etca
26-01-2013, 08:03 AM
Negara kita memang terkenal dengan mistisismenya,
sampe orang mau membayar untuk melihat sapi berkaki 3 atau manusia dengan kelainan kulit.
Kami kesal marah dan emosi dengan kondisi ini,
keadaan di mana jika ada keanehan orang langsung mengasosiasikannya dengan “keajaiban”,
bukannya mencari alasan logis di baliknya.
Alhasil ketika ada orang bilang doi bisa bikin “inovasi teknologi” bermodal “keajaiban”, orang langsung percaya.
kapan bangsa kita ini maju ya? Masa nanti kalau ada perang sama Amerika kita perang pake jin?
1. Kenapa Kita Tidak Bisa Berjalan Lurus di Tempat Keramat Saat Mata Ditutup??
Contoh yang paling fenomenal adalah 2 buah pohon beringin kembar keramat di Keraton Yogyakarta. Kamu semua pasti sudah pernah dengar, kan? Jika kamu mencoba berjalan lurus melewati tengah-tengah pohon keramat tersebut dengan mata tertutup walaupun sebelumnya boleh mengepas arah sehingga kamu benar2 tinggal berjalan lulus, kamu pasti gagal! Daya mistis yang kuat menjauhkanmu dari upaya melewati 2 pohon tersebut. Wow! Ajaib!
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image001-300x166.jpg (http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image001.jpg)
Thou shalt not past me!
Well, not really.Keajaiban ini ternyata bisa dijelaskan dengan sains http://theposkamling.com/wp-includes/images/smilies/icon_biggrin.gif Jika diterangkan melalui aspek neurosains kognitif (http://id.wikipedia.org/wiki/Neurosains_kognitif), ternyata terdapat kecenderungan bias (http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0028393299000858) pada individu normal (pada individu yang tidak mengalami kerusakan otak).Kalimat yang susah, eh? Oke, jadi contoh gampangnya begini. Jika seseorang disuruh mencoret secara tegak lurus sebuah garis horizontal di tengahnya, sehingga diasumsikan di sebelah kiri dan kanan coretan akan mempunyai panjang yg sama, ternyata apabila dilakukan berkali-kali, seorang individu akan cenderung mengalami bias (http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/17470210802305318) ke arah kanan/kiri dalam mengukur jarak dalam posisi horizontal. Bingung? Lihat gambar ini.
`http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image002-300x152.png (http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image002.png)
Coba aja sendiri, pasti ga bisa lurus juga http://theposkamling.com/wp-includes/images/smilies/icon_biggrin.gif
Hal ini berkaitan dengan dominasi otak kanan (http://www.annualreviews.org/doi/pdf/10.1146/annurev-neuro-061010-113731), dimana pada sebagian besar orang (75%), otak kanan mempunyai fungsi yg lebih tinggi dibanding otak kiri dalam mengukur jarak menggunakan mata dan melakukan tindakan dengan dibantu mata. Jadi memang cenderung ada perbedaan dalam memperkirakan panjang jarak antara kanan dan kiri karena perbedaan dominasi otak ini. Nah, kalau dengan mata terbuka pun kamu tidak bisa 100% memperkirakan jarak dengan baik, apalagi dengan mata tertutup?Sebenarnya saat berjalan dengan mata terbuka pun kamu sebenarnya mengalami keanehan ini. Tapi dengan mata terbuka, karena otak dan matamu selalu bisa bekerjasama, mengkoreksi arahmu setiap saat dengan kecepatan prosesor lebih tinggi dari Intel i7, ketidakseimbangan ini tidak akan terasa.Tapi kalau mata kita ditutup?Saat mata tertutup, kita bergantung sepenuhnya pada perkiraan otak tanpa bantuan mata (http://journals.cambridge.org/action/displayFulltext?type=1&fid=5123668&jid=VNS&volumeId=26&issueId=01&aid=5123660), melaluifungsi yang disebut visual awareness yang berfungsi memberitahu otak bahwa di area penglihatan kita telah terjadi sesuatu walaupun tanpa input warna dan deskripsi bentuk. Dengan ini, walaupun mata tertutup, fungsi visuospatial (http://www.nature.com/neuro/journal/v7/n3/full/nn1203.html) yang berfungsi untuk memperkirakan jarak tadi masih dapat berfungsi walaupun tanpa mata dengan sehingga kita masih dapat “merasa lurus”saat berjalan.
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image003-225x300.jpg (http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image003.jpg)
Hampir sama dengan kamu bisa “merasakan” apa yang terjadi di balik tirai hitam.
Now you know where this is going, rite? http://theposkamling.com/wp-includes/images/smilies/icon_biggrin.gifJadi saat berjalan dengan mata tertutup untuk melewati dua pohon beringin di alun alun kidul Keraton Yogyakarta, bias dalam memperhitungkan jarak antara kanan dan kiri juga terjadi di otakmu karena dominasi otak kanan tadi, tanpa ada bantuan mata untuk mengkoreksinya setiap saat. Nah, karena
jaraknya jauh, akhirnya kesalahan perhitungan jarak ini terakumulasi menjadi banyak, seperti terlihat di gambar ini.
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image004-300x255.png (http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image004.png)
Pada gambar ditunjukkan dengan sedikit deviasi (http://psycnet.apa.org/journals/neu/16/3/390/) kearah kanan, jika dihitung dari jarak 3 meter akan didapat deviasi sekitar 1 derajat. Nah, kalau 3 meter aja deviasinya udah 1 derajat, kalau jalan 50an meter seperti di keraton itu, deviasinya pasti udah sampe 15-20an derajat, makanya jalannya melenceng jauh.Jadi, yeah, bukan karena faktor magis dari beringin yg membelokkan pengunjung, tetapi fungsi otak yang tidak seimbang inilah yang membuat arah jalan tidak lurus ke depan tetapi melenceng ke arah tertentu dan menyebabkan pengunjung gagal melalui tengah-tengah beringin.Kalau kalian berkesimpulan bahwa solusinya adalah berjalan ke arah kiri/kanan yang berkebalikan dengan kecenderungan bias kalian, well, you are damn right http://theposkamling.com/wp-includes/images/smilies/icon_biggrin.gif
2. Merinding atau merasa gaib saat mencium bau dupa? Science has the answer too.
Oleh sebagian masyarakat Indonesia aroma dupa dianggap sebagai hal yg bersifat mistis dan dipercayai mengandung kekuatan gaib. Nggak usah jauh2, dinyalakan di pinggir jalan saja sudah bisa membuat kita merasa aneh, gaib dan khusyuk, bahkan kadang2 membuat merinding kalau kita beneran berkonsentrasi. Keajaiban!
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image005-300x226.jpg (http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image005.jpg)
Apalagi kalau dupanya dari ganja. Twice the magic twice the fun!
Ehm, sorry but not really as well. Untuk menerangkan hal ini, pertama di otak terdapat sebuah sistem yg disebut sistem limbic (http://en.wikipedia.org/wiki/Limbic) dimana oleh Maclean diterangkan dengan sederhana bahwa limbic adalah “the emotional brain”, yang berarti pusat emosi. Lalu apa hubungannya bau dupa dengan sistem ini? Dari kajian neuroanatomi, diketahui bahwa sistem limbik berkaitan erat dengan fungsi penciuman seperti dapat dilihat pada gambar.
.”]http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image006-300x213.png (http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image006.png)
Yup ini adalah otak Anda, dan yup, ada kuda laut pink di dalamnya [citation needed
Informasi yang didapat dari penciuman kemudian akan dibawa ke sebuah struktur yg disebut amygdala (http://www.pnas.org/content/94/8/4119.short) (catatan editor: maaf tidak ada terjemahan dari amygdala, kami masih berusaha keras agar nama salah satu hansip dapat diabadikan sebagai terjemahan Indon dari amygdala). Amygdala mempengaruhi perilaku emosional, respons sosial, dan kewaspadaan.Amygdala ini secara struktur bekerja sama dengan bagian yang berfungsi mengubah memori jangka pendek menjadi jangka panjang. Contohnya begini. Misalnya kita mempunyai memori mengenai parfum dari mantan pacar, karena waktu pacaran terus2an mencium baunya, lalu secara tidak sadar pasti informasinya masih tersimpan secara rapi di otak.Nah, apa yang akan terjadi jika misalnya kita berada di dalam lift dengan seseorang yg memakai parfum yg sama dengan sang mantan? Well, memori kita akan kembali teraktivasi hanya dari penciuman. Kita jadi teringat kembali momen2 emosional (http://www.amsciepub.com/doi/abs/10.2466/pms.2000.91.3.771) bersama sang pacar. Mungkin setelah mencium bau parfum tersebut kita akan menangis atau jantung kita berdegup kencang.
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image007-300x240.jpg (http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image007.jpg)
Maka berhati-hatilah saat tiba2 ingat mantan karena lihat/membaui yang mirip, perasaan kangen yang timbul mungkin adalah science, not love http://theposkamling.com/wp-includes/images/smilies/icon_razz.gif
Hal yang sama terjadi saat mencium bau dupa.Lalu kenapa merinding? Well, setelah mencium bau dupa dan merasakan emosi berdoa, informasi tersebut juga akan mengaktivasi bagian yang berfungsi untuk menginterpretasikan stimulus emosional. Salah satunya adalah sistem saraf otonom di kulit yang merangsang otot yang mengatur rambut kulit sehingga membuatnya berdiri. Lalu muncul lah sensasi merinding.Jadi, yeah, kejadian ajaib ini bukan disebabkan oleh simple magic tricks, but a very complicated, sophisticated, calculated science. Tapi memang kalo buat orang2 ga mau repot dan males mikir, yaudah bilang aja “keajaiban” biar gampang http://theposkamling.com/wp-includes/images/smilies/icon_razz.gif
sampe orang mau membayar untuk melihat sapi berkaki 3 atau manusia dengan kelainan kulit.
Kami kesal marah dan emosi dengan kondisi ini,
keadaan di mana jika ada keanehan orang langsung mengasosiasikannya dengan “keajaiban”,
bukannya mencari alasan logis di baliknya.
Alhasil ketika ada orang bilang doi bisa bikin “inovasi teknologi” bermodal “keajaiban”, orang langsung percaya.
kapan bangsa kita ini maju ya? Masa nanti kalau ada perang sama Amerika kita perang pake jin?
1. Kenapa Kita Tidak Bisa Berjalan Lurus di Tempat Keramat Saat Mata Ditutup??
Contoh yang paling fenomenal adalah 2 buah pohon beringin kembar keramat di Keraton Yogyakarta. Kamu semua pasti sudah pernah dengar, kan? Jika kamu mencoba berjalan lurus melewati tengah-tengah pohon keramat tersebut dengan mata tertutup walaupun sebelumnya boleh mengepas arah sehingga kamu benar2 tinggal berjalan lulus, kamu pasti gagal! Daya mistis yang kuat menjauhkanmu dari upaya melewati 2 pohon tersebut. Wow! Ajaib!
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image001-300x166.jpg (http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image001.jpg)
Thou shalt not past me!
Well, not really.Keajaiban ini ternyata bisa dijelaskan dengan sains http://theposkamling.com/wp-includes/images/smilies/icon_biggrin.gif Jika diterangkan melalui aspek neurosains kognitif (http://id.wikipedia.org/wiki/Neurosains_kognitif), ternyata terdapat kecenderungan bias (http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0028393299000858) pada individu normal (pada individu yang tidak mengalami kerusakan otak).Kalimat yang susah, eh? Oke, jadi contoh gampangnya begini. Jika seseorang disuruh mencoret secara tegak lurus sebuah garis horizontal di tengahnya, sehingga diasumsikan di sebelah kiri dan kanan coretan akan mempunyai panjang yg sama, ternyata apabila dilakukan berkali-kali, seorang individu akan cenderung mengalami bias (http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/17470210802305318) ke arah kanan/kiri dalam mengukur jarak dalam posisi horizontal. Bingung? Lihat gambar ini.
`http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image002-300x152.png (http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image002.png)
Coba aja sendiri, pasti ga bisa lurus juga http://theposkamling.com/wp-includes/images/smilies/icon_biggrin.gif
Hal ini berkaitan dengan dominasi otak kanan (http://www.annualreviews.org/doi/pdf/10.1146/annurev-neuro-061010-113731), dimana pada sebagian besar orang (75%), otak kanan mempunyai fungsi yg lebih tinggi dibanding otak kiri dalam mengukur jarak menggunakan mata dan melakukan tindakan dengan dibantu mata. Jadi memang cenderung ada perbedaan dalam memperkirakan panjang jarak antara kanan dan kiri karena perbedaan dominasi otak ini. Nah, kalau dengan mata terbuka pun kamu tidak bisa 100% memperkirakan jarak dengan baik, apalagi dengan mata tertutup?Sebenarnya saat berjalan dengan mata terbuka pun kamu sebenarnya mengalami keanehan ini. Tapi dengan mata terbuka, karena otak dan matamu selalu bisa bekerjasama, mengkoreksi arahmu setiap saat dengan kecepatan prosesor lebih tinggi dari Intel i7, ketidakseimbangan ini tidak akan terasa.Tapi kalau mata kita ditutup?Saat mata tertutup, kita bergantung sepenuhnya pada perkiraan otak tanpa bantuan mata (http://journals.cambridge.org/action/displayFulltext?type=1&fid=5123668&jid=VNS&volumeId=26&issueId=01&aid=5123660), melaluifungsi yang disebut visual awareness yang berfungsi memberitahu otak bahwa di area penglihatan kita telah terjadi sesuatu walaupun tanpa input warna dan deskripsi bentuk. Dengan ini, walaupun mata tertutup, fungsi visuospatial (http://www.nature.com/neuro/journal/v7/n3/full/nn1203.html) yang berfungsi untuk memperkirakan jarak tadi masih dapat berfungsi walaupun tanpa mata dengan sehingga kita masih dapat “merasa lurus”saat berjalan.
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image003-225x300.jpg (http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image003.jpg)
Hampir sama dengan kamu bisa “merasakan” apa yang terjadi di balik tirai hitam.
Now you know where this is going, rite? http://theposkamling.com/wp-includes/images/smilies/icon_biggrin.gifJadi saat berjalan dengan mata tertutup untuk melewati dua pohon beringin di alun alun kidul Keraton Yogyakarta, bias dalam memperhitungkan jarak antara kanan dan kiri juga terjadi di otakmu karena dominasi otak kanan tadi, tanpa ada bantuan mata untuk mengkoreksinya setiap saat. Nah, karena
jaraknya jauh, akhirnya kesalahan perhitungan jarak ini terakumulasi menjadi banyak, seperti terlihat di gambar ini.
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image004-300x255.png (http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image004.png)
Pada gambar ditunjukkan dengan sedikit deviasi (http://psycnet.apa.org/journals/neu/16/3/390/) kearah kanan, jika dihitung dari jarak 3 meter akan didapat deviasi sekitar 1 derajat. Nah, kalau 3 meter aja deviasinya udah 1 derajat, kalau jalan 50an meter seperti di keraton itu, deviasinya pasti udah sampe 15-20an derajat, makanya jalannya melenceng jauh.Jadi, yeah, bukan karena faktor magis dari beringin yg membelokkan pengunjung, tetapi fungsi otak yang tidak seimbang inilah yang membuat arah jalan tidak lurus ke depan tetapi melenceng ke arah tertentu dan menyebabkan pengunjung gagal melalui tengah-tengah beringin.Kalau kalian berkesimpulan bahwa solusinya adalah berjalan ke arah kiri/kanan yang berkebalikan dengan kecenderungan bias kalian, well, you are damn right http://theposkamling.com/wp-includes/images/smilies/icon_biggrin.gif
2. Merinding atau merasa gaib saat mencium bau dupa? Science has the answer too.
Oleh sebagian masyarakat Indonesia aroma dupa dianggap sebagai hal yg bersifat mistis dan dipercayai mengandung kekuatan gaib. Nggak usah jauh2, dinyalakan di pinggir jalan saja sudah bisa membuat kita merasa aneh, gaib dan khusyuk, bahkan kadang2 membuat merinding kalau kita beneran berkonsentrasi. Keajaiban!
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image005-300x226.jpg (http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image005.jpg)
Apalagi kalau dupanya dari ganja. Twice the magic twice the fun!
Ehm, sorry but not really as well. Untuk menerangkan hal ini, pertama di otak terdapat sebuah sistem yg disebut sistem limbic (http://en.wikipedia.org/wiki/Limbic) dimana oleh Maclean diterangkan dengan sederhana bahwa limbic adalah “the emotional brain”, yang berarti pusat emosi. Lalu apa hubungannya bau dupa dengan sistem ini? Dari kajian neuroanatomi, diketahui bahwa sistem limbik berkaitan erat dengan fungsi penciuman seperti dapat dilihat pada gambar.
.”]http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image006-300x213.png (http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image006.png)
Yup ini adalah otak Anda, dan yup, ada kuda laut pink di dalamnya [citation needed
Informasi yang didapat dari penciuman kemudian akan dibawa ke sebuah struktur yg disebut amygdala (http://www.pnas.org/content/94/8/4119.short) (catatan editor: maaf tidak ada terjemahan dari amygdala, kami masih berusaha keras agar nama salah satu hansip dapat diabadikan sebagai terjemahan Indon dari amygdala). Amygdala mempengaruhi perilaku emosional, respons sosial, dan kewaspadaan.Amygdala ini secara struktur bekerja sama dengan bagian yang berfungsi mengubah memori jangka pendek menjadi jangka panjang. Contohnya begini. Misalnya kita mempunyai memori mengenai parfum dari mantan pacar, karena waktu pacaran terus2an mencium baunya, lalu secara tidak sadar pasti informasinya masih tersimpan secara rapi di otak.Nah, apa yang akan terjadi jika misalnya kita berada di dalam lift dengan seseorang yg memakai parfum yg sama dengan sang mantan? Well, memori kita akan kembali teraktivasi hanya dari penciuman. Kita jadi teringat kembali momen2 emosional (http://www.amsciepub.com/doi/abs/10.2466/pms.2000.91.3.771) bersama sang pacar. Mungkin setelah mencium bau parfum tersebut kita akan menangis atau jantung kita berdegup kencang.
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image007-300x240.jpg (http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2012/08/image007.jpg)
Maka berhati-hatilah saat tiba2 ingat mantan karena lihat/membaui yang mirip, perasaan kangen yang timbul mungkin adalah science, not love http://theposkamling.com/wp-includes/images/smilies/icon_razz.gif
Hal yang sama terjadi saat mencium bau dupa.Lalu kenapa merinding? Well, setelah mencium bau dupa dan merasakan emosi berdoa, informasi tersebut juga akan mengaktivasi bagian yang berfungsi untuk menginterpretasikan stimulus emosional. Salah satunya adalah sistem saraf otonom di kulit yang merangsang otot yang mengatur rambut kulit sehingga membuatnya berdiri. Lalu muncul lah sensasi merinding.Jadi, yeah, kejadian ajaib ini bukan disebabkan oleh simple magic tricks, but a very complicated, sophisticated, calculated science. Tapi memang kalo buat orang2 ga mau repot dan males mikir, yaudah bilang aja “keajaiban” biar gampang http://theposkamling.com/wp-includes/images/smilies/icon_razz.gif