Page 2 of 6 FirstFirst 1234 ... LastLast
Results 21 to 40 of 118

Thread: [islam] Dalam Islam, filsafat adalah ilmu sesat???

  1. #21
    pelanggan tetap Asum's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    1,217
    Quote Originally Posted by ndugu View Post
    Apa bedanya tuhan dengan diktator? kalo ada yang nanya, mending dibungkan dulu ya?
    Apakah saya mengatakan bahwa dalam Islam tidak boleh bertanya ?

    Banyak sekali dalil2 dari al-Qur'an yang memerintahkan manusia bertanya atau Tuhan menjawab pertanyaan2 manusia lewat nabinya.

    Dan yang saya permasalahkan adalah istilah "seni mempertanyakan" <<< berkonotasi negatif dan sudah saya jabarkan alasan2nya.

    Dan YA, tuhan itu diktator dia tidak suka dibantah dan hanya dia saja yang ingin disembah. Kekuasaan Tuhan yang absolute itulah yang membuat tuhan diktator walau tuhan memberi pilihan kepada manusia untuk ikut atau tidak ikut perintahnya, semua sudah ada balasannya masing2.

    Quote Originally Posted by ndugu
    Jika tuhan seyakin itu kalo semua perintahnya Memang demi kebaikan umatnya, kurasa tuhan tidak perlu kuatir umat2nya mempertanyakannya, maupun melarang ato mewajibkan saran2nya. Bukannya seharusnya demikian?
    Jika semua perintah dan larangan itu memang buat kebaikan umat manusia, untuk apa lagi "mempertanyakan" hal tsb ?

    Btw, saya baru tau kalo manusia bisa ngasih saran kepada tuhan, seolah ada hal yang tidak diketahui tuhan sehingga perlu menerima saran manusia.


    Itulah (mungkin) sebabnya maka filsafat haram di dalam Islam.

    Seandainya tuhan mau dengar penjelasan Adam dan Hawa dan mau melihat secara jernih duduk persoalan sebenarnya, maka tentunya Adam dan Hawa tidak akan dikeluarkan dari surga
    أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا ؟ فَإِنَّمَا شَفَاءُ الْعِيِّ السَّؤَالُ
    ”Mengapa mereka tidak bertanya jika tidak mengerti ? Sesungguhnya obat dari kebodohan adalah bertanya” (Sunan Abu Dawud no.336)

  2. #22
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    Quote Originally Posted by Asum View Post

    Itulah (mungkin) sebabnya maka filsafat haram di dalam Islam.
    Dalilnya plis... Adakah ayat Al-Qur'an atau ucapan Rasulullah sendiri yang mengharamkan filsafat??
    Jika ada maka semua sufi (filsuf islam) adalah kafir...
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  3. #23
    pelanggan tetap Asum's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    1,217
    Quote Originally Posted by Agitho_Ryuki View Post
    Dalilnya plis... Adakah ayat Al-Qur'an atau ucapan Rasulullah sendiri yang mengharamkan filsafat??
    Jika ada maka semua sufi (filsuf islam) adalah kafir...
    Nampaknya mas Agitho kurang jeli nih membaca postingan saya.

    Coba perhatikan

    Btw, saya baru tau kalo manusia bisa ngasih saran kepada tuhan, seolah ada hal yang tidak diketahui tuhan sehingga perlu menerima saran manusia.


    Itulah (mungkin) sebabnya maka filsafat haram di dalam Islam.
    Soal dalil, bukankah sudah saya kutipkan di muka tentang kewajiban mendengar dan ta'at kepada Allah SWT dan Rasul-Nya,posting #10. Apakah orang yang mempertanyakan perintah dan larangan Allah SWT dan Rasul-Nya masuk kategori ta'at ?

    Dan juga mohon dibaca kembali kisah pembangkangan Iblis ketika enggan bersujud dihadapan Adam, dan dimana Iblis berargumen bahwa dia tidak pantas sujud karena dia lebih baik dari Adam dari sisi penciptaan. <<< bentuk mempertanyakan perintah juga kan ?

    Apalagi manusia memberi saran kepada Allah SWT sesuai yang saya pahami dari rekan ndugu
    kurasa tuhan tidak perlu kuatir umat2nya mempertanyakannya, maupun melarang ato mewajibkan saran2nya.
    Maka saya katakan :
    Itulah (mungkin) sebabnya maka filsafat haram di dalam Islam.
    Kesombongan mana lagi yang lebih besar selain merasa benar di sisi Allah SWT selaku yang menciptakan makhluqnya ?

    إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّداً وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
    Sesungguhnya orang yang benar benar percaya kepada ayat ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong. (QS 32:15)

    أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا ؟ فَإِنَّمَا شَفَاءُ الْعِيِّ السَّؤَالُ
    ”Mengapa mereka tidak bertanya jika tidak mengerti ? Sesungguhnya obat dari kebodohan adalah bertanya” (Sunan Abu Dawud no.336)

  4. #24
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    Quote Originally Posted by Asum View Post
    Apakah orang yang mempertanyakan perintah dan larangan Allah SWT dan Rasul-Nya masuk kategori ta'at ?
    tergantung dari motifnya dia mempertanyakan... Apakah mempertanyakan karena maksud atau karena ingin menghindar?
    contohnya tentang sholat..
    Kenapa seh kita mesti sholat, kok repot amat??
    Kita wajib melakukan sholat baiklah kulakukan, tapi ada apa sebenarnya kita kok diwajibkan untuk sholat?
    Lihat keduanya adalah mempertanyakan.. apakah dengan mempertanyakan berarti tidak taat??

    Dan juga mohon dibaca kembali kisah pembangkangan Iblis ketika enggan bersujud dihadapan Adam, dan dimana Iblis berargumen bahwa dia tidak pantas sujud karena dia lebih baik dari Adam dari sisi penciptaan. <<< bentuk mempertanyakan perintah juga kan ?
    jelas dari motivasi Iblis mempertanyakan adalah kesombongannya dan karena dia tidak mau...

    Apalagi manusia memberi saran kepada Allah SWT sesuai yang saya pahami dari rekan ndugu


    Maka saya katakan :


    Kesombongan mana lagi yang lebih besar selain merasa benar di sisi Allah SWT selaku yang menciptakan makhluqnya ?

    إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّداً وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
    Sesungguhnya orang yang benar benar percaya kepada ayat ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong. (QS 32:15)

    kalau yang ini biarkan rekan Ndugu yang berkomentar.
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  5. #25
    Tolong masukan dari temen temen yg faham dengan falsafah :"apakah benar bahwa dalam filsafah cakupannya hanya diranah nalar dan akal manusia. Benar salah , bisa diterima atau ditolaknya argumen semata berdasarkan pertimbangan nalar dan akal manusia ?"
    Rasanya bila kita punya persepsi yg sama terhadap pertanyaan tsbt , banyak pendapat yg "kelihatannya" bersilangan bisa dijelaskan.
    ADEM_AYEM_TENTREM

  6. #26
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    Quote Originally Posted by Dadap serep View Post
    Tolong masukan dari temen temen yg faham dengan falsafah :"apakah benar bahwa dalam filsafah cakupannya hanya diranah nalar dan akal manusia. Benar salah , bisa diterima atau ditolaknya argumen semata berdasarkan pertimbangan nalar dan akal manusia ?"
    Rasanya bila kita punya persepsi yg sama terhadap pertanyaan tsbt , banyak pendapat yg "kelihatannya" bersilangan bisa dijelaskan.
    Selama ini aku cenderung ke *iya*, tapi tentu saja pasti ada juga yang menjawab *tidak*
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  7. #27
    Quote Originally Posted by Agitho_Ryuki View Post
    Selama ini aku cenderung ke *iya*, tapi tentu saja pasti ada juga yang menjawab *tidak*
    Matur nuwun mas Agith , yg "tidak" itu kira kira apalagi ya , yg jadi dasar argumentasi nya. Apakah dalam kerangka berfikir filsafati mereka percaya "wahyu" atau wangsit mas ? (Saya berpendapat fakta empiris itu masuk area nalar lho mas.)
    Atau sedang wegah menjawab. ? he he he he he he becanda saja kok , biar agak kendor sedikit mas Agith.

    Nah kalau memang demikian mas Agith , maka jelas kenapa para ulama Islam memandang Falsafah itu ilmu yg sesat.
    Karena dalam Islam salah satu rukun imannya kan Iman kepada Allah. Maka karena keimanan itu umat Islam percaya pada Rasul dan kitab kitabnya/ajarannya , dimana salah satu ayat dalam kitab itu bilang :"[20:110] Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya. .(diktum yg sama atau senada juga terdapat dalam ayat ayat lain , seperti di ayt Kursyi)
    Nah bagaimana ilmu filsafah yg mengandalkan nalar saja itu mampu menjangkau ilmu Allah spt yg dijelaskan dalam kitab pegangan ulama Islam itu ?
    Bagaimana "kebenaran" ilmu Allah bisa dibenarkan atau disalahkan oleh ilmu yg manusia tidak punya kemampuan untuk menjangkaunya itu?

    Dengan pemahaman yg demikian maka bisa dimaklumi kalau filsafah itu bisa dianggap sesat per keimanan itu . Bukan begitu mas Agith.
    Kedudukan nalar dalam agama adalah , nalar itu dipakai unjtuk memahami ajaran agama , dan yg tidak bisa dijangkau oleh nalar , itu area Allah , karena keterbatasan kemampuan manusianya.!.
    ADEM_AYEM_TENTREM

  8. #28
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    Di IAIN Sunan Kalijaga ada matakuliah Filsafat Islam. Termasuk Ilmu sesat gak neh.. Itu juga termasuk Ilmu Filsafat Loh...
    Filsafat kan ada banyak alirannya:
    Freethinker
    Apologet
    Sufi
    Rasionalim
    Naturalism
    Skeptisime
    bahkan
    Romantism
    he he he... apakah semua itu sesat??
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  9. #29
    @Agitho: lah, kan IAIN dikenal sarangnya liberalis, ya sesatlah.

    Eh, tapi jujur ya -- berfilsafat mungkin memang memperbesar peluang menjadi liberalis, agnosit, atau bahkan atheis. Makanya agak beralasan juga jika para petinggi Islam (ulama) jadinya mennyesatkan filsafat.
    Last edited by danalingga; 01-03-2011 at 11:25 AM.

  10. #30
    Quote Originally Posted by Agitho_Ryuki View Post
    Di IAIN Sunan Kalijaga ada matakuliah Filsafat Islam. Termasuk Ilmu sesat gak neh.. Itu juga termasuk Ilmu Filsafat Loh...
    Filsafat kan ada banyak alirannya:
    Freethinker
    Apologet
    Sufi
    Rasionalim
    Naturalism
    Skeptisime
    bahkan
    Romantism
    he he he... apakah semua itu sesat??
    Rasanya keynya sudah saya sampaikan to mas Agith. Apa yg mas Agith sampaikan itu , apakah semua "hanya bertumpu pada nalar" saja atau tidak ? ya kalau hanya bertumpu pada nalar saja , dan menganggap benar dan salah hanya berdasarkan itu maka berdasarkan premis bahwa (kemampuan nalar) manusia itu tidak menguasai segala (ilmu)nya , maka ya --seperti saya bilang-- adalah beralasan klo mereka menganggap itu sebagai ilmu sesat. Kalau mas Agith pakai kacamata kuning , maka benda yg berrwarna biru tidak tampak biru , tetapi hijau , warna putih jadi kekuning kuningan , itu wajar !

    Btw , sufi , falsafah ? Tasawuf maksud mas Agith ? masak sih tasawuf masuk ordo falsafah , rasanya seh --sepengetahuan saya-- mereka malah meninggalkan banyak nalar ! mereka banyak berpegang pada kata dan mata hati nurani !
    Last edited by Dadap serep; 01-03-2011 at 01:35 PM.
    ADEM_AYEM_TENTREM

  11. #31
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    Quote Originally Posted by Dadap serep View Post
    Rasanya keynya sudah saya sampaikan to mas Agith. Apa yg mas Agith sampaikan itu , apakah semua "hanya bertumpu pada nalar" saja atau tidak ? ya kalau hanya bertumpu pada nalar saja , dan menganggap benar dan salah hanya berdasarkan itu maka berdasarkan premis bahwa (kemampuan nalar) manusia itu tidak menguasai segala (ilmu)nya , maka ya --seperti saya bilang-- adalah beralasan klo mereka menganggap itu sebagai ilmu sesat. Kalau mas Agith pakai kacamata kuning , maka benda yg berrwarna biru tidak tampak biru , tetapi hijau , warna putih jadi kekuning kuningan , itu wajar !
    filsafat itu memahami sesuatu sampai dengan batasnya. Dan dalam filsafat tidak serta merta *salah* atau *benar*, tapi apa sebenernya hakekatnya itu lah yang sebenarnya akan dicari. Jika kita menggunakan kacamata hijau semua terlihat hijau, okelah demikian. Tapi tidak serta merta berhenti sampai disitu.
    Jika bro Dadap menggunakan premis bahwa (kemampuan nalar) manusia itu tidak menguasai segala (ilmu)nya untuk mendakwa sesat filsafat...
    Padahal di filsafat adalah mempelajari sesuatu sampai batasnya sehingga tak bisa dipelajari lagi..
    Btw , sufi , falsafah ? Tasawuf maksud mas Agith ? masak sih tasawuf masuk ordo falsafah , rasanya seh --sepengetahuan saya-- mereka malah meninggalkan banyak nalar ! mereka banyak berpegang pada kata dan mata hati nurani !
    Filsafat itu diartikan harfiah adalah mencintai kebijaksanaan. So kenapa tidak boleh dimasukkan dalam Filsafat? Ada yang disebut filsafat gerak. Aku lupa siapa tokohnya.. Intinya seperti ini, ketika filsuf barat kebingungan mencari "tuhan", si filsuf gerak ini hanya melakukan apa yang diperintahkan imannya.. Sehingga dia merasa menemukan "tuhan"nya yang selama itu belum ditemukan oleh filsuf barat beraliran freethinker..
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  12. #32
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    Jika filsafat adalah sesat menurut Islam,
    maka seharusnya penjelasan seseorang dibawah ini juga sesat.


    "Shalat sering dipandang hanya dalam bentuk formal ritual, mulai dari takbir, ruku' dan salam, sebuah gerakan-gerakan fisik yang terkait erat dengan tatanan fiqih. Padahal bila kita mau merenung sejenak, di dalamnya terdapat simbol hikmah yang dapat kita ambil dari postur, irama dan gerak ritmik tubuh ketika kita shalat. Mulai dari berdiri, mengucapkan takbir, ruku', menunduk, sujud hingga terakhir salam. Semuanya menjadi simbol atau perlambang dari siklus kehidupan (life cycling), yakni daur kehidupan yang dinamis.

    Dalam shalat seseorang dituntutuntuk melakukan gerak fisik. Dalam hal gerakan ini kita melihat adanya isyarat dari simbol-simbol yang terkandung dalam shalat, yaitu filsafat gerak. Seorang pribadi muslim harus bergerak dinamis, karena tidak selamanya hidup ini akan qiyam, 'berdiri', sebagai perlambang kejayaan (dewasa).

    Manusia tidak selamanya muda, berjaya dan berdiri kuat. Karena itu sesaat lagi kita harus ruku', sebagai simbol adanya saat-saat manusia mulai rapuh, umur setengah baya. tak lama kemudian, kita pun harus sujud. Hal ini pertanda manusia memasuki masa manula, tua reta, simbol kelemahan, penghujung perjalanan kehidupan dan akhirnya mau tidak mau, manusia harus mengakhiri perjalanan pendek kehidupannya dengan mengucapkan salam -- seakan-akan melambangkan akhir kehidupan itu sendiri.

    Shalat haruslah ditutup dengan salam, seakan-akan bukan hanya mengisyaratkan bahwa seorang muslim seharusnya mencintai kedamaian, menyebarkan keselamatan ke arah kanan dan kiri (sekitarnya), tapi juga memberikan isyarat hidup ini haruslah berakhir dengan hati yang damai (qalbu salim). Hati yang salim adalah hati yang merdeka, tidak lagi terpenjara oleh urusan duniawi.

    Shalat sebagai bentuk ritual, seakan-akan menggugah hati kita bersama. Bila menyembah Allah SWT saja harus dengan gerak, apalagi hidup seorang muslim tentunya dalam kondisi dan situasi apapun harus gerak pula. Sehingga dari sini memantulkan dinamika hidup. Dengan kata lain, seakan-akan tidak ada tempat bagi seorang muslim yang 'jumud', statis dan terbelenggu dalam sikap apatisme. Karena itu, bila ada shalat tanpa (hanya sedikit) gerak, dia berdiri kemudian salam, maka itulah dinamakan shalat mayit. Hal ini menjadi sebuah perlambang bahwa pribadi yang setatis -- tidak ada kreativitas gerak -- sesungguhnya sedang berada dalam kematian. "Static condition means death". kata Muhammad Iqbal.

    Manusia yang mengaku beriman saja, tidaklah sempurna keislamannya, bila tidak diikuti oleh manifestasi dalam bentuk dinamika amal shaleh. Mengaku Islam, bukan hanya dzikir dan diam di dalam Masjid, tapi harus diikuti pula nalar pikir menguak keajaiban hikmah Illahiyah, kemudian diterjemahkan dalam bentuk atau gerak yang realistik, yakni gerak prestasi hidup. Dari simbol ini, tampaklah jelas bahwa tiap muslim adalah tipikal manusia dinamis, yang bergerak terus maju, tak mau diam, selalu saja ingin berbuat sesuatu yang positif. Berpikir positif, berilmu positif dan akhirnya membuahkan karya yang positif pula.

    Shalat juga menunjukkan sikap untuk tegak berdiri menapaki kehidupan dunia nyata melalui prilaku yan jelas, terarah, dan memberikan pengaruh pada lingkungan. Sikap yang demikian, insya Allah akan menjadi upaya batin untuk mendapatkan kekuatan lahir, 'manundukan dunia' (bukan sebaliknya malah ditundukkan dan dikuasai oleh dunia), serta mampu menampilkan diri sebagai Khalifah (wakil) Allah di muka bumi ini dengan baik.

    Shalat adalah awal dari kesiapan kita untuk menerima amanah maha berat. Bagi orang yang memahami makna shalat, sesungguhnya ia akan mengejar waktu amanat tersebut, karena dengan shalat, dia menpunyai kekuatan untuk hidup melaksanakan amanat Allah; mengulurkan tangan bagi mereka yang membutuhkan pertolongan dan mengangkat derajat mereka dari kegelapan. Karena itu, wajarlah, melalui shalat ini dalam diri mereka akan muncul sikap optimis yang luar biasa."
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  13. #33
    Mas Agith dalam ajaran Islam segala ibadah itu akan bernilai ibadah kepada Allah bila ibadah itu semata karena Allah, termasuk ibadah sholat.

    Kalau karena ada manfaat dalam gerak,adanya kesiapan batin dalam mengahadapi tugas dll maka sejauh itu memang terbukti secara akal , yg itu akan berhenti sampai kepada manfaat itu.

    Mas Aqith lihat apakah tinjauan dalam artikel tersebut bertumpu pada analiasa hubungan :"niat amalan karena Allah" dengan diterimanya sholat sebagai ibadah kepada Allah ,-- manfaat dunia mungkin ya --, aspek akheratnya apakah jadi concern dlm uraian tsbt ? Rasanya tidak saya ketemukan mas Agith.
    Nah kalau ibadah sholat itu hanya dimaknai seperti yg diuraikan itu --manfaat scara nalar-- itu menurut saya tidak salah , maka --uraian yg kliatannya menurut mas Agith dianggap filsafati-- saya berpendapat itu uraian tidak sesuai dengan kaidah keeIslaman , ajaran Islam , jadi ya sesat.

    Niatan ibadah atau amalan yg hanya karena Allah lah yg men switch amalan duniawi yg dilakukan ,manjadi amalan yg juga berdampak akhirati , meskipun kita lihat secara phisik suatu amalan itu sama !

    Jadi kalau mas Agith mempsting seperti in :
    Jika filsafat adalah sesat menurut Islam,
    maka seharusnya penjelasan seseorang dibawah ini juga sesat.
    , ya jawabannya , benar , tidak sesuai dg ajaran Islam.
    ADEM_AYEM_TENTREM

  14. #34
    Quote Originally Posted by Agitho_Ryuki View Post
    filsafat itu memahami sesuatu sampai dengan batasnya. Dan dalam filsafat tidak serta merta *salah* atau *benar*, tapi apa sebenernya hakekatnya itu lah yang sebenarnya akan dicari. Jika kita menggunakan kacamata hijau semua terlihat hijau, okelah demikian. Tapi tidak serta merta berhenti sampai disitu.
    Jika bro Dadap menggunakan premis bahwa (kemampuan nalar) manusia itu tidak menguasai segala (ilmu)nya untuk mendakwa sesat filsafat...
    Padahal di filsafat adalah mempelajari sesuatu sampai batasnya sehingga tak bisa dipelajari lagi..
    Lho kan yg dimasalahkan itu kan menurut pandangan Islam to mas Agith , kalau berdasarkan , ngilmu filsafat lah yo bener ae to mas , piye to genahe ki ?

    Quote Originally Posted by "Agitho Ryuki
    Filsafat itu diartikan harfiah adalah mencintai kebijaksanaan. So kenapa tidak boleh dimasukkan dalam Filsafat? Ada yang disebut filsafat gerak. Aku lupa siapa tokohnya.. Intinya seperti ini, ketika filsuf barat kebingungan mencari "tuhan", si filsuf gerak ini hanya melakukan apa yang diperintahkan imannya.. Sehingga dia merasa menemukan "tuhan"nya yang selama itu belum ditemukan oleh filsuf barat beraliran freethinker..
    Lho lha monggo mau menemukan Tuhan , atau merasa menemukan Tuhan , sopo sing ngerti to mas Agith ? Lha yg ditemukan filsuf itu apa sama dengan Tuhan dalam konsep or yg diyakini sebagai Allah dalam Islam mas ? Ada yg bisa memvalidasi ?
    Last edited by Dadap serep; 05-03-2011 at 12:47 AM.
    ADEM_AYEM_TENTREM

  15. #35
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    Quote Originally Posted by Dadap serep View Post
    Lho kan yg dimasalahkan itu kan menurut pandangan Islam to mas Agith , kalau berdasarkan , ngilmu filsafat lah yo bener ae to mas , piye to genahe ki ?
    Lah iya kalo sesat dalilnya mana?? Filsafat secara harfiah kan cinta akan kebijaksanaan dan seorang Doktor berkata padaku filsafat hanyalah olah pikir.

    Lho lha monggo mau menemukan Tuhan , atau merasa menemukan Tuhan , sopo sing ngerti to mas Agith ? Lha yg ditemukan filsuf itu apa sama dengan Tuhan dalam konsep or yg diyakini sebagai Allah dalam Islam mas ? Ada yg bisa memvalidasi ?
    Filsuf itu macem-macem mas.. Orang ngomongin *kursi* aja pendapat dan keyakinan bisa beda-beda.
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  16. #36
    Quote Originally Posted by Agitho_Ryuki View Post
    Lah iya kalo sesat dalilnya mana?? Filsafat secara harfiah kan cinta akan kebijaksanaan dan seorang Doktor berkata padaku filsafat hanyalah olah pikir.
    Ya memang hanyalah olah pikir yg tidak menyertakan keimanan , hanya mengandalkan nalar thok mas Agith , nah rasanya sudah saya sampaikan dalilnya DISINI , monggo dibaca lagi !

    Quote Originally Posted by Agitho_Ryuki
    Filsuf itu macem-macem mas.. Orang ngomongin *kursi* aja pendapat dan keyakinan bisa beda-beda.
    Lha iya lah satu ngomong kursi malesh , untuk leyeh leyeh , satu lagi kursi menteri koalisi ya pating blasur to mas omongannya,..... satu ngalor satu ngidul satu lagi menduwur
    ADEM_AYEM_TENTREM

  17. #37
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    dimana dalilnya belum nemu tuh... Membantah ayat Al Qur'an itu tidak sama dengan *berfilsafat*, apalagi sombong. Sombong itu bukan juga berfilsafat. Berfilsafat mungkin saja bisa membantah, tapi kan tidak semua yang berfilsafat itu adalah membantah.
    Filsafat itu ibarat alat...
    Karenanya ada filsuf mengatakan:
    "pemikiran-pemikiran yang agung bisa membawa kita ke kebenaran yang agung tapi juga bisa membawa kita ke kesesatan yang agung".
    Kalau aku berfikir, tidak ada alasan bagi kita untuk mengharamkan filsafat, ibarat pisau, bukan pisau yang diharamkan tapi *menggunakan pisau untuk membunuh orang* itu yang diharamkan.
    Apakah iya, kita akan mengharamkan filsafat yang menggunakan Ayat Qur'an sebagai dasar filosofisnya???
    Last edited by Agitho_Ryuki; 09-03-2011 at 09:09 PM.
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  18. #38
    pelanggan tetap Asum's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    1,217
    Quote Originally Posted by Agitho_Ryuki View Post
    Apakah iya, kita akan mengharamkan filsafat yang menggunakan Ayat Qur'an sebagai dasar filosofisnya???
    Nah ini dia, ada baiknya diberikan contoh implementasi filsafat dalam Islam tsb
    أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا ؟ فَإِنَّمَا شَفَاءُ الْعِيِّ السَّؤَالُ
    ”Mengapa mereka tidak bertanya jika tidak mengerti ? Sesungguhnya obat dari kebodohan adalah bertanya” (Sunan Abu Dawud no.336)

  19. #39
    pelanggan setia Agitho_Ryuki's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    mBantul, Ngayogyokarto, Hadiningrat
    Posts
    2,517
    Mudah saja, filsuf yang sangat dibanggakan oleh kaum muslimin. Filsafatnya Ibnu Sina.. Silahkan baca sendiri..
    Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!

  20. #40
    pelanggan tetap Asum's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    1,217
    yang anda akan bahas tsb soal bidang kedokteran Ibnu Sina atau soal filsafat Ibnu Sina ?

    Atau anda akan katakan bahwa kesuksesan beliau dalam bidang kedokteran karena filsafat ?

    Lagi-lagi asal stempel dong, maka orang boleh berkata itu bukan filsafat tetapi kemampuan manusia untuk mengolah pikirannya. Sejak kapan manusia memiliki kemampuan olah pikiran ? sejak dia lahir didunia dengan diberi kelebihan akal oleh Allah SWT, dan bukan sejak tercatatnya Socrates sebagai filsuf tertua ...


    Nah, sekarang bisa gak anda berikan contoh nyata filsafat dalam agama Islam. Inget loh dalam agama Islam dan BUKAN dalam orang-orang Islam.
    أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا ؟ فَإِنَّمَا شَفَاءُ الْعِيِّ السَّؤَالُ
    ”Mengapa mereka tidak bertanya jika tidak mengerti ? Sesungguhnya obat dari kebodohan adalah bertanya” (Sunan Abu Dawud no.336)

Page 2 of 6 FirstFirst 1234 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •