MUI Kembali tegaskan Larangan Ucapan Selamat Natal

[purpose]

Menjelang Hari Natal, Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali mengimbau masyarakat terutama umat Muslim agar menjaga kerukunan. Sikap toleran harus ditunjukkan dengan tidak mengganggu perayaan Natal.
“Ya kalau soal Natal, MUI mengimbau agar umat Islam tidak mengikuti ritual Natal. Tetapi harus menjaga kerukunan dan toleransi,” kata Ketua MUI Pusat Bidang Fatwa Ma’ruf Amin di Kantor LPPOM MUI, Jalan Proklamasi No 51 Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/12/2012).
Larangan umat Islam tidak boleh mengikuti ritual Natal, jelas dia, telah tercantum dalam fatwa MUI. Begitu pula dengan ucapan selamat Natal.
“Haram untuk mengikuti ritualnya. Ucapan selamat Natal tetap salah, ya pas Tahun Baru sajalah,” ujar Ma’ruf, sebagaimana dikutip Liputan 6.
Fatwa MUI itu dikeluarkan pada 1981 era kepemimpinan Prof Dr Buya Hamka. Isinya fokus pada haramnya mengikuti perayaan dan kegiatan Natal, serta agar umat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Oleh karena itu, di dalam hari-hari perayaan Natal yang dijalankan umat Kristen, umat Islam cukup memberikan sikap toleran. Yakni dengan membiarkan umat Kristen merayakannya dan tidak mengganggunya.

belom bisa kasih link, kalau mau saya PM aja sumbernya

[Alip]

... dan saya-pun kembali menegaskan akan mengucapkan selamat natal kepada saudara-saudara saya Kristiani ...

[tsu]

hampir separuh dari keluarga saya dari pihak ibu adalah kristiani, dan setiap 25 desember kita selalu silaturahmi ke mereka
karena juga banyak eyang2 yang harus saya sungkem

sudah kewajiban yang muda untuk sungkem terhadap yang tua, dan kebetulan momen 25 desember pas banget
so.... why not ?

[noodles maniac]

Fatwa MUI itu dikeluarkan pada 1981 era kepemimpinan Prof Dr Buya Hamka. Isinya fokus pada haramnya mengikuti perayaan dan kegiatan Natal, serta agar umat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Lah? Buya Hamka gak nyebut-nyebut soal larangan mengucapkan natal tuh?

[tuscany]

Saya udah ngucap selamat natal ke beberapa orang nih, dan akan makin banyak aja nanti

[serendipity]

pernah gw semobil ama temen kantor, dan dia terang-terangan gak mau ngasih ucapan selamat natal karna menurut dia haram. Seriously, gw gak ngarep juga.

Selama ini entah mereka lebaran atau ngerayain apapun gw ucapin selamat aja, sebodo teuing mereka mau ngasih ucapan balik apa enggak

[AsLan]

Thx untuk ucapannya.

Di beberapa aliran kristen juga ada yg sangat ekstrim dalam menyikapi agama lain seperti misalnya gak boleh menginjakkan kaki di vihara atau klenteng...

[eve]

Bagi kaum kristiani, seberapa penting sih ucaapan selamat natal dan tahun baru?

Gw besar di keluarga yang gak romantis, gak ada ucapan2 baik ultah, selamat ini, selamat itu, ngerayain ini itu.... Jadi gw sih biasa gak ngucapin...

Ngucapin selamat ultah atau dll juga kalau pas kepasan aja...

[serendipity]

^ itu kan cuma masalah inget apa enggak. Beda halnya dengan masalah pengen ucapin tapi ada yg ngelarang. Gw sih bisa liat mana yg tulus apa enggak.

Pernah soalnya ada kenalan gw mau ngucapin selamat... tp dia cuma bilang "selamat ya, selamat hari raya".. ya bilang makasih donk kakak. Gak berapa lama kemudian ada yang nyeletuk ke dia bilang " kalo mau ngucapin yang jelas, jangan setengah2" -> padahal yg ngucapin kaya gitu ya kaum muslim juga

BTW temen gw yang NU bilang dia gak masalah ngucapin, dan gw sih seneng aja. Artinya dia ngerti etika dalam bersosialisasi. No offense

o iya makasih buat kakak Alip yg ngucapin

[Agitho_Ryuki]

Buat temen-temen Nasrani, selamat hari raya natal ya....

[noodles maniac]

Buat temen-temen Nasrani, selamat hari raya natal ya....

Belommmmmmm, masih tanggal 23 [MENTION=35]Agitho_Ryuki[/MENTION]

[AsLan]

Bagi kaum kristiani, seberapa penting sih ucaapan selamat natal dan tahun baru?

Gw besar di keluarga yang gak romantis, gak ada ucapan2 baik ultah, selamat ini, selamat itu, ngerayain ini itu.... Jadi gw sih biasa gak ngucapin...

Ngucapin selamat ultah atau dll juga kalau pas kepasan aja...

Bukan ucapannya yg penting, tapi sikap bersahabatnya.
Misalnya aya ultah, temen2 gak ada yg nylametin karena dilarang oleh pak guru "pokoknya kalo si aya ultah, gak ada yg boleh kasi ucapan selamat..."
Sedih juga kan kalo begitu.

Kalo masalah ibadahnya sudah jelas lah itu urusan masing2 pemeluknya, misalnya malam lebaran kan gw gak ikut sholat ied, tapi besoknya ikut2an maaf2an, ikutan nyomot kue dll....

[BundaNa]

^kalau itu masalah keyakinan gimana? ada ketetapan yang diyakini sebagian muslim (artinya ada kekuatan hukumnya)

[Alip]

^kalau begitu, Bun, dia bisa bilang langsung ke temen-temen Kristiani bahwa dia tidak bisa mengucapkan selamat natal, tapi itu tidak menunjukkan bahwa dia tidak perhatian atau membenci teman-temannya itu. Kalau dalam hubungan pertemanan yang baik, kedua belah pihak pasti bisa menerima dengan baik.

Yang paling mudah justru kalau yang bersangkutan memelihara sikap apriori, antipati, atau malah kebencian terhadap penganut agama lain... karena dia tidak akan punya teman dari agama lain dan tidak ada yang bisa diselamati

[BundaNa]

saya punya saudara2 kristiani juga, tapi kog yang printil2 begini kog gak pernah jadi masalah ya...ada cara lain menunjukkan toleransi, saya juga ga menuntut ini itu sama saudara kristiani saya, yg penting saling toleransi kan? ya sudah

yang ribut itu yang sok merasa saling paling benar...jadinya ya gitu, polemik ga jelas

Kalau om alip merasa itu gak apa2 ya monggo, ga perlu menghina yang ga mau melaksanakan apa yang om alip yakini. Santai aja kali

[purba]

Hehehe.. ribed..

Sebagian muslim bilang ngucapin selamat natal haram, sebagian lagi bilang boleh. Padahal muslim-muslim tsb punya sumber ajaran yg sama, Quran. Mosok produk tuhan memberikan pemahaman yg ambigu? Dimana sirotol mustakim-nya? Dimana al-furqon-nya?

[Alip]

[MENTION=16]BundaNa[/MENTION]
Yang merasa diri benar sendiri itu khan cuma Eyang Purba, Bun...

Saya nggak menghina yang mengharamkan 'kan?
Di kantor dan lingkungan saya sendiri juga ada yang mengambil sikap pengharaman itu dan saya memahami latar belakang pemikirannya. Yang saya maksud dari paragraf terakhir tulisan saya di atas justru seperti yang Bunda maksud, jika sudah punya ketetapan sendiri, janganlah merendahkan orang yang punya ketetapan lain. Jangan sampai sikap pengharaman itu meleset dari tujuan utama-nya untuk memelihara akidah menjadi penyuburan sikap kebencian dan antipati terhadap agama lain ...

[pasingsingan]

[MENTION=101]purba[/MENTION], pemahaman manusia yng ambigu, dan itu wajar
klo bisa seragam semua kan selesai seluruh persoalan

klo gw seh gak usah gubris fatwa yng model kyk gitu
faktanya, kita hidup di masyarakat yng plural
jd, terlalu naif klo persoalan memberikan ucapan selamat
kpd sesama umat manusia dapat mendatangkan kemudharatan

[choodee]

Tiap tahun menjelang natal iniii terus problemnua

Toh NU sama Quraish Shihab ngebolehin kan, ga papa nanti mreka yg tanggung jawab di akhirat

[pasingsingan]

[MENTION=449]choodee[/MENTION], kadang memang umat islam sendiri yng suka bikin ribed dirinya