Page 3 of 6 FirstFirst 12345 ... LastLast
Results 41 to 60 of 118

Thread: [islam] Dalam Islam, filsafat adalah ilmu sesat???

  1. #41
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    http://nurulwatoni.tripod.com/FILSAFAT_IBNU_SINA.htm
    nih ada yang buat makalah tentang ibnu sina...
    Lihat daftar Pustakanya..
    DAFTA PUSTAKA



    Al-Ahwan, Ahmad Fuad, Filsafat Islam, Jakarta, Pustaka Firdaus, 1984

    Al-Ghazali Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Ahmad, al-Munqidz min al-Dlalah wa al-Muwassil ila dzi al-Izzah wa al-Jalal, Lebanon, Beirut, 1967

    ____________, Madarij al-Salikin, Kairo, tsaqofah Islamiyah, 1964

    ____________, Ma’rij al-Quds fi Madaarij Ma’rofah al-Nafs, Kairo, Maktabah al-Jund, 1968

    ____________, Tahafut al-Falasifah, Kairo, Mesir, Maktaba’ah al-Qahirah, 1903

    Busyairi Madjidi, Konsep Kependidikan Para filosof Muslim, Yogyakarta, Al-Amin Press, 1997

    Daudy Ahmad, Dr. MA., Kuliah Filsafat Islam, Jakarta, Bulan Bintang, 1986

    _____________, Segi - Segi Falsafi dalam Islam, Jakarta, Bulan Bintang, 1984

    Hanafi, Ahmad, MA, Pengantar Filsafat Islam, Jakarta, Bulan Bintang, 1986

    Imam Munawir, Mengenal Pribadi 30 Pendekar dan Pemikir Islam dari masa ke masa, Surabaya, PT. Bina Ilmu, 1985

    Nasution, harun, Prof., Dr., Islam ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jakarta, Penerbit Universitas Indonesia, 1996

    _____________, Falsafat dan Msitisme dalam Islam, Jakarta, Bulan Bintang, 1992

    Oemar Amin Husein, Dr., Filsafat Islam, Jakarta, Bulan Bintang, 1975

    Poerwantana, dkk., Seluk Beluk Filsafat Islam, Bandung, PT remaja Rosdakarya, 1991

    Syarif, MM., MA., Para Filosof Muslim, Bandung, Mizan, 1994

    Thawil Akhyar Dasoeki, Sebuah Kompilasi Filsafat Islam, Semarang, Dina Utama Semarang, 1993

    Zaenal Abidin Ahmad, Ibnu Sina (Avecenna) sarjana dan Filosof Dunia, Jakarta, Bulan Bintang, 1949

    Apakah anda benar-benar sudah mengenal filsafat??
    Last edited by Agitho_Ryuki; 11-03-2011 at 02:57 PM.
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  2. #42
    pelanggan tetap Asum's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    1,217
    loh...loh... kok malah ngasih referensi segudang toh mass...

    saya kan tanya, coba kasih contoh filsafat dalam agama islam dan BUKAN filsafat orang2 Islam.

    Beda banget loh antara oknum Islam yang berfilsafat dengan filsafat dalam agama Islam.

    Nah, jika anda menguasai filsafat, tentunya mudah saja bagi anda memberi contoh filsafat dalam agama Islam.

  3. #43
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    Loh katanya tanya tentang filsafat Islam.. Ya itu contoh-contoh bukunya.. kalo ga mau ya silahkan baca di blognya itu, itu adalah rangkuman dari filsafatnya Ibnu Sina.. Gampang toh.. . Oh iya saya tidak pernah bilang menguasai filsafat, tapi memang benar jika saya sedang berusaha mempelajari filsafat..
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  4. #44
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    http://id.shvoong.com/humanities/1919708-al-farabi/
    Al-Farabi
    Sebutan Al-Farabi berasal dari kota Farab. Nama lengkap Al-Farabi : Abu Nashr Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Tharkhan Al-Farabi. Al-Farabi pernah tinggal di Baghdad selama 20 tahun, belajar pada Bishr Matta Ibnu Yunus dan Juhana Ibnu Haylam, kemudian ia pindah ke Aleppo untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan filsafat dan juga mengarang .

    Al-Farabi adalah seorang filosof muslim dalam arti yang sebenarnya. Ia telah menciptakan sistem filsafat yang relatif lengkap, dan telah memainkan peranan penting dalam perkembangan pemikiran filsafat di dunia Islam. Ia menjadi anutan/guru dari filosof-filosof Islam sesudahnya, seperti Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd .
    Al-Farabi terkenal sebagai filosof sinkretisme yang mempercayai filsafat. Al-Farabi berusaha meemadukan beberapa aliran filsafat yang berkembang sebelumnya, terutama pemikiran plato dan plotinus, juga antara agama dan filsafat . Usaha Al-Farabi diperluas lagi, bukan hanya mempertemukan aneka aliran filsafat yang bermacam-macam, tapi ia berkeyakinan bahwa aliran-aliran tersebut pada hakikatnya satu, meskipun berbeda-beda corak dan macamnya . Menurutnya, tujuan filsafat itu memikirkan kebenaran, karena kebenaran itu hanya ada satu, tidak ada yang lain .

    Al-Farabi berkeyakinan bahwa agama dan filsafat tidak bertentangan, justru sama-sama membawa kebenaran . Hal ini terbukti dengan karangannya yang berjudul Al-Jami’ Baina Ra’yani Al-Hakimain dengan maksud mempertemukan pikiran-pikiran plato dengan Aristoteles. Kendatipun begitu, Al-Farabi juga mempertemukan hasil-hasil pemikiran filsafat dengan wahyu dengan bersenjatakan ta’wil (interpretasi batini) . Al-Farabi umumnya dianggap sebagai pendiri dan seorang wakil paling terkemuka aliran utama filsafat Islam, yaitu aliran Masysyai (Peripaterik) filosof-keilmuan. Tidak heran jika ia mendapat gelar Al-Mu’alim Al-Tsani .

    Al-Farabi adalah orang pertama yang memberikan uraian sistematik terhadap hirearki wujud dalam kerangka hirearki intelegensi dan jiwa serta pemancaran (faidh)-nya dari Tuhan. Al-Farabi membagi wujud menjadi tiga jenis berdasarkan jumlah sebabnya. Pertama, wujud keberadaannya sama sekali tidak memiliki sebab. Al-Farabi menyebut wujud ini sebagai wujud pertama atau sebab pertama yang merupakan prinsip tertinggi eksistensi setiap wujud lainnya. Tentang prinsip tertinggi ini hanya terbatas pada pengetahuan tentang hal itu dan bukan prinsip-prinsip wujudnya. Kedua, wujud yang memiliki keempat sebab Aristetolian: material, formal, efisien, dan final. Jenis kedua ini mengacu kepada genus-genus benda terindra, termasuk benda langit. Ketiga, wujud yang sepenuhnya immaterial - yang lain daripada wujud benda di dalam atau menempati benda-benda . Atas dasar tiga skema klasifikasi wujud di atas, maka pembahasan makalah ini mengecil pada basis ontologis yang khas Faribian
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  5. #45
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    http://asmakulo.blogspot.com/2010/09...am-gazali.html
    Sebab-Akibat menurut Imam Gazali
    Bantahan al-Ghazzali terhadap kepastian hukum sebab-akibat bukan tanpa alasan. Sebab kepastian bentuk hubungan (wajh al-iqtiran) sebab-akibat itu tidak dapat dibuktikan secara empiris. Yang ada hanya pengalaman bahwa setiap ada sebab biasanya diikuti oleh akibat (nafs al-iqtiran). Inilah yang ditiru oleh David Hume. Tapi, berbeda dari Hume, al-Ghazzali menganggap apa yang kita saksikan sebagai kebiasaan (‘adah) sebab-akibat ini tunduk pada kehendak Allah.

    Posisi al-Ghazzali dalam masalah ini berada di antara mutakallimun dan falasifah. Al-Ghazzali menggunakan teori jawhar (atom) para mutakallimun (Asy’ariyyah dan Mu’tazilah). Segala benda dan makhluk di dunia ini terdiri dari substansi (jawhar) dan aksidensi (‘ard). Dan semua itu diciptakan Allah secara terus menerus (dawam al-khalq wa al-in’idam). Tapi ia tidak sependapat dengan mutakallimun yang menolak adanya sebab-akibat. Al-Ghazzali justeru sepakat dengan falasifah bahwa di alam semesta ini terdapat hukum sebab-akibat. Hanya saja ia tidak sependapat dengan falasifah yang mengatakan bahwa hubungan sebab dan akibat dalam alam semesta ini adalah pasti. Di mana ada sebab pasti di situ akan ada akibat. Setiap api (sebab) pasti membakar (akibat). Bagi al-Ghazzali ini akan membatasi kekuasaan Tuhan. Ertinya dengan menerapkan konsep Aristotle ini maka hubungan antara alam semesta dengan Tuhan menjadi tidak langsung. Tuhan tidak mempunyai peranan langsung dalam mengatur kejadian alam yang berupa sebab akibat ini. Dengan teori ini bererti hukum-hukum alam ini berjalan sendiri tanpa peranan langsung Tuhan.
    Pokok Syariah dari SIO

    Pandangan falasifah sejalan atau bahkan dapat dikatakan berasal dari konsep limpahan di mana Tuhan sebagai Sebab Pertama dan Makhluk sebagai akibat berkaitan secara pasti. Dari Penyebab Pertama ke akal pertama hingga akal ke sepuluh merupakan kaitan serial yang pasti (necessary). Namun, dalam teori ini akhirnya Tuhan tidak lagi berkaitan langsung dengan dunia material, termasuk dalam menentukan hubungan sebab-akibat.
    Kajian tentang perdebatan al-Ghazzali dan para falasifah ini tidak dapat didekati dalam perspektif jadali. Ia lebih tepat didekati dengan teori atau framework worldview. Dengan menggunakan falasifah ini, konsep sebab-akibat al-Ghazzali ditelusuri dari konsepnya tentang Tuhan, yang merupakan realiti Mutlak, konsep alam, konsep manusia dan konsep ilmu. Kesemuanya itu diperlukan sebagai matriks perbedaan.

    Dari matrik sini maka dapat diketahui bahawa dalam konsep al-Ghazzali sebab-akibat di dalam realiti fizik dilihat dalam kaitan dengan realiti metafizik. Bahkan sebab-akibat di dunia fizik sebagai bahagian daripada sebab-akibat dalam realiti metafizika. Jika demikian maka ilmu pengetahuan tentang fenomena fizik yang empiris tidak bisa dilepaskan dari pengetahuan metafizik. Ini bererti bahwa sains merupakan sebahagian daripada teologi. Inilah landasan dari teori sebab-akibat al-Ghazzali yang secara diametrikal bertentangan dengan pandangan sains Barat modenn yang terpisah dari metafizika (teologi).
    Tapi dapatkah kita memperoleh pengetahuan dari hukum kausalitas yang mungkin dikaitkan dengan realiti metafizik. Menurut al-Ghazzali dapat, sebab ia memiliki prinsip integrasi bahwa setiap ilmu pengetahuan agama adalah rasional dan setiap pengetahuan rasional adalah bersifat spiritual. Dalam proses epistemologinya ia menggunakan metod demonstrasi (al-burhan) para filsuf yang ia modifikasi agar sejalan dengan prinsip-prinsip sebab-akibatnya.
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  6. #46
    pelanggan tetap Asum's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    1,217
    Lah filsafat dalam agama islamnya mana ? itu semua kan filsafat yang dimainkan orang-orang islam ?

    Piye sampeyan iki, ketika anda katakan
    Apakah anda benar-benar sudah mengenal filsafat??
    saya pikir anda benar2 sudah mengenal filsafat shg bisa memberikan contoh konkret filsafat dalam Islam. Lah ini malah diposting pemikiran orang Islam soal filsafat

    btw, Imam Bukhari, Imam Muslim dll sampe Ibnu Katsir nampaknya kalah ya sama tokoh2 islam yang berfilsafat. Tapi asal anda tau saja, mereka yang anda posting (selain Imam al-Ghazali), tidak mendalami ilmu2 syari'at. Bahkan fiqh Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin (kehidupan Ilmu-ilmu Agama) sudah mulai ditinggalkan karena konon tertalu berfilsafat pada sesuatu yang tidak diatur dalam syari'at.

    Jadi, bagi saya... sampai saat ini yang anda berikan dan tampilkan baru pengetahuan anda soal tokoh2 filsafat barat dan timur tetapi belum memberi contoh soal filsafat dalam Islam.
    أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا ؟ فَإِنَّمَا شَفَاءُ الْعِيِّ السَّؤَالُ
    ”Mengapa mereka tidak bertanya jika tidak mengerti ? Sesungguhnya obat dari kebodohan adalah bertanya” (Sunan Abu Dawud no.336)

  7. #47
    Quote Originally Posted by Agitho_Ryuki View Post
    dimana dalilnya belum nemu tuh...
    Sudah di klik belum tulisan DISINI warna merah itu ? Saya kutipkan sja lagi deh :"[20:110] Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya.

    Quote Originally Posted by Agitho
    Membantah ayat Al Qur'an itu tidak sama dengan *berfilsafat*, apalagi sombong. Sombong itu bukan juga berfilsafat. .
    Lohhhh lha siapa to yg bilang membantah Al Qur'an itu sama dengan berfilsafah mas Agith ? Apalagi masalah sombong rasanya saya tidak biolang sombong atau tidak sombong lho !

    Quote Originally Posted by agith
    Berfilsafat mungkin saja bisa membantah, tapi kan tidak semua yang berfilsafat itu adalah membantah
    Filsafat itu ibarat alat...
    Karenanya ada filsuf mengatakan:
    "pemikiran-pemikiran yang agung bisa membawa kita ke kebenaran yang agung tapi juga bisa membawa kita ke kesesatan yang agung".
    Lha iya memang gitu mas Agith nalarnya juga bukan begitu kan. Saya kan juga hanya berusaha memahami yg berpendapat bahea ilmu filsafah itu sesat. Dengan premis ayat yg saya kutip itu maka wajar kalau ilmu filsafat yg hanya mendasarkan diri pada nalar itu --yg dalam keimanan islam kemampuannya tidak bisa mengcover ilmuNya-- kok bisa punya kemampuan untuk menyatakan salah/membantah ajaran Tuhan.
    Maka saya juga mengajukan premis berikut ini :Kedudukan nalar dalam agama adalah , nalar itu dipakai unjtuk memahami ajaran agama , dan yg tidak bisa dijangkau oleh nalar , itu area Allah , karena keterbatasan kemampuan manusianya.!.

    Postingan itu bisa dilihat KLIK DISINI
    Nah apakah falsafah bisa menerima premis ini. Kalau premis ini bisa diterima maka tidak ada pertentangan dengan ajaran Islam. Maka falsafah berarti tidak hanya menggunakan nalar saja , tidak mendasrkan diri hanya pada nalar saja.

    Quote Originally Posted by Agitho
    Kalau aku berfikir, tidak ada alasan bagi kita untuk mengharamkan filsafat, ibarat pisau, bukan pisau yang diharamkan tapi *menggunakan pisau untuk membunuh orang* itu yang diharamkan.
    Kelihatannya analognya bukan gitu lho mas Agith , kalau mau pakai analog dg pisau , statemennya adalah "segala sesuatu itu bisa di potong dengan pisau" (sebagai analog=" benar bahwa dalam filsafah cakupannya hanya diranah nalar dan akal manusia. Benar salah , bisa diterima atau ditolaknya argumen semata berdasarkan pertimbangan nalar dan akal manusia ?")
    Dan ternyata pisau tidak bisa memotong semua benda , maka stetemen itu salah. Benar salah tidak bisa didekati hanya dengan akal , ada area yg tidak bisa didekati akal yaitu Area ilmunya Tuhan.

    Quote Originally Posted by Agith
    Apakah iya, kita akan mengharamkan filsafat yang menggunakan Ayat Qur'an sebagai dasar filosofisnya???
    Lho mas Agith kan sudah ngasih contohy perihal sholat ! Nah kalau pendekatan atau pemahaman mengenai ibadah sholat itu didekati /difahami dengan pemahman filosfi gerak , filosofi kesehatan dll dll dll menurut saya ya salah ,spt jawaban saya sblm ini.

    Saya kasih contoh saja yg gampang . Ada larangan dalam Islam bahwa makan daging babi itu adalah haram. Maka kemudian larangan itu didekati dengan filosofi ajaran hidup sehat , karena ternyata dalam daging babi itu mengandung telur cacing pita. Secara filosofis , dari data empiris itu bener adanya.
    Tetapi pendekatan begini tidak dibenarkan. Kebenaran dalam ajaran itu bukan karena alasan filosofis spt itu , kebenaran ajaran itu , karena itu diajarkan atau diperintahkan oleh Allah. Itu namanya keimanan mas !

    Moga moga mas Agith bisa memahami pendekatan yg saya sampaikan kenapa kira kira ada pendapt tentang filsafah itu dianggap sesat dalam Islam.
    ADEM_AYEM_TENTREM

  8. #48
    btw
    benarkah mempelajari filsafat menurut islam dilarang/diharamkan?

    plis dalil qur'aninya jika ada
    mbregegeg ugeg-ugeg hemel-hemel sak dulito

  9. #49
    Kalo menurut saya, mungkin contoh tertua filsafat adalah kisah nabi Ibrahim mencari Tuhan. Tapi ya itu tadi, kalo menganggap itu bukan filsafat, ya nggak bisa dipaksa juga.

  10. #50
    pelanggan tetap Asum's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    1,217
    Contoh penerapan filsafat dalam Islam, menurut saya sudah dikemukakan mas Agith di post #32 dan oleh sdr Dadap
    Quote Originally Posted by Dadap serep View Post
    Saya kasih contoh saja yg gampang . Ada larangan dalam Islam bahwa makan daging babi itu adalah haram. Maka kemudian larangan itu didekati dengan filosofi ajaran hidup sehat , karena ternyata dalam daging babi itu mengandung telur cacing pita. Secara filosofis , dari data empiris itu bener adanya.
    Tetapi pendekatan begini tidak dibenarkan. Kebenaran dalam ajaran itu bukan karena alasan filosofis spt itu , kebenaran ajaran itu , karena itu diajarkan atau diperintahkan oleh Allah. Itu namanya keimanan mas !

    Moga moga mas Agith bisa memahami pendekatan yg saya sampaikan kenapa kira kira ada pendapt tentang filsafah itu dianggap sesat dalam Islam.
    Saya tidak tahu, apakah Pelanggan lain setuju dengan contoh filsafat dalam Islam sebagaimana yang dicontohkan di atas ?

    Maka, adakah filsafat dalam Islam ?
    Last edited by Asum; 15-03-2011 at 07:14 PM.
    أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا ؟ فَإِنَّمَا شَفَاءُ الْعِيِّ السَّؤَالُ
    ”Mengapa mereka tidak bertanya jika tidak mengerti ? Sesungguhnya obat dari kebodohan adalah bertanya” (Sunan Abu Dawud no.336)

  11. #51
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    Quote Originally Posted by Asum View Post
    Maka, adakah filsafat dalam Islam ?
    Kenapa ada mata kuliah Filsafat Islam di UIN Sunan Kalijogo??
    Kenapa malah ada program studi Filsafat Islam pula di UIN Sunan kalijogo..
    :p
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  12. #52
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    Quote Originally Posted by danalingga View Post
    Kalo menurut saya, mungkin contoh tertua filsafat adalah kisah nabi Ibrahim mencari Tuhan. Tapi ya itu tadi, kalo menganggap itu bukan filsafat, ya nggak bisa dipaksa juga.
    Aku bilang *termasuk* filsafat.. Karena Nabi Ibrahim melakukan perenungan, berpikir dan berefleksi.
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  13. #53
    pelanggan tetap Asum's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    1,217
    Quote Originally Posted by Agitho_Ryuki View Post
    Kenapa ada mata kuliah Filsafat Islam di UIN Sunan Kalijogo??
    Kenapa malah ada program studi Filsafat Islam pula di UIN Sunan kalijogo..
    :p
    Orang Islam yang berfilsafat tidak saya pungkiri, tapi adakah filsafat dalam Islam ?

    Itu yang harus dibuktikan oleh Pelanggan. Apologi antum dan mas Agith, masih belum menjawab pertanyaan tsb selain contoh2 bahwa ada manusia2 yang beragama Islam yang berfilsafat. Jelas beda, "Filsafat Islam" dengan "Filsafat orang2 Islam". Tidak bisa dikatakan bahwa jika ada orang Islam yang berfilsafat = Filsafat Islam. Apakah akan kita katakan sama jika ada orang Islam yang bermeditasi = meditasi Islam
    أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا ؟ فَإِنَّمَا شَفَاءُ الْعِيِّ السَّؤَالُ
    ”Mengapa mereka tidak bertanya jika tidak mengerti ? Sesungguhnya obat dari kebodohan adalah bertanya” (Sunan Abu Dawud no.336)

  14. #54
    pelanggan tetap Asum's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    1,217
    Quote Originally Posted by Agitho_Ryuki View Post
    Aku bilang *termasuk* filsafat.. Karena Nabi Ibrahim melakukan perenungan, berpikir dan berefleksi.
    Bagaimana jika dikatakan "hikmah" saja ? boleh ?
    أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا ؟ فَإِنَّمَا شَفَاءُ الْعِيِّ السَّؤَالُ
    ”Mengapa mereka tidak bertanya jika tidak mengerti ? Sesungguhnya obat dari kebodohan adalah bertanya” (Sunan Abu Dawud no.336)

  15. #55
    Filsafat itu kan sejatinya cara berpikir.
    Islam ada dalam filsafat ? Ada. Pada masa kini, Filsafat Islam
    lebih berkembang-biak dalam tradisi Islam Syiah.


    Dalam Islam Sunni, dulunya, filsafat ditentang dengan Al Ghazali
    yang dianggap sebagai tokoh utama penentang dan disalahkan
    atas stagnasi pemikiran Islam selama berabad-abad.


    Namun, bagi sebagian kelompok, sebenarnya Al Ghazali tidak
    benar-benar menentang filsafat tapi hanya tidak menyetujui
    aspek dan pemikiran filsafat tertentu



    Apa yang membedakan Filsafat Islam dengan Filsafat yang lain, misalnya
    filsafat barat ?

    Atau redaksi lainnya : Apa itu Filsafat Islam ?


    Saya memberikan satu definisi :


    Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim.
    Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-
    filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian
    menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih
    'mencari Tuhan', dalam filsafat Islam justru Tuhan 'sudah ditemukan
    , dalam arti bukan berarti sudah usang
    dan tidak dbahas lagi, namun filsuf islam lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia dan alam, karena
    sebagaimana kita ketahui, pembahasan Tuhan hanya menjadi sebuah pembahasan yang tak pernah ada
    finalnya



    Para Filsuf Muslim :

    AL KINDI
    AL FARABI
    IBNU SINA
    IBNU RUSYD
    IBNU BAJJAH
    MULLAH SADRA
    SUHRAWARDI
    ´There are two ways to conquer and enslave a nation. One is by the sword. The other is by debt´
    -John Adams-

  16. #56
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    Quote Originally Posted by Asum View Post
    Orang Islam yang berfilsafat tidak saya pungkiri, tapi adakah filsafat dalam Islam ?
    Lah itu renungan nabi Ibrahim...
    Ketika itu ada yang menyembah matahari... Nabi Ibrahim menolak... dst...
    Itu yang harus dibuktikan oleh Pelanggan. Apologi antum dan mas Agith, masih belum menjawab pertanyaan tsb selain contoh2 bahwa ada manusia2 yang beragama Islam yang berfilsafat. Jelas beda, "Filsafat Islam" dengan "Filsafat orang2 Islam". Tidak bisa dikatakan bahwa jika ada orang Islam yang berfilsafat = Filsafat Islam. Apakah akan kita katakan sama jika ada orang Islam yang bermeditasi = meditasi Islam
    Ibnu Sina berfilsafat atas dasar pemahamannya akan Agama Islam yang diyakininya. Yang namanya Filsafat itu ya pemikiran. Pemikiran siapa? Ya Pemikiran-pemikiran orang.. Orang yang mana? Ya orang-orang yang berpikir.. Filsafat Kuno = Filsafat Yunani. Kenapa? Ya karena mereka yang tercatat semua pemikiran orang Yunani. Filsafat Islam: Pemikiran-pemikiran cendikiawan-cendekiawan dan imam-imam Islam yang mana pemikiran mereka itu berdasarkan dasar-dasar Islam yaitu Al-Qur'an dan Hadist seperti Al-Farabi, Ibnu Sina, dll dan tentu saja banyak dari mereka yang menentang filsafat Barat, Tapi ya memang begitu Filsafat saling bantah-membantah dengan argumen masing-masing. Filsafat Apologet: Itu ya pemikir-pemikir yang mendasarkan pemikirannya pada Al-Kitab atau Injil, contohnya Leibniz, Galileo (walaupun waktu itu dianggap (Bida'ah) oleh gereja, J.J. Rosseau dll
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  17. #57
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    Quote Originally Posted by Asum View Post
    Bagaimana jika dikatakan "hikmah" saja ? boleh ?
    Itu seh monggo-monggo saja, di Filsafat tidak ada larangan mau berpendapat saja. Tapi aku menganggapkan kanjeng Nabi Ibrohim telah berfilsafat karena kanjeng Nabi telah melalui proses berpikir, merenung, dan menyimpulkan serta berefleksi..
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  18. #58
    pelanggan tetap Asum's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    1,217
    ah mulai terang nampaknya. jd kemampuan manusia untuk berfikir secara rasional dgn menggunakan akalnya sdh ada sejak jmn manusia itu sendiri diciptakan. Al-Quran sendiri byk mmrintahkn manusia utk berfikir sperti QS39:18 dikrnkan manusi diberi akal.

    Maka, jika anda ingin mengklaim "kemampuan akal manusia" utk berfikir sbg "Filsafat", bagi sy gak pas krn ini sama dgn anda maksa nyebut "telur" dgn istilah "egg", afa laa ta'qiluun

  19. #59
    pelanggan tetap Asum's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    1,217
    @keremus,
    ya kalo gitu ada juga filsafat kristen, budha, hindu << dilihat dr sisi agama
    nanti ada filsafat amerika, filsafat belanda, jepang, cina << dilihat dr sisi kewarganegaraan


  20. #60
    Quote Originally Posted by keremus
    Namun, bagi sebagian kelompok, sebenarnya Al Ghazali tidak
    benar-benar menentang filsafat tapi hanya tidak menyetujui
    aspek dan pemikiran filsafat tertentu
    betul
    Al-Ghazali hanya menentang model pemikiran bhw teori kausalitas
    yng tidak berujung dlm konteks keqadiman (keabadian alam) itu juga nonsense
    dng begitu bertolak belakang dng teori yng diyakininya (ketidak abadian alam)

    Ibnu Rusyid mengcounter pendapat Al-Ghazali pada bagian yng mengkafirkan
    filsuf yng berseberangan dng pendapatnya. Menurut Rusyid, obyek pengetahuan
    wajib ada (wajibul wujud), krn itu menjadi pijakan tegaknya prinsip pengetahuan itu sendiri.
    mbregegeg ugeg-ugeg hemel-hemel sak dulito

Page 3 of 6 FirstFirst 12345 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •