Kalo menurut gw sih bukan gengsi, tapi emang musuhan. Rizal Ramli jelas mengincar menteri bumn, esdm dan wapres (termasuk bos2 bumn macam J lino). Dari segitu banyak proyek, bbrp yg disabot adalah proyek2 dari gerombolan itu.
Feeling gw sih, ini strategi jokowi. Gimana pun juga jokowi dikelilingi mafia2 yg dia ga bisa hadapi sendirian. Jokowi mempergunakan Rizal Ramli pendekar ngepret untuk urusan ini. Makanya, pertama gw liat RR diangkat jadi kemaritiman.. tau2 kok nongol ada embel2 "dan sumber daya"... hehehe.. jokowi.. jokowi.. Denger2 bakal ada kejutan lagi dari mata najwa?
Gw sih ngarep ahok ga kepilih lagi jadi gubernur, biar bisa nambah tukang ngepretnya. Inget.. yg diadepin mafia migas, duitnya kenceng. Rizal Ramli itu Hitman yg disewa pak jokowi.
Last edited by ndableg; 27-11-2015 at 05:40 AM.
Yakin cuma hitman, ga ada kepentingan laen? ::
you meet someone
you two get close
its all great for awhile
then someone stops trying
Talk less, awkward conversations, the drifting
No communication whatsoever
Memories start to fade
Then the person you know become the person u knew
That how it goes. Sad isn't it?
Haha...ndak lah kong Sur kalo saya sampai punya pemikiran sejauh itu, ntar kalo saya mesti pasang sikap "curiga jangan2" semua pihak adalah maling malah ndak akan ada solusi apapun, ujung2nya malah ndak ada satupun maling yang bisa ketangkep. Saya ndak sepesimistis itu lah.Psst seperti kata rr sendiri jangan2, bagi2nya ga adil, if u know what i meant
Menurutku pe-er Jokowi yang harus diselesaikan secepatnya ya bagaimana bisa "mendamaikan" RR dengan JK untuk (minimal sejenak lah) melupakan "perseteruan lama" keduanya. Lha wong dulu (2007) Gus Dur aja udah legowo kok dan mau "salaman" dengan JK, lha kok "fans Gus Dur" sampai sekarang malah ndak bisa move on. :doh!:
Lakukan pertemuan enam mata (Jokowi/JK/RR) secara tertutup, ndak usah ajak2 lainnya termasuk para Menko. Tuntaskan segala "unek2" didalam ruangan tsb dan hasilnya ndak perlu diketahui oleh publik. Jadi ndak perlu lagi ada tantang-menantang debat di depan publik,...kayak seleb ajah senengnya diliput. Yang terpenting mereka sama2 keluar ruangan dengan membawa semangat baru untuk bahu-membahu membantu (pemerintahan) Jokowi menyelesaikan persoalan bangsa ini.
Percuma dinamakan "kabinet kerja" tapi kalo kerjanya sak karepe dhewe2.
---------- Post Merged at 08:21 AM ----------
Menurutku yang dipegang si Fadli ya surat SS ke Moffett seperti yang saya kutip diatas, bahkan bisa jadi cuma yang versi bahasa Indo yang lebih rentan terjadi mis-interpretasi.Keknya sih gw dah liat (di tipi tapi).. dan yg ngasih liat adalah.... fadli zon.. kepada najwa di mata najwa.
Youtube Video
Apalagi tahu sendiri seperti apa itu si Zon, kalo itu dokumen yang lain tentu langsung dia sebar2kan ke media.
Belum lagi kalo melihat seperti apa si Najwa. Sebagai seorang jurnalis tentu akan langsung uber tuh dokumen untuk dijadikan berita eksklusif sebelum kecolongan beritanya oleh media lain.
Nyatanya sampai sekarang? Cuma kabar-kabur. CMIIW.
Gusti iku dumunung ing atine wong kang becik, mulo iku diarani Gusti... Bagusing Ati.
Lha terus mana upaya RR untuk menandingi "kepretan" Freeport tsb?Ya iya lah emang freeport usaha kok. Yg kasih rekaman kan orang freeport
Ndak ada! Menurutku justru RR ikut2an kemakan mengikuti "irama permainan" yang dibawakan oleh Freeport.
Bukan cuma RR, bukan cuma SS, bukan cuma Luhut, bukan cuma JK, bahkan Jokowi pun menurutku udah masuk "perangkap offside" nya Freeport.
Ribut2 soal smelter itulah bukti jelasnya, bahkan Jokowi sampe jelas kasih statement bahwa salah satu syarat perpanjangan kontrak Freeport ya pembanguan smelter.
Lha yang ngomong smelter itu ada kaitannya dengan perpanjangan kontrak sopo? Ya Freeport lah.
Padahal pembangunan smelter itu mestinya terkait dengan isu renegosiasi KK yang sampe sekarang masih molor terus. Smelter itu harus dibangun Freeport untuk dapetin ijin ekspor mineral mentah (konsentrat) yang udah dilarang oleh UU Minerba. Itu ndak ada hubungannya dengan perbanjangan kontrak.
Dan Freeport pun bermain dengan sangat lihai memasukkan isu dagelan tersebut (baca: smelter) terkait dengan isu perpanjangan kontrak.
Dan semua orang pun termasuk pak bos (Jokowi) udah kemakan oleh isu dagelan tsb.
Prediksiku, isu smelter akan ndak selesai2 sampai 2019 saat pengajuan perpanjangan kontrak. Dan sampai tahun tsb (masih 4 tahun lagi lho) Freeport akan menikmati sisa royalti 2,5% dari produksi emas, belum lagi dari tembaga dan perak, plus produk2 mineral bawaan lainnya. Plus lagi bisa melenggang terus ekspor konsentratnya.
Mudah2an aja prediksi saya itu salah, dan ini bisa dicegah kalo amandemen KK yang sekarang bisa segera ditandatangani.
---------- Post Merged at 08:52 AM ----------
Untuk dua posting berikutnya saya ndak perlu komen ya, soale isinya yang satu cuma spekulasi dan satunya lagi prejudice.
Gusti iku dumunung ing atine wong kang becik, mulo iku diarani Gusti... Bagusing Ati.
Yak.. salaman.. t'rus mafia hilang..?
Gimana mendamaikan? orang RR dipungut jokowi buat memerangi mafia kok.
T'rus anda pikir belum pernah ada begitu? Kalo anda tau berarti ga tertutup.Lakukan pertemuan enam mata (Jokowi/JK/RR) secara tertutup, ndak usah ajak2 lainnya termasuk para Menko. Tuntaskan segala "unek2" didalam ruangan tsb dan hasilnya ndak perlu diketahui oleh publik. Jadi ndak perlu lagi ada tantang-menantang debat di depan publik,...kayak seleb ajah senengnya diliput. Yang terpenting mereka sama2 keluar ruangan dengan membawa semangat baru untuk bahu-membahu membantu (pemerintahan) Jokowi menyelesaikan persoalan bangsa ini.
Kerja itu artinya membangun tol membangun jalan kereta api membangun waduk, membangun bla bla. Ngepret2 itu masalah politik.Percuma dinamakan "kabinet kerja" tapi kalo kerjanya sak karepe dhewe2.
Kabar kabur? Tungguin aja. Kebetulan topik najwa waktu itu ingin memojokkan SN, bukan SS.Menurutku yang dipegang si Fadli ya surat SS ke Moffett seperti yang saya kutip diatas, bahkan bisa jadi cuma yang versi bahasa Indo yang lebih rentan terjadi mis-interpretasi.
Apalagi tahu sendiri seperti apa itu si Zon, kalo itu dokumen yang lain tentu langsung dia sebar2kan ke media.
Belum lagi kalo melihat seperti apa si Najwa. Sebagai seorang jurnalis tentu akan langsung uber tuh dokumen untuk dijadikan berita eksklusif sebelum kecolongan beritanya oleh media lain.
Nyatanya sampai sekarang? Cuma kabar-kabur. CMIIW.
Fadli jon itu anak buah prabowo yg dari dulu koar2 ada kebocoran. Sekarang jokowi menunjukkan ini loh bocor.
Last edited by ndableg; 27-11-2015 at 03:27 PM.
Yup, seperti dulu pada tahun 2007 saat Gus Dur salaman sama JK untuk melupakan "masa kelam tahun 2000".Yak.. salaman..
Saya ndak bilang begitu kan?t'rus mafia hilang..?
Siapa mafia? JK? Jadi Wapres itu ndak punya tugas atau diajak untuk ikut memerangi mafia tapi justru mesti diperangi sebagai mafia? Atau seorang presiden sudah "sedemikian lemahnya" sehingga perlu bantuan "tukang kepret" untuk melawan wakilnya sendiri? Kalo menurutku, justru sebaliknya, Jokowi ndak selemah itu kok.Gimana mendamaikan? orang RR dipungut jokowi buat memerangi mafia kok.
Saya memang ndak perlu tahu itu sudah pernah dilakukan oleh Jokowi atau belum, namanya aja tertutup. Saya hanya perlu tahu mereka berdua bisa bahu-membahu membantu pemerintah Jokowi, dan menurutku salah satu caranya Jokowi harus bisa merangkul keduanya dan itu sebaiknya dilakukan tertutup enam mata aja.T'rus anda pikir belum pernah ada begitu? Kalo anda tau berarti ga tertutup.
Betul. Tapi kalo kepretan politik itu justru berpotensi mempengaruhi (berefek buruk) lalu untuk apa? Dengan kepretan2 RR sekarang berapa "uang" yang diselamatkan oleh negara, atau sebaliknya "uang" yang justru di-sia2kan oleh negara? Dengan adanya kepretan RR terus kapan amandemen kontrak Freeport disahkan dus negara bisa langsung amankan "uang" dari diantaranya selisih 2,5% royalti emas, belum lagi yang lain2nya? Dengan kepretan RR tentang blok Masela terus kapan negara ini bisa menghasilkan gas bumi yang saat ini langka? Dengan kepretan2 pada masalah migas dan minerba oleh RR terus apakah bisa meningkatkan sumber devisa dari sektor tersebut, ataukah sebaliknya malah menurunkan pendapatan devisa akibat target produksi menurun karena di-kepret2 mulu? Akhirnya, kalo sumber devisa kedua sektor itu terus menurun lalu jalan kereta api, waduk dan blablabla mau dibangun pakai uang apa?Kerja itu artinya membangun tol membangun jalan kereta api membangun waduk, membangun bla bla. Ngepret2 itu masalah politik.
BTW kalo membangun misalnya terminal LNG, jalur pipa distribusi migas, smelter dan blablabla termasuk kerja juga ndak?
Sip, asal ndak kelamaan aja nunggunya apalagi terus dilupakan eh maksud saya memang sebenarnya "dokumen" itu ndak pernah ada.Kabar kabur? Tungguin aja. Kebetulan topik najwa waktu itu ingin memojokkan SN, bukan SS.
Fadli jon itu anak buah prabowo yg dari dulu koar2 ada kebocoran. Sekarang jokowi menunjukkan ini loh bocor.
RR Jokowi kena pengaruh kepret alias "jebakan offside" nya Freeport. Itu maksud saya, dan itu sudah saya jelaskan pada paragraf2 berikutnya.Kenapa RR Jokowi ikut ke kepret?
Kenapa RR jawabnya cuma "nama itu ndak penting"? Trus di akhir tayangan pas Karni nanya "jadi Freeport ini sebaiknya diapakan, apakah diperpanjang atau tidak diperpanjang kontraknya" kenapa RR cuma cengar-cengir ndak mau jawab?Bukannya yg ribut2 sekarang adalah freeport cs sama dpr cs? RR cuman kasih komentar, itu ribut antar mafia, dan Karni Ilyas tanya2 siapa sih mafia2 itu.
Bukan komentator, tapi nara sumber. Tema acaranya aja "Sinetron Perang Antar Geng", istilah yang pertama kali dilontarkan oleh RR. Mosok nara sumber ndak mau jawab pertanyaan2 penting secara tegas dan lugas.Posisi RR cuman komentator di sini.
Gusti iku dumunung ing atine wong kang becik, mulo iku diarani Gusti... Bagusing Ati.
Nama itu ndak penting kalo interpretasi saya RR nggak mau dibenturkan dengan vis a vis dgn SS. Bisa makin digoreng Karni Ilyas.
Soal perpanjangan tau tidak diperpanjang kontrak Freeport, saya juga kalo jadi RR nda mau jawab
Terlepas dari pro kontra RR dan segala kepentingan dendam dan sebagainya, saya rasa lebih baik SS ada juga di situ biar sekalian klarifikasi. Apa ILC yang ga mau undang atau uda diundang SS ga mau datang sih wallahu alam.
Last edited by tuscany; 27-11-2015 at 06:48 PM.
There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.
Everyone wants happiness, no one wants pain.
But you can't make a rainbow without a little rain.
Oops sori nyela sedikit, ada sedikit tambahan setelah saya baru sempat lihat tayangan video Youtube di halaman sebelumnya soal "dokumen" yang di-sebut2 ada pada Fadli Zon. (Maklum soale saya pas posting yang pagi ndak bisa buka Youtube soale masih di jalan jadi postingnya pake hape)
Yup, ternyata benar dugaan saya bahwa itu cuma surat SS ke Moffett dalam versi bahasa Indo. Dan lagi2 benar ternyata yang disorot justru point ke-4 padahal menurutku kalo mau di-cari2 sebenarnya "blunder" SS itu justru ada pada poin ke-3 seperti sudah saya jelaskan pada posting yang kemarin.
Gusti iku dumunung ing atine wong kang becik, mulo iku diarani Gusti... Bagusing Ati.
Oke. Tapi pertanyaan saya adalah, trus untuk apa RR mau datang ke acaranya Karni tsb kalo cuma untuk bicara seperti itu yang toh semua materinya sudah pernah diungkapkan oleh RR di media2 lain sebelumnya?
Saya juga kalo jadi Karni Ilyas jelas kecewa karena nara sumber acara saya ternyata seperti itu, dus acara saya menjadi ndak punya "nilai jual" lebih.Soal perpanjangan tau tidak diperpanjang kontrak Freeport, saya juga kalo jadi RR nda mau jawab
Kalo menurutku ILC bukan forum yang tepat untuk klarifikasi antara RR dengan SS, karena hal itu justru menunjukkan duet Jokowi-JK ndak becus mempimpin kedua anak buahnya tsb. Forum internal rapat kabinet lah yang paling tepat kalo menurutku.Terlepas dari pro kontra RR dan segala kepentingan dendam dan sebagainya, saya rasa lebih baik SS ada juga di situ biar sekalian klarifikasi. Apa ILC yang ga mau undang atau uda diundang SS ga mau datang sih wallahu alam.
Lalu soal kenapa hanya RR yang hadir sedangkan SS ndak, ini bisa muncul berbagai spekulasi. Bisa saja SS memang ndak diundang oleh Karni, bisa saja diundang tapi ndak mau entah apa alasannya, bisa karena alasan ndak mau duduk bareng RR di satu acara atau bisa juga menganggap ILC bukan forum yang tepat untuk buka2an apalagi sebagai menteri tentu ada data2 penting yang memang ndak bisa dengan mudahnya dibuka ke publik. Tapi bisa juga dibalik, RR mau hadir di ILC justru karena tahu bahwa SS ndak hadir atau ndak diundang. Dan spekulasi2 lainnya.
Gusti iku dumunung ing atine wong kang becik, mulo iku diarani Gusti... Bagusing Ati.
Artinya jabat tangan ga menyelesaikan masalah. Lagian jabat tangannya jg setelah jauh dari 2001, di mana ud ga mengubah apa2 kalo masih belon move on.
Sekarang RR lagi angot2nya.
Kalo bos punya bawahan yg bisa disuruh2 ngurusin mafia, apakah bos itu lemah? Ato banyak kerjaan?Siapa mafia? JK? Jadi Wapres itu ndak punya tugas atau diajak untuk ikut memerangi mafia tapi justru mesti diperangi sebagai mafia? Atau seorang presiden sudah "sedemikian lemahnya" sehingga perlu bantuan "tukang kepret" untuk melawan wakilnya sendiri? Kalo menurutku, justru sebaliknya, Jokowi ndak selemah itu kok.
Belon ketauan kan? Maka mari kita saksikan episode selanjutnya.Betul. Tapi kalo kepretan politik itu justru berpotensi mempengaruhi (berefek buruk) lalu untuk apa? Dengan kepretan2 RR sekarang berapa "uang" yang diselamatkan oleh negara, atau sebaliknya "uang" yang justru di-sia2kan oleh negara? Dengan adanya kepretan RR terus kapan amandemen kontrak Freeport disahkan dus negara bisa langsung amankan "uang" dari diantaranya selisih 2,5% royalti emas, belum lagi yang lain2nya? Dengan kepretan RR tentang blok Masela terus kapan negara ini bisa menghasilkan gas bumi yang saat ini langka? Dengan kepretan2 pada masalah migas dan minerba oleh RR terus apakah bisa meningkatkan sumber devisa dari sektor tersebut, ataukah sebaliknya malah menurunkan pendapatan devisa akibat target produksi menurun karena di-kepret2 mulu? Akhirnya, kalo sumber devisa kedua sektor itu terus menurun lalu jalan kereta api, waduk dan blablabla mau dibangun pakai uang apa?
Narasumber di ILC, ya. Mosok penjelasan RR masih ga jelas.. peserta2 lainnya aja ngerti kok..Bukan komentator, tapi nara sumber. Tema acaranya aja "Sinetron Perang Antar Geng", istilah yang pertama kali dilontarkan oleh RR. Mosok nara sumber ndak mau jawab pertanyaan2 penting secara tegas dan lugas.
you meet someone
you two get close
its all great for awhile
then someone stops trying
Talk less, awkward conversations, the drifting
No communication whatsoever
Memories start to fade
Then the person you know become the person u knew
That how it goes. Sad isn't it?
Kesan dari saya, RR ngomong di media separo2, di ILC bisa dibuat komprehensif dgn bantuan kepiawaian Karni Ilyas.
Nilai jual acaranya gorengan?Saya juga kalo jadi Karni Ilyas jelas kecewa karena nara sumber acara saya ternyata seperti itu, dus acara saya menjadi ndak punya "nilai jual" lebih.
Memang bukan forum yang tepat. Tapi ILC ngetop sebagai ajang adu mulut. Jadi sapa tau aslinya ada rencana.Kalo menurutku ILC bukan forum yang tepat untuk klarifikasi antara RR dengan SS, karena hal itu justru menunjukkan duet Jokowi-JK ndak becus mempimpin kedua anak buahnya tsb. Forum internal rapat kabinet lah yang paling tepat kalo menurutku.
Bisa juga faktor Fadli ZonLalu soal kenapa hanya RR yang hadir sedangkan SS ndak, ini bisa muncul berbagai spekulasi. Bisa saja SS memang ndak diundang oleh Karni, bisa saja diundang tapi ndak mau entah apa alasannya, bisa karena alasan ndak mau duduk bareng RR di satu acara atau bisa juga menganggap ILC bukan forum yang tepat untuk buka2an apalagi sebagai menteri tentu ada data2 penting yang memang ndak bisa dengan mudahnya dibuka ke publik. Tapi bisa juga dibalik, RR mau hadir di ILC justru karena tahu bahwa SS ndak hadir atau ndak diundang. Dan spekulasi2 lainnya.
Emangnya engkong, dikit2 merembet soal bini kedua. Bini satu aja belom terklarifikasi, si mba artis itu.
There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.
Everyone wants happiness, no one wants pain.
But you can't make a rainbow without a little rain.
Gw udah nonton yutube tautan ndableg, menurut gw yg disampaikan rr, menurut gw yg disampaikan rr itu utopia yg berbalut fakta,dalam kasus freeport tidak ada solusi, ibarat ada turis nanya ke gw gimana ke bandung dari jakarta, gw bilang lu sampe jakarta trus ke gambir aja trus naek kereta ke bandung, tidak gw jelasin gimana ke gambirnya dari jakarta, tidak dijelaskan di gambir naek apa, jadi yah utopia, seakan2 kalo kita minta saham segitu dan freeport seharusnya menurut dan ga melakukan resistensi, persis kayak guru mengajarkan sejarah, dan gw tetap pada kesimpulan pertams gw rr pengecut, ga berani menyebut nama, berbalut alasan orangnya terlalu kecil, jadi bisa dua kesimpulan either coward or bullshits,or both, ingat ada perbedaan yg cukup besar antara YAKIN dan TAHU, apakah ada yg TAHU orang yg dimaksd ss, menurut gw cuma YAKIN ::
you meet someone
you two get close
its all great for awhile
then someone stops trying
Talk less, awkward conversations, the drifting
No communication whatsoever
Memories start to fade
Then the person you know become the person u knew
That how it goes. Sad isn't it?
epada PT Freeport Indonesia.
Sabtu, 28 November 2015 | 15:10 WIB
Oleh: M Subhan SD
Lengkap sudah cerita muram politisi DPR. Lebih dari sepekan ini publik terperangah sekaligus geram menyaksikan rekaman pertemuan Ketua DPR Setya Novanto—bersama pengusaha minyak Riza Chalid—dan bos PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin, yang kemudian menjadi topik panas ”papa minta saham”.
Nama Presiden dan Wakil Presiden diduga dicatut dan juga beberapa nama pejabat, termasuk Menkopolhukam Luhut B Pandjaitan. Dan, Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), penjaga martabat anggota DPR itu, sempat gamang. Memilukan dan memalukan!
Lebih setahun menduduki kursi empuk di Senayan, DPR cuma bikin gaduh dan mempertontonkan perangai tidak terpuji: mulai dari ribut-ribut rebutan jabatan, berkelahi di ruang sidang, minta gedung baru berfasilitas lengkap, menjadi pialang/makelar proyek, bertemu kandidat calon presiden Amerika Serikat, hingga rekaman ”papa minta saham” PT Freeport.
Sebaliknya, kinerjanya jeblok. Politisi yang seharusnya hidup bertiang etika dan akhlak cuma ”manis di bibir”, tetapi terasa pahit di sekujur tubuh kehidupan nyata.
Pengaduan Menteri ESDM Sudirman Said ke MKD adalah bagian dari upaya mencegah praktik gelap perdagangan pengaruh (trading in influence) pemilik kekuasaan.
MKD seharusnya proaktif sebagai penjaga marwah DPR. Bukan malah mempersoalkan legal standing. Ini persoalan etika, bukan soal hukum.
Polemik awal hampir saja persoalan teknis mengalahkan substansi pengaduan Sudirman yang pejabat negara.
Terbongkarnya rekaman itu mengonfirmasi masih banyak kegiatan aneh-aneh yang dilakukan politisi DPR. Reformasi yang menentang korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) telah dikhianati dalam dua windu ini.
Jika kutipan dialog ”Freeport jalan, Bapak itu happy, kita ikut happy, kumpul-kumpul, kita golf, kita beli private jet yang bagus dan representatif” dianggap cuma becanda, sungguh keterlaluan.
Jadi, ini persoalan praktik percaloan yang dilakukan politisi, bukan sekadar pencatutan nama Presiden dan Wapres.
Praktik percaloan tampaknya ibarat gunung es, sedikit saja yang diketahui publik. Sisanya tersembunyi di kedalaman lautan.
Pencatutan nama hanya mereduksi praktik kolusi yang hingga kini masih merajalela. Dengan kekuasaan yang besar, mereka tetap saja memainkan agenda tersembunyi demi kepentingan sendiri.
Dan, rakyat sudah muak menyaksikan perilaku para pejabat yang tak terpuji dan tak punya malu. Kasihan politisi lain di DPR yang berusaha benar-benar bekerja untuk rakyat.
Menurut Machiavelli (The Prince, 1513), penguasa itu dua tipe: singa (lion) yang keras, berbahaya, tetapi mudah terperangkap; dan rubah (fox) yang licik dan rakus, tetapi sulit menghadapi serigala.
Jadilah rubah untuk jeli melihat jeratan dan jadilah singa untuk menakut-nakuti serigala. Singa dan rubah sama-sama buas. Singa dan rubah hidupnya berkelompok. Ciri-ciri kehidupan berkelompok adalah kerja sama (tepatnya persekongkolan), saling menjaga, saling melindungi.
Tak heran jika ada anggota kelompoknya terancam, kawan-kawannya pasang badan membela mati-matian. Tak peduli lagi masuk akal atau tidak. Mereka sangat defensif. Tipe makhluk seperti ini sangat egois.
Andaikata mereka politisi, mereka suka berwacana, tidak fokus pada persoalan. Mereka menggiring ke persoalan lain, menjauh dari persoalan yang tengah diperbincangkan.
Padahal, adagium hukum terkenal menyatakan ”bukti atau fakta itu lebih kuat, tak ada gunanya lagi kata-kata (cum adsunt testimonia rerum, quid opus est verbist).
Inilah babak belurnya politisi yang mengelola negeri ini. Partai politik gagal menjadi ”rumah penyadaran” yang menyemai benih-benih watak altruistik.
Transparency International (Money, Politics, Power: Corruption Risk in Europe, 2012) mengevaluasi tiga serangkai pemain terlemah dalam pemberantasan korupsi di Eropa, yaitu parpol, lembaga administrasi publik, dan kor- porasi.
Integritas politisi, khususnya di parlemen, sangat rendah. Lobi-lobi menjadi permainan rahasia antara pengusaha, politisi, dan pejabat.
Di sekitar markas Uni Eropa di Brussels, Belgia, diperkirakan ada 3.000 entitas pelobi yang targetnya memengaruhi proses legislasi. Maka, di sejumlah negara, lobi pun diatur dan harus terdaftar: nama, nomor pajak, alamat, nama kantor, dan lain-lain.
Negara-negara yang politisi dan partainya menjaga marwah mereka, sebagian besar menjadi negara maju yang rakyatnya sejahtera, seperti di wilayah Skandinavia.
Namun, di negara-negara korup, tidak efisien, dan salah kelola, seperti di Eropa selatan, menjadi beban negara lain karena hidup dari utang.
Di negeri ini, jangankan pelobi, pejabat resmi saja lebih memilih mengendap-endap seperti siluman. Merekalah yang buas seperti singa, licik seperti rubah, dan juga licin seperti belut.
Mumpung sedang panas kasus ”papa minta saham”, saatnya membongkar semua gerak-gerik rahasia politisi kita. Siapa saja geng yang bermain-main di saham Freeport atau saham lainnya.
Sekalian juga membersihkan politisi yang ngaco-ngaco. MKD pun jangan sampai masuk angin.
Tetapi, ssst ini para politisi kuat lho.... Ah, dalam sejarah, politisi sekuat apa pun, apabila busuk dan tak amanah, telah ditumbangkan oleh rakyat.
you meet someone
you two get close
its all great for awhile
then someone stops trying
Talk less, awkward conversations, the drifting
No communication whatsoever
Memories start to fade
Then the person you know become the person u knew
That how it goes. Sad isn't it?
Itu yang saya quote tebakan doang apa hasil baca dari tempat lain? Di kompasiana ada yang nulis sama persis isi geng itu siapa aja. Jadi mungkin memang ada dua geng dan Jokowi ditarik2 di tengah. Luhut ikut kecatut karena dia juga pengusaha. RR sementara itu nonton sineteron yang scriptnya sudah dia baca separo.
There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.
Everyone wants happiness, no one wants pain.
But you can't make a rainbow without a little rain.
Yakin rr bukan kelompok yg ke 3?
Last edited by surjadi05; 30-11-2015 at 08:44 AM.
Bukan geng ke-3 kong, tapi geng ke-10.
Di pemerintahan memang selalu ada banyak geng kok, bukan cuma 10 apalagi 3. Ada geng Jawa ada geng non-Jawa, ada geng alumni ITB ada geng alumni UI dan UGM, bahkan khusus di ESDM ada satu geng yang cukup kuat juga yaitu geng alumni UPN, lalu ada geng partai A ada geng partai B, ada geng partai C hasil munas Bantul vs munas Jonggol, ada gengnya si anu dan gengnya si nganu, dst...dsb.
Dan kalo RR bisa membuat istilah "gaduh hitam" dan "gaduh putih" maka saya pun boleh juga dong punya istilah "geng hitam" dan "geng putih".
Jadi menurutku, RR harus lebih jelas memisahkan atau memberikan batasan2 mana geng hitam mana geng putih. Dan ini mestinya didukung dengan paparan data2 dan info2 yang valid, terverifikasi, terkonfirmasi, dst...dsb, bukan asal kepret.
Sebaliknya kalo tidak, ini justru akan membingungkan dan orang menjadi bebas sesukanya main tuding bahkan yang tendensius sekalipun.
Jadi saya bisa memaklumi kalo kong Sur "curiga jangan2" RR juga bagian dari "geng hitam" yang lain, begitu juga kalo ada yang menuding SS juga bagian dari "geng hitam", orangnya JK, kepanjangan tangannya Rini, didikannya Ari, (pernah) bagian dari mafia Petral, dst...dsb.
Kalo saya sih ndak peduli siapanya, mau RR, mau SS, mau Rini, Luhut, JK, bahkan Jokowi sekalipun kalo terindikasi sebagai bagian dari geng hitam dan itu didukung fakta2 memadahi, ya bakalan saya "slepet" (supaya beda dengan istilahnya RR), di forum ini lho.
Tapi mosok iya saya mau slepet Jokowi karena misalnya masalah "bus TransJakarta". Ya ndak lah...
So facts plisssss..., not rumors.
Gusti iku dumunung ing atine wong kang becik, mulo iku diarani Gusti... Bagusing Ati.