Results 1 to 14 of 14

Thread: Kerambit-senjata mematikan dari Indonesia

  1. #1

    Kerambit-senjata mematikan dari Indonesia

    Ilham ihwal senjata khas di Indonesia
    Tidak seperti gajah yang punya gading, banteng yang punya tanduk, harimau yang punya taring dan cakar, atau ular yang punya bisa, manusia tak punya alat pertahanan diri alami yang disertakan pada tubuhnya. Manusia hanya memiliki insting bertahan yang mampu memantik daya ciptanya untuk merancang alat pertahanan diri. Itu dibuktikan sejak awal peradaban, manusia-manusia zaman dahulu membuat tombak dengan mata tombak dari batu yang diruncingkan. Tombak ini dipakai sebagai alat berburu sekaligus alat pertahanan diri.<br>Alat pertahanan diri ini kemudian dikenal dengan senjata. Di masa awal-awal peradaban, senjata menjadi alat yang multifungsi, selain digunakan untuk mematikan juga digunakan untuk menghidupkan. Mematikan bisa memiliki pengertian membunuh demi pertahanan diri, dan menghidupkan dalam pengertian mencari makan untuk bertahan hidup (survival).

    Beranjak ke peradaban sedikit lebih maju lagi, khususnya di masyarakat agraris tanah air, ihwal penggunaan senjata awal-awalnya lebih banyak digunakan dalam kebutuhan bertani atau berladang. Misalnya celurit, arit, kerambit, dahulu awalnya banyak digunakan untuk memotong batang padi, menebas ranting dan rerumputan. Congkrang, atau kujang pun, di awal-awalnya banyak digunakan sebagai alat bantu pertanian.

    Dalam ihwal pembuatan senjata, masyarakat di tanah air merancang senjata yang bentuknya kebanyakan terilhami dari alam, terutama dari hewan. Seperti kerambit, bentuknya yang kecil dan melengkung serupa lengkungan tulang rusuk manusia, terilhami dari bentuk taring dan cakar harimau. Kerambit juga terinspirasi dari bentuk tanduk kerbau.

    Banyak bentuk dan corak senjata di satu daerah memiliki kesamaan dengan daerah lain di Indonesia. Ada yang dari bentuknya hampir sama, namun beberapa fungsi penggunaan awal dan sebutannya berbeda-beda. Seperti sejenis parang atau golok, di berbagai daerah bentuk fisiknya hampir mirip, tapi sebutannya berbeda, ada yang menyebut Mandau, Kelewang, Kolewang, Bedog, dll. Fungsi senjata jenis tersebut awalnya lebih banyak digunakan untuk menebas ranting, menebang pohon, menebas rumput, atau berburu, ketimbang digunakan sebagai senjata pembunuh.<br>Sejenis pisau kecil, di berbagai daerah mempunyai nama sedikit beda tapi dari pelafalannya mendekati kesamaan, misalnya Kerambit, karambit, kurambit, kurambiak, yang awal-awalnya lebih banyak digunakan masyarakat agraris Melayu untuk kebutuhan di ladang misalnya untuk memotong padi. Sedangkan di tanah Sunda, alat ini awal-awalnya lebih banyak digunakan sebagai pisau untuk menyerut bambu.

    Selain nama berbeda, di masing-masing daerah memiliki cerita khas yang berhubungan dengan senjata-senjatanya. Seperti kerambit, yang di tanah Sunda dikenal dengan sebutan karambit dan di tanah Sumatera popular disebut kurambik, alat ini dianggap berasal dari Sumatera. Hal itu dibuktikan dengan catatan yang ditulis pada Asian Journal British, Juli-Desember 1827, yang memberitakan penggunaan Kerambit di tanah Sumatera. Senjata yang dianggap berasal dari Minang ini dibawa para perantau berabad-abad lalu hingga menyebar ke berbagai wilayah nusantara, seperti Jawa, Sulawesi, dan semenanjung Melayu. Hingga akhirnya senjata ini tersebar luas ke mancanegara melalui jaringan perdagangan Asia Tenggara, seperti ke Kamboja, Malaysia, Myanmar, Filipina, Laos, dan Thailand.

    Versi lain menyebutkan bahwa Kerambit mulai digunakan di Pulau Jawa, di masa kejayaan Kerajaan Padjajaran dan Majapahit. Perkembangan penggunaan Kerambit berbarengan dengan penggunaan Kujang dan keris. Menurut versi di Tatar Pasundan, dan memiliki kesamaan versi di Ranah Minang, bentuk Kerambit ini terinspirasi dari bentuk taring dan cakar Lodaya, sejenis harimau yang dulu habitatnya banyak di sekitar ujung Barat pulau Jawa.

    Pada masa kerajaan, di banyak peperangan, kerambit banyak digunakan pula oleh prajurit kerajaan sebagai senjata ketiga. Di medan pertempuran, para ksatria bersenjatakan keris yang diselipkan atau diselendangkan di pinggang dan tombak di tangannya. Sedangkan Kerambit menjadi senjata terakhir yang terpaksa dikeluarkan dari persembunyiannya manakala sudah tak memegang senjata lagi dan terdesak.

    Kecil tapi Mematikan
    “tibo dikulik cabiak, tibo diurek putuih, tibo ditulang patah, minuman angkau darah makanan angkau daging ,mauik manyapuik angka”
    (kena di kulit sampai sobek, kena di urat sampai putus, kena di tulang sampai patah, haus darah haus daging, maut menjemput)
    Kerambit sudah dikenal sejak zaman dahulu sebagai senjata mematikan yang memiliki banyak keunggulan dan keunikan tesendiri. Bentuknya yang imut dan mudah disembunyikan, hingga senjata ini disebut-sebut sebagai senjata rahasia. Dalam pertarungan, genggaman kerambit yang begitu lekat membuat sangat sulit dilucuti. Orang mengira dengan bentuknya yang kecil dianggap biasa, padahal dengan satu gerakan tangan yang terlatih bisa membuat luka robekan besar. Senjata ini memiliki predikat sebagai senjata sangat berbahaya dan mematikan. Senjata ini semakin populer lagi sejak turut diekspos dalam sebuah adegan laga di film Merantau yang sukses ditonton jutaan orang di tanah air, dan film yang mempertontonkan keindahan silat warisan budaya bangsa ini cukup sukses mendapat sambutan luar biasa dari penonton di luar negeri.

    Tidak seperti pisau kecil biasa, kerambit umumya mempunyai lubang di bagian atas pegangannya untuk memasukkan jari sebagai kuncian sehingga senjata ini sulit terlepas dari tangan pemegangnya. Teknik penggunaan senjata ini tidak seperti menggunakan pisau belati yang dipegang biasa dengan mata pisau di atas. Namun, kerambit digenggam dengan memasukkan jari telunjuk sebagai kunciannya, dan mata pisau yang melengkung tajam itu menghadap ke depan bukan berada di atas tetapi di bawah.

    Keunggulan teknik penggunaan kerambit ini membuat pemegangnya leluasa bermanuver dari jari ke jari sebagai tumpuan kunciannya. Teknik serangan tebasan senjata ini kebanyakan hampir mendekati teknik jab pada tinju. Titik tumpu kekuatan serangan dengan kerambit ini berada di tiga titik, di tangan, sikut dan bahu. Ini menjadi sangat mematikan, bila serangan merupakan kombinasi ayunan dengan lebih dari satu kali tebasan, membuat lebih banyak luka yang ditorehkan. Akibat yang sangat mematikan itu, bila sasaran mengarah ke perut, tebasan dengan kombinasi kecepatan dan kekuatan penuh, dapat memutuskan usus dengan cepat.

    Sekilas, luka yang ditorehkan terlihat kecil dari luar, padahal lebih dalam dari luka sayatan pedang. Dengan teknik penggunaan yang didukung oleh kelihaian pemakainya, hingga senjata ini memiliki predikat paling berbahaya dan mematikan di urutan kedua setelah senjata api.

    Zaman dahulu, kerambit dipakai oleh pasukan elite yang terkenal dengan julukan pasukan harimau, sebuah pasukan khusus dengan spesialisasi silent killing, yang bertugas menculik dan membunuh secara rapi dan diam-diam. Bentuknya yang melengkung, sehingga Kerambit yang digunakan dalam pasukan ini juga bisa leluasa digunakan mencongkel kunci pintu dan jendela.

    Keahlian memainkan senjata ini, di Ranah Minang sendiri, dulunya hanya diwarisi oleh kalangan tertentu, yakni para Raja, Datuk atau kalangan bangsawan.Guru silat yang menguasai ilmu kerambit, terutama yang memegang amanat leluhur turun temurun, tidak sembarangan menurunkan ilmu Kerambit-nya kecuali pada murid yang sangat dipercayai. Biasanya, pewaris ilmu Kerambit ini turun temurun, dari kalangan keluarga, yang sudah diprediksi jauh-jauh hari. Artinya, pewaris ilmu Kerambit ini tidak sembarang orang, benar-benar orang yang terpilih. Jika tidak mendapatkan orang terpilih untuk diwariskan, maka ilmu itu tidak diturunkan pada siapapun, dan lebih baik ilmu itu dibawa mati.

    Kerambit disebut dalam aksen pelafalan berbeda-beda di berbagai daerah. Di aksen Minangkabau, senjata ini lebih dikenal dengan sebutan Kurambi atau Kurambiak. Sedangkan di wilayah tengah Sumatera termasuk daerah Jambi, menyebut senjata ini dengan Rambai, atau Kudi. Di jazirah Melayu, lebih terkenal dengan Lawi Ayam atau Kuku ayam untuk menyebutkan senjata ini. Di wilayah Aceh sendiri dikenal dengan karambet. Dan, di tanah Sunda aksen penyebutannya lebih populer dengan Karambit, sedangkan di wilayah lain termasuk di bagian tengah hingga ujung timur Jawa lebih umum disebut Kerambit.

    Kerambit menyimpan beberapa filosofi dan makna simbolis di antaranya: Kerambit sering diasosiasikan dengan keberanian penuh, dan representasi dari ketangguhan. Ketika seorang pendekar menggunakan sepasang kerambit di kedua tangannya, itu seperti sepasang taring harimau dan dua pasang kuku kaki depan harimau, merepresentasikan keberanian. Sedangkan sepasang kerambit itu juga digambarkan seperti sepasang tanduk kerbau, yang melambangkan ketangguhan. Selain itu, representasi dari keberanian dan ketangguhan ini karena kebanyakan penggunaan senjata ini pada pertarungan jarak pendek yang lebih menuntut keberanian dan kehandalan teknik bela diri.

    Dalam penyimpanannya, pendekar-pendekar minang mengikatkan kerambit di sebelah kiri dekat tulang rusuk dengan sebuah kain. Sedangkan pendekar Sunda meletakkannya di samping kanan dekat dengan rusuk. Kerambit yang diletakkan dekat dengan iga, hal itu memiliki makna filosofis dekat dengan tulang rusuk, sekaligus mengingatkan bahwa iga melindungi organ bagian dalam manusia, dan iga pun merepresentasikan seorang perempuan yang mesit dijaga dan dihormati.

    Seperti halnya menjaga seorang perempuan, seoerng pendekar harus menjaga kerembitnya dengan baik-baik dan menjaga penggunaannya dengan baik-baik pula. Walaupun umumnya bentuk fisik kerambit rata-rata hampir sama, yakni pisau melengkung dengan lubang di bagian atas pegangannya, namun ada dua jenis model kerambit, yakni model jantan dan betina. Kerambit model jantan ukurannya cenderung besar, sedangkan model betina ukurannya cenderung lebih kecil, sehingga dahulu putri-putri bangsawan Kerajaan Galuh menyembunyikan Kerambit dalam rambut yang diikatkan seperti sanggul, disamarkan seolah-olah tusuk konde, padahal senjata mematikan yang akan digunakan jika perlu dan dalam keadaan terdesak.

    Dari ketajaman bilahnya, kerambit juga terbagi menjadi jenis kerambit tunggal dan kerambit ganda. Kerambit tunggal, hanya salah satu bilahnya saja yag ditajamkan, sedangkan kerambit ganda (double edges), kedua bilahnya dibuat tajam. Kerambit yang cukup populer adalah kerambit Minang dan Kerambit Sunda. Bedanya, kerambit minang ciri khasnya mempunyai lengkungan yang cenderung menyiku, sedangkan kerambit Jawa Barat memiliki lengkungan yang cenderung membulat.

    Bangga dan prihatin.
    Kerambit lahir dan berkembang di Indonesia, dan kita layak berbangga dengan warisan kekayaan budaya itu. Pada tahun 2005, beberapa perusahan besar Amerika Serikat seperti Emerson Knives dan Strider Knives gencar memproduksi Kerambit besar-besaran. Hingga puncak kebanggaan itu, US Marshal, mewajibkan personel militernya menggunakan Kerambit.Mengapa senjata ini populer di luar negeri, hingga memiliki tempat penting di kesatuan militer negeri “Paman Sam”, jelaslah itu bukti bahwa mereka mengakui senjata ini istimewa. Ini sungguh membanggakan, di sisi lain sedikit ironis mengingat US Marshal menggunakan karambit sebagai senjata andalan di kesatuannya, sedangkan militer kita masih mengandalkan pisau belati “Mamang Rambo”. Anak-anak muda di luar negeri begitu menggemari kerambit, sedangkan anak-anak muda di negeri kita banyak yang masih terpesona dengan “Nuchaku” Bruce Lee. Kita pun bangga dan sekaligus prihatin, dimana yang terkenal piawai menggunakan Kerambit justru “Kang Steve Tarani”, dan yang dijuluki the king of Kerambit itu “Uda Ray Dionaldo”, bukan “Mister Aep”, “Sir Ujang”, atau “Uncle Chaniago”. Cukup ambigu, namun diambil bijaknya, predikat jago dan keterkenalan ekspatriat-ekspatriat itu adalah imbas dari konsistensi dan totalitas mereka yang begitu mencintai kerambit. Selain itu, karena mereka selangkah lebih maju dan lebih cepat dalam mengemas dan menggebyarkan kerambit ini dengan kemasan yang menarik dan cukup dapat diterima banyak masyarakat luas, termasuk masyarakat internasional. Hal di atas juga merupakan salah satu bukti, dimana leluhur dan orang-orang kita begitu bijak dan terbuka mengajarkan ilmu karambit ini kepada siapapun yang benar-benar ingin mempelajarinya. Terlepas efeknya nanti bagaimana, namun mengedepanan petimbangan pelestarian ilmu kerambit ini. Dan kita ambil sisi positifnya, dengan semakin populernya kerambit di luar negeri, itu menjadi motivasi kita untuk lebih melestarikan, mencintai dan mengembangkan ilmu kerambit ini. Sebuah pernyataan, jika orang lain saja bisa, mengapa kita tidak bisa?

    Kita jangan terlena, hanya karena pelestarian ilmu karambit ini sudah ada yang menggebyarkannya, dan konsistensi pengembangan kerambit ini sedang dijalankan orang, lalu kita hanya diam berpangku tangan. Namun sebaiknya kitapun tergerak untuk tetap aktif, bahkan semakin aktif mengembangkan ilmu kerambit ini. Karena esensi filosofis dan makna simbolis dari kerambit ini adalah senjata pembunuh dan mematikan, maka melalui simbolis itu mari kita bunuh dan kita matikan semua hal dan energy negatif yang ada di diri dan di sekitar kita. Karena esensi filosofis kerambi adalah representasi dari keberanian dan ketangguhan, maka mari kita terus menggelorakan keberanian dan ketangguhan kita untuk melakukan sesuatu yang positif dan bermanfaat.

    masagi - fraternity . com / kerambit - deadly - weapon - from - indonesia /
    Last edited by ryujin108; 02-05-2015 at 10:12 PM.

  2. #2
    pelanggan setia kandalf's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    6,050
    Hai, [MENTION=2778]ryujin108[/MENTION].
    Terimakasih atas salin rekatnya.

    apakah engkau luthfikosim di Kaskus yang nulis tentang Kerambit ini?
    Ada beberapa bagian yang aku tidak yakin dan ingin kutanyakan.
    Lomba peluk2an di Citos: 30 November 2013
    Lomba dorong2an di Candra Naya (dkt Glodok): 8 Desember 2013

  3. #3
    Hai [MENTION=41]kandalf[/MENTION],
    Sama-sama, terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca sharing sederhana ini.

    Bukan, saya salah satu murid dari beliau,
    silahkan jika ada yang ingin ditanyakan dan didiskusikan.
    Bukankah ini gunanya ada forum?

  4. #4
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Mungkin itu caranya pendekar2 berkenalan..
    Btw itu lambangnya tetrahedron, berat keknya..

  5. #5
    pelanggan setia Yuki's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    Buitenzorg
    Posts
    6,366
    senjata-senjata tersebut di atas sangat cocok diujicoba di leher-leher koruptor
    CURE SUNSHINE WA KAKKOSUGIRU.

  6. #6
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Err kok gw ga pernah dengar adanya kerambit di ranah minang ya? Tahunya karambiah aja
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  7. #7
    karambiah mah kelapaaa @om sur..ekeke
    Good friends, good books, and a sleepy
    conscience: this is the ideal life.
    Mark Twain

  8. #8
    pelanggan setia kandalf's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    6,050
    Selain nama berbeda, di masing-masing daerah memiliki cerita khas yang berhubungan dengan senjata-senjatanya. Seperti kerambit, yang di tanah Sunda dikenal dengan sebutan karambit dan di tanah Sumatera popular disebut kurambik, alat ini dianggap berasal dari Sumatera. Hal itu dibuktikan dengan catatan yang ditulis pada Asian Journal British, Juli-Desember 1827, yang memberitakan penggunaan Kerambit di tanah Sumatera. Senjata yang dianggap berasal dari Minang ini dibawa para perantau berabad-abad lalu hingga menyebar ke berbagai wilayah nusantara, seperti Jawa, Sulawesi, dan semenanjung Melayu. Hingga akhirnya senjata ini tersebar luas ke mancanegara melalui jaringan perdagangan Asia Tenggara, seperti ke Kamboja, Malaysia, Myanmar, Filipina, Laos, dan Thailand.

    Versi lain menyebutkan bahwa Kerambit mulai digunakan di Pulau Jawa, di masa kejayaan Kerajaan Padjajaran dan Majapahit. Perkembangan penggunaan Kerambit berbarengan dengan penggunaan Kujang dan keris. Menurut versi di Tatar Pasundan, dan memiliki kesamaan versi di Ranah Minang, bentuk Kerambit ini terinspirasi dari bentuk taring dan cakar Lodaya, sejenis harimau yang dulu habitatnya banyak di sekitar ujung Barat pulau Jawa.

    Pada masa kerajaan, di banyak peperangan, kerambit banyak digunakan pula oleh prajurit kerajaan sebagai senjata ketiga. Di medan pertempuran, para ksatria bersenjatakan keris yang diselipkan atau diselendangkan di pinggang dan tombak di tangannya. Sedangkan Kerambit menjadi senjata terakhir yang terpaksa dikeluarkan dari persembunyiannya manakala sudah tak memegang senjata lagi dan terdesak.
    Nuhun, Kang [MENTION=2778]ryujin108[/MENTION]
    saya ingin tahu landasan pernyataan bahwa Kerambit sudah ada di Jawa zaman Padjajaran dan Majapahit?
    Kita kan tahu kalau Keris sudah ada di zaman Mataram Kuno (jauh sebelum Majapahit) karena ada relief tentang Keris di candi-candi dari masa itu.
    Begitu juga kita tahu di zaman kerajaan Galuh sudah ada Kujang (yang asalnya dari Kudi) karena tercatat di Sanghyang siksakanda ng karesian.

    Oh iya,
    masih pakai nama 'masagi' kah, Kang Luthfi?
    Lomba peluk2an di Citos: 30 November 2013
    Lomba dorong2an di Candra Naya (dkt Glodok): 8 Desember 2013

  9. #9
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544
    mention yang kemaren beli karimbit [MENTION=36]david faisal[/MENTION]

    untuk hari gini beli karimbit, fungsinya apa ya?
    ...bersama kesusahan ada kemudahan...

    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n

    My Little Journey to India

  10. #10
    punten,saya bukan kang Vei,hanya salah satu murid beliau. kalau kang vei buat id pasti nama beliau tidak pernah pakai nickname atau alias.


    adanya kalimat "versi lain menyebutkan...", sebenarnya adalah hasil obrolan santai dengan beberapa tokoh sepuh yang mendalami seni main kerambit. namun secara penelitian belum pernah kami lakukan, tentu kami merasa senang jika akang bisa melengkapi artikel ini.








    sampai saat ini yang kami sendiri tau tidak ada yang "disebut" kerambit kang, tetapi secara bentuk ada benda yang mirip yaitu kujang balati pada zaman kerajaan Galuh, hanya ukurannya lebih kecil.


    mari kita bertukar pikiran kang, kalau menurut sudut pandang akang akang bagaimana?


    ngomong-ngomong id k*skus kang [MENTION=41]kandalf[/MENTION] apa?
    kang vei kirim salam, karena id luthfikosim sudah tidak aktif lagi, dan sekarang adapun id "kangvei" dipegang oleh official admin dari MASAGI. karena beliau sekarang lebih fokus ke edukasi internal.

  11. #11
    pelanggan setia kandalf's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    6,050
    ID kaskus saya "Kunderemp".
    di Kopimaya pun, saya juga punya nickname "Kunderemp" cuma karena satu dan lain hal, id tersebut jarang saya gunakan.
    Sudah lama tak berkunjung ke Kaskus.

    Terimakasih atas penjelasannya.
    Saya bukan ahli Sunda. Hanya kebetulan kenal beberapa orang yang kebetulan dari aliran-aliran Sunda baik yang pakai nama 'maenpo' maupun yang tidak pakai. Dan kadang-kadang juga dulu sempat suka obrol santai walau sekarang sudah jarang.

    Nah soal kerambit, saya beneran buta sejarahnya.
    Hanya saya tahu bahwa beberapa aliran di Jawa, punya cerita salah satu guru dari pendirinya belajar dari orang Minang (walau aliran2 tersebut kehilangan 'Minang'-nya melalui proses local genius setelah di bumi Jawa[ Jawa Barat, Jawa Tengah, maupun Jawa Timur]). Jadi asumsi saya sebelum membaca artikel dari Kang Ryujin, kerambit2 di Jawa itu sebenarnya tidak asli Pulau Jawa dan relatif mainan baru.

    Jadi saya tertarik dengan pernyataan sudah ada di zaman Pajajaran dan Majapahit itu. Beneran murni tertarik ceritanya, bukan karena punya cerita versi lain.
    Last edited by kandalf; 04-05-2015 at 03:56 PM.
    Lomba peluk2an di Citos: 30 November 2013
    Lomba dorong2an di Candra Naya (dkt Glodok): 8 Desember 2013

  12. #12
    Panjang bener, males bacanya. hehe

  13. #13
    pelanggan JOSERENTCAR's Avatar
    Join Date
    Jun 2016
    Location
    Surabaya, Indonesia
    Posts
    201
    Kalau di uji coba di leher koruptor maka Indonesia akan kehilangan pegawai pemerintahan karena hampir semua pegawai pemerintahan koruptor Lalu bagaimana dengan pemerintahan

  14. #14
    Quote Originally Posted by Yuki View Post
    senjata-senjata tersebut di atas sangat cocok diujicoba di leher-leher koruptor
    Usulan yang baguus itu..

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •