Page 1 of 2 12 LastLast
Results 1 to 20 of 33

Thread: Ada apa dengan pendidikan dasar?

  1. #1
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544

    Ada apa dengan pendidikan dasar?

    akan banyak jawaban... tapi apa sabenarnya penekanan dari pendidikan itu sendiri?

    kemarin saya dan teman2 berkumpul, salah satunya membicarakan hal ini. apa sebenarnya yang penting ditanamkan pada anak usia dasar? pengembangan karakter? kemampuan kognitif? afektif psikomotorik?
    lalu apa yang menjadikan seorang anak berhasil di masa depan?
    ketika nilai akademisnya paling tinggi?
    atau ketika dia bisa berempati pada sesamanya?
    ketika anak mampu memecahkan masalah dan meneruskan pengetahuannya bagi orang lain?
    bisa jadi kriteria berhasil ini berbeda bagi satu orang dengan orang lainnya, sehingga penekanan pendidikan dasarpun berbeda.

    agak oot dikit, saya pernah tinggal di lingkungan orang-orang yang ketika tua pun malas, meresahkan orang lain. beberapa bahkan masuk ranah hukum. ternyata, teman saya yang lain tinggal di lingkungan seperti itu saat ini. dimana kekerasan verbal terjadi setiap hari, ketika orang tua yang menelantarkan anak bahkan sampai menyakiti anak terpampang jelas di depan mata.
    bagaimana membentengi anak dan membekali anak menghadapi dunia yang tidak steril ini?
    mengapa ada manusia-manusia yang akhirnya malah memberatkan orang lain?

    dari sini aku kembali cari jawaban. kenapa aku seperti sekarang ini. akupun dulu hidup di dunia yang tidak steril. nilai apa yang ditanamkan orang tuaku dulu?
    satu hal yang pasti, orang tua selalu memupuk kepercayaan diri. Orang tua menjelaskan alasan manusia hidup, yaitu memberi manfaat bagi diri sendiri dan orang lain (serta nilai lainnya). Penanaman karakter selalu menjadi agenda rutin.
    Bagaimana anak-anak lain yang tidak seberuntung saya didampingi orang tua, dimana mereka mendapatkan penanaman karakter?
    Adakah peran sekolah sebagai lembaga pendidikan menanamkan nilai-nilai baik bagi anak?

    Hasil diskusi, ternyata penanaman karakter di sekolah ini menjadi tersisihkan akibat beberapa hal diantaranya:
    1. Tidak adanya tujuan yang jelas atau adanya perbedaan tujuan pendidikan dasar.

    2. beban kurikulum yang terlalu berat bagi murid dan guru

    Beberapa sekolah yang mencoba menitik beratkan karakter sering kali terlihat tidak berprestasi (secara akademik), hal ini disebabkan penilaian baik tidaknya sekolah dari capaian nilai akademis.adanya UN menambah beban sekolah dalam mencapai tujuan. Sedangkan para pendidik yang idealispun kadang terpaksa mengikuti arus, karena mereka mengejar kewajiban capaian kurikulum.

    Lalu bagaimana?
    Kalau bicara pendidikan rumah yang utama bagi anak usia dasar, itu tidak perlu disangkal. Tapi bagaimana peran sekolah sendiri? Sebenarnya ada tidak peran sekolah menanamkan karakter pada anak?
    Memungkinkan tidak, dengan kondisi saat ini guru bisa memperhatikan seluruh anak, mendidik (bukan sekedar mengajar) di dalam kelas?

    Kegalauan ini sepertinya yang menjadikan beberapa teman saya memilih homeschooling, tidak mempercayakan pendidikan anak pada lembaga pendidikan formal.

  2. #2
    pelanggan setia Yuki's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    Buitenzorg
    Posts
    6,366
    sebenarnya tergantung pada sistem yg berlaku, yaitu kurikulumnya

    "celakanya" di negara ini selalu setiap ganti menteri/ganti rezim ganti kurikulum, selalu mementingkan ego masing-masing rezim, "sekarang rezim saya, kurikulumnya pun harus diganti menjadi kurikulum saya" tanpa melihat dengan hati bagaimana membuat kurikulum yg efisien, tepat guna dan sesuai dengan kebutuhan zaman, peserta didik dan pendidik serta institusinya.

    pendidikan dasar, berarti ruang lingkup SD, seyogianya untuk SD dari kelas 1 hingga kelas 3 itu yg ditanamkan adalah pendidikan moral terlebih dahulu, agar anak memiliki fondasi moral mulia sehingga begitu menyerap ilmu-ilmu kognitif mereka bisa menyelaraskannya dengan fondasi moral yg sudah dibentuk. Untuk perhitungan hendaknya yg sederhana saja dulu penjumlahan dan pengurangan, perkalian jangan yg rumit-rumit, sampe kepala 3 saja sudah cukup, tidak perlu memelajari bahasa asing dan komputerisasi terlebih dahulu.

    nah bagitu masuk ke kelas 4 barulah ilmu-ilmu kognitif mulai banyak diberikan, matematika naikkan levelnya, mulai belajar bahasa asing, dimulai pemelajaran menggunakan komputer.

    lalu mengenai ujian akhir, untuk tahap pendidikan dasar, sebaiknya diserahkan saja kepada institusi pendidikan masing-masing, dengan begitu pendidik dapat lebih bisa mengukur dan mengetahui sejauh mana penyerapan ilmu oleh peserta didik, dengan cara pembuatan soal diserahkan oleh sekolah, karena para pendidik di situlah yg benar-benar paham seperti apa karakteristik peserta didik yg ada di sekolah tsb

    untuk pendidikan menengah dan selanjutnya atas, idenya bisa terus berkembang, tapi yg didiskusikan pendidikan dasar kan?
    Last edited by Yuki; 15-12-2014 at 02:58 PM.
    CURE SUNSHINE WA KAKKOSUGIRU.

  3. #3
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Kalo seinget gw sih dulu waktu menjalani pendidikan dasar, sistem pendidikannya lebih kayak kuis. Siapa yg menjawab sesuai dgn jawaban yang diinginkan guru ato buku, maka dapet poin. Jawaban harus persis sama. Gw digenjot terus ngapalin nama titik2 di peta, bahkan rumus pascal gw ud dapet di smp. Dari situ kita ud ga pnya waktu memikirkan kreatifitas.

    Untuk kreatifitas hanya dijatahi dalam pelajaran2 yg dianggap ga penting seperti pelajaran menggambar atau prakarya. Bahkan ketika pelajaran seni suara atau menyanyi pun kita disuruh menghafal.

    Maka ketika tua, kita kagak kreatip lagih. Itu kenapa mentri susi similikiti bisa sukses ketika cabut dari bangku sekolahan. Otak kreatipnya berkembang.

  4. #4
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    sebagai orang tua, mari kita hilangkan dulu Ambisi-
    Ambisi kita yang hendak kita bebankan kepada anak
    anak kita
    "And this world of armchair bloggers who created a generation of critics instead of leaders, I'm actually doing something. Right here, right now. For the city. For my country. And I'm not doing it alone. You're damn right I'm the hero."

    --Oliver Queen (Smallville)

  5. #5
    pelanggan setia mbok jamu's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    3,417
    Quote Originally Posted by ndableg View Post
    Kalo seinget gw sih dulu waktu menjalani pendidikan dasar, sistem pendidikannya lebih kayak kuis. Siapa yg menjawab sesuai dgn jawaban yang diinginkan guru ato buku, maka dapet poin. Jawaban harus persis sama. Gw digenjot terus ngapalin nama titik2 di peta, bahkan rumus pascal gw ud dapet di smp. Dari situ kita ud ga pnya waktu memikirkan kreatifitas.

    Untuk kreatifitas hanya dijatahi dalam pelajaran2 yg dianggap ga penting seperti pelajaran menggambar atau prakarya. Bahkan ketika pelajaran seni suara atau menyanyi pun kita disuruh menghafal.

    Maka ketika tua, kita kagak kreatip lagih. Itu kenapa mentri susi similikiti bisa sukses ketika cabut dari bangku sekolahan. Otak kreatipnya berkembang.


    Kalau takut cabut dari sekolah, anak itu jangan dilarang untuk kreatip. Biarkan ide-idenya berkembang, biarkan jadi anak yang kreatip, biarkan tumbuh jadi kembang di antara kambing, ndak perlu juara karena jago menghapal, yang penting tiap tahun naik kelas.
    "The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain

  6. #6
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544
    ambisi-ambisi itu ada di kurikulum om, orang tua yang ga paham ngikutin ambisi kurikulum (yang ada)

    temanku waktu itu cerita, chan, sekolah-sekolah "idealis" ini kadang di banyak kasus kalah secara akademis dari sekolah negeri top, karena mereka ga mau dikekang kurikulum yang ada.
    maka itu seperti ditulis di atas, lho memang anak sukses dilihat dari apa? nilai akademisnya?

    kurikulum yang baru awalnya saya rasa punya niat bagus ya, penilaian tidak lagi sekedar akademik. tapi untuk itu dituntut guru-guru yang lebih peka terhadap anak, prasarana mendukung, manajerial sekolah yang baik.
    adakah? sayang akhirnya banyak yang teriak, kecuali yang memang benar-benar siap.
    akhirnya balik lagi.

    secara subjektif, sejujurnya saya punya harapan sendiri terhadap pendidikan dasar. sangat prihatin dengan kondisi yang ada. ga cuma negeri, swasta juga banyak yang ga pas sama saya secara pribadi.
    banyak orang tua, pada memiliki paradigma sukses = nilai bagus, APAPUN caranya.
    apakah penanaman karakter menjadi porsi perhatian penting?
    ...bersama kesusahan ada kemudahan...

    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n

    My Little Journey to India

  7. #7
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544
    beberapa kejadian, di sekolah negeri, anak kelas satu sd ngomongnya "eh njing, dari mana aja lo. sompret" ngomong gitu santai.
    kata temanku yang juga guru, itu karena guru-gurunya juga kasar.
    di sekolah swasta yang kelasnya agak menengah, yang diomongin gonta ganti sepatu, tas baru dan liburan ke luar negeri.
    ...bersama kesusahan ada kemudahan...

    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n

    My Little Journey to India

  8. #8
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    sebenarnya harus dirumuskan dulu, capaian apa yang
    hendak kita dapatkan dari program pendidikan di Indo
    nesia?

    apakah yang bisa bersaing dengan lulusan-lulusan dari
    India? kalau cuma itu sih gw yakin Indonesia ngga ka
    lah, cuma memang sebagai bukan negara commonwealth
    jelas kita kalah akses dibanding India.

    Jumlah dan kualitas dunia akademis di Indonesia? itu
    sih bukan bagian dari program pendidikan dasar. Bagai
    mana membangung iklim dunia akademis dan riset ilmiah
    yang mendukung, itulah caranya.

    Kreativitas ala Ibu Susi, Om Bob? itu sih 1 dari sejuta
    orang, ngga bisa jadi acuan, sama halnya dengan 10 me
    dali emas olimpiade Sains bukan gambaran bagusnya du
    nia pendidikan di Indonesia.

    Apa sih yang kita sebagai orang tua inginkan dapat dica
    pai oleh anak kita? Sepertinya wejangan Krishna kepada
    Guru Drona sudah cukup jelas, ngga beda dengan artikel
    nya Rheinald Kasali tentang tantangan yang sehat bagi
    anak

    Masalahnya, bisa tidak telinga kita tidak panas mendengar
    cibiran wali murid lain membanggakan prestasi akademis
    anaknya yang lebih baik daripada anak kita ?
    "And this world of armchair bloggers who created a generation of critics instead of leaders, I'm actually doing something. Right here, right now. For the city. For my country. And I'm not doing it alone. You're damn right I'm the hero."

    --Oliver Queen (Smallville)

  9. #9
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Quote Originally Posted by Ronggolawe View Post
    Kreativitas ala Ibu Susi, Om Bob? itu sih 1 dari sejuta
    orang
    Ya memang ga banyak yg bisa sadar dari pengaruh cuci otak!
    Kek film apa tuh.. the giver ato divergent gitu?

  10. #10
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    kekeke... point nya kan bukan jadi CEO dengan aset
    puluhan atau ratusan milyar... menjadi CEO dari se
    buah warung makan dengan omset 1jt semalam saja
    sudah bagus kok...

    We learn and we work to better ourselves, not to get
    paid 9 figures minimum
    "And this world of armchair bloggers who created a generation of critics instead of leaders, I'm actually doing something. Right here, right now. For the city. For my country. And I'm not doing it alone. You're damn right I'm the hero."

    --Oliver Queen (Smallville)

  11. #11
    pelanggan setia Yuki's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    Buitenzorg
    Posts
    6,366
    sebenarnya harus dirumuskan dulu, capaian apa yang hendak kita dapatkan dari program pendidikan di Indonesia
    menciptakan individu-individu yg baik dan berilmu yg dapat bermanfaat bagi masyarakat

    individu yg baik tapi tidak berilmu, percuma hanya akan menjadi individu yg lemah walaupun tidak berbuat buruk tapi tidak dapat mengubah segala sesuatu yg menyimpang di lingkungannya dan dunia

    individu yg berilmu tapi tidak baik, percuma hanya akan menjadi penjahat korupsi suap menyuap yg menghalalkan segala cara dan atau memiliki attitude ucapan tindakan yg buruk menghina menghujat mengejek menyindir dan lain sebagainya

    individu yg berilmu pun apabila ilmunya tidak memiliki manfaat bagi masyarakat juga percuma, atau dia tidak menggunakan ilmunya untuk kemashalatan masyarakat juga percuma

    masa pendidikan dasar adalah masa di mana seorang peserta didik akan mulai bisa mengetahui dan membedakan mana yg baik dan mana yg buruk, tugas pendidik lah yg harus mendorong agar peserta didik memilih kebaikan, bukannya keburukan

    di samping itu juga tidak kalah penting peran dari keluarganya itu sendiri, sebelum memasuki jenjang pendidikan formal, adalah peran keluarga ayah ibu dan saudaranya lah sebagai pendidikan informal untuk menanamkan budi pekerti kepada sang anak, salah satunya adalah sikap dari ayah ibu saudaranya itu sendiri, karena sang anak pasti cepat atau lambat akan meniru segala macam attitude yg diperlihatkan oleh anggota keluarganya
    CURE SUNSHINE WA KAKKOSUGIRU.

  12. #12
    tsu's Avatar
    Join Date
    Aug 2011
    Location
    Rainbow Trout
    Posts
    5,365
    IMHO sih pendidikan dasar kita kurang mengajarkan moral dan tata krama
    ibarat pedang, pendidikan kita (dasar dan lanjutan) itu cuman ngasah bilah pedang (ilmu) nya doang, tanpa memikirkan bagaimana membuat gagang (moral) nya

    hasil nya ? banyak anak ignorant

  13. #13
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544
    yang menjadi pertanyaan lanjutan, bagaimana caranya agar anak memiliki moral yang baik sekaligus berilmu yang bermanfaat.
    ...bersama kesusahan ada kemudahan...

    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n

    My Little Journey to India

  14. #14
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    Ya dari batita, dan tanggung jawab orang tuanya untuk
    mengajarkan dan memberi teladan. Misalnya kalau berani
    bercarut, langsung dicabe kutu mulutnya
    "And this world of armchair bloggers who created a generation of critics instead of leaders, I'm actually doing something. Right here, right now. For the city. For my country. And I'm not doing it alone. You're damn right I'm the hero."

    --Oliver Queen (Smallville)

  15. #15
    tsu's Avatar
    Join Date
    Aug 2011
    Location
    Rainbow Trout
    Posts
    5,365
    moral bagus ?

    ajarkan hidup berkomunitas dengan baik, nggak usah muluk2 ngajarkan ilmu serem2 sebangsa matematik ke anak2 kecil
    ajarkan aja membersihkan WC bersama, antri, olahraga bersama, jalan (litteraly walking) mengenal lingkungan, pergi ke alam bebas
    gitu aja

    di Indonesia, pengalaman2 seperti itu hanya diajarkan di sekolah2 ekslusif, sayangnya endingya ya sama aja jadinya si anak snob abis, karena sekolahnya ekslusif

  16. #16
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    Ponakan saya tuh, kalo udah kelewatan, diancam dicabe mulutnya. Belum juga cabenya dibikin dia udah nangis duluan ::elaugh:
    Tapi kesian euy, trauma ntar jadi pas gede nggak bisa makan nasi padang.
    There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.

    Everyone wants happiness, no one wants pain.

    But you can't make a rainbow without a little rain.

  17. #17
    tsu's Avatar
    Join Date
    Aug 2011
    Location
    Rainbow Trout
    Posts
    5,365
    sebisa mungkin jangan pakai kekerasan lah, bisa trauma batin dan gede na jadi tukang bully

    isi masa kecil dengan bahagia dan aturan yang menyenangkan, menghukum itu perlu tapi sertai dengan penjelasan

    ---------- Post Merged at 05:44 PM ----------

    sebisa mungkin jangan pakai kekerasan lah, bisa trauma batin dan gede na jadi tukang bully

    isi masa kecil dengan bahagia dan aturan yang menyenangkan, menghukum itu perlu tapi sertai dengan penjelasan

  18. #18
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    Quote Originally Posted by tuscany View Post
    Ponakan saya tuh, kalo udah kelewatan, diancam dicabe mulutnya. Belum juga cabenya dibikin dia udah nangis duluan ::elaugh:
    Tapi kesian euy, trauma ntar jadi pas gede nggak bisa makan nasi padang.
    kekeke.... sampai sekarang gw ngga pernah ada ma
    salah dengan masakan padang yang pedas

    ---------- Post Merged at 06:34 PM ----------

    Quote Originally Posted by tsu View Post
    sebisa mungkin jangan pakai kekerasan lah, bisa trauma batin dan gede na jadi tukang bully

    isi masa kecil dengan bahagia dan aturan yang menyenangkan, menghukum itu perlu tapi sertai dengan penjelasan

    ---------- Post Merged at 05:44 PM ----------

    sebisa mungkin jangan pakai kekerasan lah, bisa trauma batin dan gede na jadi tukang bully

    isi masa kecil dengan bahagia dan aturan yang menyenangkan, menghukum itu perlu tapi sertai dengan penjelasan
    yang ada sih gw membully para jombloers
    "And this world of armchair bloggers who created a generation of critics instead of leaders, I'm actually doing something. Right here, right now. For the city. For my country. And I'm not doing it alone. You're damn right I'm the hero."

    --Oliver Queen (Smallville)

  19. #19
    pelanggan setia mbok jamu's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    3,417
    Quote Originally Posted by Ronggolawe View Post
    We learn and we work to better ourselves, not to get
    paid 9 figures minimum
    Better is an adjective (kata sifat) not a verb (kata kerja)

    We learn and work to improve ourselves atau We learn and work to be better people.
    "The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain

  20. #20
    pelanggan setia Yuki's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    Buitenzorg
    Posts
    6,366
    ^
    tinggal ganti kata to nya menjadi for aja kan?
    CURE SUNSHINE WA KAKKOSUGIRU.

Page 1 of 2 12 LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •