Tiga tahu berselang, ia ditugaskan mengikuti pelatihan antiteroris di Fort Braggs, Amerika Serikat. Pada 1981, Prabowo mengukir prestasi yang menonjol,yaitu menjadi lulusan terbaik pada pelatihan antiteroris GSG-9 di Jerman Barat. Pada tahun 1983, Prabowo menjabat Wakil Komandan Detasemen 81 Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Di tahun yang sama, Prabowo menikahi Siti Hediati Harijadi, anak Presiden Soeharto. Baru beberapa saat menikah, Prabowo kembali ditugaskan untuk sebuah operasi ke Timor Timur. Di sini Prabowo dan pasukan sempat hilang selama 12 jam karena pasukannya dijebak musuh. Nasib berpihak padanya, Prabowo berhasil selamat.
Setelah itu, berbagai prestasi kemiliteran diraih Prabowo. Pada 1995 ia dipercaya sebagai Komandan Jendral Kopassus. Pada saat itulah, Prabowo diduga mendalangi penculikan dan penghilangan paksa terhadap sejumlah aktivis, yang dilakukan oleh sebuah tim yang disebut Tim Mawar. Hingga kini para korban masih belum ditemukan.
Pada 1998, Prabowo ditunjuk menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Tapi, jabatan ini tak lama dipegangnya, karena keburu meletus peristiwa Mei 1998. Peristiwa Mei banyak dipercaya sebagai sebuah skenario dari kekuatan militer, yang menurut kontroversi, melibatkan polemik internal militer, antara Prabowo dengan Panglima ABRI Wiranto.
Akibatnya Prabowo dipindah tugaskan menjadi Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI. Melalui sidang pertimbangan Dewan Kehormatan Perwira (DKP), Panglima ABRI memberhentikan Letnan Jenderal Prabowo dari dinas kemiliteran.
Dari Pasar ke Istana
Setelah dinonaktifkan dari militer, Prabowo pergi ke Yordania. Di sana ia memperoleh status kewarganegaraan setempat , dan diperlakukan dengan baik oleh Raja Yordania, temannya saat mengikuti pelatihan militer. Setelah melewati masa sulit di Yordania, Prabowo beralih menjadi pengusaha. Tiga tahun kemudian, ia kembali ke Indonesia.
Begitu pulang, November 2001, Prabowo mendirikan Nusantara Energy bersama Johan Teguh Sugianto dan Widjono Hardjanto. Seperti disebutkan dalam situs pribadinya,
www.prabowosubianto.net, Nusantara Energy mengkonsolidasikan berbagai perusahaan yang tersebar di bisnis pulp, kehutanan, pertanian, pertambangan, perikanan komersial, dan jasa pelayanan profesional. PT Kiani Kertas, PT Kiani Lestari, dan PT Nusantara Berau Coal hanyalah tiga dari belasan anak perusahaannya. Total karyawan Nusantara Energy yang berkantor di Menara Bidakara, Jakarta Selatan, ini mencapai 10.000 pekerja dengan total asset US$ 10 miliar.
Di kancah politik, nama Prabowo kembali mencuat dalam bursa konvensi calon presiden Partai Golkar. Prabowo bahkan sudah menyiapkan konsultan media untuk mempermak penampilannya. Adalah Alex Castinallos, konsultan kampanye Partai Republik Amerika Serikat yang berhasil mendudukkan George W Bush di Gedung Putih dan konsultan media iklan TV, David Axelrod, yang dikontrak tim sukses Prabowo. Namun meski lolos sampai putaran akhir, akhirnya Prabowo kandas di tengah jalan.
Namun tim sukses Prabowo, telah menggodok strategi untuk Pemilihan Presiden 2009 nanti. “Sejak 2004 itu, tim (sukses) itu telah menyiapkan strategi,” ungkap seorang pimpinan Partai Gerindra kepada VIVAnews. Tim tersebut melakukan riset bagaimana figur seorang presiden yang diinginkan rakyat. Apa saja kebutuhan yang diinginkan oleh rakyat. Termasuk, organisasi apa saja yang harus didekati oleh Prabowo untuk melapangkan jalan menuju Istana.
Pada Musyawarah Nasional VI Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Kongres V Petani pada 5 Desember 2004, dia terpilih menjadi Ketua Umum HKTI periode 2004-2009. Ia menggantikan Siswono Yudo Husodo dengan perolehan 309 suara, mengalahkan Sekjen HKTI Agusdin Pulungan, yang hanya meraih 15 suara dan satu abstain dari total 325 suara. Belum cukup petani, dalam Rapat Pimpinan Nasional Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) pada 25 Juni-26 Juni 2008, Prabowo terpilih sebagai ketua umum.
Sebelum memimpin APPSI, Prabowo diam-diam membantu pendirian Partai Gerindra. Inisiatif pendirian partai ini datang dari sejumlah petinggi HKTI yang tak puas dengan payungnya selama ini, Partai Golkar, dan teman-teman dekat Prabowo seperti Fadli Zon. “Awal tahun 2007 saya sudah mengajukan proposal pendirian partai petani dan nelayan. Namun saat itu belum ditanggapi,” cerita Ketua Umum Gerindra, Suhardi, pada suatu waktu di bulan September 2008 kepada VIVAnews. Saat itu Prabowo tak menanggapi dan memilih tetap aktif di Partai Golkar.
Namun mendekati verifikasi administrasi partai peserta Pemilu di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia pada pertengahan 2007, Prabowo menghubungi Suhardi menanyakan kembali perihal proposal pendirian partai itu. Prabowo setuju membantu namun meminta nama partai diubah menjadi Partai Gerakan Indonesia Raya atau disingkat Gerindra. Suhardi pun dengan semangat menggalang kekuatan untuk mempersiapkan diri dalam waktu 2 bulan menghadapi verifikasi Departemen Hukum dan HAM. Sementara Prabowo belum melepas keanggotaan Golkarnya.
Gerindra akhirnya melewati semua verifikasi, baik Departemen Hukum dan HAM atau pun Komisi Pemilihan Umum. Lalu pada 12 Juli 2008, Prabowo mengantarkan surat pengunduran diri sebagai anggota Partai Golongan Karya kepada Ketua Umumnya, Jusuf Kalla. Prabowo resmi memasuki Partai Gerindra, partai yang selama ini banyak dibantunya di belakang layar. Jalan Prabowo ke Istana semakin lempang.
Keseriusan Prabowo maju menjadi calon presiden nampak dari dana yang ia keluarkan untuk beriklan. Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra, Abdul Haris Bobihoe, mengungkapkan, dana Rp 1 triliun telah disiapkan untuk beriklan. Tak kurang 10 konsep iklan untuk televisi dengan durasi 30 sampai 60 detik telah dibuat dengan berbagai macam pendekatan, dibagi dalam tiga tahap. Secara garis besar, konsep iklan tahap pertama adalah perkenalan. Tahap kedua, menampilkan tokoh publik yang ada dalam keanggotaan partai. Dan tahap akhir persuasi.
“Semuanya dikonsep tim konsultan yang sama dengan 2004,” kata Haris. Jadi dipastikan tim konsultan media Prabowo masihlah Alex Castinallos dan David Axelrod, dua orang yang membuat George W Bush kembali berkuasa untuk kedua kalinya di Gedung Putih.
Bagaimana hasil kampanye media Gerindra dan Prabowo? Dengan gencar beriklan dalam 3 bulan, Gerindra berhasil menjadi partai baru paling dikenal melampaui popularitas Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang lebih tua umurnya. Dalam survei yang dilakukan Lembaga Survei Nasional pada September 2008, 65,4 persen dari 400 responden mengaku mengenal Partai Gerindra. Sementara Hanura meraih 51,9 persen. Berikutnya baru menyusul Partai Demokrasi Pembaruan, dan Partai Peduli Rakyat Nasional.
Kini, nama Prabowo sudah begitu lekat di telinga rakyat, dan tentu saja, tak dapat dipandang sebelah mata sebagai kandidat calon presiden, bukan lagi sekadar ‘presidennya para petani’. Dan Prabowo pun mulai berkata, “Saya Prabowo Subianto, untuk Indonesia baru!”