Page 1 of 6 123 ... LastLast
Results 1 to 20 of 118

Thread: [islam] Dalam Islam, filsafat adalah ilmu sesat???

  1. #1
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517

    [islam] Dalam Islam, filsafat adalah ilmu sesat???

    dari blog : http://ainuamri.wordpress.com/2009/0...islam-terhada/

    Filsafat islam – filsafat menurut pandangan para ulama – hubungan antara filsafat dengan ajaran agama islam – ilmu filsafat diharamkan oleh para ulama dan dianggap ilmu sesat – pandangan islam terhadap ilmu filsafat

    ==============================

    Para ulama yang menganggap filsafat sebagai ilmu sesat adalah para ulama arab saudi dan seluruh ulama di dunia ini yang beraliran salafy/wahaby/ ahlus sunnah wal jamaah. Dalam berbagai buku dan majalah dikatakan bahwa filsafat adalah ilmu sesat yang bertentangan dengan ajaran islam. Namun harus diingat bahwa definisi ilmu filsafat yang dianggap sesat adalah ilmu filsafat yang bertentangan dengan ajaran islam. Imam Ghazali telah menulis buku yang mengkritik filsafat dan menyatakan kafirnya berbagai ajaran fisafat. Namun kemudian Ibnu Rusyd (pengarang kitab bidayatul mujtahid) menulis buku yang membantah buku Imam Ghazali tersebut, dikabarkan bahwa Ibnu Rusyd membela filsafat, mungkin filsafat yang dibela ibnu rusyd adalah filsafat yang tidak bertentangan dengan ajaran islam. Demikianlah kira-kira yang tercantum dalam buku pelajaran agama islam untuk SMA/ SMP, saya agak lupa.

    Dengan demikian bisa dibilang bahwa ilmu filsafat itu terdiri dari dua bagian, bagian pertama yang tidak bertentangan dengan ajaran islam dan bagian kedua yang bertentangan dengan ajarn islam. Dan patut diingat bahwa dalam beragama kita tidak memerlukan filsafat karena nabi dan para sahabatnya juga tidak mengajarkan ilmu filsafat.

    Ar-Roziy berkata dalam kitab Aqsaamul Ladzdzat : Saya telah menelaah buku-buku ilmu kalam dan manhaj filsafat, tidaklah saya mendapatkan kepuasan padanya lalu saya memandang manhaj yang paling benar adalah manhaj Al-Qur’an…(dan seterusnya).

    Abu Hamidz Al-Ghozali berkata di awal kitabnya Al-Ihya : “Jika kamu bertanya : ‘Mengapa dalam pembagian ilmu tidak disebutkan ilmu kalam dan filsafat dan mohon dijelaskan apakah keduanya itu tercela atau terpuji ?’ maka ketahuilah hasil yang dimiliki ilmu kalam dalam pembatasan dalil-dalil yang bermanfaat, telah dimiliki oleh Al-Qur’an dan Hadits (Al-Akhbaar) dan semua yang keluar darinya adakalanya perdebatan yang tercela dan ini termasuk kebid’ahan dan adakalanya kekacauan karena kontradiksi kelompok-kelompok dan berpanjang lebar menukil pendapat-pendapat yang kebanyakan adalah perkataan sia-sia dan ingauan yang dicela oleh tabiat manusia dan ditolak oleh pendengaran dan sebagiannya pembahasan yang sama sekali tidak berhubungan dengan agama dan tidak ada sedikitpun terjadi di zaman pertama… (dan seterusnya).
    =========================================

    Berikut ini saya kutipkan makalah Syaikh Mansyhur bin Hasan Ali Salman yang mengharamkan filsafat:
    Sumber : http://www.almanhaj.or.id/content/1936/slash/0

    Haram Menjual Buku-Buku Filsafat Dan Ilmu Kalam

    Ibnu Katsier berkata dalam Al Bidayah wan Nihayah 11/69 ketika membeberkan kejadian-kejadian pada tahun 279H: “Dalam tahun ini diumumkan tentang terlarangnya penjualan buku-buku filsafat, ilmu kalam dan debat. Itu merupakan keinginan Abul Abbas Al Mu’tadhid, penguasa Islam.”

    Hafizhuddin bin Muhammad yang terkenal dengan sebutan al-Kardiry (w.872H) menceritakan sebuah hikayat yang bagus untuk menjelaskan nilai buku-buku ini (filsafat) disisi para shahabat Nabi.
    Beliau berkata : “Diceritakan, ketika Amr bin Al-Ash menguasai kota Iskandariyah, disana ada seorang ahli filsafat bernama Yahya, yang digelari Thumathikus -yaitu ahli ilmu nahwu- , dan penduduk Iskandariyah melaknat dirinya. Ia menganut sekte Al-Yaqubiyah dalam masalah trinitas, kemudian ia meninggalkan trinitas. Maka penduduk Mesir yang beragama Nasrani mendebatnya dan menjatuhkan martabatnya di tengah-tengah masyarakat. Takkala Iskandariyah dikuasai Amr, maka ia selalu menyertai Amr dan suatu hari ia berkata kepada Amr: “Engkau telah mengetahui rahasia penduduk negeri ini, dan engkau menyegel seluruh gudang yang ada, dan engkau tidak mau mengambil menfaat darinya, padahal dalam hal ini tidak seorangpun yang menentangmu. Dan apa-apa yang tidak engkau manfaatkan maka lebih baik diserahkan kepada kami saja!.”
    Maka Amr berkata :”Apa yang kau butuhkan?”
    Yahya berkata :”Buku-buku filsafat yang ada di gudang.”
    “Itu tidak mungkin kecuali dengan ijin dari Amirul mukminin,” jawab Amr.
    Kemudian Umar menulis (jawaban) kepada Amr: “Adapun buku-buku yang telah kau ceritakan ,jika sesuai dengan Kitabullah, maka Kitabullah sudah mencukupinya, jika tidak sesuai dengan Kitabullah maka tidak diperlukan.(Oleh karena itu) “Lenyapkanlah” buku-buku itu.”

    Maka Amr membagikan buku-buku tersebut pada perapian-perapian di Iskandariyah dan memerintahkan untuk membakar buku-buku tersebut, sehingga selesailah pemusnahan buku-buku filsafat dalam jangka 6 bulan.

    Haram Menjual Buku-Buku Karya Al-Hallaj, Ibnu Arabi Dan Tokoh-Tokoh Sufi Lainnya

    Al-Malik Al-Muayyib Ismail Abu Fida’ dalam Akhbar Al-Basyar 4/79 :”Ketika tahun 744H, di tahun itu kami mengkoyak-koyak dan mencuci (melunturkan tinta) Kitab Fushulul Hikam karya Muhyidin Ibnu Arabi di Madrasah Al-Ush-furiyah di Halb sesudah pelajaran (didepan murid) sebagai peringatan haramnya menelaah dan memiliki kitab tersebut dan aku berkata : Kitab Fushuh ini sebenarnya tidaklah berharga .Aku membaca goresan-goresannya. Ternyata isinya adalah sebaliknya (dari judulnya)

    [Disalin dari Majalah As-Sunnah edisi 12/Th.IV/1421-2000. Diterjemahkan secara ringkas oleh Aris Munandar bin.S.Ahmadi al-Lamfuji, Penerbit Yayasn Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo Purwodadi Km 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183]

    ================================================

    Di antara sebab perpecahan paling dominan sejak dulu sampai sekarang adalah banyaknya umat Islam yang terpengaruh ideologi serta filsafat yang datang dari negeri-negeri kafir. Apapun jenis pemikiran, ideologi dan filsafat tersebut, tetap dinyatakan berbahaya selama berkaitan dengan masalah agama, kebudayaan, hukum dan etika.

    Dan menerima barang-barang impor tersebut termasuk mengikuti tradisi orang-orang sebelum kita sebagaimana yang disitir Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits beliau.

    “Artinya : Kalian bakal mengikuti tradisi orang-orang sebelum kamu” [Al-Hadits]
    Oleh sebab itul pula setiap firqah (kelompok) dalam Islam membuat-buat sebagian besar prinsip-prinsipnya dari sekte-sekte terdahulu, Kelompok Rafidhah mengambil prinsip mereka dari Yahudi dan Majusi, kelompok Jahmiyah dan Mu’tazilah mengambil prinsip-prinsip ajaran mereka dari Ash-Sha’ibah dan filsafat Yunani. Kelompok Qadariyah mengambil prinsip ajaran mereka dari Nasrani. Begitulah seterusnya.
    [Disalin dari kitab Al-Iftiraaq Mafhumuhu ashabuhu subulul wiqayatu minhu, edisi Indonesia Perpecahan Umat ! Etiologi & Solusinya, oleh Dr. Nashir bin Abdul Karim Al-'Aql, terbitan Darul Haq, penerjemah Abu Ihsan Al-Atsari]

    Sumber : http://www.almanhaj.or.id/content/1027/slash/0

    ================================================== ========

    Inilah Ibnu Taimiyah. Dia telah menulis bantahan kepada Asy’ariyah dan Mutakallimin (ahli filsafat) dalam kitab-kitab yang besar. Diantaranya, kitab bantahan kepada Fakhruddin Ar-Razi yang telah membangun madzhabnya yang menyimpang dalam sebuah kitab, yang dinamakan dengan At-Ta’sis. Ibnu Taimiyah menulis bantahan kepadanya sebanyak 4 jilid. Kitab yang dibantah tersebut sekitar kurang lebih seratus halaman. Dibantah oleh Ibnu Taimiyah dengan kitab sebanyak 4 jilid. Berisi tentang penjelasan kesesatan Jahmiyah dan pembongkaran dasar-dasar bid’ah halamiyah (filsafat). Kitab tersebut, dua jilid besar telah dicetak dan selebihnya insya Allah akan dicetak dalam waktu dekat.

    [Disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 03/Tahun VI/1423H/2002M, Diambil dari materi ceramah Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Halabi Tanggal 3-6 Muharram 1423H di Ma’had Ali Al-Irsayd Surabaya dengan judul A’lam Dakwah Salafiyah Diterjemahkan oleh Azhar Rabbani dan Muslim Atsari]

    Sumber : http://www.almanhaj.or.id/content/1763/slash/0

    ================================================== =========
    mempelajari filsafat bagaikan bermain dengan api, jika tidak berhati-hati maka kita akan terbakar, filsafat bisa membuat kita kafir tanpa sadar.
    -
    PERINGATAN PENTING:
    MEMPELAJARI FILSAFAT DAPAT MENYEBABKAN KEBINGUNGAN, KESESATAN, KEKAFIRAN, KEMUSYRIKAN, KEBID’AHAN, LEMAH AKIDAH, GILA, STRESS, GANGGUAN IMAN DAN SERANGAN IBLIS
    -
    Keterangan lebih lanjut mengenai sesatnya ilmu filsafat dapat anda tanyakan kepada para ustadz salafy di kota anda
    -
    ======================================
    Filsafat islam – filsafat menurut pandangan para ulama – hubungan antara filsafat dengan ajaran agama islam – ilmu filsafat diharamkan oleh para ulama dan dianggap ilmu sesat – pandangan islam terhadap ilmu filsafat – pandangan islam terhadap ilmu filsafat


    menurut teman-teman bagaimana?? Aku seh merasa aneh dari isi artikel ini....
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  2. #2
    pelanggan setia kandalf's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    6,050
    Gak ada yang aneh. Aku mengerti ulama2 yang dikutip itu bersikap defensif. Tetapi yang mengutip itu cuma taqlid, cuma main kutip tanpa tahu alasannya.

    Ada trauma karena munculnya aliran2 tarekat, lalu aliran2 seperti mu'tazilah yang diduga karena filsafat. Tetapi filsafat itu sendiri cuma alat, cuma pisau.

    Filsafat itu seni mempertanyakan. Dalam bahasa Yunaninya, Filosofi, artinya mencintai kebijakan.

    Kalau agamawan mengatakan, membunuh itu haram, maka filsuf akan bertanya:
    1. apakah ada batasan keharaman perbuatan membunuh?
    2. apakah ada budaya lain yang memperbolehkan membunuh?
    3. bagaimana bila tidak dibunuh, resiko kerusakan yang lebih besar terjadi. Apakah membunuh dalam konteks ini tetap haram?

    bahkan sampai
    4. kalau seseorang terbunuh, apakah orang tersebut benar-benar musnah ataukah masih ada?


    Salah satu pertanyaan klasik di filsafat adalah pertanyaan Sokrates yang dikutip oleh Plato: "Apakah perbuatan baik itu karena dicintai dewa atau dewa mencintai perbuatan tersebut karena baik?"

  3. #3
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    Berarti ustadzustadz itu hanya ketakutan dengan filsafat?
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  4. #4
    pelanggan tetap Asum's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    1,217
    Quote Originally Posted by kandalf View Post
    Filsafat itu seni mempertanyakan. Dalam bahasa Yunaninya, Filosofi, artinya mencintai kebijakan.

    Kalau agamawan mengatakan, membunuh itu haram, maka filsuf akan bertanya:
    1. apakah ada batasan keharaman perbuatan membunuh?
    2. apakah ada budaya lain yang memperbolehkan membunuh?
    3. bagaimana bila tidak dibunuh, resiko kerusakan yang lebih besar terjadi. Apakah membunuh dalam konteks ini tetap haram?

    bahkan sampai
    4. kalau seseorang terbunuh, apakah orang tersebut benar-benar musnah ataukah masih ada?
    Itulah kesesatannya, karena sikap seorang Muslim dalam Syari'at itu harus : سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا (Kami mendengar dan kami menta'ati).

    Maka ketika Allah SWT mengharamkan makan babi, tidak perlu kita bertanya : "apakah ada batasan keharaman babi tsb ? bagaimana dengan babi hutan ? atau bai perliharaan biasa ? Apakah karena ada cacing pita maka babi haram ? bagaimana jika tidak ada cacing pita ? , dst <<< mirip prilaku yahudi kepada Nabi Musa dalam QS2:68~71
    أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا ؟ فَإِنَّمَا شَفَاءُ الْعِيِّ السَّؤَالُ
    ”Mengapa mereka tidak bertanya jika tidak mengerti ? Sesungguhnya obat dari kebodohan adalah bertanya” (Sunan Abu Dawud no.336)

  5. #5
    dimana letak keharaman filsafat?
    bukankah filsafat itu seni berfikir
    bahkan ada yng mengataken sbg induknya sain
    Last edited by pasingsingan; 23-02-2011 at 12:08 AM.
    mbregegeg ugeg-ugeg hemel-hemel sak dulito

  6. #6
    Quote Originally Posted by Asum View Post
    Itulah kesesatannya, karena sikap seorang Muslim dalam Syari'at itu harus : سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا (Kami mendengar dan kami menta'ati).

    Maka ketika Allah SWT mengharamkan makan babi, tidak perlu kita bertanya : "apakah ada batasan keharaman babi tsb ? bagaimana dengan babi hutan ? atau bai perliharaan biasa ? Apakah karena ada cacing pita maka babi haram ? bagaimana jika tidak ada cacing pita ? , dst <<< mirip prilaku yahudi kepada Nabi Musa dalam QS2:68~71
    Berarti memang dilarang bertanya dalam Islam? Yang implikasi lebih jauhnya dilarang berpikir.

    Btw, kami mendengar dan kami menta'ati itu dari aya AQ atau dari hadist ya?
    Last edited by danalingga; 23-02-2011 at 09:34 AM.

  7. #7
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    apakah itu dari rasa insecurity?

  8. #8
    pelanggan setia kandalf's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    6,050
    Quote Originally Posted by Asum View Post
    Itulah kesesatannya, karena sikap seorang Muslim dalam Syari'at itu harus : سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا (Kami mendengar dan kami menta'ati).

    Maka ketika Allah SWT mengharamkan makan babi, tidak perlu kita bertanya : "apakah ada batasan keharaman babi tsb ? bagaimana dengan babi hutan ? atau bai perliharaan biasa ? Apakah karena ada cacing pita maka babi haram ? bagaimana jika tidak ada cacing pita ? , dst <<< mirip prilaku yahudi kepada Nabi Musa dalam QS2:68~71
    Nah mumpung ente nyebut-nyebut Babi nih..

    Jadi apa hukumnya menggunakan katup jantung babi untuk pengganti katup jantung manusia?

    Sekedar rujukan nih:
    http://majalah.tempointeraktif.com/i...SH2733.id.html

    Menurut Dokter Puruhito, 50 tahun, perintis dan ketua tim di RS Dokter Soetomo Surabaya itu, yang dipakai adalah katup jantung babi. ''Yang cocok memang katup hewan ini,'' kata dokter yang mendapat brevet dari Deutche Academicer, Jerman, dengan predikat cum laude itu. Penggunaan katup jantung babi sudah diakui dalam dunia kedokteran. Kalau yang dari kambing, misalnya, katupnya kecil. Sedangkan kalau memakai sapi, katup jantungnya terlalu besar.
    Soal katup jantung dari babi ini, sempat terjadi silang pendapat, terutama dilihat dari sisi ajaran agama. Misalnya dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, yang berpedoman pada salah satu hadis dari Nabi Muhammad SAW, ''barang yang haram tidak bisa digunakan sebagai obat.'' Termasuk memakai alkohol (khamr) sebagai obat, Nabi minta digantikan dengan barang lain yang halal. Makanya, MUI Jawa Timur menyarankan agar diupayakan dulu mengganti katup itu dengan yang halal. Dan kalau memakai yang ''darurat'' itu dilihat dulu konteksnya. ''Selain katup jantung binatang, kan ada katup jantung mekanik dari plastik,'' kata Drs. Sun'an Karwalip, M.A., Sekretaris Umum MUI Jawa Timur. Kecuali tidak ada alternatif lain, dan apabila satu-satunya alternatif itu tidak dilakukan si pasien akan mati, apa boleh buat. Jadi, menurut alumnus Fakultas Syariah Universitas Medinah itu, bila itu benar-benar darurat, dan memang tidak ada alternatif lain, maka barang yang dinyatakan haram tadi menjadi halal.
    Penggantian katup jantung secara bioprothesis, menurut Puruhito, cocok untuk kondisi di Indonesia karena memakai katup hewan menguntungkan dibandingkan dengan katup mekanik. Risiko pasca- operasi cenderung kecil, karena pemakainya tidak terus-menerus minum obat, dan terhindar dari efek samping. Lain kalau memakai katup mekanik. Setelah operasi ia masih diharuskan minum obat mencegah terjadi pembekuan darah (antikoagulasi) tiap hari satu pil, selama seumur hidup. Katup mekanik tidak menyatu dengan jaringan jantung. Alat itu selalu menggesek. Akibatnya darah bisa membeku. Diharuskan minum obat itu agar darah tidak membeku, sehingga katup itu berfungsi, tidak macet.

    Yakin ente mau bersikap mutlak?
    Yakin ente mau menerapkan sami'na wa athona secara mutlak?

    Sahabat nabi saja masih bertanya beberapa perkara.

  9. #9
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    Filsafat adalah seni berpikir.. Islam mengajarkan umatnya untuk berfikir... Lalu dimana letak haramnya filsafat??
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  10. #10
    pelanggan tetap Asum's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    1,217
    Quote Originally Posted by kandalf View Post
    Nah mumpung ente nyebut-nyebut Babi nih..

    Jadi apa hukumnya menggunakan katup jantung babi untuk pengganti katup jantung manusia?
    Gini mas, pola pikir anda ini kacau. Anda seperti orang yang kesana-kemari mencari pembenar atas apa yang anda pikirkan semata tanpa mengikuti kaidah dalam memahami hukum agama (Syari'at).

    Kita semua mafhum bahwa Babi itu haram <<<< Hukum asal, yang berlaku dalam semua kondisi dan waktu. Namun keumuman hukum ini dapat berubah ketika ada kondisi darurat yang memaksa, jika kondisi dharurat hilang maka hukumnya kembali ke hukum asal yaitu HARAM.

    Contoh lain, hukum wudhu <<<< wajib pakai air, ketika kondisi dharurat maka boleh tayyamum.

    Jadi berpindahnya hukum dari hukum asal ke hukum lain (dalam Islam) diperbolehkan dan kebolehannya diukur sesuai kondisi dharurat tsb berlangsung. Jika hilang kondisi yang memaksa berpalingnya dari hukum asal, maka hukumnya kembali ke semula.

    Quote Originally Posted by kandalf View Post
    Yakin ente mau bersikap mutlak?
    Yakin ente mau menerapkan sami'na wa athona secara mutlak?
    Jelas mutlak, karena Allah SWT pernah melaknat Iblis yang mempertanyakan perintah nya tsb sebagaimana disebutkan dalam QS38:72~77.

    Quote Originally Posted by kandalf View Post
    Sahabat nabi saja masih bertanya beberapa perkara.
    Nampaknya anda tidak memperhatikan kalimat apa yang saya beri tekanan dari argumen anda tsb, perhatikan lagi :
    Quote Originally Posted by kandalf
    Filsafat itu seni mempertanyakan
    dimana kata mempertanyakan ini memiliki muatan negatif dengan maksud meragukan keabsahan, BEDA dengan bertanya.

    Beda banget antara mempertanyakan dengan bertanya. Bahkan bertanya itu wajib bagi orang yang tidak tahu sesuai QS16:43

    Quote Originally Posted by danalingga
    Btw, kami mendengar dan kami menta'ati itu dari aya AQ atau dari hadist ya
    Ayat al-Qur'an mas, QS5:7

    وَاذْكُرُواْ نِعْمَةَ اللّهِ عَلَيْكُمْ وَمِيثَاقَهُ الَّذِي وَاثَقَكُم بِهِ إِذْ قُلْتُمْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
    Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya405 yang telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu mengatakan: "Kami dengar dan kami ta'ati". Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mengetahui isi hati(mu). (QS5:7)

    Silahkan cek ayat QS8:1

    يَسْأَلُونَكَ عَنِ الأَنفَالِ قُلِ الأَنفَالُ لِلّهِ وَالرَّسُولِ فَاتَّقُواْ اللّهَ وَأَصْلِحُواْ ذَاتَ بِيْنِكُمْ وَأَطِيعُواْ اللّهَ وَرَسُولَهُ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
    Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul593, oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman." (QS8:1)
    أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا ؟ فَإِنَّمَا شَفَاءُ الْعِيِّ السَّؤَالُ
    ”Mengapa mereka tidak bertanya jika tidak mengerti ? Sesungguhnya obat dari kebodohan adalah bertanya” (Sunan Abu Dawud no.336)

  11. #11
    pelanggan tetap Asum's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    1,217
    Quote Originally Posted by ndugu View Post
    apakah itu dari rasa insecurity?
    Saya kira bukan insecurity, tetapi adab sikap manusia dalam menerima perintah dari tuhannya.

    Rasa-rasanya kita sebagai manusia yang disebut "hamba tuhan", tidak boleh mempertanyakan perintah dari tuhan, yang ada justru bahwa perintah tuhan tsb wajib dita'ati tanpa perlu mempertanyakan perintah tsb.

    Dalam Islam, perintah dan larangan itu bertujuan untuk kebaikan manusia. Tidak ada perintah dan larangan tuhan yang bertujuan untuk mencelakakan hambanya.

    أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا ؟ فَإِنَّمَا شَفَاءُ الْعِيِّ السَّؤَالُ
    ”Mengapa mereka tidak bertanya jika tidak mengerti ? Sesungguhnya obat dari kebodohan adalah bertanya” (Sunan Abu Dawud no.336)

  12. #12
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    lantas dengan begitu dengan mudahnya bisa mengatakan filsafat adalah ilmu sesat??
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  13. #13
    anehnya, dalam sejarah perkembangan theology islam sendiri
    justru ditopang n dipopulerkan oleh pemikir2 muslim yng getol dng filsafat
    sebut saja misalnya:

    * Al-Farabi
    * Al-Ghazali
    * Ibn. Sina
    * dlsb
    mbregegeg ugeg-ugeg hemel-hemel sak dulito

  14. #14
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    Justru itu mbah Pasing.. Kebanyakan ustadz-ustadz yang aku tahu istilahnya *benci* dengan filsafat..
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  15. #15
    Mungkin karena ketika mempertanyakan sebuah ajaran agama dianggap telah mempertanyakan kemaha-tahuan Tuhan.

  16. #16
    ketuhanan atau istilah kerennya theology
    dah jadi santapan umum dlm kancah filsafat dari masa kemasa
    ironis aja klo maseh ada yng mengaku berilmu pengetahuan
    tapi phobia thd filsafat.

    bahkan sesama filsuf muslimpun saling serang, saling kritik
    dng itulah justru dunia pemikiran konsep2 islam jadi berkembang n maju
    lah klo diharamkan ..... dunia pemikiran jadi stagnan bin jumud dong?
    mbregegeg ugeg-ugeg hemel-hemel sak dulito

  17. #17
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Quote Originally Posted by danalingga View Post
    Mungkin karena ketika mempertanyakan sebuah ajaran agama dianggap telah mempertanyakan kemaha-tahuan Tuhan.
    Stuju mas. Yg bertanya2 itu ngeselin Yg sudah mapan... Banyak tanya luh! Makanya Socrates terbunuh.

  18. #18
    pelanggan tetap Asum's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    1,217
    Quote Originally Posted by kandalf View Post
    Ada trauma karena munculnya aliran2 tarekat, lalu aliran2 seperti mu'tazilah yang diduga karena filsafat. Tetapi filsafat itu sendiri cuma alat, cuma pisau.
    Pada dasarnya saya setuju dengan anda. Namun setiap alat, walau sifatnya netral tetapi tetap harus diawasi penggunaannya, apakah dipakai untuk mashlahat atau mudhorot.


    Dalam kaidah fiqh disebutkan :

    الوسائل تعطى أحكام المقاصد
    Semua sarana suatu perbuatan hukumnya sama dengan tujuannya (perbuatan tersebut)

    Artinya, semua alat yang digunakan (walau ia netral sifatnya) jika digunakan untuk sesuatu yang bertentangan dengan syari'at maka ia haram, begitupun sebaliknya.



    Oleh karena itu, yang saya kritisi adalah kalimat yang saya beri warna merah di bawah ini

    Quote Originally Posted by kandalf
    Filsafat itu seni mempertanyakan. Dalam bahasa Yunaninya, Filosofi, artinya mencintai kebijakan.
    Sehingga, semua kebingungan ini :
    Quote Originally Posted by pasingsingan
    bukankah filsafat itu seni berfikir
    Quote Originally Posted by danalingga
    Berarti memang dilarang bertanya dalam Islam? Yang implikasi lebih jauhnya dilarang berpikir.
    Quote Originally Posted by Aghito_Ryuki
    Filsafat adalah seni berpikir.. Islam mengajarkan umatnya untuk berfikir... Lalu dimana letak haramnya filsafat??
    Quote Originally Posted by ndableg View Post
    Stuju mas. Yg bertanya2 itu ngeselin Yg sudah mapan... Banyak tanya luh! Makanya Socrates terbunuh.
    Dapat dijawab sambil minum kopi lagi ....



    Ayo, silahkan nambah mas jangan buru2 pulang .... lariissss... manisssss ....
    أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا ؟ فَإِنَّمَا شَفَاءُ الْعِيِّ السَّؤَالُ
    ”Mengapa mereka tidak bertanya jika tidak mengerti ? Sesungguhnya obat dari kebodohan adalah bertanya” (Sunan Abu Dawud no.336)

  19. #19
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    Tanpa mempertanyakan ("membuat suatu pertanyaan") apakah kita akan berpikir?
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  20. #20
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    Quote Originally Posted by Asum View Post
    Saya kira bukan insecurity, tetapi adab sikap manusia dalam menerima perintah dari tuhannya.

    Rasa-rasanya kita sebagai manusia yang disebut "hamba tuhan", tidak boleh mempertanyakan perintah dari tuhan, yang ada justru bahwa perintah tuhan tsb wajib dita'ati tanpa perlu mempertanyakan perintah tsb.

    Dalam Islam, perintah dan larangan itu bertujuan untuk kebaikan manusia. Tidak ada perintah dan larangan tuhan yang bertujuan untuk mencelakakan hambanya.

    Apa bedanya tuhan dengan diktator? kalo ada yang nanya, mending dibungkan dulu ya?

    Jika tuhan seyakin itu kalo semua perintahnya Memang demi kebaikan umatnya, kurasa tuhan tidak perlu kuatir umat2nya mempertanyakannya, maupun melarang ato mewajibkan saran2nya. Bukannya seharusnya demikian?

Page 1 of 6 123 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •