tangan kita ini.”
    you can also find me here

Page 1 of 4 123 ... LastLast

Tags for this Thread

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •