Jika air mataku bisa berubah menjadi darah,
dia tentu sudah melakukannya.
Sebab setelah kamu pergi,
semua yang ada pada tubuhku terasa berdarah.
Dan terus berdarah.
Satu Juta Burung Kertas, episode Melody
Jika air mataku bisa berubah menjadi darah,
dia tentu sudah melakukannya.
Sebab setelah kamu pergi,
semua yang ada pada tubuhku terasa berdarah.
Dan terus berdarah.
Satu Juta Burung Kertas, episode Melody
Aku, hanyalah budak kata-kata.
Ketika rupamu merajai pelupuk mataku,
Aku tidak mampu melepaskan tatap.
Pesonamu berbinar,
Membuat semua terasa benar.
Satu Juta Burung Kertas
Melody, gadis dengan pesona sejuta bintang
Aku, hanyalah budak kata-kata.
Kenangan tentangmu semakin mengental.
Membawaku pada warna langit yang kau lukis.
Hanya untukku.
Aku, hanyalah budak kata-kata.
Ada seberkas deru yang aku kenal
gelisahmu, kala menangkap sepasang mata
Engkau bertanya pada jelaga ilusi
Dan mengutuk waktu yang bergulir tanpa bertanya
Dimana hidupmu selama ini?
Aku, hanyalah budak kata-kata.
Ada sepasang tangan,
yang akan memelukmu erat
kala dunia terasa meninggalkanmu.
Datanglah padaku.
Aku meninggalkan ruang hati untukmu.
Ada sepasang mata,
yang akan berbinar untukmu
kala mataharimu memucat,
atau hatimu patah sebab cintamu beralih.
Kembalilah padaku.
Aku masih menunggu untaian rindu kembali kepadaku.
---------- Post Merged at 04:19 PM ----------
Kekasih,.
Ketika engkau menemukan cintamu berdusta,
Engkau akan menemukanku.
Aku, hanyalah budak kata-kata.
Aku bertanya pada binatang ditepi jalan,
apakah derajad mereka yang naik,
atau manusia yang sedang kehilangan kemuliaannya,
sehingga mereka tega mencabik daging sesamanya?
*Tears for India.
---------- Post Merged at 02:34 PM ----------
Baiklah, jika kamu tidak menghalalkan hukuman mati... bagaimana dengan pengebirian?
Rasanya itu cukup adil.
Tidak, lakukan dengan caraku. Mereka menyiksa korbannya, rite. Baiklah... Hari ini kita potong 2cm penisnya. Setelah sembuh, kita potong lagi 1.5cm. Sembuh, kita potong lagi dan potong lagi hingga irisan terakhir. ITU BARU ADIL! Aku ingin mereka menderita dan merasakan ketakutan yang sama seperti korbannya. Bahkan, untuk berfantasi pun mereka tidak akan berani.
.....
Mungkin aku akan memasukkan sisa potongan penisnya ke penggorengan dan menyajikannya sebagai makan malamnya sendiri.
*Sangat marah, sedih dan .. I don't know. Manusia mulia dan juga binatang.
Last edited by nagita; 07-01-2013 at 03:26 PM.
Aku, hanyalah budak kata-kata.
Manusia,
apakah kamu terlahir dari sebongkah batu
yang tidak pernah menyapih dari ibumu,
yang tidak pernah merasakan dekapkan ibu atau nenekmu,
yang tidak bersaudara perempuan, bertemankan perempuan,
sehingga kamu mampu merobek harga diri dari kaum ibumu yang telah berjuang melahirkanmu?
Manusia,
kini aku mempertanyakan kemuliaanmu.
Sebab bahkan binatangpun tidak melakukannya.
*Tears for India.
---------- Post Merged at 02:52 PM ----------
Manusia,
mungkin kamu lupa harum asi basi dan sarung pundak yang menggendongmu kemanapun dia pergi.
Tapi kumohon ingatlah bahwa kamu dilahirkan dari rahim perempuan,
menyapih darinya,
tertawa dan menangis dalam dekapannya,
sebab batu tidak dapat melahirkan anak.
Kamu adalah manusia, dan kamu seharusnya mulia.
*Tears for India.
Aku, hanyalah budak kata-kata.
Ada rona jingga diujung langit
Aku ingat semu pipimu yang memerah
Sebab matamu tak kuasa menahan diri
Lalu kamu tersipu.
Bisikanmu mengantar fajar hangat
yang mengkilaukan butiran pasir.
Di tepi pantai.
Pelupuk matamu basah,
dan kau telusuri wajahku, dengan sapuan lembut bulu matamu.
Aku gagal menjaga laku.
Aku gagal memberitahu hatiku
untuk berhenti memikirkan semu wajahmu
Di senja langit merah yang kini menghitamkan hariku.
---------- Post Merged at 04:05 PM ----------
Aku ingat kala cintamu memenuhi cakrawala langitku.
Engkau tidak akan pernah terganti.
---------- Post Merged at 04:08 PM ----------
Kekasih,
Seribu tahun aku akan menunggu.
Katakan padaku apakah aku harus menunggu,
Atau menunggumu lebih lama lagi.
Aku belum lelah mencintaimu.
Aku, hanyalah budak kata-kata.
Tuan maharaja,
engkau akan mengerti kala menjadi seorang perempuan,
yang harus mengenakan berlapis-lapis kain untuk menutup aurat,
menjaga dirimu sebaik-baiknya,
dan merapatkan kakimu,
agar tidak ada seorang ******** pun yang mengangkanginya.
*Engkau dewan atau hewan? Rape is NOT a joke!!
Aku, hanyalah budak kata-kata.
[MENTION=208]nagita[/MENTION]
ayoo nulis lagi..
Lalu, lampu-lampu jalanan menjadi kabur dan memantulkan bias-bias yang berpendar.
Segalanya begitu samar dan menjadi cembung.
---------- Post Merged at 10:18 PM ----------
Ada ruang hampa. Kala peluk bersadar dibahu. Sesak hati membunuh.
Dinding hati melapuk. Luka menamai diri.
Berhentilah menggentayangiku. Pergi dan matilah tanpa aku tahu.
Aku, hanyalah budak kata-kata.
Ada ruang rindu. Yang enggan menamai diri. Rasa hati membiru.
Berkarat dan enggan beralih.
Teruslah bernapas! Lepaskan dan biarkan pergi.
---------- Post Merged at 03:36 PM ----------
Aku melihat warna biru diatas awan.
Dan mereka tak akan lagi membentuk rupamu.
Tak akan mampu lagi merayuku.
Tak akan mampu lagi membuatku berhenti melangkah pergi.
Kekasih,
berbahagialah. Namamu akan kudoakan.
Aku, hanyalah budak kata-kata.
@ancur: waduuhh... hahha.. thanks udah mampir yah!
---------- Post Merged at 03:22 PM ----------
Ada kalanya air mata enggan berteman
dan rasa hati enggan sejalan.
Aku ingat harum napasmu,
kala kecup bertaburan menghias langit,
ketika kulitmu mampu aku sentuh.
Dapatkah kau katakan pada pikirmu
bahwa aku mencintaimu. Aku telanjur mencintaimu!
Pada detik kau baurkan segala kerinduan,
pada waktu kau gantungkan air mata,
yang berserakan dibantai kerinduan.
Aku sudah terlalu jauh melangkah.
Aku akan mencoba beralih,
aku tidak sanggup mencintaimu dengan sia-sia.
---------- Post Merged at 03:23 PM ----------
Maafkan aku.
Aku sungguh-sungguh tidak sanggup mencintaimu dengan kesia-siaan.
Aku, hanyalah budak kata-kata.
Aku pernah meminta waktu. Berhenti. Kala peluk terlepas.
Yang menggila. Menyeracau matahari untuk jangan berhenti. Bersinar.
Depa waktu terkapar. Serpihan-serpihan air mata.
Yang berserakan. Dimana rindu menggelepar. Lalu perlahan berdenyut.
Aku menoleh dan mulai mencari.
Masih cintakah aku padamu?
---------- Post Merged at 11:42 PM ----------
Kekasih,
angin mengatakan padaku burung-burung tak lagi bernyanyi.
Maukah engkau mewarnai langit bersamaku?
Last edited by nagita; 04-07-2013 at 12:45 AM.
Aku, hanyalah budak kata-kata.
Kembali terpeluk rasa. Yang aku kenal. Akrap.
Perih yang masih. Dan sama. Namun tidak terasa samar.
Paku itu tidak pernah mampu kucabut. Menikam otak. Dan hatiku.
Kapanpun dia mau. Sesukanya. Sedalam-dalamnya.
Seperti belatung yang melahapmu dari dalam. Hidup-hidup.
---------- Post Merged at 12:09 PM ----------
Aku bertanya pada jarak. Angka yang mampu aku hitung.
Terasa tercerai. Dan terburai.
Aku salah...
Aku tidak mampu menghitung.
Sebab terlalu jauh. Dan teramat sangat jauh.
Aku, hanyalah budak kata-kata.
Lalu tersebut sebuah nama.
Bagaikan sebuah pedang yang membelah mata air.
Satu windu kemudian aku sadar kesia-siaan adalah satu-satunya kepastian.
Hanya aku yang tidak ingin menggunakan mataku.
Bahwa tidak hanya ada aku disana,
dan aku hanyalah segenggam pasir yang dapat dengan mudah terberai kala tiba waktunya.
Aku, hanyalah budak kata-kata.
Ada suara yang berdenting.
Dan kembali mendenting.
dan mendenting.
lalu perih menjalar seperti virus.
melumpuhkan. membekukan. menyakitkan.
Kekasih,
ada berapa paku yang kau tancapkan dihatiku?
Aku, hanyalah budak kata-kata.
Sebab cinta, terkadang bukanlah cinta.
Ia bahkan tidak terlihat dekat.
Aku, hanyalah budak kata-kata.
Harummu masih kental membungkus tubuh.
Menyudutkanku pada jelaga ilusi.
Tinggallah sesaat lagi, sebab ini tak akan lama.
Aku, hanyalah budak kata-kata.