Page 1 of 3 123 LastLast
Results 1 to 20 of 51

Thread: Usia Masuk SD

  1. #1
    pelanggan setia eve's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    4,118

    Usia Masuk SD

    Tahun ini aulia masuk kelas Tk A (Tk kecil), umur 4.5th. tahun depan udah 5,5th. awalnya sih saya gak ada rencana mau masukin sd cepat2, sesuai alur saja. tapi kemaren kakak ipar nanyain aulia mau dimasukin SD kapan, tahun depan (5,5th) atau tahun depannya lagi (6,5).

    kalau masuk sd 6,5 th, lulus SMA ntar umur udah 18,5th (Sd 6 th, SMp 3 th, SMA 3 th), menurut kakak ipar ketuaan ntar lulus sma nya, secara kami lulus sma nya 17th.. (saya pas, lebih sebulan). ponakan hanya 3bulan lebih tua dari aulia, jadi bisa dibilang mereka sebaya lah...

    saya jadi ikutan mikir.. iya ya... apalagi aulia sudah mulai lancar mengenal angka dan huruf. sudah akrab denga ballpoin dan buku/kertas. dan sudah rajin tanya2 tentang abjad...

    menurut kopmayers gemana? butuh saran nih.... terimakasih sebelumnya..

  2. #2
    Barista lily's Avatar
    Join Date
    May 2012
    Location
    a place called home
    Posts
    12,753
    Wih saya dulu lulus SMA 18 taon kayanya

    O ini masuk SD kelas 1 juga baru 6 taon lebi. Lulus SMA usia 18 taon ya.

    Kalo menurut saya , kalo emang dari segala segi dirasa cukup , dimasukin aja ke SD. Ditambah kalo emang sekolah udah mo terima. Biasanya SD harus 6 ato 7 taon rasanya.
    - I'm such a very lucky woman and have a very lucky life -

  3. #3
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    SD Negeri memprioritaskan anak Usia 7thn dibanding
    usia 6thn apalagi 5,5thn... Lagian apa perlu nya lulus
    SMA usia 17 atau 18 atau 19 atau 20 sekalipun, yang
    pentingkan bisa kuliah dengan baik di kampus yang
    tepat lalu setelah itu bisa berkarya yang bermanfaat.

    Jaman gw dulu ada mahasiswa seangkatan yang usia
    Masuknya 15thn.... Biasa saja
    "And this world of armchair bloggers who created a generation of critics instead of leaders, I'm actually doing something. Right here, right now. For the city. For my country. And I'm not doing it alone. You're damn right I'm the hero."

    --Oliver Queen (Smallville)

  4. #4
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544
    aku malah ga mau masukin hegel sd cepet2. dia udah bisa baca (baca buku mulu sekarang), udah bisa ngaji, dst dst. tapi nggak lah kasihan anaknya. waktunya main ya main, kalau sudah sd pelajaran lebih serius.
    kesuksesan anak bukan dari umur berapa dia lulus sma, tapi apakah dia bisa menikmati hidupnya, mencintai pilihannya, menghargai setiap proses pendewasaannya.

    pembandingnya, adikku sd umur 5.5 tahun. kecepatan sih, itu juga masuk swasta. kalau negeri ga diterima. anaknya sih sepertinya fine2 aja, secara mental dari awal dia emang lebih serius dari anakku.

    tapi kembali ke ortunya, intinya jangan memaksakan.kenali anak kita sendiri, jangan ikut2an. tiap anak unik
    ...bersama kesusahan ada kemudahan...

    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n

    My Little Journey to India

  5. #5
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    Kalo lulus sma 19 - 20 tahun mah nggak ketuaan. Menurut riset (nggak nyertain link loh ya, bisa digugel sendiri), secara umum paling tepat masuk SD itu ya 7 tahun karena mentalnya udah pas. Di bawah itu biasanya masih mau main2 aja belum serius belajar.
    There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.

    Everyone wants happiness, no one wants pain.

    But you can't make a rainbow without a little rain.

  6. #6
    pelanggan setia eve's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    4,118
    Quote Originally Posted by cha_n View Post
    kesuksesan anak bukan dari umur berapa dia lulus sma, tapi apakah dia bisa menikmati hidupnya, mencintai pilihannya, menghargai setiap proses pendewasaannya.
    nah ini kak chan... pola pikir saya, kalau aulia bisa lulus SMA lebih cepet, maka dia masih punya waktu lebih banyak untuk menikmati hidupnya... misal lulus SMA 17,5th, dia masih bisa ambil kursus atau jalan2 travelling kemana dia suka, secara dia masih muda, mau kuliah juga umur pembatasan masih panjang.
    masih ada jeda untuknya mencari jati diri..

    pemikiran gw ngelantur gak sih?

    saya sih mikirnya (selama anak mampu dan mau) pengennya lekas nyelesein :kewajiban" formal kea sekolah... baru dia bebas mau meraih impiannya...

    ---------- Post Merged at 04:34 PM ----------

    Quote Originally Posted by tuscany View Post
    Kalo lulus sma 19 - 20 tahun mah nggak ketuaan. Menurut riset (nggak nyertain link loh ya, bisa digugel sendiri), secara umum paling tepat masuk SD itu ya 7 tahun karena mentalnya udah pas. Di bawah itu biasanya masih mau main2 aja belum serius belajar.
    hu umh, ponakan masih kek gini.. tapi gw liat (semoga penglihatan gw bener), aulia udah seneng nulis dan menghafal abjad,, lebih seneng menghafal dan mencoba membaca tulisan...

  7. #7
    pelanggan setia mbok jamu's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    3,417
    20 tahun baru lulus SMA? Mak.. Sudah jenggotan. Umur segitu mbok malah sudah kuliah sambil kerja, umur 22 sudah moved out of my parents home. Mosok anak jaman sekarang kalah sama anak jadul.


    Kalau anaknya memang ingin langsung masuk SD seperti mbok dulu yang sama sekali ndak minat masuk TK coz it was a total waste of time, ya langsung disekolahkan saja.


    Minat belajar jangan dihalangi.

  8. #8
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    [MENTION=62]eve[/MENTION]: sekolah itu juga bisa untuk menikmati hidup loh, kecuali kalo dianggap sebagai beban hidup ya lain lagi ceritanya.
    There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.

    Everyone wants happiness, no one wants pain.

    But you can't make a rainbow without a little rain.

  9. #9
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    Quote Originally Posted by eve View Post
    nah ini kak chan... pola pikir saya, kalau aulia bisa lulus SMA lebih cepet, maka dia masih punya waktu lebih banyak untuk menikmati hidupnya... misal lulus SMA 17,5th, dia masih bisa ambil kursus atau jalan2 travelling kemana dia suka, secara dia masih muda, mau kuliah juga umur pembatasan masih panjang.
    masih ada jeda untuknya mencari jati diri..

    pemikiran gw ngelantur gak sih?
    Emangnya kalau Lulus SMA lalu travelling n macam2
    selama setahun, peluang lulus SMBPTN atau macam2
    sekolah kedinasannya masih ada?

    Jatah SMBPTN cuma 30% bangku PTN, 50% merupakan
    Jalur Undangan lulusan SMA/SMK di tahun yang sama.
    Sekolah kedinasan juga hanya bagi lulusan tahun yang
    sama, CMIIW.

    Kecuali memang diniatkan ambil swasta atau kuliah sambil
    bekerja nantinya ya ngga apa-apa.
    "And this world of armchair bloggers who created a generation of critics instead of leaders, I'm actually doing something. Right here, right now. For the city. For my country. And I'm not doing it alone. You're damn right I'm the hero."

    --Oliver Queen (Smallville)

  10. #10
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544
    sesuaikan sama anaknya aja. kalau anaknya belum siap ya ga usah dipaksa. mau dibilang ketuaan, ya silakan. di jepang, Finlandia dan negara2 dengan indeks pendidikan tertinggi standar masuk sd itu 7 tahun.
    anak kecepetan sekolah, risikonya bosan.
    itulah, kenali anak sendiri. dia sudah siap blm untuk sd?
    sd sekarang juga ga kayak jaman dulu. dulu kelas 2 sd belum bisa baca juga biasa, diajarin sama gurunya. sekarang mau masuk sd aja udah harus bisa baca.
    porsi main juga minimal, ada target kurikulum dst.
    kalo saya pribadi, dengan kasus hegel sih blm berani masukin sd umur segitu. kasihan anaknya.
    ...bersama kesusahan ada kemudahan...

    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n

    My Little Journey to India

  11. #11
    pelanggan tetap 234's Avatar
    Join Date
    Jun 2012
    Posts
    737
    Apapun pilihan yg hendak diambil tentu ada plus-minusnya...

    Sekedar sharing aja, saya menyekolahkan semua anakku ke SD setelah umur mereka lewat 6 tahun. Salah satu nilai plus yg saya rasakan adalah mereka udah benar2 siap, ndak minder, ndak cengeng apalagi takut ke sekolah, dan alhamdulillah itu berdampak pada prestasi mereka di kelas. Sedangkan satu2nya nilai minus yg saya rasakan adalah salah satu anak saya (si bontot) sempat terlihat agak minder sama temannya samping rumah yg kelasnya lebih tinggi padahal umurnya sebaya, tapi ini gampang kok ngatasinya apalagi anak sebelah tersebut kebetulan, maaf, prestasi di kelasnya biasa2 aja ndak semenonjol bontotku.

    Saran saya sih kalo memang si anak scr kemampuan sebenarnya udah layak masuk SD (misalnya udah pintar calistung) sebaiknya diisi dgn kesibukan dirumah untuk diajarkan agar, misalnya, gemar membaca melalui buku2 cerita atau permainan semacam puzzle untuk mengasah intelegensia dan daya kreatifitasnya scr umum, sambil menunggu masuk SD di tahun berikutnya. Tapi kalo memang si anak benar2 terlihat punya kemampuan "super" sih menurutku ya sebaiknya segera dimasukkan ke SD soale sayang kalo kelebihan tsb ndak segera tersalurkan.

    Ya tapi pada akhirnya kembali ke orang tua yang mestinya tahu persis kondisi si anak dlm hal kesiapan scr intelektual maupun mental si anak.

    Gusti iku dumunung ing atine wong kang becik, mulo iku diarani Gusti... Bagusing Ati.

  12. #12
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544
    iya, sekolah ga cuma IQ, harus perhatikan juga kesiapan EQ, SQ anak
    ...bersama kesusahan ada kemudahan...

    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n

    My Little Journey to India

  13. #13
    pelanggan setia eve's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    4,118
    hu umh sih, kemaren juga sempat diceritani sama dokter tetangga yang cerita kalau kedua anaknya dimasukin ke paud-tk yang sama dengan anak dan keponakan saya, katanya anak pertamanya dimasukin sd terlalu dini, sehingga prestasinya kurang, tapi anak keduanya dimasukin setelah umurnya lebih dari kakaknya malah prestasinya bagus.

    tapi disisi lain, pengalaman saya pribadi, saya masuk tk umur 6th, dan alhamdulillah prestasi saya lumayan lah (stabil di 5besar kelas 1-6sd). saya mikirnya, bisa kan anak saya juga memiliki gen saya yang sama? apalagi melihat kecenderungan si kecil yang sudah "in" mengenal abjad dan numerik..

    kira2, tolok ukurnya apa saja ya untuk melihat kesiapan si anak? (sejauh ini saya baru tahu soal minat si kecil dan pertimbangan dari para gurunya/pihak sekolah)...

    ---------- Post Merged at 08:02 AM ----------

    Quote Originally Posted by 234 View Post

    Saran saya sih kalo memang si anak scr kemampuan sebenarnya udah layak masuk SD (misalnya udah pintar calistung) sebaiknya diisi dgn kesibukan dirumah untuk diajarkan agar, misalnya, gemar membaca melalui buku2 cerita atau permainan semacam puzzle untuk mengasah intelegensia dan daya kreatifitasnya scr umum, sambil menunggu masuk SD di tahun berikutnya. Tapi kalo memang si anak benar2 terlihat punya kemampuan "super" sih menurutku ya sebaiknya segera dimasukkan ke SD soale sayang kalo kelebihan tsb ndak segera tersalurkan.
    ah, puzzle dia udah khatam pak... sejak bayi sudah saya kenalkan puzle dan dia menikmatinya, 3kali bongkar pasang sudah hapal... (berbagai puzzle sudah saya belikan, tapi baru sebatas puzzle dua dimensi), yang merangkai2 kea merangkai meja kursi dari kayu itu belum...

    sekarang aulia juga udah sering "membaca" dengan suara pelan/keras seolah2 dia sedang membaca. dia pegang buku, lalu membaca mengulang (dengan bahasanya sendiri) apa yang pernah saya bacakan untuk dia. apakah ini bukan indikasi dia memang siap masuk sd ya pak? mohon pencerahannya...

    ---------- Post Merged at 08:03 AM ----------

    Quote Originally Posted by cha_n View Post
    iya, sekolah ga cuma IQ, harus perhatikan juga kesiapan EQ, SQ anak
    kalau kesiapan EQ dan SQ yang dimaksud kek gemana kak chan? parameternya apa kira2 menurut kak chan?

    ---------- Post Merged at 08:10 AM ----------

    Quote Originally Posted by Ronggolawe View Post
    Emangnya kalau Lulus SMA lalu travelling n macam2
    selama setahun, peluang lulus SMBPTN atau macam2
    sekolah kedinasannya masih ada?

    Jatah SMBPTN cuma 30% bangku PTN, 50% merupakan
    Jalur Undangan lulusan SMA/SMK di tahun yang sama.
    Sekolah kedinasan juga hanya bagi lulusan tahun yang
    sama, CMIIW.

    Kecuali memang diniatkan ambil swasta atau kuliah sambil
    bekerja nantinya ya ngga apa-apa.
    masih.. kalau dia lulus 17,5 th, maksimal 3 th dari kelulusan, kuliah swasta juga tidak apa2.. (jika memang dia menginginkan itu). mau nyelesein sampai kuliah juga tidak masalah. intinya sih um, saya pengen dia punya bekal (berarti minimal kudu sarjana ya), minimal, jadi dia bisa mengeksplore dirinya dan dunia..

    ---------- Post Merged at 08:12 AM ----------

    Quote Originally Posted by tuscany View Post
    [MENTION=62]eve[/MENTION]: sekolah itu juga bisa untuk menikmati hidup loh, kecuali kalo dianggap sebagai beban hidup ya lain lagi ceritanya.
    bebannya tus, "harus masuk setiap hari saban pagi" sebuah rutinitas, apakah itu bukan sebuah beban? beban dalam artian positif sih.. dan itu kan kea sebuah keharusan, semua anak harus sekolah, harus masuk setiap hari, padahal menurut saya pribadi, dunia masih luas dari sekedar sekolah... cmiiw

  14. #14
    pelanggan setia kandalf's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    6,050
    18 tahun lulus SMU itu gak ketuaan kali.

    Lagipula, sekarang kan ada kelas akselerasi.
    Lomba peluk2an di Citos: 30 November 2013
    Lomba dorong2an di Candra Naya (dkt Glodok): 8 Desember 2013

  15. #15
    pelanggan setia eve's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    4,118
    Quote Originally Posted by kandalf View Post
    18 tahun lulus SMU itu gak ketuaan kali.

    Lagipula, sekarang kan ada kelas akselerasi.
    akselerasi kan buat anak2 dengan prestasi melejit kak .... saya gak menargetkan aulia menjadi anak prestasi melejit, mski kalaupun iya, akan menjadi sebuah kebanggaan banget.. lagian kalau aulia sdnya 5,5th lulus sma 17,5th, sd 6,5th lulusnya 18,5th kalau masuk sd 7,5th lulus sma 19,5 th.. eh, enggak deh.. pilihannya cuma tahun besok atau besoknya lagi...

    ---------- Post Merged at 08:55 AM ----------
    [MENTION=16]BundaNa[/MENTION] mana yah....

    ---------- Post Merged at 08:57 AM ----------

    saya perlu cari psikolog anak gak sih untuk menjadi bahan pertimbangan anak masuk sd gini?

    ---------- Post Merged at 09:04 AM ----------

    Untuk usia 7 tahun ke bawah, pembelajaran yang terbaik adalah yang mengedepankan kenyamanan fisik (r-system), emosi (limbic), dan kesempatan untuk berimajinasi (right brain), tanpa adanya kenyamanan untuk berimajinasi, maka otak akan memerintahkan tubuh bertindak atas dasar pencarian kenyamanan emosi, terjadilah yang disebut mogok, ngambek, malas, membangkang, dan lain sebagainya
    tadi searching2 di net ketemu ulasan kek gitu. tapi saya masih belum yakin kalau saya mengerti, bisa minta tolong bantu saya menjelaskannya?

    ---------- Post Merged at 09:10 AM ----------

    nemu artikel ini :
    Sebaliknya, Fabiola menyayangkan sikap sejumlah orang tua yang seperti berlomba-lomba memasukkan si kecil ke sekolah dasar sedini mungkin. Menurut dia, masa kanak-kanak hanya terjadi satu kali. Sebaiknya anak diberikan hak untuk bertumbuh dan berkembang sesuai dengan usia serta kebutuhannya. Dengan demikian, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih matang di kemudian hari karena segala kebutuhannya terpenuhi.
    nohok banget... saya gak ingin menjadi orangtua seperti itu sih...

  16. #16
    pelanggan setia mbok jamu's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    3,417
    Quote Originally Posted by 234 View Post
    Apapun pilihan yg hendak diambil tentu ada plus-minusnya...

    Sekedar sharing aja, saya menyekolahkan semua anakku ke SD setelah umur mereka lewat 6 tahun. Salah satu nilai plus yg saya rasakan adalah mereka udah benar2 siap, ndak minder, ndak cengeng apalagi takut ke sekolah, dan alhamdulillah itu berdampak pada prestasi mereka di kelas. Sedangkan satu2nya nilai minus yg saya rasakan adalah salah satu anak saya (si bontot) sempat terlihat agak minder sama temannya samping rumah yg kelasnya lebih tinggi padahal umurnya sebaya, tapi ini gampang kok ngatasinya apalagi anak sebelah tersebut kebetulan, maaf, prestasi di kelasnya biasa2 aja ndak semenonjol bontotku.

    Saran saya sih kalo memang si anak scr kemampuan sebenarnya udah layak masuk SD (misalnya udah pintar calistung) sebaiknya diisi dgn kesibukan dirumah untuk diajarkan agar, misalnya, gemar membaca melalui buku2 cerita atau permainan semacam puzzle untuk mengasah intelegensia dan daya kreatifitasnya scr umum, sambil menunggu masuk SD di tahun berikutnya. Tapi kalo memang si anak benar2 terlihat punya kemampuan "super" sih menurutku ya sebaiknya segera dimasukkan ke SD soale sayang kalo kelebihan tsb ndak segera tersalurkan.

    Ya tapi pada akhirnya kembali ke orang tua yang mestinya tahu persis kondisi si anak dlm hal kesiapan scr intelektual maupun mental si anak.

    Rasanya ndak punya kemampuan super tapi ketika anak lain menggambar matahari di antara dua gunung, mbok menulis angka-angka dan berhitung. Ortu bilang I was so happy on my first day to school, in my uniform carrying a bag of books which was bigger than me.

    Jadi yang paling ketjil di kelas itu banyak untungnya, i.e. disayang guru, selalu duduk paling depan, ndak perlu ikut upacara bendera - biasanya duduk di depan kelas dengan sekotak susu ultra biar cepet gede, thus I hate anything ceremonial till this date.

  17. #17
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    nohok banget... saya gak ingin menjadi orangtua seperti itu sih...
    ada contoh ekstrimnya

    http://en.wikipedia.org/wiki/Sufiah_Yusof
    "And this world of armchair bloggers who created a generation of critics instead of leaders, I'm actually doing something. Right here, right now. For the city. For my country. And I'm not doing it alone. You're damn right I'm the hero."

    --Oliver Queen (Smallville)

  18. #18
    pelanggan setia mbok jamu's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    3,417
    Such tosser as an example? Geez..

  19. #19
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    si aulianya udah pengen sekolah blom?
    dan ini kan baru tk kecil ya? ntar masi ada tk besar kan? jadi kan bukan langsung lompat ke sd.

    kalo menghitung umurku kembali, rasanya saya dulu umur 6 (ato hampir) taon deh masuk sdnya. dan sebelum itu ada 1 taon tk besar, 1 taon tk kecil, brarti saya masuk tk kecilnya ya umur 4 taonan juga. tapi tk emangnya blajar apa sih? kan maen doank, saya ga inget dipaksa2 kok. anggap aja biar dia belajar gaul sama anak2 laen dan terbiasa dengan rutinitas sekolah dulu di sekola tk besar saya malah ada batas umur, kalo kekecilan blom bole masuk. saya kebetulan lewat aja, karena sebenarnya yang mo didaftarin tuh kakak saya, sedangkan saya sendiri blom bisa karena umur blom cukup. cuman kebetulan ketemu suster dan mantan gurunya ibuku (dia juga sekolah di sekolah yang sama waktu kecil), trus iseng2 saya dikasi tes sama gurunya, kalo bisa hapal full doa2, dikasi masuk. ya jelas aja ga masalah karena dulu kecil kan tiap malem juga doa, jadi hapal. jadi by accident saya masuk, dan seangkatan dengan kakakku meskipun begitu, secara akademik saya lebih baik loh dibandingkan kakakku tapi kakakku lebih gaul dan sociable, dia banyak temenan, kalo saya orangnya lebih anti-sosial. yah, menurutku itu urusan kepribadian masing2 ya, bukan urusan umur.

    saya pribadi sangat setuju dengan ide eve mengenai anak mengenal dunia dll, dan saya juga suka dengan ide untuk mengambil jeda waktu antara sma dan kuliah untuk eksplorasi. untuk itu, kupikir ngga harus terbatas pada umur brapa si anak lulus. jadi jangan mengambil faktor itu untuk menentukan kapan masuk sekolah. mo lulus awal mo lulus telat, it's always a good idea untuk memberi ruang ke anak (orang dewasa sekalipun) untuk bereksplorasi, brapapun umurnya.

  20. #20
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    Such tosser as an example? Geez..
    bukan begitu mbok Jum...
    Saat ini lagi ngetrend para ibu muda terpelajar justru
    menyimpan banyak ambisi bagi putra-putri nya, macam
    macam lah.. ada yang ambisi juara kelas, ambisi cepat
    lulus, ambisi juara ini, ambisi juara itu... macam-macam
    yang ujung-ujungnya cuma eksploitasi anak untuk geng
    si orang tua (dengan berbagai balutan alasan "demi ma
    sa depan" anak)....

    on my own shoes... I was 6 when entering elementary,
    was 15 when leaving the house, entering college at 18
    becoming rebel at 19, graduate at 22 with C+ rate

    Live as hippie for 2 years, and finally married at 26 to
    live happy life until now
    "And this world of armchair bloggers who created a generation of critics instead of leaders, I'm actually doing something. Right here, right now. For the city. For my country. And I'm not doing it alone. You're damn right I'm the hero."

    --Oliver Queen (Smallville)

Page 1 of 3 123 LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •