Page 3 of 3 FirstFirst 123
Results 41 to 48 of 48

Thread: potret TOLERANSI di NKRI

  1. #41
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Quote Originally Posted by pasingsingan View Post
    [MENTION=44]ndableg[/MENTION]:

    diskusi lintas agama di fordis saat ini sudah tdk spt dulu lagi bleg

    dulu yng kesannya liar, gontok2an, penuh sumpah serapah

    tapi masih mau diatur, serta ada unsur sharing knowledge-nya

    Lah, sekarang ini di medsos mah malah lebih biadab

    dah gitu gak ada moderatornya lagi
    Kangen masa2 ituh.. Terus terang gw ampir milih jadi atheis (pikiran masih unyu2) kalo kagak nemu ajangkita.
    Di situ gw melihat ternyata banyak jg muslim2 berpikiran terbuka dan maju. Ada pasingsingan ada yaw dll.
    Malah akhirnya sempet jadi anggota ekstrim melawan argumen2 tapir, yg lambat laun akhirnya nyadar enak ditengah2 aje.

    Justru setelah model2 DAA hilang, orang2 jadi menggila lagih.

    Yg gw heran sih si boss. Dulu kan alasannya nutup AK menganggap DAA ga bermanfaat, nyinggung perasaan orang lah. Eh dia malah bawa ke dunia nyata.
    Last edited by ndableg; 06-04-2017 at 12:07 AM.

  2. #42
    pelanggan setia mobyokuzan's Avatar
    Join Date
    Jul 2012
    Posts
    2,025
    ^ nice post
    Tuhan itu menurunkan hidayah untuk seseorang bisa melalui jalan macem macem, mungkin utk kasus lu, di setting utk condong ke atheist dulu sebelum menemukan jalan yg skrg...yg penting open mind aja disetiap keadaan krn hidayah itu kadang ditemukan di saat yg bahkan tidak kita sadari sebelumnya (gw juga pernah mengalami masa masa itu dulu)

    utk masukan biar makin mantep lagi, coba buka channelnya caknun di youtube, utk org org yg mengedepankan pola dan cara berpikir seperti lu mungkin cocok ntuk nambah wawasan dan keimanan juga

    situs cak nun
    video cak nun

    krn diwaktu senggang gw sering mampir ksn juga

    "telling lies is sometimes acceptable,
    when the truth is too difficult to believe"

  3. #43
    pelanggan setia mobyokuzan's Avatar
    Join Date
    Jul 2012
    Posts
    2,025

    Beda Ahok dan Ustadz Syam

    Jagat media beberapa waktu yang lalu sempat dihebohkan dengan isi ceramah di sebuah televisi swasta pada 15 Juli 2017 yang mengatakan bahwa “salah satu kenikmatan terbesar di surga adalah pesta sex”. Jujur saya ketika melihat langsung videonya yang saat itu jadi viral, langsung saya mikir ini orang ngaji dimana, dan sejauh mana kepandaiannya dalam memahami teks-teks al-Qur’an, hadits maupun kitab-kitab klasik. Tentu saja, ceramah yang begitu sangat-sangat tidak pantas, tapi itulah media, ketika sebuah acara ratingnya sudah tinggi, maka apapun akan dipertahankan, karena yang dicari adalah popularitas. Padahal TV itu jadi media untuk pembelajaran bagi anak-anak kita juga lho.

    Hmm….saya masih ingat, ceramahnya yang kontroversial itu begini isinya: “Salah satu nikmat yang ada dalam surga adalah pesta seks. Minta maaf, karena inilah yang kita tahan-tahan di dunia, inilah yang kita tahan-tahan di dunia. Kenikmatan terbesar yang diberikan Allah swt adalah pesta seks. Karena inilah yang sudah ditahan di dunia oleh para lelaki. Laki-laki disuruh menahannya, lagi musim panas. Perempuan lebih kuat sebenarnya, saya tidak setuju kalau perempuan dikatakan lemah. Laki-laki kalau naik pesawat pasti pakai jaket. Perempuan pakai tanktop, Masya Allah kuatnya.”

    Nah, kira-kira, apakah isi ceramah yang itu layak untuk ditayangkan di TV? tentu jawabannya tidak sama sekali. Jangankan di stasiun TV, di pengajian kampung saja tidak pantas. Ngga usah di pengajian kampung lah, di pengajian arisan ibu-ibu RT juga tetap tidak pantas. Kenapa? Karena itu ngga jelas. yang ada masyarakat tidak tercerahkan, tapi malah jadi disempitkan pemahamannya tentang surga itu ***. Ustadz kok “cabul”. Ya, kalau pun itu pemahaman pribadi, yang ngga jelas juga dapatnya dari referensi ulama siapa gitu, ya silahkan saja buat sendiri, tapi ngga perlu disampaikan di publik. Anda itu ustadz, bukan agen obat kuat. Huuufft.

    Padahal, dulu saya diajar di pesantren bahwa nikmat terbesar adalah فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَب إِلَيْهِمْ مِنْ النظَرِ إِلَى رَبهِمْ عَز “Tidak ada satupun kenikmatan yang lebih kami cintai dari memandang wajah Allah Ta’ala.” (HR. Muslim no. 181). Jelas kan, bukan pesta ***, tapi memadang wajah Allah, yang jelas itu kenikmatan yang melebihi kenikmatan apapun di dunia. Jadi, apakah ceramah itu menista? Menurut saya iyalah, malah ngaco juga dan menjadikan perspektif orang di luar Islam juga ngga baik. “Owalah, surga itu pesta *** to.”

    Tapi, tenang saja, Ustadz Syam atau yang bernama lengkap Syamsuddin Nur Makka telah minta maaf ke MUI. Ia meminta maaf karena telah salah ucap dan salah pemahaman. Bagaimana reaksi para pembela al-Qur’an? Mereka saya yakin memaafkan, karena sejauh ini tidak ada berita-berita tentang gerakan para pembela al-Qur’an yang melaporkan karena dugaan penistaan agama. Atau aksi-aksi serupa yang lebih dahsyat karena dianggap merusak citra Islam dan sebagainya. Alhamdulillah semua anteng meneng.

    Lalu, apa bedanya dengan Ahok? Ahok sama juga kepleset, dan itu malah tidak dilakukan di televisi, hanya disebuah daerah pinggiran Jakarta, tepatnya di Kepulauan Seribu. Tapi, kemudian pidatonya diupload di media sosial. Namun, karena nilai politiknya tinggi, maka terjadilah berbagai aksi atas nama umat Islam yang membela al-Qur’an dengan tuduhan penistaan agama, karena yang ngomong bukan orang Islam. Inilah yang saya katakan bahwa isu penistaan itu adalah isu politis bukan teologis. Itu kepentingan politik bukan kepentingan agama. Ahok lho sama-sama sudah meminta maaf, tapi nyatanya, meski sudah meminta maaf, kelompok-kelompok yang mengatasnamakan umat Islam itu masih tetap marah, hingga melakukan aksi berjilid-jilid, bahkan sampai mengancam untuk membunuh hingga revolusi kepada pemerintahan yang sah. Terus ini apa kalau bukan politik?

    Mari cermati, jika mereka konsisten membela al-Qur’an dan selalu mengatasnamakan umat Islam, mengapa mereka menjadi pemaaf ketika tidak ada urusannya dengan politik, dan sebaliknya menjadi pemarah jika itu urusannya dengan politik. Sekali lagi saya katakan, karena urusan mereka bukan urusan agama, tapi politik. Lihat saja kasus Hari Tanoesoedibyo yang dijadikan tersangka, bahkan dibela oleh Presidium Alumni 212 agar bos MNC itu tidak dikriminalisasi. Alasannya, adalah toleransi. Ini juga akhirnya jadi menyudutkan makna toleransi, karena toleransi akhirnya berlaku hanya kepada orang-orang tertentu, terutama mereka yang berjasa pada aksi-aksinya. Sementara orang lain yang merugikan kelompoknya, toleransi itu tidak berlaku.

    Tapi, apapun kenyataan hari ini, semakin menunjukkan bahwa mereka adalah kelompok yang konsisten dalam inkonsistensi. Bahasa kerennya, istiqomah dalam ketidak istiqomahan. Ada saja dalil untuk membenarkan apa yang dilakukan oleh kelompoknya mesti itu salah, dan ada saja alasan untuk menyalahkan kelompok lain meski itu benar. Bingung? Jangan bingung, karena ada yang lebih membingunkan lagi, yaitu ngapalin lirik lagu Despacito yang dipopulerkan oleh Luis Fonsi dan Daddy Yankee. Despacito…….
    sumber : https://kangslamet.com/beda-ahok-dan-ustadz-syam.html

    "telling lies is sometimes acceptable,
    when the truth is too difficult to believe"

  4. #44
    pelanggan setia Yuki's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    Buitenzorg
    Posts
    6,366
    Justru ada lagu yg lebih bagus dari despacito, sama-sama lagu latin juga, lupa saya judulnya

    Salah fokus

    - - - Updated - - -

    Serius mode

    Kasus di atas membuktikan bahwa mereka sudah membenci ahok sebelum kasusnya terjadi, berkali-kali saya tekankan, kasus tsb hanya menjadi jalan untuk "menghancurkan" ahok

    Sedangkan kasus pesta seks, ini hanya salah menggunakan kata-kata saja, terlalu direct dan terlalu vulgar
    CURE SUNSHINE WA KAKKOSUGIRU.

  5. #45
    pelanggan setia mobyokuzan's Avatar
    Join Date
    Jul 2012
    Posts
    2,025
    ^
    dia itu menyandang status ustad lho, beda lagi kalo org biasa kek lu atau kongsur ngomong soal pesta seks masih bisa dimaklumin, nah dia...ustadz kok ngomong soal pesta seks, WTF ustad model apa ini !!? knp ga jadi pedagang obat kuat atau germo bokep sekalian.

    kalopun itu untuk keperluan ceramah agama, apa ga ada masalah yg lebih penting lagi apa utk dikaji selain pesta seks ?

    jika hal seperti ini dimaklumin, berarti standard parameter kelayakan untuk menjadi ustad di indonesia perlu dipertanyakan, malu maluin aja.

    "telling lies is sometimes acceptable,
    when the truth is too difficult to believe"

  6. #46
    pelanggan setia Yuki's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    Buitenzorg
    Posts
    6,366
    Iya makanya saya bilang terlalu vulgar

    Harusnya cukup dengan berkata seperti ini saja: surga adalah tempat segala kenikmatan yg belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan segala keinginan akan terpenuhi

    Sudah begitu saja, tidak usah ngomong pesta seks segala
    CURE SUNSHINE WA KAKKOSUGIRU.

  7. #47
    pelanggan setia mbok jamu's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    3,417
    Quote Originally Posted by ndableg View Post
    Yg gw heran sih si boss. Dulu kan alasannya nutup AK menganggap DAA ga bermanfaat, nyinggung perasaan orang lah. Eh dia malah bawa ke dunia nyata.
    Itu dia, musang berbulu ketek. Bagi dia ndak bermanfaat karena ndak sejalan dengan pikirannya. AK, di luar dugaannya, menjadi ajang yang justru terlalu moderat buat dia sendiri. Padahal persepsinya bersifat mutlak, ndak bisa dipertanyakan apalagi diperdebatkan. He's mental.
    "The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain

  8. #48
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    Quote Originally Posted by Yuki View Post
    Iya makanya saya bilang terlalu vulgar

    Harusnya cukup dengan berkata seperti ini saja: surga adalah tempat segala kenikmatan yg belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan segala keinginan akan terpenuhi

    Sudah begitu saja, tidak usah ngomong pesta seks segala
    Orang hanya memberikan apa yang dia punya. Entah quote siapa ini, tapi cocok dalam segala situasi. Dalam kasus si ustadz, ya cuma segitu kemampuannya. Yang punya kontribusi ngawur termasuk media yang ngangkat dia jadi ustadz televisi.
    There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.

    Everyone wants happiness, no one wants pain.

    But you can't make a rainbow without a little rain.

Page 3 of 3 FirstFirst 123

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •