Page 3 of 7 FirstFirst 12345 ... LastLast
Results 41 to 60 of 122

Thread: Gojek - GrabBike - BluJek - Tukang Ojek Konvensional

  1. #41
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Err emang aplikasi ginian mahal ya, ga kan? Dan "driver" go jek juga ga ada gaji kan?,motor juga dari driver kan? Palingan kaya cs yg nerima telpon,dan bisa dikerjakan dirumah kan, berarti biaya operasional bisa sangat minim donk, jadi wajar semua keuntungan bisa dibuat marketing dulu, anggap aja invest? Jadi curiga masalah pendanaannya dimana?

    ---------- Post Merged at 11:46 AM ----------

    Err baru baca udah dibahas [MENTION=39]ndugu[/MENTION]

  2. #42
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    Ada yang bilang gojek sengaja promo gede2an supaya ntar kalo uda ngetop bisa dijual perusahan besar kaya start up2 lain. Masuk akal ga sih? Perusahaan besar mana yang mau nyabet gojek, masa fesbuk atau gugel. Kalo melihat perkembangannya yang melebar ke berbagai jasa, saya meragukannya. Pemain di jasa transportasi berbasis aplikasi masi minim sekali, jadi garapannya luas. Ngapain ngasi ke orang kalo bisa garap sendiri. Jangan2 abis ini gojek kerjasama sama pemilik usaha katering. Ga perlu modal kendaraan ngantar2 rantangan. Atau merekrut pengojek payung di kala hujan. Jadi goyung
    There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.

    Everyone wants happiness, no one wants pain.

    But you can't make a rainbow without a little rain.

  3. #43
    pelanggan setia mbok jamu's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    3,417
    Bisa jadi opsi outsourcing, seperti di film Premium Rush kurirnya pakai Fixie. Sayangnya gojek pakai motor.

    Seandainya jasa kurir pakai sepeda, bisa memulai tren yang ruarbiasa di Indonesia. Bisa menurunkan tingkat polusi dan kemacetan, kejahatan begal, dan sarana untuk cylists akan diperhatikan seperti di negara-negara maju.

    Tapi kalau anter jemput orang boleh deh pakai motor.
    Last edited by mbok jamu; 29-08-2015 at 08:28 AM.
    "The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain

  4. #44
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    Quote Originally Posted by surjadi05 View Post
    Err emang aplikasi ginian mahal ya, ga kan? Dan "driver" go jek juga ga ada gaji kan?,motor juga dari driver kan? Palingan kaya cs yg nerima telpon,dan bisa dikerjakan dirumah kan, berarti biaya operasional bisa sangat minim donk, jadi wajar semua keuntungan bisa dibuat marketing dulu, anggap aja invest? Jadi curiga masalah pendanaannya dimana?
    kupikir tergantung perusahaan itu sendiri gimana manage dana mereka ya, dan gimana mereka mengatur team yang membentuk produk mereka, kan masih ada tim2 laen yang perlu terlibat, misalnya yang fokus di produk, marketing, sales, engineering, designers, tukang rekrut kontraktor, biz development, dll. dan kayanya di model bisnis seperti ini memang diperlukan tim customer service (CS) yang sangat gede. perusahaan kami dulu bole dikatakan 50%nya CS, sangat besar porsinya, trus tim CS pun diperas mati2an, walo baru2 ini saya denger mereka meng-outsource tim CS-nya ke kota laen buat menekan biaya. dan model bisnis ini juga two-side facing, yang satu menghadap customer, yang satu menghadap kontraktor. blom segala pernak pernik yang mereka sebar ke kontraktor / customer mereka. buat on-board seorang pengojek aja udah perlu brapa biayanya, ini blom profit udah up-front cost duluan, trus kali-kan aja brapa pengojek mereka.

    saya ngga tau gojek brapa gede pegawainya. mungkin labor cost di indo yang rendah akan membantu dikit. intinya sih kupikir pinter2 mereka manage dana dan prioritas strateginya.

    setau saya sih kebanyakan startup companies di taon2 pertama jarang yang profitable, gamblenya jangka panjang (buat yang tahan selama itu). perusahaan saya yang dulu umur 3 taon, dan perush yang skarang 5-6 taon, juga masing2 masi blom profitable. note: walo taon lalu, perush saya yang skarang baru dibeli oleh sala satu perusahaan 100-terbesar di dunia, dan skarang pun lagi ada rumor perush besar lainnya tertarik jadi majority stakeholder juga (jadi bakal ada transaksi jual beli lagi, at least partially)

    Quote Originally Posted by tuscany View Post
    Ada yang bilang gojek sengaja promo gede2an supaya ntar kalo uda ngetop bisa dijual perusahan besar kaya start up2 lain. Masuk akal ga sih? Perusahaan besar mana yang mau nyabet gojek, masa fesbuk atau gugel. Kalo melihat perkembangannya yang melebar ke berbagai jasa, saya meragukannya. Pemain di jasa transportasi berbasis aplikasi masi minim sekali, jadi garapannya luas. Ngapain ngasi ke orang kalo bisa garap sendiri. Jangan2 abis ini gojek kerjasama sama pemilik usaha katering. Ga perlu modal kendaraan ngantar2 rantangan. Atau merekrut pengojek payung di kala hujan. Jadi goyung
    you never know. di dunia startups banyak jual beli. perush saya yang dulu biarpun relatif baru bahkan blom profitable, juga ada acquire 3 perush startup kecil lainnya buat ngelebarin base klien dan properti mereka, or even eliminate competition. sempat mo acquire perush kompetitor terbesar mereka juga, tapi kayanya it didnt work out, dan akhirnya kompetitor juga baru gulung tikar karena masalah legal yang saya ceritakan tadi.

    jadi perush besar ga harus google ato facebook dan sebangsanya. mungkin aja yang major company yang lokal dan mau menjual ato tidak memang perogatif management. mungkin aja ngga mau menjual dan tetep private, mungkin juga mau menjual biar ada dana buat berkembang. startup itu dunia yang sangat fast-paced. kalo mo inovasi, musti cepet. kalo ngga bisa diselipin yang lain. ngga ada masalah juga grow secara organik, tapi masalahnya itu proses yang lambat, ntar malah menghilang kalo ketinggalan biasanya ya early investor yang paling diuntungkan kalo terjadi jual beli saham begini, apalagi kalo udah go public. banyak yang mo join startup karena mo dapet stock optionnya, itu bisa jadi bahan nego. lagipula, indo kan pasarnya sangat gede, mana indo mental konsumerismenya juga gede. it's a sweet spot. pinter2 mereka berinovasi aja. amazon bermula dari toko buku online, skarang jadi mega mall online, grocery store, cloud hosting, entertainment, dll. you name it.

    Quote Originally Posted by mbok jamu View Post
    Bisa jadi opsi outsourcing, seperti di film Premium Rush kurirnya pakai Fixie. Sayangnya gojek pakai motor.

    Seandainya jasa kurir pakai sepeda, bisa memulai tren yang ruarbiasa di Indonesia. Bisa menurunkan tingkat polusi dan kemacetan, kejahatan begal, dan sarana untuk cylists akan diperhatikan seperti di negara-negara maju.

    Tapi kalau anter jemput orang boleh deh pakai motor.
    mungkin blom sampe mentalitas itu mbok. indo masi emerging. yang udah makmur baru deh akan kepikiran kaya gitu orang kan masi banyak yang mau enak, ngapain pake sepeda kalo bisa pake mobil ber-ac. mana kondisi polusi maupun jalanan masi blom bikin nyaman. dan buatku ini perlu campur tangan gede dari pemerintah juga. goalnya sih mantep. tapi rasanya blom siap untuk itu.
    Last edited by ndugu; 29-08-2015 at 11:58 AM.

  5. #45
    Quote Originally Posted by mbok jamu View Post
    Bisa jadi opsi outsourcing, seperti di film Premium Rush kurirnya pakai Fixie. Sayangnya gojek pakai motor.

    Seandainya jasa kurir pakai sepeda, bisa memulai tren yang ruarbiasa di Indonesia. Bisa menurunkan tingkat polusi dan kemacetan, kejahatan begal, dan sarana untuk cylists akan diperhatikan seperti di negara-negara maju.

    Tapi kalau anter jemput orang boleh deh pakai motor.
    Sudah ada!

    Sudah ada kok jasa kurir di jakarta yang menggunakan sepeda sebagai sara transportasinya. Namanya West Bike Messenger (WBM) Indonesia. Dan jujur saja saya merasa sangat sedih, merebaknya jasa kurir ojek mmebuat nama mereka makin tersisih... Di Jakarta, mereka berkantor di sekitar pasar Santa
    http://westbikemessenger.com/services/

    artikel liputan media terkait:
    http://www.mediaindonesia.com/misian...eda/2015/02/15
    you can also find me here

  6. #46
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    Infrastruktur biker sepeda di jakarta belum bagus. Jadi terbatas kali wilayah kerjanya. Coba kalo pemerintah ada perhatian serius, bikin lane khusus biker berdampingan dengan seluruh jalan protokol termasuk jalur layang misalnya, bakal banyak yg tertarik sepedaan, lama2 akan meningkatkan awareness thd lingkungan. Tapi belomlah, wong mass transport nya aja baru mau dibangun.
    There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.

    Everyone wants happiness, no one wants pain.

    But you can't make a rainbow without a little rain.

  7. #47
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Quote Originally Posted by mbok jamu View Post
    Bisa jadi opsi outsourcing, seperti di film Premium Rush kurirnya pakai Fixie. Sayangnya gojek pakai motor.

    Seandainya jasa kurir pakai sepeda, bisa memulai tren yang ruarbiasa di Indonesia. Bisa menurunkan tingkat polusi dan kemacetan, kejahatan begal, dan sarana untuk cylists akan diperhatikan seperti di negara-negara maju.

    Tapi kalau anter jemput orang boleh deh pakai motor.
    Pake sepeda malah rawan kejahatan kalo di jakarta mbok, jangan2 dibegal sama sepedanya sekalian
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  8. #48
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135

  9. #49
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135


    HANYA SEKEDAR UNTUK MENAMBAH WAWASAN SAJA.
    =============================================
    Kenapa Tukang Ojek di Gojek bisa Mendapatkan Income Hingga Rp 10 juta per Bulan?

    Gojek sejumlah media menulis kisah yang menggugah. Jika tekun menarik order, seorang tukang ojek di Gojek bisa mendapatkan income hingga Rp 10 juta per bulan.

    Sebuan pencapaian yang sangat mengesankan. Terutama untuk profesi yang selama ini dianggap kelas pinggiran.

    Kisah tentang Gojek adalah narasi tentang social innovation, keajaiban teknologi aplikasi, dan kejeniusan ilmu supply chain management.

    Mari kita bedah satu demi satu dengan renyah di pagi hari ini.

    Sejatinya GOJEK adalah perusahaan penyedia jasa transportasi yang berbasis pada kekuatan magis teknologi aplikasi. The power of Apps.

    Salah satu sumber inefisiensi layanan tukang ojek adalah masa ngetem yang terlalu lama. Idle time kalau dalam bahasa supply chain management. Waktu kosong yang hilang sia-sia.

    Gojek dengan kekuatan aplikasinya yang real time mampu memotong masa tunggu itu (ngetem untuk dapat order) dengan dramatis. Ribuan calon pelanggan yang telah mendownload aplikasi Gojek yang user friendly – dibuat untuk mudah melakukan pemesanan order pengiriman (entah jasa antar orang, dokumen atau barang).

    Lantas ribuan order yang terkumpul itu, di-distribusikan oleh Gojek ke ribuan armadanya, yang berada pada titik paling dekat dengan yang memberi order, secara real time, seketika. Proses ini berlangsung secara kontinyu, real time.

    Dengan proses sperti itulah, maka level produktivitas pengojek naik secara sangat signifikan. Dengan kekuatan ajaib aplikasi yang bersifat real time, masa tunggu pengojek bisa ditekan hingga nyaris titik nol.

    Apa yang terjadi saat produktivitas naik secara dramatis. Otomatis, income juga bisa melesat ke level yang tak terbayangkan.

    Just In Time Inventory. Ini adalah prinsip legendaris perusahan-perusahaan hebat Jepang seperti Toyota. Saat masa tunggu inventory bisa dibuat menjadi zero.

    Dan persis prinsip seperti itulah yang diterapkan oleh Gojek dengan kekuatan aplikasinya. Hasilnya adalah keajaiban : seorang tukang ojek bisa mendapat income 10 juta per bulan.

    Gojek mungkin contoh keindahan inovasi sosial berbasis teknologi : bagaimana kekuatan aplikasi (digital apps) bisa dimanfaatkan untuk memberdayakan ekonomi kaum kelas pinggiran (tukang ojek).

    Ya, niatan untuk mengentaskan kemiskinan memang tidak diperoleh dengan demo, spanduk, rapat di gedung parlemen atau teriak-teriak di jalanan. Kekuatan sebuah aplikasi yang jenius acap jauh lebih powerful dari itu semua. This is the beauty of digital technology.

    Namun inovasi sosial yang jenius dari Gojek ini mendapatkan tantangan dari dua kekuatan. Dan keduanya bisa menghancurkan bisnis Gojek.

    Yang pertama adalah resistensi dari para tukang ojek pangkalan. Ini adalah potret muram dari proses inovasi teknologi : bagaimana kekuatan otak (kemudahan teknologi digital ) harus berhadapan dengan kekuatan otot yang enggan menerima proses perubahan zaman.

    Dan kita tahu, pertempuran melawan kekuatan otot acap jauh lebih melelahkan dibanding harus bertarung melawan kekuatan otak.

    Proses inovasi teknologi memang kadang justru gagal karena masyarakatnya sendiri secara sosiologis tidak siap menerima perubahan. Fenomena yang juga lazim terjadi dalam berbagai kisah perubahan korporat (corporate transformation process).

    Status quo dan comfort zone kadang menjadi dua algojo yang acap sukses menjegal potensi kekuatan inovasi.

    Kekuatan kedua yang juga bisa merobohkan bisnis Gojek datang dari rival yang tak kalah menggetarkan. Yakni Grab Bike. Perusahaan yang sama dengan Gojek, namun datang dari pengusaha Malaysia. Dan dengan dukungan modal hingga 2.5 triliun.

    Dengan dukungan dana nyaris tak terbatas itu, Grab Bike langsung meletuskan amunisi peperangan. Mereka segera meluncurkan “predatory pricing war” : tarif promosi ojek Grab Bike hanya Rp 5 ribu kemana saja (tarif promosi Gojek 10 ribu, dan kini sudah naik ke 15 ribu).

    Grab Bike juga memberikan upah ke pengojeknya 90% dari total order, sementara Gojek hanya 80%. Grab Bike juga memberikan program berangkat umroh kepada pengojeknya yang berprestasi (akhirnya tukang ojek juga bisa naik umroh. Bukan hanya tukang bubur).

    Perlawanan keras dari Grab Bike itu segera membuat Gojek agak gentar. Pricing war yang berkepanjangan pada akhirnya bisa membuat keduanya malah bangkrut. Bisnis memang kadang brutal dan tak kenal ampun.

    Kita tidak tahu apakah Gojek akan bisa mengatasi perlawanan dari dua dimensi yang berbeda itu dengan sukses (resistensi dari ojek pangkalan dan rivalitas bisnis dengan Grab Bike).

    Btw, pendiri Gojek sendiri Nadiem Makarim bukan anak muda sembarangan. Pria muda Jakarta ini alumnus Harvard Business School (sekolah bisnis terbaik di muka bumi).

    Dengan mudah Nadiem sebenarnya bisa melamar kerja di Wall Street dengan gaji puluhan ribu dollar per bulan. Namun ia memilih pulang ke tanah airnya, demi membangun bisnis yang memberdayakan kaum kelas pinggiran. Melalui kekuatan aplikasi digital.

    Jajaran manajemen dan pendiri Gojek lainnya juga diisi oleh para alumnus dari sekolah bisnis hebat seperti University of Chicago. Dan rata-rata pernah bekerja di perusahaan kelas dunia.

    Dari sisi kualitas, SDM yang menduduki peran kunci di Gojek sebenarnya setara dengan mutu SDM di perusaahaan top seperti Google, Microsoft ataupun IBM. Mereka secara kolektif adalah one of the best management brains di tanah air.

    Saya sendiri berharap Gojek bisa berhasil dalam misinya. Mereka bertekad untuk merekrut puluhan ribu pengojek baru.

    Mungkin Anda berminat juga? Lumayan kan kalau dapat 10 juta per bulan Daripada kerja lembur namun gaji hanya sekelas UMR

    Jika bisnis Gojek berhasil, dampak mereka dalam memberdayakan ekonomi kaum kelas pinggiran bisa sangat mengesankan.

    Sekali lagi, itulah kekuatan social innovation yang berbasis pada kekuatan teknologi digital.

    Welcome to Digital Innovation. Everyone is Invited.

    saus : FB

  10. #50
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    Kok grabbike ini nafsu bener ya merebut pangsa pasar sampe segitunya.
    itungan bisnis apa yg mereka pake jika mass transport udah jadi?
    atau mereka menduga mass transport di indonesia ga akan kelar2.
    There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.

    Everyone wants happiness, no one wants pain.

    But you can't make a rainbow without a little rain.

  11. #51
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Heran gw... apa perlu lulusan harvard buat sukses?

  12. #52
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Quote Originally Posted by tuscany View Post
    Kok grabbike ini nafsu bener ya merebut pangsa pasar sampe segitunya.
    itungan bisnis apa yg mereka pake jika mass transport udah jadi?
    atau mereka menduga mass transport di indonesia ga akan kelar2.
    Menurut gw malah gojek/grab bike akan lebih dibutuhkan kalo mass transport udah kelar, mereka akan menjadi "feed vehicle" dari rumah ke mrt/subway dll,dan pangsa pasar indo yg mazih samgat menjanjikan
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  13. #53
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    Quote Originally Posted by ndableg View Post
    Heran gw... apa perlu lulusan harvard buat sukses?
    Nggak perlu lah. Lulusan laen pun banyak yang sukses. Ini kebetulan yang langka aja, dua orang lulusan Harvard memulai bisnis yang mirip di saat bersamaan dan sekarang jadi kompetitor.
    Tapi jadi iklan gratis Harvard euy.

    ---------- Post Merged at 02:55 PM ----------

    Quote Originally Posted by surjadi05 View Post
    Menurut gw malah gojek/grab bike akan lebih dibutuhkan kalo mass transport udah kelar, mereka akan menjadi "feed vehicle" dari rumah ke mrt/subway dll,dan pangsa pasar indo yg mazih samgat menjanjikan
    Yah bisa jadi sih begitu. Palagi orang Indonesia - di Jakarta - dikenal males jalan kaki. Jakarta panas sihhh. Kecuali kalo jalur pedestrian udah rapi dan rindang. Ojek atau bajaj paling nolong itu kalo abis belanja banyak turun dari mrt rumah masi jauh.
    There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.

    Everyone wants happiness, no one wants pain.

    But you can't make a rainbow without a little rain.

  14. #54
    pelanggan setia serendipity's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Location
    Jakarta
    Posts
    4,775
    Quote Originally Posted by ndableg View Post
    Heran gw... apa perlu lulusan harvard buat sukses?
    Sebenernya banyak faktor buat sukses. Cuma kembali lagi ya ide hanyalah sebuah ide tanpa adanya uang.

    Di Indonesia lulusan universitas swasta atau negri juga banyak yang punya ide cemerlang, cuma bedanya kagak punya uang.

    Jadi gak bisa setenar bisnisnya mereka ituh.
    You were born with the ability to change someone's life - don't ever waste it.

  15. #55
    Chief Cook GiKu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    10,315
    Quote Originally Posted by tuscany View Post
    Ada yang bilang gojek sengaja promo gede2an supaya ntar kalo uda ngetop bisa dijual perusahan besar kaya start up2 lain. Masuk akal ga sih? Perusahaan besar mana yang mau nyabet gojek, masa fesbuk atau gugel. Kalo melihat perkembangannya yang melebar ke berbagai jasa, saya meragukannya. Pemain di jasa transportasi berbasis aplikasi masi minim sekali, jadi garapannya luas. Ngapain ngasi ke orang kalo bisa garap sendiri. Jangan2 abis ini gojek kerjasama sama pemilik usaha katering. Ga perlu modal kendaraan ngantar2 rantangan. Atau merekrut pengojek payung di kala hujan. Jadi goyung

    bisa jadi
    modal 5M s/d 8M untuk 5 tahun dan punya nyali untuk berani rugi
    bentuk pasar/komunitas dan kumpulkan data sebanyak-banyaknya, kalau perkembangannya bagus segera jual dengan harga berlipat2

  16. #56
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    organda minta dibikinin aplikasi juga buat angkutan lainnya. kalo semua moda transportasi bisa terintegrasi sama aja dengan create journey planner. enak deh ke mana-mana kalo udah begitu.
    yang penting koneksi internetnya mas mbak...
    There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.

    Everyone wants happiness, no one wants pain.

    But you can't make a rainbow without a little rain.

  17. #57
    Parodi sih... tapi idenya menarik

    Ambil Peluang Pasar, Ojek Premium Love-Jek Tawarkan Layanan Teman Curhat

    http://posronda.net/2015/09/01/ambil-peluang-pasar-ojek-premium-love-jek-tawarkan-layanan-teman-curhat/
    you can also find me here

  18. #58
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Quote Originally Posted by E = mc˛ View Post
    Parodi sih... tapi idenya menarik

    Ambil Peluang Pasar, Ojek Premium Love-Jek Tawarkan Layanan Teman Curhat

    http://posronda.net/2015/09/01/ambil-peluang-pasar-ojek-premium-love-jek-tawarkan-layanan-teman-curhat/
    wah bisa jadi ajang tsurhat lalu jadi ajang selingkuh nih..
    "Hidup itu singkat. Ayo selingkuh!"-nya mbok jamu jadi laku

    eh beritanya post by Shaka. kirain [MENTION=922]Shaka_RDR[/MENTION], ga tahunya Shaka yg lain

  19. #59
    pelanggan tetap Shaka_RDR's Avatar
    Join Date
    Jun 2012
    Posts
    1,330
    are you really sure it's not me?
    Space available for Ads.
    PM for nego

  20. #60
    pelanggan setia TheCursed's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    3,231
    Pertanyaan serius: Kenapa Oejk konvensional punya resistansi tinggi untuk bergabung dengan GoJek atau sejenisnya ? Dan malah lebih milih berkonfrontasi secara fisik ?

    Serius gue nggak ngerti. Sama2 ojek. Kalo gabung dengan GoJek bisa sampe 11 jt bersih dalam sebulan, kenapa nggak gabung aja ? ketimbang ngitungin recehan sehari-hari yang nggak jelas datangnya ?
    Nolaknya itu sampe pukul2an segala, lagi. Beneran gue nggak ngerti.


    BTW, gue pribadi sih, emang nggak pake GoJek.
    Sama kayak E=MC^2. Mendingan pake kereta sama busway.
    Kalo jauh ke halte juga, gue lagi saving buat beli ini:
    Last edited by TheCursed; 02-09-2015 at 11:07 PM.
    A proud SpaceBattler now.

Page 3 of 7 FirstFirst 12345 ... LastLast

Tags for this Thread

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •