PDA

View Full Version : [Berita] Kabarnya koran Jakarta Post ludes edisi kemaren, ada apa ya?



Nowitzki
31-01-2013, 08:28 PM
Bener gak sih?


ini gambar yang kudapet di inet

http://www.thejakartapost.com/files/images2/p01-a_0.img_assist_custom-560x500.jpg




First family tax returns raises flags
Rendi A. Witular and Hans David Tampubolon, The Jakarta Post, Jakarta | Headlines | Wed, January 30 2013, 9:42 AM

Paper Edition | Page: 1

An old phrase says nothing in life is certain but death and taxes. At a time when the nexus of power and wealth is viewed with skepticism, a peek into their tax returns might be expected to reveal the financial affairs of Indonesia’s first family.

Just like any other eligible, law-abiding citizens, President Susilo Bambang Yudhoyono and his two sons — Maj. Agus Harimurti and Edhie “Ibas” Baskoro — file tax returns.

Documents obtained by The Jakarta Post show Yudhoyono’s 2011 tax returns, submitted in the first quarter of 2012. He earned Rp 1.37 billion (US$143,000) during that year as President, in addition to Rp 107 million in income from royalties.

The validity of these documents was confirmed by sources at the Finance Ministry’s taxation directorate general.

The documents further revealed that in 2011 Yudhoyono opened bank accounts worth Rp 4.98 billion and $589,188. The return does not provide specific details for these funds. Presidential spokesman Julian Pasha did not respond to the Post’s request for clarification on Tuesday.

The Post was unable to obtain the President’s previous tax returns, hence it is not known whether the deposits were a carryover from prior holdings or a new accumulation.

Yudhoyono has been very explicit about the need for citizens to fulfil their tax obligations, including the need for transparency regarding the wealth of officials. “Let’s develop a respectable culture […] creating a government which is clean, transparent responsive, accountable,” he said at the Directorate General of Taxation in 2009 as he submitted his annual tax returns.

Agus, 34, declared in his 2011 returns to have earned Rp 70.2 million in annual income. Agus is an officer with the Army’s Strategic Reserve Command (Kostrad) in Jakarta.

The tax documents also revealed that Agus opened four different bank accounts and a deposit account totaling Rp 1.63 billion. There was no information in the documents as to how the additional income was earned as the section for extra income — including that of his wife, fashion model Annisa Pohan — was left blank.

Agus has been listed as a taxpayer since 2007, but had not submitted a tax return until 2011.

Ibas explained on behalf of his brother that based on the law only high-ranking military officers were obliged to submit wealth reports.

“Mas Agus’ is currently only a major,” he said in his email.

Ibas said that he himself, “as a public official, in my capacity as a House legislator, have consistently submitted my wealth report to the KPK since 2009 and I have always fulfilled my obligations to submit my annual tax report in line with the law.”

According to Ibas’ 2010 tax return, he earned Rp 183 million as a Democratic Party lawmaker. He also had an investment worth Rp 900 million with PT Yastra Capital, a cash deposit amounting to Rp 1.59 billion and cash equivalents of Rp 1.57 billion.

Ibas did not declare any extra income, such as dividend payments, donations, stocks or investment proceeds. He had total assets of Rp 6 billion as reported in his 2010 tax return, including an Audi Q5 SUV car worth Rp 1.16 billion.

As a legislator, Ibas is required to report his wealth to the Corruption Eradication Commission (KPK), where he declared assets worth Rp 4.42 billion in 2009. In his 2009 tax return, Ibas’ assets were valued at Rp 5.18 billion. He declared no additional income from other sources.

Ibas’ father-in-law, Coordinating Economic Minister Hatta Rajasa, had earlier told the Post that “as father to both of them, I can assure you that there are no discrepancies whatsoever in their tax returns”.

Taxation director general Fuad Rahmany told the Post there should be a rational explanation if any discrepancies were suspected in the tax affairs of the first family.

“There is no way that the President’s family failed to properly fill in their tax returns. They have a special team that thoroughly calculates their tax obligations to ensure accuracy.”

Fuad also said that the directorate “does not have the authority to question taxpayers over any mismatch between their bank accounts and their annual earnings”.

itsreza
31-01-2013, 11:18 PM
bener kok itu penyebab ludes, tanpa penjelasan sumber, memang total assets
yang dilaporkan terpaut jauh dengan annual income, ada lubang besar disana,
terutama untuk anak-anak SBY. tapi laporan penghasilan dalam setahun saja ga
bisa memberikan gambaran peningkatan aset, karena aset yang dimiliki bisa saja
didapat dari berbagai sumber. Dilihat lebih jauh, itu sebetulnya memang masalah
pelaporan pajak di Indonesia yang berdasarkan self assessement, jadi bisa saja
tidak seluruhnya dilaporkan wajib pajak. Andai bisa didapat laporan pajak beberapa
tahun sebelumnya, artikel jakarta post akan lebih dalam dan menarik.

noodles maniac
01-02-2013, 07:19 AM
Whoaaaaa...hot news... wajarlah mpe habis ckckck ::takmungkin::

Shaka_RDR
01-02-2013, 10:01 AM
ada yg liat kultwit soal artikel ini ?
gw salut ye, artikel yg dibaca 5 menit selesai jungkir baliknya 5 minggu-an sebelumnya ;D
blon lagi after effectnya.

berasa beda aja dengan koran2 lain yg bikin berita kilat dalam 5 menit, di upload ke web, trus dibikin "versi lain" dengan sedikit demi sedikit ditambahkan info yg sebenernya sudah mereka punya sejak awal.

opi77
01-02-2013, 11:27 AM
puyeng gue bacanya...hahahahah...

spears
01-02-2013, 11:30 AM
Agus Harimurti kok beda banget sama Ibas ya?
#salahfokus

Urzu 7
01-02-2013, 11:33 AM
Ini ludes karena laku, ato disita intel sebelum beredar ato buat ngelap sisa2 banjir jakarta;D

spears
01-02-2013, 11:41 AM
^dibeli semua ama istana sa'toko2nya dan sa' penerbit2nya kali yeeeeeeeeeeee ;D

opi77
01-02-2013, 12:37 PM
yang positif thinking aja...buat ngelap2 abis banjir kemaren::ngakak2::::ngakak2::

tuscany
01-02-2013, 07:10 PM
Biasanya kalo ludes gitu penerbitnya seneng banget. BIsa aja nanti terbitin lagi isu serupa dengan tambahan info. Good work.

Terutama buat Ibas ya, dia itu kan abis kuliah langsung nyaleg, jadi kudune sumber pemasukan hanya dari gaji sebagai anggota dewan.

opi77
01-02-2013, 10:12 PM
Ibas nocah ingusa. Baru lulus langsung dapat pekerjaan yang mengiurkan plus dapat jatah di PD...kok gue gak yakin yah aset SBY cuma 7 m sekian..

234
01-02-2013, 10:48 PM
Waduh saya ketinggalan berita neh... ::doh::

Ntar deh besok saya coba korek dari anak2 JP gimana cerita detailnya... (soale saya dulu pernah 17thn an kerja disitu)

:ngopi:

noodles maniac
02-02-2013, 08:53 AM
Waduh saya ketinggalan berita neh... ::doh::

Ntar deh besok saya coba korek dari anak2 JP gimana cerita detailnya... (soale saya dulu pernah 17thn an kerja disitu)

:ngopi:

Layak ditunggu info dari anda bung dji sam soe... :ngopi:

opera
02-02-2013, 09:07 AM
jadi kesimpulannya?

etca
02-02-2013, 10:57 AM
sori agak OOT
pas baca judul ini sempat kepikirannya malah ke jojox :lololol:

soalnya dulu pernah beli Jakarta Post pas pulang gawe tyt ludes habis,
padahal mau baca artikel yg ditulis oleh jojox dan dimuat di hari itu.
ga tahunya banyak anakanak sekolah Penabur yang beli Jakarta Post karena ada tugas sekolah ;D

234
02-02-2013, 01:30 PM
Hah?! Mas dab stringer JP di Yojo? Atau? :kaget2: Salam aja buat mbakyu Yuni n Sita yak... ::hihi::

(Yo wis kalo gitu untuk soal substansi berita biar mas dab aja yg konfirmasi langsung ke newsroom soale sekarang saya juga dah ndak gitu update lagi ngikutin berita.)

Kalo soal JP kemarin ludes ada yg borong kayaknya cuman hoax tuh. Confirmed.

:ngopi:

opi77
02-02-2013, 07:54 PM
Hoaxnya kenapa???...itu isu ludes dari sapa yah???

234
03-02-2013, 12:52 AM
Hoaxnya kenapa???
Sebenarnya untuk bisa "memborong" koran (baca: harian) itu peluangnya sangat2 tipis hampir mustahil, beda dgn majalah (mingguan ato bulanan) seperti kasus majalah Tempo waktu menurunkan laporan utama soal "rekening gendut Polri" dulu.

Koran (pagi) itu rentang waktu edarnya sangat pendek.

Rentang waktu keluar dr mesin cetak antara jam 1 s/d 3 pagi (tergantung oplah), artinya keluarnya ndak berbarengan jadi disini ndak mungkin ada aksi pemborongan kecuali sabotase (misalnya percetakan dikepung satu SSK Paspampres).

Kemungkinan kedua, pemborongan terjadi di agen2 seperti kasus majalah Tempo dulu. Lagi2 untuk koran ini hampir ndak mungkin. Rentang waktu kedatangan di agen itu antara jam 3-4 (jam 2-3 biasanya prioritas untuk bandara dan luar kota). Disamping itu, agen koran itu jumlahnya ratusan, jauh lebih banyak dari agen majalah krn memang untuk ngejar jam tayang eh.. edar yg pendek (koran pagi yg sampe pelanggan setelah jam 7 itu udah ndak ada harganya ibarat cuman kertas bungkus kacang aja).

Jadi bisa dibayangkan betapa sulitnya untuk mencegat/memborong koran di ratusan titik dgn luas sebaran se DKI aja misalnya dlm rentang waktu hanya sekitar 1 jam!

Itu kalo bicara soal kemungkinan/peluang. Bagaimanapun, bisa saja ada yg coba nekat melakukan itu apalagi ini persoalannya menyangkut RI-1.

Nah untuk memastikan itu, krn penasaran sekaligus pengin sekedar say hi ke kawan2 lama, saya dah coba kontak beberapa orang: 1 org di newsroom/redaksi, 1 sirkulasi JP, 1 sirkulasi KKG, dan 2 agen besar di Jkt. Dan mereka semua mengatakan sama sekali ndak tau (ndak ada) kejadian pemborongan itu alias itu hanya hoax.

Lagipula kalo itu beneran pasti langsung diekspos oleh media2 lain, bukan sekedar nyebar di dunia maya aja (FB, Kaskus, dll), soale solidaritas antar pers itu tinggi banget.


...itu isu ludes dari sapa yah???
Kemungkinan besar ulah orang iseng. Tujuannya kemungkinan untuk mem-blow up isu beritanya atau, kedua, untuk mengangkat nama korannya. Tapi namanya juga iseng, ya jadinya ndak terlalu bunyi.

:ngopi:

opi77
03-02-2013, 01:24 AM
Ooooo...begitu yah..hhhmmm...jadi bisa dinioank hoax gara2 beritanya kenyangkut RI 1...

noodles maniac
03-02-2013, 07:07 AM
Sebenarnya untuk bisa "memborong" koran (baca: harian) itu peluangnya sangat2 tipis hampir mustahil, beda dgn majalah (mingguan ato bulanan) seperti kasus majalah Tempo waktu menurunkan laporan utama soal "rekening gendut Polri" dulu.

Gw inget kejadian ini, heboh banget beritanya. Gimana gak ketar-ketir tuh polisi ::hihi::

Kalo menurut gw sih, setelah baca artikel tentang pajak keluarga istana yang diberitain Jakpost itu nothing special. Beda sama rekening gendut polisi dulu itu :ngopi:

opi77
04-02-2013, 08:16 AM
beritanya sich biasa aja tapi karena subyeknya ini RI 1 jadi orang menganggap itu suatu yang special ditambah dengan berita diborongnya semua koran JP...makin hot jadinya

jojox
04-02-2013, 01:32 PM
sori agak OOT
pas baca judul ini sempat kepikirannya malah ke jojox :lololol:

soalnya dulu pernah beli Jakarta Post pas pulang gawe tyt ludes habis,
padahal mau baca artikel yg ditulis oleh jojox dan dimuat di hari itu.
ga tahunya banyak anakanak sekolah Penabur yang beli Jakarta Post karena ada tugas sekolah ;D


hahahahhaa.....whush..nggak lah, saya tidak terkait dengan media JP ya secara profesional. Cuman langganan aja. Gak sampe newsroom, mas 234.
cuman statement singkat buat advertorial. For sure, politically correct bulls8 sells. hahaha, mana ada komen2 gw yang biasa provokatif dan membuat gak nyaman banyak orang bisa lolos editorial kecuali disengaja ?!?! Padahal disclaimer JP tuh jelas2 dan nyata terbaca.

This is why I love ::KM::forum, speech without borders, mau BS apa aja okeh, membuka mindset persepsi yg tertutup, menyentil ignorance dan bias2 sentimental dg balok2 fakta, ..hahhaha. asik bgt.

ah...ngopi sik, :ngopi:

234
04-02-2013, 08:00 PM
Ooooo...begitu yah..hhhmmm...jadi bisa dinioank hoax gara2 beritanya kenyangkut RI 1...
Maksudnya? Gara2 beritanya menyangkut RI-1 maka itu mendorong orang (iseng) bikin hoax JP ludes diborong? Kalo itu kemungkinan ada benernya.


Gw inget kejadian ini, heboh banget beritanya. Gimana gak ketar-ketir tuh polisi ::hihi::
Waktu kasus Tempo dulu, begitu tahu majalahnya diborong ludes pihak penerbit langsung cetak ulang dan disebar kembali. Mau diborong lagi pun mereka malah senang krn untung lha wong tinggal cetak ulang lagi dst.

Itu (cetak ulang) ndak bunyi kalo untuk koran krn kalo mau cetak ulang korannya udah keburu basi. Belum lagi kalo bicara soal distribusi. Misalkan koran dicetak ulang jam 6 pagi trus setelah selesai cetak mau diapakan tuh koran, lha wong kendaraan baru keluar percetakan aja udah langsung kejebak macet, plus mobil2 sekelas truk engkel dah ndak bisa lagi akses jalan2 protokol! Kalo maksa mau pake armada motor mesti kerahin berapa ratus tukang ojek tuh. ::doh::

Btw sebenarnya ada jenis koran ada yg lebih memungkinkan untuk diborong yaitu koran yg main di pasar eceran. Itu biasanya sampe jam 6 pagi barangnya masih banyak yg numpuk di agen dan titik2 wilayahnya pun relatif lebih sedikit. Tapi koran2 seperti itu kan beritanya ndak pernah ada yg menyangkut hal2 sensitif kecuali sensitif dlm persoalan aurat. ::cabul::


Kalo menurut gw sih, setelah baca artikel tentang pajak keluarga istana yang diberitain Jakpost itu nothing special. Beda sama rekening gendut polisi dulu itu :ngopi:

beritanya sich biasa aja tapi karena subyeknya ini RI 1 jadi orang menganggap itu suatu yang special ditambah dengan berita diborongnya semua koran JP...makin hot jadinya
Ada faktor korannya juga. Berita2 semacam itu bisa tiap hari dibaca di koran2 gosip, tapi soal akurat ndaknya ya mbuh, soale obrolan di warung kopi pun bisa dianggap layak muat.


hahahahhaa.....whush..nggak lah, saya tidak terkait dengan media JP ya secara profesional. Cuman langganan aja. Gak sampe newsroom, mas 234.
Hahaha...boyi, dab. ::hihi::


ah...ngopi sik, :ngopi:
Yuk tak kancani sambi udot...:udud:

:ngopi:

noodles maniac
07-02-2013, 09:01 AM
SBY pun merespon :pencuri:

SBY Pun Marah (http://nasional.kompas.com/read/2013/02/07/07501751/Demokrat.Presiden.SBY.Marah)

http://assets.kompas.com/data/photo/2013/02/06/0953131-sby-fuad-bawazier-620X310.jpg


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) marah lantaran dituding tidak taat membayar pajak. Kemarahan Presiden ditunjukkan dari penyebutan tiga nama sebagai dalang dari keluarnya data pajak keluarganya dalam jumpa pers di sela-sela ibadah umrah di Mekkah beberapa hari lalu.

"Marah sudah tentu. Pak SBY soalnya sudah jelaskan semuanya secara clear persoalan pajak. Tidak mungkin seorang kepala negara itu melakukan sebuah pelaporan pajak yang tidak sesuai mekanisme," ujar Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa di Jakarta, Kamis (7/2/2013).

Menurut Saan penyebutan nama Fuad Bawazier, Ratna Sarumpaet, dan Adhie Massardi bukan main-main. Saan meyakini Presiden SBY memiliki informasi yang kuat sehingga tak seperti biasanya, Presiden langsung menuding nama jelas di hadapan media massa.

"Presiden pasti punya data dan sumber informasi yang bisa dipercaya sampai dia sebut nama seperti itu. Harusnya KPK yang cek informasi tersebut," ujar Saan.

Presiden SBY sebut Fuad dkk dalangnya

Saat berada di Jeddah, Arab Saudi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menuding aktivis Adhie Massardi, Ratna Sarumpaet, dan Fuad Bawazier sebagai pihak yang melaporkan penggelapan pajak yang dituduhkan kepadanya seperti ditulis harian The Jakarta Post.

Presiden pun mengaku prihatin dituduh tidak membayar pajak. ''Saya telah memenuhi kewajiban saya dengan sebenar-benarnya untuk bayar pajak,'' ujar SBY di Jeddah, Arab Saudi, Senin (4/2/2013) malam.

''Saya prihatin, dengan harta yang jumlahnya tidak spektakuler dianggap tidak taat pajak. Ada yang triliunan, ratusan miliar, tidak beres bayar pajak kadang-kadang luput dari perhatian. Ini ketidakadilan,'' papar SBY.

SBY mengaku sudah mendengar ada yang melapor ke KPK terkait dugaan tak taat bayar pajak yang dituduhkan kepadanya. ''Disebut ada Fuad Bawazier, Adi Massardi, Ratna Sarumpaet,'' kata SBY.

Di dalam jumpa pers itu, secara khusus Presiden SBY menyoroti Fuad Bawazier. Ia menyebutkan sejak enam tahun lalu dirinya sempat akan mengangkat Fuad sebagai menteri.

''Tapi di saat terakhir saya dapat data dari KPK kalau diangkat nanti akan jadi masalah besar. Jadi saya menyelamatkan beliau. Berhentilah dalam menuduh dan curiga. Pandai-pandailan berintrospeksi. Junjunglah kebenaran,'' ungkap SBY.

Editor :Kistyarini


Makin seru nih, SBY bakal tuntut si Fuad Bawazier kah? ::hohoho::

opi77
07-02-2013, 09:06 AM
Fuad bawazier yang mantan dirjen pajak dan menkeu itu yah...hhhmmm...kita tunggu balasan dari yang bersangkutan gimana..

serendipity
07-02-2013, 09:09 AM
sebenernya kalo mau diakuin emang harta yang tertera di koran itu gak seberapa spektakulernya dibanding pejabat pajak yang ada di Indonesia.

Tapi kembali lagi, karna dia Presiden jadi dicerca ama orang-orang. Kalo ngeliat hartanya direktur pajak atau pegawai bea cukai, baru deh orang-orang tau hartanya SBY ga seberapa dibanding milik mereka :beliz2:

jojox
07-02-2013, 01:24 PM
aneh gw bilang itu,

SBY marah karena
1. Tragedi kebocoran sistem internal, maka perlu dipersalahkan eselon terkait, dan dibina(sakan).
2. External, Pasar audiens Jakartapost = internasional. Secara image internasional yg membawa gelar Knight dri Buckingham palace.

Padahal, imo, justru SPT itu berpotensi menjadi bukti dan komoditas kampanye pembayaran pajak dan integritasnya sebagai presiden.
Itu dengan pasti Menunjukkan bahwa SBY tidak perlu menyembunyikan sesuatu pd pelaporan pajak. Harusnya gitu kan?
Di negara maju, kek gini ditransparansikan, publikasikan luas, dan menjadi defense politik pejabat malahan. Menampilkan apa yg ada.
Kan tugasnya dirjen pajak untuk verifikasi betul nggak segitu. Kl cuman 1 rupiah dilaporkan, dan dipublikasikan 1 rupiah, berarti yang bego adalah...
anak magang tugasnya input data di dirjen pajak ..gak pernah eselon IIa-nya... kwkwkkwkw...


Responnya jg bisa disentil ringan,
SBY bisa bilang, wah gw lebih miskin daripada Gayus. 6 m vs 40 M. Ada yg tidak beres di sini, di dirjen pajak. ::ngakak2::