Page 2 of 2 FirstFirst 12
Results 21 to 36 of 36

Thread: Sarjana menganggur

  1. #21
    pelanggan tetap ga_genah's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    1,661
    kong [MENTION=249]Alip[/MENTION] butuh sarjana apah?
    sapa tau cuocok...

    [MENTION=141]thamacaat[/MENTION]
    pernah dengar cerita seperti itu dari teman di tempat terbitnya matahari
    saat semester akhir S1 dan mereka tidak mendapatkan panggilan utk kerja, maka opsi lainnya adalah membuat surat ke pemerintah utk "pinjam" duit untuk bayar lanjutin kuliah
    tp tidak semua spt itu, ada yg memang ngelanjutin kuliah

    pernah dengar komplain dari seorang suhu di salah satu univ terkenal di indonesia
    dia geram, saat ada lowongan D3 utk salah satu bidang ilmu
    setelah dia selidiki, di indoensia tidak ada jenjang D3 utk bidang ilmu itu, yg ada itu hanya D1 dan S1

    saat ini, pada universitas2 tertentu sudah ada program pemberian dana pinjaman utk berusaha bagi mahasiswa2 yg pnya ide ttg suatu usaha
    sumber dananya kalo ga salah dari bank mandiri
    mahasiswa2 diberi kesempatan untuk mmebuat proposal ttng rencana usahanya, diseleksi, dan mereka akan diberikan dana

  2. #22
    coba-coba
    Join Date
    Feb 2018
    Location
    Malang
    Posts
    18
    Egonya lebih tinggi aja sih menurt saya. Harusnya anak yang bukan sarjana aja gampang dapat kerja apalagi yang sarjana. Cuma ya it tadi si sarjana ini milih2 kerja
    Andalan Berbalanja Online No 1 di Indonesia ya TokoAndalan.Com

  3. #23
    Barista Nharura's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Di Hatimu
    Posts
    5,072
    sarjana menganggur mungkin banyak alasannya, misalnya menjaga orang tua atau sudah mencoba berbagai lowongan, tapi gak diterima, dia usaha terus tapi gak berhasil,

    gak apa-apa, aku juga hampir 7 tahun baru keterima kerja tetap sebagai pegawai

    yang penting jangan pernah berhenti untuk usaha dan kreatif, karena tiap hari khan makan, kita pasti nyari cara biar makan enak tanpa harus meminta dengan orang lain

    sarjana yang punya penghasilan itu lebih menyenangkan karena kita bisa mengatur sendiri, apa yang ingin kita beli
    Penulis Sastra, Penyayang Hewan, PNS biasa

    "Sedekah Aja "

    Sastra - > Dear Diary Inspirasi

    Kucing - > Semua Tentang Kucing

    PNS - > Sukses Mengabdi Pada Negara

  4. #24
    Menurut analisis gue yang sangat ngasal ini, ada ketidakcocokan antara:

    1. Permintaan dunia usaha / ketersediaan lapangan kerja
    2. Materi yang diajarkan di bangku kuliah
    3. Gengsi dan mentalitas saat memilih kuliah

    Saat ini, dunia usaha biasanya meminta tenaga kerja yang memiliki kemampuan umum yang baik, tapi sekaligus juga memiliki skill khusus yang sangat spesifik. Skill khusus ini yang sulit untuk ditemukan, karena biasanya dilatih di dunia kerja. Bangku kuliah tidak menyediakannya, sementara pelaku usaha terkadang tidak realistis dengan mengharapkan calon tenaga kerja untuk langsung bisa melakukan apa yang menjadi inti kegiatan usahanya.

    Materi yang diajarkan di bangku kuliah, terutama S1 biasanya tidak praktis dan berkutat di tataran teori. Tidak salah tentunya, karena teori ini yang kemudian menjadi landasan berpikir. Apalagi mahasiswa S1 itu kan seharusnya bisa diajak berpikir kritis, bukan melulu untuk urusan dapat kerja atau sekedar dapat penghasilan. Ini yang kemudian gak cocok dengan permintaan industri.

    Diperparah dengan gengsi dan mentalitas dalam memilih kuliah. Ada beberapa jurusan yang sudah mengalami "inflasi". Lulusan dari jurusan itu sudah terlalu banyak, tetapi lowongan kerjanya begitu2 saja. Gue gak bilang jurusan ini jelek ya. Tapi karena memang sudah terlalu banyak saja lulusannya. Yang paling kentara itu adalah lulusan ekonomi (akuntansi dan manajemen). Jurusan ini menjadi primadona karena hampir semua kampus negeri dan swasta bisa dibilang memiliki jurusan ini (ITB saja sudah ada jurusan manajemen). Ketika lulusan ini inflasi, akhirnya yang berlaku adalah "survival of the fittest". Tidak hanya untuk urusan hard skill, tapi juga ego almamater. Jadi mungkin banyak sarjana ekonomi lulusan kampus swasta akhirnya nganggur karena kalah di urusan ego almamater.

    Padahal mungkin masih banyak jurusan lain yang sebenarnya masih menjanjikan, tapi dirasa tidak cukup keren untuk dijalani. Misalnya saja, di era "big data" seperti sekarang, orang pasti akan banyak membutuhkan sarjana yang mampu mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data. Yang gue tau sih, mahasiswa2 statistik paling jagonya soal begini.

    Jurusan statistik menurut gue belum inflasi. Baru ada 23 Kampus yang menyediakan jurusan ini, dan hanya 5 kampus yang memiliki akreditasi A (dan semuanya negeri). Bandingkan dengan akuntansi, yang disediakan oleh 601 kampus, dan 96 memiliki akreditasi A. Angka ini menurut gue sangat timpang di era "big data" yang membutuhkan lulusan statistik.

    (sila cek https://banpt.or.id/direktori/prodi/pencarian_prodi)

  5. #25
    pelanggan setia Yuki's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    Buitenzorg
    Posts
    6,366
    Indikatornya sebenarnya sederhana saja

    Ada lapangan kerja yg cocok tapi jauh dari tempat tinggal
    Banyak lapangan kerja yg tidak cocok tapi dekat dengan tempat tinggal

    Masalahnya selalu klasik seperti itu, tidak ada yg ideal, alhasil harus ada yg dikorbankan, merasakan tempat kerja yg jauh atau memilih pekerjaan yg tidak sesuai dengan jurusan
    CURE SUNSHINE WA KAKKOSUGIRU.

  6. #26
    pelanggan setia mbok jamu's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    3,417
    Bicara soal kampus, sarjana, universitas di Indonesia, terus-terang bikin sebel. Gara-gara, once upon a time, saingan sama anak dosen. Jelas simbok kalah, si anak dosen keterima, modal cengar-cengir, padahal berminat dan berbakat juga kagak di jurusan itu. Yang penting kuliah di jurusan yang keren. Terbukti, setelah kita berdua lulus, pekerjaan si anak dosen tercintah sama sekali ndak nyambung dengan ilmu yang dia pelajari, bahkan akhirnya dia nganggur. Tiap tahun ratusan anak seperti simbok menjadi korban nepotisme para dosen tercintah di negeri tumpah darahku. Anak-anak yang sebenarnya sangat berminat dan berbakat harus menguburkan dalam-dalam cita-cita mereka, mengadu nasib di seberang samudera. Looking back, now I'm thinking, do I really give a ****? Not really. The End.
    "The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain

  7. #27
    permasalahan sarjana menganggur juga tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Amriki juga mengalami problem yang sama, ketika banyak lulusan universitas di sana kesulitan menemukan pekerjaan yang sesuai jurusannya. Sementara tagihan "student loan" mereka terus ada setiap bulan. Alhasil ya pusing. Sampai ada yang rela untuk ngembaliin ijazahnya asal gak usah bayar student loan, atau duitnya dibalikin.

    (lihat ceritanya di sini: https://abcnews.go.com/Business/unem...ry?id=11937494)

  8. #28
    juragan kopi noodles maniac's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    Noodle Cafe
    Posts
    15,927
    Sedikit sharing...

    Saya pernah diberikan kuliah atau lebih mirip seperti nasihat singkat dari seorang praktisi industri, yang sekarang sedang berusaha merintis sebuah perguruan tinggi yang kelak akan menjembatani antara dunia industri dengan dunia akademisi. Si bapak ini demikian sedih dengan fenomena banyak lulusan akademisi yang tidak bisa bekerja dan tune-in dengan tempat kerja yakni industri. Padahal jelas lulusannya di bidang itu.
    Intinya dia bilang bahwa industri membutuhkan lulusan akademisi yang memiliki 4 hal berikut:

    1. Keahlian/skill
    2. Sikap/attitude
    3. Pengalaman/experience
    4. Sertifikat

    Kriterianya memang cukup banyak, namun ya memang begitulah faktanya yang dibutuhkan oleh industri agar akademisi bisa langsung tune-in masuk gawe kerja. Apapun jurusannya. Kembali ke topik, bahwa kenapa banyak sarjana yang menganggur ya saya setuju dengan si bapak yakni karena kriteria-kriteria tersebut tidak/belum bisa dipenuhi oleh lulusan perguruan tinggi aka sarjana-sarjana itu.
    Jika menurutmu hidup ini tidak menarik, maka buatlah hidupmu semenarik mungkin - Shinsaku Takasugi

    Impossible is nothing!

  9. #29
    [MENTION=43]ga_genah[/MENTION] :

    Wah saya baru tau kalau ternyata ada pinjaman dana untuk mahasiswa yang memang bmau buka usaha...
    Tapi emang sekarang kalau mau nyari kerjaan agak susah, tapi emang paling enak sih buka usaha sendiri dan kalau semisalnya modalnya belum ada mungkin bisa coba buat cari pinjaman uang dulu.

    Tapi kalau masih mau berusaha nyari kerjaan, semoga cepat dipertemukand engan kerjaan yang cocok ya, gaaan.
    Jangan lupa buat update cv dan portfolio semenarik mungkin.

  10. #30
    berbagi sedikit kisah tentang kantor baru.

    Di kantor baru gue ini, cukup banyak karyawan yang gak nyambung blass. kuliahnya jurusan apa, posisi di kantor malah jadi nyasar kalau dibandingin sama latar belakang kuliahnya.

    Ada yang lulusan Geofisika ITB, jadi brand manager.

    Lulusan Teknik Mesin ITB, jadi supply chain finance

    Lulusan Elektro ITB, jadi plant manager.

    Lulusan Teknik Sipil Unpar, jadi corporate relations.

    Lulusan Fikom Unisba, jadi finance analyst.

    Gue sendiri, lulusan FH Unpad, masih agak dikit nyambung karena ngurus kebijakan publik, tapi sedikit gak nyambung karena ada tambahan ngurusin komunikasi (untung pernah jadi jurnalis), ngurusin CSR, dan ngurusin employee engagement (yang HRD banget).

    Ini cuma beberapa yang kebetulan gue tau dan iseng ngeliat di LinkedIn mereka masing-masing.

    jurusan dan kampus mereka itu bukan yang abal-abal. jadi memang tak seharusnya kalau udah jurusan itu, harus bekerja di bagian itu juga.

    Hal ini menunjukkan sebenarnya, di dunia industri itu gak seberapa penting si orang punya gelar sarjana apa, tapi yang diliat seberapa jauh dia bisa beradaptasi dengan lingkungan kerja dan tuntutan dunia industri. Meski harus diakui, banyak lowongan di industri yang mensyaratkan jurusan yang sangat spesifik (legal pasti minta S.H., accounting pasti minta S.E.)

    Gak cuma itu, kondisi ini juga menegaskan kalau universitas itu memang bukan tempatnya para pencari kerja (karena memang menurut gue juga gak tepat kalau menjadikan universitas sebagai pabrik pekerja). Universitas itu mengajarkan logika, berpikir kritis, penyelesaian masalah, dan lainnya.

    Tapi mungkin memang arahnya di Indonesia seperti itu. Ketika memilih jurusan di universitas, pemikirannya adalah: bisa bekerja di mana setelah lulus?
    Last edited by nerve_gas; 30-08-2018 at 05:18 PM.

  11. #31
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    Demand and supply nggak nyambung. Saya pernah dikontak lewat LinkedIn orang HR yang fresh grad biokimia.
    There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.

    Everyone wants happiness, no one wants pain.

    But you can't make a rainbow without a little rain.

  12. #32
    juragan kopi noodles maniac's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    Noodle Cafe
    Posts
    15,927
    Di Indonesia yang negeri nan lucu ini memang seringkali lulusan sarjana dan kelak kerja dimana gak nyambung. Akhirnya harus ada proses adaptasi deh, lha daripada gak kerja sama sekali. Sistem rekruitmen disini yang seringkali memang bikin melenceng, dan bener kata [MENTION=253]tuscany[/MENTION] kalo supply and demand nya mismatch. Akhirnya lulusan apa aja yang ada diambil, dan ditanya mau apa gak? Siap apa gak?
    Jika menurutmu hidup ini tidak menarik, maka buatlah hidupmu semenarik mungkin - Shinsaku Takasugi

    Impossible is nothing!

  13. #33
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Antara perut dan keadaan berkata lain.
    Perut keluarga harus terus diisi, kebutuhan hidup terlalu banyak.
    Akhirnya kerja apa saja yang ada ya itu yang diambil.
    Awalnya mungkin mereka masih idealis mencari pekerjaan sesuai pendidikannya.
    Posted via Mobile Device

  14. #34
    juragan kopi noodles maniac's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    Noodle Cafe
    Posts
    15,927
    Mikirin dan menjadi idealisme malah akhirnya gak bisa idup
    Jika menurutmu hidup ini tidak menarik, maka buatlah hidupmu semenarik mungkin - Shinsaku Takasugi

    Impossible is nothing!

  15. #35
    tentang sarjana nganggur ini sempet rame lagi gara2 iklannya 02 kemarin yang menampilkan sarjana arsitektur dengan predikat cum laude, gak dapet kerja kantoran dan akhirnya harus jadi ojek, valet parking, fotografer, dan lainnya.

    akhirnya banyak kritik, terutama dari kalangan freelancer yang merasa iklannya menghina profesi mereka--yang menurut gue, sikap ini sama berlebihannya.

    02 masih berpikiran kalau lulus sarjana harus kerja kantoran. yang protes merasa visualisasi seperti itu menghina (dari sudut pandang mana, gue gak ngerti).

    02 masih kolot, yang protes terlalu sensitif.

  16. #36
    juragan kopi noodles maniac's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    Noodle Cafe
    Posts
    15,927
    Kalo saya bilang dua-duanya masih kolot

    Ya menurut saya gak ada salahnya juga sih kerjaan beda dengan ilmu sarjana yang diambil. Cuma yang harus diperhatikan pihak kampus sebagai pencetak sarjana dan industri/tempat kerja yang sebagai perekrut sarjana harus ada sebuah kesesuaian syarat dan ketentuan yang harmonis-sinergis agar proses lulus dan bisa langsung kerja itu bisa berlangsung smooth. Kalo ada sarjana yang emang banting setir gak mau kerja di tempat kerja sesuai dengan.bidang keilmuan dia ya gak bisa disalahkan juga. Itu hak dia. Seorang Sarjana Pendidikan gak harus menjadi guru, kalo dia mau ya dia bisa kerja apapun dimanapun, bahkan merintis usaha sekalipun

Page 2 of 2 FirstFirst 12

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •