Karena butuh. Sudah apply ke beberapa tempat tapi belum ada yang nyangkut, padahal udah apply untuk posisi yang lebih rendah. Industri minyak belum sestabil dulu euy.
Rencana Tuhan masih menghendaki dirimu stay disitu, for some reason
Jika menurutmu hidup ini tidak menarik, maka buatlah hidupmu semenarik mungkin - Shinsaku Takasugi
Impossible is nothing!
Tagihan bank juga salah satu faktor pendorong yang kuat
Well then, you’re not at the wrong place, you’ve made a decision to be there. Kalau menganggap cuma salah tempat since you really don’t want to be there, then you’re just wasting your life, man.
I personally like this quote. A bad attitude is like a flat tyre. You can’t go anywhere until you change it.
"The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain
Well said, mbok. Very well said
dulu gue juga berpikir begitu. Selalu merasa ada yang salah dengan tempat kerja.
Tapi setelah selama ini di dunia kerja, gue merasa tidak akan ada tempat yang akan 100 persen dengan keinginan kita sendiri. Bahkan ketika kita menjadi penyedia jasa profesional, kita pun harus ngikutin keinginan klien/pelanggan yang kadang pengen ditabok.
Selalu ada orang yang nyebelin dan tidak enak diajak kerja sama, dan begitu juga orang memandang ke kita. Pasti ada orang lain yang menganggap kita menyebalkan dan tidak enak diajak kerja sama.
Dari pengalaman kerja selama ini, yang bisa kita lakukan adalah "get the job done". Kalau merasa tidak bisa berkembang, tapi butuh gaji untuk membayar semua pengeluaran, ya kita bisa mencari pengembangan diri dan skill di tempat lain melalu berbagai metode. Tentunya harus siap mental untuk menahan emosi, dan mengingat bahwa tanpa pekerjaan ini, dapur di rumah tidak akan bisa ngebul.
Sejak bekerja di kantor yang isinya tarik menarik kepentingan antar semua orang, termasuk di antara staff itu sendiri, pertimbangan tersebut yang selalu saya tekankan untuk diri sendiri. Tanpa pekerjaan ini, saya tidak bisa bayar tagihan. Tapi tidak berarti pekerjaan ini akan menjadi jalan buntu bagi saya. Kemampuan saya tidak hanya dibatasi dalam lingkup sempit kantor. Saya masih bisa untuk memilih kursus, pengembangan diri dari berbagai sumber yang melimpah di internet, atau hanya sekedar menjalani hobi saja.
Kata2 motivasi yang selalu gue bilang ke diri sendiri setiap pagi adalah "suck it up, dude!"
Last edited by nerve_gas; 07-05-2018 at 11:44 AM.
hehe, postingan blog ini selalu jadi pegangan saya untuk menanggapi kasus2 "ngga suka tempat kerja" dll
Your Job Doesn’t Have to Be Your Passion, and That’s OK
meskipun dia sendiri akhirnya keluar dari pekerjaannya
How to Know When to Quit Your Job
Tapi setidaknya dia keluar dengan persiapan yang matang, ngga tiba2 bangun pagi dan memutuskan untuk mencari bola naga dan menyelamatkan dunia
next year™
bener tuh.
Dan banyak pencari kerja zaman sekarang yang pengennya kerja di tempat yang memberikan "impact" (apapun itu artinya impact). Mimpi bisa kerja dari rumah, cuti tidak terbatas, penghasilan cukup buat jalan2, di kantor kerja di sofa, dll dsb.
Ngimpi gak salah sih. Tapi lebih baik realistis sedikit. Toh kerja 8-5, di cubicle, gak berarti gak punya achievement kan?
Terlepas dari semua keluhan, tempat kerja saya yg sekarang adalah yang paling banyak ngasih saya kepuasan. Banyak achievement yg saya dapat dan value yg saya sumbangkan.
Secara finansial, tempat sekarang gak bisa ngasih sebanyak yg saya dapet dulu. Tapi soal development, i feel so developed in this place. Dari kerja ngangkat palu, sekarang ngangkat pena.
Sepertinya saya kurang bersyukur
untuk om [MENTION=3146]Bambang[/MENTION] yang lagi kerja di migas, gue cuma bisa pukpuk.
Sampe harga minyak semoncer di tahun 2010an, urusan finansial buat pekerja di migas emang degdegplas. Jadinya suka gak suka, harus diambil.
Temen2 malah banyak banget yang kena pecat gara2 harga minyak terjun bebas di 2015-2016. Beberapa rela turun gaji, yang penting kerja. Beberapa nekat pindah jurusan.
Dulu sempet nganggur juga sih dari jan-may 2015. beruntung ditampung sama tempat kerja sekarang meski beda kompensasi hingga 60-an persen.
I quit my previous job in the wrong time due to some circumstances.
Menurut sistem, saya masih service supervisor.
menurut sistem, titelnya manager. kerjaannya, tetap staff. (lah gak ada bawahan kekmana bisa jadi manaher)
kalo saya posisinya staff. ada dapet bbrp kesempatan untuk disuruh nge-manage, tapi kayanya management bukan panggilan hatiku deh, jadi selama ini saya selalu menghidari itu.
itu tuh, para millennials ya
saya sempat kerja di tempat kerja yang seperti itu juga sih, yah, memenuhi 8 out of 10 dari kriteria2 seperti itu lah. dan memang enak sih gaya kerja kaya gitu walo skarang, i'm back to corporate world i dont see myself working here for long though, mungkin 1-2 taon lagi bakal loncat lagi. skarang cuman mo ngambil pengalaman
tapi dalam kerja apapun, pasti ada enak ngganya lah. itu memang udah bagian dari hidup.
To be honest, saya masuk ke golongan millennial juga sih
Sent from my Moto G (5) using Tapatalk
kayanya user2 di sini kebanyakan kalo bukan kalangan millennials ya xennials, and maybe a handful gen Xers dan sebelumnya saya sendiri termasuk a border line case
https://www.instagram.com/p/BUcbF-0D41H
what is a xennial?
- a micro generation born during the cusp years of Gen Xers and Millenials
- i.e. between 1977 - 1983 (or when the original Star Wars trilogy was released)
- Xennials experienced an analogue childhood and a digital adulthood
- Possess both Gen X cynicism and Millenial optimism and drive
berarti gue millenials juga ya. hahhaha.
tapi itu tepat "experienced an analogue childhood and a digital adulthood"