Umat muslim di Norwegia, Eropa utara, yang berpuasa harus menjalaninya dalam waktu yang panjang karena Ramadan jatuh pada musim panas. Rata-rata lama waktu dari imsak sampai magrib 21 jam.
"Dibandingkan dengan tahun lalu, memang tahun ini lebih panjang," kata Duta Besar RI di Norwegia, Esti Andayani, dalam e-mail yang diterima Tempo, Selasa lalu. Ia menuturkan, pada hari pertama puasa, imsak dimulai pukul 02.27 dini hari dan baru buka puasa pada pukul 22.32.
Selanjutnya, lama puasa bertambah pendek 1-2 menit setiap hari, sehingga pada hari terakhir hanya berpuasa sekitar 20 jam. Namun tahun depan puasa akan bertambah panjang. "Tahun depan puncaknya," ia berujar.
"Setahu saya masyarakat Indonesia merasa tidak pas jika berbuka sebelum magrib (gelap)," kata dia. Namun Esti, yang menjadi Duta Besar Indonesia di Norwegia sejak 2010, sudah terbiasa dengan lamanya waktu berpuasa.
Salah satu tipnya adalah makan secukupnya, minum segelas susu nonfat dan air putih. Pada waktu buka, dia selalu makan kurma. "Dan karena sepanas-panasnya udara di Oslo hanya 27 derajat Celsius, rasanya tidak terlalu berat," ia berujar. Sedangkan suhu di Trondheim pada musim panas 11-15 derajat Celsius.
Tetapi, ada juga yang mengikuti jadwal berdasarkan Fatwa No. 2806 tanggal 8 Agustus 2010 oleh Dar al-Ifta al-Misriyyah (Mesir) mengenai lama berpuasa dan jadwal salat pada waktu ekstrem (Mei-Agustus) di wilayah yang malamnya sangat pendek atau malah tanpa malam.




Luky Hendraningrat, warga Indonesia di Trondheim, memilih berpuasa sesuai dengan fatwa, yakni 14-15 jam setiap hari mengikuti waktu Mekah. "Jadi tidak jauh berbeda dengan di Indonesia kan," kata ayah dua anak ini ketika dihubungi via Facebook, Rabu lalu.
Yang membuatnya kangen, kata kandidat doktor dari Universitas Ilmu dan Teknologi Norwegia ini, masjid tidak mengumandangkan azan magrib. "Juga tidak ada jajanan berbuka puasa," kata dia. Sebagai gantinya, diadakan buka puasa bersama di rumah keluarga Indonesia atau di KBRI Oslo, yang digelar setiap Sabtu selama Ramadan.
Jika sahur atau buka di masjid, mereka bisa bertemu dengan jemaah mancanegara seperti Pakistan, Bangladesh, India, Somalia, Turki, Mesir, Palestina, Indonesia, atau Norwegia.
Di satu sisi puasa tidak begitu terasa karena meskipun tidak ada kebijakan khusus dari pemerintah Norwegia untuk pemotongan waktu kerja, sebagian besar kantor libur pada musim panas. "Kegiatan berkurang," kata Esti.
Untuk salat tarawih bersama, KBRI biasanya menggelar pada Ramadan hari terakhir. KBRI juga mengadakan salat Ied berjamaah dan ramah tamah Idul Fitri seperti tahun-tahun sebelumnya.