akan banyak jawaban... tapi apa sabenarnya penekanan dari pendidikan itu sendiri?

kemarin saya dan teman2 berkumpul, salah satunya membicarakan hal ini. apa sebenarnya yang penting ditanamkan pada anak usia dasar? pengembangan karakter? kemampuan kognitif? afektif psikomotorik?
lalu apa yang menjadikan seorang anak berhasil di masa depan?
ketika nilai akademisnya paling tinggi?
atau ketika dia bisa berempati pada sesamanya?
ketika anak mampu memecahkan masalah dan meneruskan pengetahuannya bagi orang lain?
bisa jadi kriteria berhasil ini berbeda bagi satu orang dengan orang lainnya, sehingga penekanan pendidikan dasarpun berbeda.

agak oot dikit, saya pernah tinggal di lingkungan orang-orang yang ketika tua pun malas, meresahkan orang lain. beberapa bahkan masuk ranah hukum. ternyata, teman saya yang lain tinggal di lingkungan seperti itu saat ini. dimana kekerasan verbal terjadi setiap hari, ketika orang tua yang menelantarkan anak bahkan sampai menyakiti anak terpampang jelas di depan mata.
bagaimana membentengi anak dan membekali anak menghadapi dunia yang tidak steril ini?
mengapa ada manusia-manusia yang akhirnya malah memberatkan orang lain?

dari sini aku kembali cari jawaban. kenapa aku seperti sekarang ini. akupun dulu hidup di dunia yang tidak steril. nilai apa yang ditanamkan orang tuaku dulu?
satu hal yang pasti, orang tua selalu memupuk kepercayaan diri. Orang tua menjelaskan alasan manusia hidup, yaitu memberi manfaat bagi diri sendiri dan orang lain (serta nilai lainnya). Penanaman karakter selalu menjadi agenda rutin.
Bagaimana anak-anak lain yang tidak seberuntung saya didampingi orang tua, dimana mereka mendapatkan penanaman karakter?
Adakah peran sekolah sebagai lembaga pendidikan menanamkan nilai-nilai baik bagi anak?

Hasil diskusi, ternyata penanaman karakter di sekolah ini menjadi tersisihkan akibat beberapa hal diantaranya:
1. Tidak adanya tujuan yang jelas atau adanya perbedaan tujuan pendidikan dasar.

2. beban kurikulum yang terlalu berat bagi murid dan guru

Beberapa sekolah yang mencoba menitik beratkan karakter sering kali terlihat tidak berprestasi (secara akademik), hal ini disebabkan penilaian baik tidaknya sekolah dari capaian nilai akademis.adanya UN menambah beban sekolah dalam mencapai tujuan. Sedangkan para pendidik yang idealispun kadang terpaksa mengikuti arus, karena mereka mengejar kewajiban capaian kurikulum.

Lalu bagaimana?
Kalau bicara pendidikan rumah yang utama bagi anak usia dasar, itu tidak perlu disangkal. Tapi bagaimana peran sekolah sendiri? Sebenarnya ada tidak peran sekolah menanamkan karakter pada anak?
Memungkinkan tidak, dengan kondisi saat ini guru bisa memperhatikan seluruh anak, mendidik (bukan sekedar mengajar) di dalam kelas?

Kegalauan ini sepertinya yang menjadikan beberapa teman saya memilih homeschooling, tidak mempercayakan pendidikan anak pada lembaga pendidikan formal.