PDA

View Full Version : Monoteisme dan Sikap Eksklusif



purba
20-03-2011, 09:50 AM
Sikap eksklusif adalah konsekuensi logis dari monoteisme. Monoteisme menyembah tuhan yang tunggal. Itu berarti hanya ada satu sumber kebenaran bagi monoteisme, yaitu tuhan yang tunggal itu sendiri yang dijadikan sesembahannya. Jika dihadapkan pada kenyataan adanya banyak keyakinan, maka monoteisme akan memandang rendah segala keyakinan yang ada di luarnya. Itu berarti menimbulkan potensi konflik yg bersifat ideologis. Mungkin ini yang bisa menjelaskan konflik2 ideologis dalam rumpun keyakinan monoteisme semit.

Eksklusivitas monoteisme akan hanya menjadi potensi konflik selamanya (tidak termanifestasi) jika tidak ditambahkan doktrin menyebarkan kebenaran. Tapi pada kenyataannya doktrin menyebarkan kebenaran pun diajarkan oleh sebagian monoteisme semit. Doktrin tersebut yang menyebabkan potensi muncul menjadi konflik nyata.

Untuk menguatkan argumen2 di atas, ane ambil kasus Ahmadiyah vs Islam mainstream di Indonesia. Dua kelompok tsb (Ahmadiyah dan Islam mainstream) adalah penganut monoteisme dan dengan begitu mereka eksklusif, artinya merekalah masing2 yg paling benar. Kemudian masing2 pun mempunyai doktrin semacam amar ma'ruf nahi munkar. Utk merealisasikan doktrin tsb, mereka perlu kontak dengan kelompok di luar mereka yg perlu diberikan pencerahan ttg kebenaran. Tetapi yg satu tidak terima pencerahan dari yg lain. Pencerahan dari yg satu dilihat sebagai penyesatan oleh yg lain. Di situlah awal mulanya konflik monoteisme.

Dalam skala yg lebih besar adalah konflik antara Yahudi, Kristen, dan Islam. Mungkin hanya Yahudi yg tidak mengajarkan penyebaran kebenaran pada kelompok lain di luarnya mengingat mereka punya doktrin sbg bangsa pilihan tuhan yg cenderung eksklusif nonekspansif. Sementara Kristen dan Islam memiliki doktrin utk menyebarkan kebenaran dan itu yg menjadi akar konflik yg sempat membesar seperti Perang Salib. Sementara konflik Yahudi-Islam di Palestina berakar dari keangkuhan sbg bangsa pilihan tuhan (Yahudi) dan pemimpin di muka bumi (Islam).

:))

pasingsingan
20-03-2011, 12:10 PM
Doktrin eksklusif
Monoteisme memandang rendah keyakinan yng ada diluarnya (sindrom superioritas?)
(self proclaim of truth?), gw rasa hal spt itu bkn monopoli kalangan monoteis aja deh pur?
misal, Hindu & Buddha (dapatkah dijadikan sampling non-monoteis?,CMIW) ini juga melakukan
self proclaim, dan dlm batas2 tertentu juga melakukan eksklusivitas. Pada dasarnya semua
ideologi memliki ciri doktrin/ajaran bersifat umum dan khusus (baca universal & special)

Ekspansionisme
Klo sudah membentuk kelompok/komunitas, kemudian merasa kuat, tentu ada potensi alias
"kecenderungan" melakukan abuse of power thd kelompok lain dlm hal saling memperluas
pengaruhnya, entah itu dng motif ideologi atau ekonomi. Itulah watak asli homo sapien pur ;))

Klo diletakkan pada bingkai yng lebih luas (baca konflik peradaban)
akar konflik tdk semata-semata masalah ideologi, justru masalah ekonomi yng dominan
ingat sejarah peradaban, teori kepentingan (baca kolonialisme) misalnya.

Sektarian
Ini juga diidap oleh semua ideologi/keyakinan
jadi bukan monopoli ideologi yng diberi cap sbg "agama"
paham atheis & agnostic misalnya, faktanya tidak hanya satu macam
spectrum jg (baca corak pemahaman), dng sendirinya itu juga
menegaskan adanya pengelompokan (sekte).

..... tambah lagi kopinya pur :mrgreen:

danalingga
20-03-2011, 04:51 PM
Dan ketika ada orang dalam (dari suatu agama) mencoba untuk inklusif maka akan dianggap telah mengobok-ngobok atau menodai ajaran agama tersebut.

purba
21-03-2011, 04:35 PM
Doktrin eksklusif
Monoteisme memandang rendah keyakinan yng ada diluarnya (sindrom superioritas?)
(self proclaim of truth?), gw rasa hal spt itu bkn monopoli kalangan monoteis aja deh pur?
misal, Hindu & Buddha (dapatkah dijadikan sampling non-monoteis?,CMIW) ini juga melakukan
self proclaim, dan dlm batas2 tertentu juga melakukan eksklusivitas. Pada dasarnya semua
ideologi memliki ciri doktrin/ajaran bersifat umum dan khusus (baca universal & special)


Kayaknya ente sedang memperhatikan individunya. Memang bisa saja individu yg mengaku monoteis, tetapi bersikap inklusif. Itu ane lihat sbg anomali karena jumlahnya dikit. Misalnya Gus Dur. Dia muslim alias monoteis, tetapi sikapnya inklusif. Yg jadi fokus ane adalah konsekuensi logis dari suatu ajaran, dlm hal ini, monoteisme. Ajaran ini punya konsekuensi logis berupa eksklusivisme.



Ekspansionisme
Klo sudah membentuk kelompok/komunitas, kemudian merasa kuat, tentu ada potensi alias
"kecenderungan" melakukan abuse of power thd kelompok lain dlm hal saling memperluas
pengaruhnya, entah itu dng motif ideologi atau ekonomi. Itulah watak asli homo sapien pur ;))


Gak selalu begitu, sing. Ahmadiyah jelas komunitas kecil dan lemah, tetapi mereka ekspansif. Mereka mempunyai doktrin utk menyebarkan kebenaran. Nah ini yg meletupkan potensi menjadi konflik terbuka. Yahudi kuat dan besar, tetapi secara ideologis tidak ekspansif.



Klo diletakkan pada bingkai yng lebih luas (baca konflik peradaban)
akar konflik tdk semata-semata masalah ideologi, justru masalah ekonomi yng dominan
ingat sejarah peradaban, teori kepentingan (baca kolonialisme) misalnya.


Memang akar konflik tidak melulu ideologis. Tetapi ideologi2 tertentu memiliki potensi besar utk menghasilkan konflik. Ane melihat monoteisme punya potensi besar menghasilkan konflik ideologis.



Sektarian
Ini juga diidap oleh semua ideologi/keyakinan
jadi bukan monopoli ideologi yng diberi cap sbg "agama"
paham atheis & agnostic misalnya, faktanya tidak hanya satu macam
spectrum jg (baca corak pemahaman), dng sendirinya itu juga
menegaskan adanya pengelompokan (sekte).

..... tambah lagi kopinya pur :mrgreen:

Sektarian memang bisa terjadi di induk ideologi apa saja. Ini karena cara pandang. Tetapi sekte yg monoteistis cenderung eksklusif dibandingkan sekte yg politeistis.

...sruput dulu kopinya sing... :)

purba
21-03-2011, 04:42 PM
Politeisme = Inklusive ? masa sih ?
bukannya Hindu itu membuat strata2 bagi manusia ?


Inklusif yg ane maksud adalah mengakui adanya jalan keselamatan di luar keyakinannya. Misalnya ente sbg penganut Kristen juga mengakui adanya jalan keselamatan di luar percaya pada Yesus. Nah itu berarti ente bersikap inklusif.



Dikalangan Atheis juga bisa terjadi paham superioritas misalnya Ras Unggul atau Ras yg sudah lebih maju dalam Evolusi.

Tapi apakah paham Ras Unggul adalah konsekuensi logis dari ateisme?

:))

keremus
21-03-2011, 10:05 PM
Yang saya tahu monotheisme bisa bersifat inklusif maupun eksklusif.

Monoteisme Inklusif : Mempercayai satu Tuhan namun Tuhan dapat ditampilkan
dengan nama, perwujudan, aspek, emanasi yang berbeda-beda.

Monoteisme jenis ini dianggap kompatibel dengan polyteisme dimana Tuhan
yang berbeda-beda adalah representasi Tuhan Yang Satu yang disembah
secara tidak langsung.


Monoteisme Eksklusif : Mempercayai Tuhan Yang Satu dan Tuhan Selain
yang ada dalam agama yang bersangkutan adalah salah. Islam, Kristen
dan Yudaisme termasuk kategori ini.

purba
21-03-2011, 10:24 PM
Yang saya tahu monotheisme bisa bersifat inklusif maupun eksklusif.

Monoteisme Inklusif : Mempercayai satu Tuhan namun Tuhan dapat ditampilkan
dengan nama, perwujudan, aspek, emanasi yang berbeda-beda.

Monoteisme jenis ini dianggap kompatibel dengan polyteisme dimana Tuhan
yang berbeda-beda adalah representasi Tuhan Yang Satu yang disembah
secara tidak langsung.


Bisa juga begitu. Ane melihat ini sebagai monisme.

:)

keremus
22-03-2011, 01:37 PM
Saya pernah membaca kertas ilmiah seorang akademisi
perihal agama Shinto. Disebut, bahkan Shinto pun
bersifat monoteistik. Cuma, saya baru membacanya
sekilas. Kerja ilmiah itu juga membahas interaksi
Shinto dan Kristen di Jepang.

ndableg
23-03-2011, 03:35 AM
Lagian KELOMPOK mana yg ga eksklusip?

keremus
23-03-2011, 03:01 PM
Lagian KELOMPOK mana yg ga eksklusip?

Menurut saya, secara umum, Buddha dan Hindu tak kelihatan eksklusif,
seperti halnya Islam, Kristen dan Yudaism. Atau mungkin karena saya tidak
begitu mendalami keduanya.


Tesis Purba kan sekadar menggarisbawahi bahwa monoteisme eksklusif
memiliki potensi lebih besar untuk berkonflik ketimbang yang bukan.

Namanya potensi, praksis pada akhirnya tergantung pada individu/umat.

kunderemp
23-03-2011, 07:10 PM
Kayaknya ente sedang memperhatikan individunya. Memang bisa saja individu yg mengaku monoteis, tetapi bersikap inklusif. Itu ane lihat sbg anomali karena jumlahnya dikit. Misalnya Gus Dur. Dia muslim alias monoteis, tetapi sikapnya inklusif. Yg jadi fokus ane adalah konsekuensi logis dari suatu ajaran, dlm hal ini, monoteisme. Ajaran ini punya konsekuensi logis berupa eksklusivisme.

Kalau ente mengatakan eksklusif adalah hasil konsekuensi logis monotheisme tetapi ente mengakui pengecualian berarti ente sudah menyanggah pendapat ente sendiri dong.. =))

Lagipula, Gus Dur gak sendiri.
Semua kejawen seperti itu. Kejawen di sini baik Kejawen sebagai 'agama' maupun Kejawen sebagai tradisi yang bercampur dengan agama lain yang dia peluk (bisa Islam, Katolik, Buddha, atau Hindu). (Etca silakan koreksi gue.. :D ).


Monoteisme Yahudi kalau gak salah berawal dari Monolatri dulu, kan? Mungkin gak, Monoteisme eksklusif, berawal dari monolatri, sementara Monoteisme inklusif berawal dari monisme?

purba
23-03-2011, 08:02 PM
Kalau ente mengatakan eksklusif adalah hasil konsekuensi logis monotheisme tetapi ente mengakui pengecualian berarti ente sudah menyanggah pendapat ente sendiri dong.. =))


Perhatiin donk apa yg menjadi fokusnya. Di sini ada ajaran dan ada peyakin ajaran. Itu dua hal yg berbeda. Ane bilang tulisan pasing di atas karena pasing melihat peyakin ajaran. Sedangkan ane fokus ke ajarannya sendiri. Gampangnya begini. Ajaran Islam bilang babi haram, tapi tetap aja banyak muslim yg makan babi. Muslim yg makan babi itu adalah muslim yg gak konsisten dgn ajaran yg diyakininya. Sama aja ane berpendapat secara logika monoteisme punya konsekuensi eksklusivisme, tapi kalo melihat di lapangan, gak semua penganut monoteisme konsisten dgn ajaran yg diyakininya sendiri.



Lagipula, Gus Dur gak sendiri.
Semua kejawen seperti itu. Kejawen di sini baik Kejawen sebagai 'agama' maupun Kejawen sebagai tradisi yang bercampur dengan agama lain yang dia peluk (bisa Islam, Katolik, Buddha, atau Hindu). (Etca silakan koreksi gue.. :D ).


Maksudnya anomali? Kalo anomali, ya gak berarti sendiri, bisa juga banyak, tetapi minoritas.



Monoteisme Yahudi kalau gak salah berawal dari Monolatri dulu, kan? Mungkin gak, Monoteisme eksklusif, berawal dari monolatri, sementara Monoteisme inklusif berawal dari monisme?

Bisa saja monolatri akhirnya menjadi monoteisme eksklusif. Monolatri sendiri sudah eksklusif. Meski mengakui banyak tuhan, tetapi hanya satu tuhan yg benar. Jika kemudian meniadakan tuhan2 yg lain, maka menjadi monoteisme eksklusif. Monoteisme inklusif lebih mirip politeisme atau henoteisme dan bisa saja berawal dari monisme.

Sebenarnya yg ane pengen tuju adalah adakah korelasi antara terciptanya isme2 tsb dengan cara hidup manusia2 yg menciptakan isme2 tsb. Misalnya bangsa nomaden lebih cenderung monoteistik, sedangkan bangsa agraris lebih cenderung politeistik.

:))

ndableg
24-03-2011, 02:58 AM
Menurut saya, secara umum, Buddha dan Hindu tak kelihatan eksklusif,
seperti halnya Islam, Kristen dan Yudaism. Atau mungkin karena saya tidak
begitu mendalami keduanya.

Buddha hindhu pun kalo udah mengelompok, ya exclusip lah. Akhirnya bentuk sekte2. Coba muslim2 ato kristen2 yg tidak mengelompok dgn kelompok apa pun (inklusip), apa masih merasa eksklusip?


Tesis Purba kan sekadar menggarisbawahi bahwa monoteisme eksklusif
memiliki potensi lebih besar untuk berkonflik ketimbang yang bukan.

Namanya potensi, praksis pada akhirnya tergantung pada individu/umat.

Loh apa itu berarti pada jaman dimana mayoritas polytheis lalu ga ada konflik? Aman sentosa? Apa politeis eksklusip ga ada?
Semua yg (ud merasa) eksklusip ya jelas menimbulkan perbedaan hak, dimana yg eksklusif (merasa) lebih tinggi.

purba
24-03-2011, 07:20 AM
Buddha hindhu pun kalo udah mengelompok, ya exclusip lah. Akhirnya bentuk sekte2. Coba muslim2 ato kristen2 yg tidak mengelompok dgn kelompok apa pun (inklusip), apa masih merasa eksklusip?



Loh apa itu berarti pada jaman dimana mayoritas polytheis lalu ga ada konflik? Aman sentosa? Apa politeis eksklusip ga ada?
Semua yg (ud merasa) eksklusip ya jelas menimbulkan perbedaan hak, dimana yg eksklusif (merasa) lebih tinggi.

Eksklusif bukan sekedar mengelompok, tetapi juga tidak mengakui kebenaran kelompok lain. Contohnya Ahmadiyah. Mereka mengelompok dan tidak mengakui kebenaran di luar kelompok mereka. Nah itu namanya eksklusif. Kalo gak salah, Vatikan telah mengeluarkan pernyataan bahwa ada juga jalan keselamatan di luar Yesus. Nah itu namanya inklusif.

:))

ndableg
25-03-2011, 02:02 AM
Ya namanya ngelompok, mana mengakui kebenaran kelompok lain? Kalo mengakui ya sudah keluar dari kelompok lah..
Kalo akhirnya ahmadiyah mengakui kebenaran kelompok lain, ya sudah ndak kelompok ahmadiyah lah. Artinya ahmadiyah mengelompok dgn kelompok lain yg punya kebenaran sama. Terjadilah koalisi.. :lol:

kandalf
25-03-2011, 08:23 AM
Bleg..
mulai dari definisinya.

Eksklusif : hanya mengikuti ajarannya sepenuhnya paling benar
Inklusif : Kelompok lain bisa masuk surga/ mencapai nirwana (intinya selamat lah..) walau tidak secara resmi bagian dari kelompoknya.

Tiba-tiba jadi ingat topik di Ajangkicrot, Al-Baqarah ayat 62 :D

keremus
25-03-2011, 08:47 AM
Buddha hindhu pun kalo udah mengelompok, ya exclusip lah. Akhirnya bentuk sekte2. Coba muslim2 ato kristen2 yg tidak mengelompok dgn kelompok apa pun (inklusip), apa masih merasa eksklusip?



Loh apa itu berarti pada jaman dimana mayoritas polytheis lalu ga ada konflik? Aman sentosa? Apa politeis eksklusip ga ada?
Semua yg (ud merasa) eksklusip ya jelas menimbulkan perbedaan hak, dimana yg eksklusif (merasa) lebih tinggi.


Ini bukan soal ada atau tidak ada konflik. Bukan soal salah-benar.
Mana ada entitas di dunia ini yang bebas dari konflik ? Itulah hidup.


Ini soal sebuah tesis perihal potensi konflik yang termuat dalam ajaran
(dalam hal ini agama). Agama dengan doktrin eksklusif tentunya lebih
rentan berbenturan karena terdapat negasi terhadap kelompok lain.


Sepanjang manisfestasi negasi itu pasif --> Saya menyakini agama saya satu-
satunya kebenaran dan mereka (kelompok lain) adalah salah, tidak ada masalah


Namun jika negasi itu aktif atau agresif---> Saya meyakini agama saya satu-
satunya kebenaran, kalian harus menerima kebenaran agama saya, saya
berhak memerangi atau memaksa kalian masuk agama saya atau


Kalian tidak boleh mengekspresikan agama atau keyakinan kalian karena itu
dosa atau kafir (dan diikuti oleh aksi tentu saja), ini masalah

ndableg
26-03-2011, 07:43 AM
Inklusif : Kelompok lain bisa masuk surga/ mencapai nirwana (intinya selamat lah..) walau tidak secara resmi bagian dari kelompoknya.

Bukan tidak secara resmi, tapi memang tidak masuk dalam kelompok itu. Bisa pindah kelompok lain, bisa berdiri sendiri (independen) tanpa kelompok. Seperti agnostik, ga ada agnostik mengelompok.
Nah orang2 yg mengelompok dgn ide masing2 inilah yg memang eksklusip.

ndableg
26-03-2011, 08:02 AM
Ini soal sebuah tesis perihal potensi konflik yang termuat dalam ajaran
(dalam hal ini agama). Agama dengan doktrin eksklusif tentunya lebih
rentan berbenturan karena terdapat negasi terhadap kelompok lain.

Ya ndak juga lah mas. Berbenturan itu baru ada setelah orang beragama (ato orang2 yg se ide) membentuk kelompok dengan tujuan tertentu. Dengan terbentuknya kelompok maka mereka telah meng-eksklusif-kan diri dgn membawa ideologinya.

Bayangkan anda memiliki sebuah geng (kelompok) di sekolah, misalnya. Ga usah geng preman, misalnya sebagai kelompok sains, di mana dalam kelompok itu lah anak2 pinter yg se ide bersama2 bergaul di sekolah. Tentunya begitu anda bergabung dalam kelompok tersebut, anda menjadi eksklusif, di mana anda adalah termasuk sbg saintis kelompok sains, kelompoknya anak2 pinter. Kalo mereka rapat, anda diundang, tapi tidak dgn yg bukan anggota. Dan jelas, kalian (musti merasa) bahwa kelompok kalian lah yg terbaik, karena kalian telah berusaha menjadikannya yg terbaik. Jadi, sebuah kelompok itu eksklusip. Sikap eksklusif bukan sikap orang beragama, tapi orang yg mengelompok. Ga cuman orang beragama yg menganggap kebenaran milik kelompoknya, supporter MU pun bisa bersikap sama.

Sikap eksklusip bukan memancing konflik, melainkan memancing persaingan di mana bisa menimbulkan konflik kalo saingannya ga sehat.

keremus
26-03-2011, 01:45 PM
Ya ndak juga lah mas. Berbenturan itu baru ada setelah orang beragama (ato orang2 yg se ide) membentuk kelompok dengan tujuan tertentu. Dengan terbentuknya kelompok maka mereka telah meng-eksklusif-kan diri dgn membawa ideologinya.

kata baru ada dari kalimat Anda itu berarti potensi, itulah maksud saya.

Kan saya bilang, semua entitas di dunia ini bisa berkonflik.

Kita ini sedang berbicara sesuatu yang di dalam (inner)

Artinya -> doktrin atau ajaran

sesuatu yang potensial bisa nampak atau tidak baru ketika diekspresikan, ok?

Dari awal thread ini kan Purba menekankan monoteisme itu bersifat eksklusif
berikut pengertian-pengertiannya. Jadi titik berangkatnya dari ajaran. Dan
sudah diberikan contoh-contoh.


Jangan selalu memikirkan kata eksklusif sebagai sesuatu yang negatif.
Pikirkan bahwa kata itu netral belaka. Sehingga argumen Anda tidak defensif.

ndableg
26-03-2011, 04:58 PM
Emang apa salahnya kasih argumen defensif? Kan ceritanya menyangkal bahwa monotheis pasti exclusip dan rentan konflik. Karena memang yg membuat orang menjadi eksklusip dan berpotensi konflik bukan pahamnya, tapi perilaku mengelompok. Liat aja geng2 preman, lagi rame2 berani, reseh, pas sendirian ayem..

purba
26-03-2011, 07:10 PM
Emang apa salahnya kasih argumen defensif? Kan ceritanya menyangkal bahwa monotheis pasti exclusip dan rentan konflik. Karena memang yg membuat orang menjadi eksklusip dan berpotensi konflik bukan pahamnya, tapi perilaku mengelompok.

Ok. Ente menolak ajaran memiliki potensi konflik, melainkan perilaku mengelompok kelompok. Orang mengelompok bukan tanpa sebab. Nah, apa alasan orang mengelompok?


Liat aja geng2 preman, lagi rame2 berani, reseh, pas sendirian ayem..

Masa seh? Pengikut Ahmadiyah yg sendirian di kampung Suni tetap berani menyebarkan keyakinannya ke masyarakat sekitar.

:))

your_love
28-03-2011, 01:02 PM
om purba kok gambarnya monyet?

Asum
28-03-2011, 01:21 PM
om purba kok gambarnya monyet?
OOT, pertanyaan ini gak ada kaitannya dgn topik yg dibahaskan ? :D

pasingsingan
30-03-2011, 09:47 AM
@purba:

klo menilik ajaran agama monotheis (baca islam, kristen, yahudi)
emang boleh dikata ada ajaran/doktrin yng melegalkan kekerasan
apapun jastifikasinya. Jika ini dipandang sbg potensi konflik ada benarnya.

tetapi apakah dlm ajaran/doktrin yng non-monotheis ada jg yng
bersifat defensif semata?. Ini gw blom explore lebih jauh lagi :-??

klo kemudian dikaitkan dng watak/tradisi suatu suku bangsa
nomaden cenderung menganut monotheis misalnya
atau agraris cenderung menganut non-monotheis
apakah itu ada korelasinya? .... kyknya gw maseh
perlu lebih banyk membaca sejarah peradaban deh ;)

Darrul_Iman
06-04-2011, 09:23 PM
Salam

ekslusif adalah SIFAT PENGIKUTNYA saja dan ada karena hasil dari kesombongan MANUSIA nya sendiri

jika merasa pilihan ini adalah yang paling benar.......

bisakah di HATI KITA BENAR-BENAAAAAAR KASIHAN dengan yang lain. atau mencoba mengeluarkan ke ekslusifan PRIBADI

dan ini adalah lebih dekat dari KESOMBONGAN yang PALING HALUUUUUSSS.....:).....

ingat.....AGAMA dan PENGIKUT itu BERBEDA

yang menentukan adalah TUHAN....jika memang kalian merasa bahwa semua agama adalah TUHAN yang membuatnya....:)

ndableg
07-04-2011, 03:15 AM
Ok. Ente menolak ajaran memiliki potensi konflik, melainkan perilaku mengelompok kelompok. Orang mengelompok bukan tanpa sebab. Nah, apa alasan orang mengelompok?

Hehe.. ngeles.. kok ajaran tok.. yg ente fokuskan kan ajaran agama monotheis doang yg bikin sebab..
Alasan orang mengelompok dah gw bilang karena se ide.


Masa seh? Pengikut Ahmadiyah yg sendirian di kampung Suni tetap berani menyebarkan keyakinannya ke masyarakat sekitar.

:))

Buset.. nangkep analogi kek gini.. Emangnya pengikut ahmadiyah preman?? :lololol:

purba
08-04-2011, 01:01 PM
Hehe.. ngeles.. kok ajaran tok.. yg ente fokuskan kan ajaran agama monotheis doang yg bikin sebab..
Alasan orang mengelompok dah gw bilang karena se ide.

Ente paham gak yg ane maksud dgn eksklusif?

Se ide gak berarti eksklusif. Misalnya para dokter berkelompok, gak berarti kelompok insinyur salah, meski ide dokter gak sama dgn ide insinyur.

Beda dgn ente berkelompok sbg muslim, maka yg nonmuslim pasti salah. Menurut ente yg muslim, Kristen pasti salah. Itu namanya eksklusif.

:))

Sauron
08-04-2011, 02:03 PM
Di dalam agama monoteis--islam misalnya--ada dikenal kalimat-kalimat sbb:
1. Bagimu agamamu, bagiku agamaku.
2. Tak ada paksaan dalam agama.
3. Dll.
Apa ini bukan inklusivitas?
Kalo yang saya liat dr konflik antar islam mainstream vs ahmadiyah adalah konflik dalam ranah lokal. Islam mainstream tidak terima ada unsur "menyimpang" dalam isi perutnya.
Hal ini wajar terjadi dalam kelompok apapun.
Sementara utk konflik pengikut agama abrahamik, lebih banyak dipicu kondisi sosial, politik, & ekonominya. :)

keremus
08-04-2011, 02:05 PM
kalau menurut saya, aslinya Islam itu insklusif.
Tapi umat Islam kebanyakan berperilaku dan memahami agamanya
secara eksklusif.

danalingga
08-04-2011, 02:07 PM
Tapi bukankah dalam Islam ada dikatakan hanya agama Islamlah yang benar dimata Allah? Itu rasanya jelas ciri eksklusif.

Sauron
08-04-2011, 02:27 PM
kalau menurut saya, aslinya Islam itu insklusif.
Tapi umat Islam kebanyakan berperilaku dan memahami agamanya
secara eksklusif.

Ya, mungkin hal itu sama dengan analogi "haramnya babi" yang dikemukakan mas purba.

Adanya ajaran inklusif ataupun eksklusif dalam suatu agama itu, tidak mutlak memicu konflik.

Banyak, indikator lain yang lebih dominan berpotensi melahirkan konflik. Salah satu yang terbesar adalah masalah "isi perut" dan terancamnya "eksistensi". :)

spears
08-04-2011, 02:33 PM
Tapi bukankah dalam Islam ada dikatakan hanya agama Islamlah yang benar dimata Allah? Itu rasanya jelas ciri eksklusif.

terus situ maunya gimana?
sudah jelas dan pasti setiap agama mengklaim kalau ajaran mereka lah yg benar. dan itu bukan islam aja.

masa iya, firman Tuhannya begini "di mata Tuhan agama ini lah yang paling benar, tp yah yang itu juga lumayan benar sih..mirip2 dikit..gapapa deh kalo mau ikut sono"

lha? gimana umatnya mau punya faith klo Tuhannya sendiri gak PD.

Kristen juga sama aja. gw yakin pasti ada ayat yg mengklaim agama mereka lah yang paling benar. ini eksklusif. ga boleh juga?
dalam agama Hindu, sesama agama Hindu aja masih di bagi2 kastanya , dr Brahma sampe sudra. apa ini bukan eksklusif? masih ga boleh?
dalam Budha, juga di katakan yg bisa mencapai Nirwana hanya org yg sudah melakukan Dharma (cmiiw). ini juga eksklusif kok.


dan menurut gw...
there's nothing wrong with being eksklusif.
selama mereka saling menghormati keeksklusifan masing2.
bukan mengobok2 atau mencari2 kesalahan agama lain spt yg gw liat di kebanyakan thread2 disini.

Sauron
08-04-2011, 02:35 PM
Tapi bukankah dalam Islam ada dikatakan hanya agama Islamlah yang benar dimata Allah? Itu rasanya jelas ciri eksklusif.

Setiap agama juga bilang begitu, mana ada agama yg bilang kalau agamanya itu salah?

Hal itu wajar terjadi apabila dalam skala "lokal".

Agama yang ekslusif dapat dicirikan dengan adanya ekspansi ke "luar wilayah" agamanya sendiri dengan membawa bendera:

"akulah agama yang paling benar, mereka harus mengikutiku juga".

Sauron
08-04-2011, 02:38 PM
@spears banget
He he he... Mbak spears, santai aje nduk.

Monggo diminum dulu kopinya. Pake gula ga?:)

danalingga
08-04-2011, 03:19 PM
Lah, lah, lah. :P

Saya nggak mau apa apa. Sebodo amat mau eksklusif atau inklusif. Saya kan cuma counter beberapa komen sebelumnya yang mengatakan Islam itu Inklusif. Itu aja kok.

keremus
08-04-2011, 05:44 PM
Spears:

Sepertinya di sini tidak sedang mencari-cari kesalahan agama2.
Semangat di sini seperti belajar dan saling mencoba memahami.

an-narkaulipsiy
08-04-2011, 06:02 PM
dalam Budha, juga di katakan yg bisa mencapai Nirwana hanya org yg sudah melakukan Dharma (cmiiw). ini juga eksklusif kok.

Menurut pandangan Buddha, apakah hanya penganut Buddha yang bisa melakukan Dharma?

PS: Nirvana tidak sama dengan Surga a.k.a Jannah.

spears
08-04-2011, 07:01 PM
Menurut pandangan Buddha, apakah hanya penganut Buddha yang bisa melakukan Dharma?

PS: Nirvana tidak sama dengan Surga a.k.a Jannah.

yah mana gw tau cuman penganut Budha atau bukan yg bs melakukan Dharma. gw bukan org Budha dan kaga percaya reinkarnasi. nirwana itu tandanya mereka udah ga harus mengalami putaran reinkarnasi kan?

walopun gw gak percaya ama inkarnasi, ular putih, sun go kong...gw gak akan bikin thread betapa anehnya kepercayaan tsb.


yah, baguslah kalo thread ini tdk sedang mencari2 kesalahan agama, melainkan utk belajar dan saling memahami (walopun susah buat gw utk percaya.he he he. are you sure buat memahami? buat apa emang saling memahami? yg perlu kita lakukan tuh seharusnya saling menghargai, menghargai perbedaan, dan menghormati kepercayaan org lain seberapapun anehnya kepercayaan itu di mata kita)

but then again, ini subforum Atheist-Agnostic yah?
ya dah deh numpang lewat aja.


Lanjuuuuuuuuuuuuuutttttttttttttttttttttttttttttttt ttttttttttttttttttt

beastmen85
09-04-2011, 12:52 AM
gw baca post pertama dan beberapa post dibawahnya

cuman nanya

apa yg sedang kuta bahas disini, gw ga nangkep :P


Sikap eksklusif adalah konsekuensi logis dari monoteisme.

nah... jika konsekuensinya adalah sikap ekslusif, meski ada juga yg inklusif,

apa yg kita bahas disini?

//nubi mohon pencerahan

ndableg
09-04-2011, 04:33 AM
Ente paham gak yg ane maksud dgn eksklusif?

Se ide gak berarti eksklusif. Misalnya para dokter berkelompok, gak berarti kelompok insinyur salah, meski ide dokter gak sama dgn ide insinyur.

Beda dgn ente berkelompok sbg muslim, maka yg nonmuslim pasti salah. Menurut ente yg muslim, Kristen pasti salah. Itu namanya eksklusif.

:))

Se IDE hoy! bukan se-ilmu. Se ide maksudnya satu ideologi, satu pandangan, satu paham.. punya tujuan yg sama. Dokter ma insinyur kalo punya cita2 sama ya bisa satu kelompok lah.

Gini neh.. Misalnya insinyur2 di perusahaan A dgn insinyur2 di perusahaan B. Mereka mengelompok kan? Kalo ga satu ide ga mungkin mereka betah bekerja di perusahaan2 masing2 sbg satu team. Dan kelompok dari perusahaan A dan B saling mengklaim bahwa kualitas produknya lah yg terbaik dan jelas produk perusahaan lain kalah. Itu pun eksklusip. Ga perlu agama monotheisme. Selama mereka mengelompok maka ada kecenderungan bersikap eksklusip.

Tapi coba orang2 beragama yg tidak masuk dalam kelompok, apa masih bersikap eksklusip? Apa masih rawan konflik? Boleh jadi ajaran agama adalah ajaran eksklusip, tapi ga berarti manusia2 nya harus bersikap eksklusip. Ajaran komunisme ataupun kapitalisme pun eksklusip. Namanya ajaran.. paham.. Ga perlu monotheisme kan?

purba
09-04-2011, 07:57 AM
Se IDE hoy! bukan se-ilmu. Se ide maksudnya satu ideologi, satu pandangan, satu paham.. punya tujuan yg sama. Dokter ma insinyur kalo punya cita2 sama ya bisa satu kelompok lah.

Oh ILMU bukan IDE? Oke deh... :))




Gini neh.. Misalnya insinyur2 di perusahaan A dgn insinyur2 di perusahaan B. Mereka mengelompok kan? Kalo ga satu ide ga mungkin mereka betah bekerja di perusahaan2 masing2 sbg satu team. Dan kelompok dari perusahaan A dan B saling mengklaim bahwa kualitas produknya lah yg terbaik dan jelas produk perusahaan lain kalah. Itu pun eksklusip. Ga perlu agama monotheisme. Selama mereka mengelompok maka ada kecenderungan bersikap eksklusip.


Jadi klaim produk mereka yg paling bagus atas dasar apa, IDE atau KELOMPOK?



Tapi coba orang2 beragama yg tidak masuk dalam kelompok, apa masih bersikap eksklusip? Apa masih rawan konflik?


Bisa saja tanpa perlu kelompok tetapi tetap eksklusif, tergantung dia punya keyakinan seperti apa. Kalo dia menyakini hanya dirinya yg benar, orang lain salah, itu sudah eksklusif, tanpa perlu berkelompok.



Boleh jadi ajaran agama adalah ajaran eksklusip, tapi ga berarti manusia2 nya harus bersikap eksklusip.


Bisa saja, tetapi itu berarti mereka gak konsisten dgn ajaran yg diyakininya.



Ajaran komunisme ataupun kapitalisme pun eksklusip. Namanya ajaran.. paham.. Ga perlu monotheisme kan?

Gak melulu monoteisme yg eksklusif. Tetapi monoteisme otomatis eksklusif. Kalo digambarkan ada lingkaran besar namanya eksklusivisme. Kemudian ada lingkaran kecil namanya monoteisme. Nama lingkaran monotesime sepenuhnya berada di dalam lingkaran eksklusivisme. Bukan kucing saja yg mamalia. Tetapi kucing otomatis mamalia. Paham kagak?

:))

an-narkaulipsiy
09-04-2011, 10:11 AM
yah mana gw tau cuman penganut Budha atau bukan yg bs melakukan Dharma. gw bukan org Budha dan kaga percaya reinkarnasi. nirwana itu tandanya mereka udah ga harus mengalami putaran reinkarnasi kan?


Pakai analogi dunia nyata deh.. biar kau mengerti topiknya.
Kalau persyaratan S1 adalah harus telah lulus ujian masuk, maka S1 tidak eksklusif walaupun hanya yang lulus ujian masuk yang diterima.

Tetapi persyaratan bahwa yang boleh ikut ujian masuk adalah hanya yang berasal dari sekolah formal SMU atau SMK, maka itu persyaratan eksklusif karena harus masuk ke sebuah kelompok dulu.

Makanya, kalau kau menganggap bahwa persyaratan berbuat Dharma adalah bukti bahwa Buddha itu agama eksklusif, maka aku tidak setuju kecuali kau bisa membuktikan hanya orang yang formal beragama Buddha melakukan Dharma.

Paham pertanyaan saya, May Spear?


walopun gw gak percaya ama inkarnasi, ular putih, sun go kong...gw gak akan bikin thread betapa anehnya kepercayaan tsb.


Inkarnasi dan Reinkarnasi itu berbeda. Tidak semua yang percaya inkarnasi itu percaya reinkarnasi.

Selain itu, memangnya ada umat Buddha yang percaya ular putih dan sun go kong? Mereka itu cerita rakyat. Perjalanan ke Barat (Xiyouji / Jepang: Saykouji) yang ada Sun Go Kong adalah versi fiksi dari perjalanan biksu Xuanzang. Ular putih juga cerita rakyat.

an-narkaulipsiy
09-04-2011, 10:35 AM
kalau menurut saya, aslinya Islam itu insklusif.
Tapi umat Islam kebanyakan berperilaku dan memahami agamanya
secara eksklusif.


Tapi bukankah dalam Islam ada dikatakan hanya agama Islamlah yang benar dimata Allah? Itu rasanya jelas ciri eksklusif.

Yang Muslim mesti ngakui bahwa ada beberapa ayat yang sekilas tampak bertentangan. Nah, kemudian cara 'rekonsiliasi'-nya berbeda-beda tergantung pandangan masing-masing penafsir. Caranya Hilali-Khan paling ekstrim, yang ayat2 tersebut langsung dianggap 'dibatalkan (nasakh)'. Kalau cara rekonsiliasinya Asum (melirik) pasti mirip cara-caranya ustadz-ustadz di Tarbiyah yang cenderung mempersempit ayat-ayat yang terkesan plural.

Tapi ada juga tipe-tipe yang rekonsiliasinya 'ala M.A.S Abdel Haleem atau 'ala M. Asad yang cenderung pluralis saat menafsirkan ayat eksklusif tersebut. Catatan bahwa pluralis di sini bukan berarti mereka mengatakan ajaran agama lain itu benar atau sama.

spears
09-04-2011, 10:38 AM
Pakai analogi dunia nyata deh.. biar kau mengerti topiknya.
Kalau persyaratan S1 adalah harus telah lulus ujian masuk, maka S1 tidak eksklusif walaupun hanya yang lulus ujian masuk yang diterima.

Tetapi persyaratan bahwa yang boleh ikut ujian masuk adalah hanya yang berasal dari sekolah formal SMU atau SMK, maka itu persyaratan eksklusif karena harus masuk ke sebuah kelompok dulu.

Makanya, kalau kau menganggap bahwa persyaratan berbuat Dharma adalah bukti bahwa Buddha itu agama eksklusif, maka aku tidak setuju kecuali kau bisa membuktikan hanya orang yang formal beragama Buddha melakukan Dharma.

Paham pertanyaan saya, May Spear?



Inkarnasi dan Reinkarnasi itu berbeda. Tidak semua yang percaya inkarnasi itu percaya reinkarnasi.

Selain itu, memangnya ada umat Buddha yang percaya ular putih dan sun go kong? Mereka itu cerita rakyat. Perjalanan ke Barat (Xiyouji / Jepang: Saykouji) yang ada Sun Go Kong adalah versi fiksi dari perjalanan biksu Xuanzang. Ular putih juga cerita rakyat.

wakakakakakkakakakakka... ular putih pai sucen :))
not interest to talk abt it.


lha, emang cuman Budha kan yg bs melakukan Dharma?
bayangin dunk klo yg reinkarnasi nya jadi Sapi, atau jadi ubur2, atau puun beringin?
gimana mereka mau melakukan Dharma?
apakah dengan menjadi sapi yg baik hati dan tidak sombong?rajin menolong teman2nya?wuakakakkaa
atau mungkin kau mau berbaik hati mengajarkan Dhamma kpd kaum sapi dan Puun Beringin?hahahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

trus nih gw ambil dr Wiki (jadi baca ttg agama Budha deh, pdhal males bgt..utkmu agamamu, untukku agamaku)


Ajaran tentang Delapan Jalan Kelepasan

Agar terlepas dari penderitaan mereka mereka harus melalui 8 jalan kebenaran yang dibagi menjadi 3 tahap bagian, yaitu:

Sradha / iman

1.Percaya yang benar (Samma ditthi). Sraddha atau iman yang terdiri dari “percaya yang benar” ini memberikan pendahuluan yang terdiri dari: Percaya dan menyerahkan diri kepada Buddha sebagai guru yang berwenang mengajarkan kebenaran, percaya menyerahkan diri kepada dharma atau ajaran buddha, sebagai yang membawanya kepada kelepasan, dan percaya setelah menyerahkan diri kepada jemaat sebagai jalan yang dilaluinya. Sila yaitu usaha untuk mencapai moral yang tinggi

http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Buddha

coba! sama ajeeee eksklusifnya.
disitu (liat yg gw bold) dikatakan utk lepas dr penderitaan, salah satu poinnya, percaya dan menyerahkan diri kepada Budha sbg guru yg berwenang mengajarkan kebenaran.
apa ini namanya bukan eksklusif?? helllooooo.
so, if i refuse utk menyerahkan diri kepada Budha, artinya ga bs lepas dr penderitaan doooooooooooong. cwapede.

udahlah. eksklusif kok.
blm lg di Budha ada Threvada, Mahayana dll dsb. alirannya eksklusif tho?

belom lg disini :


http://www.nshi.org/Buddhisme/Indonesia%20Buddhisme/Perbedaan-Theravada-Mahayana.htm

kebanyakan kata : "hanya" , "hanya menerima", "hanya" , "hanya menerima"

itu eksklusif kan??? :))

TER NYA TA...

danalingga
09-04-2011, 10:43 AM
Yang Muslim mesti ngakui bahwa ada beberapa ayat yang sekilas tampak bertentangan. Nah, kemudian cara 'rekonsiliasi'-nya berbeda-beda tergantung pandangan masing-masing penafsir. Caranya Hilali-Khan paling ekstrim, yang ayat2 tersebut langsung dianggap 'dibatalkan (nasakh)'. Kalau cara rekonsiliasinya Asum (melirik) pasti mirip cara-caranya ustadz-ustadz di Tarbiyah yang cenderung mempersempit ayat-ayat yang terkesan plural.

Tapi ada juga tipe-tipe yang rekonsiliasinya 'ala M.A.S Abdel Haleem atau 'ala M. Asad yang cenderung pluralis saat menafsirkan ayat eksklusif tersebut. Catatan bahwa pluralis di sini bukan berarti mereka mengatakan ajaran agama lain itu benar atau sama.

Nah ini menarik. Ternyata satu ayat yang sepertinya ekskusif itu bisa mempunyai bermacam pendekatan.

Terus terang pendekatan semacam postingan saya mengenai KeTuhanan Yesus itu bisa juga diterapkan dalam ayat tersebut sehinggan menjadi Inklusif. Tapi ya resikonya, dicap telah menodai agama oleh kebanyakan pastinya, karena semua orang bisa jadi Islam tanpa memeluk agama Islam.

an-narkaulipsiy
09-04-2011, 11:02 AM
Sebentar... aku mau ketawa dulu...
Hahahahahahahahahahahahahahaha... =))

Selamat datang di Kopimaya, May Spears..

Saya kira tadi May marah-marah karena pesannya singkat banget, cuma bilang "not interested talking about it.. bye". Ternyata abis itu diedit lagi dan jadi panjang..


trus nih gw ambil dr Wiki (jadi baca ttg agama Budha deh, pdhal males bgt..utkmu agamamu, untukku agamaku)

Sekali lagi, selamat datang di Kopimaya, May Spears..

Itu memang tradisi anak-anak Kopimaya mantan AK-er dari sejak di lapak lama. Kalau mengeluarkan pernyataan, wajib mengeluarkan bukti rujukan. Jadi kadang ada yang tadinya asal bicara ('setahu gue', 'pokoknya kata murabbi gue', 'kata ustadz gue') akhirnya harus dipaksa mencari sumbernya sendiri.

Tidak ada niat siapapun di sini untuk mengubah agama lawan bicara, menjelekkan lawan bicara, atau mengubah jalan pikiran lawan bicara. Hanya merangsang sifat kritis.

Kadang kalau diskusi sudah mencapai titik jenuh, tidak ada salahnya untuk meninggalkan diskusi tersebut kok.

spears
09-04-2011, 11:11 AM
Sebentar... aku mau ketawa dulu...
Hahahahahahahahahahahahahahaha... =))

Selamat datang di Kopimaya, May Spears..

Saya kira tadi May marah-marah karena pesannya singkat banget, cuma bilang "not interested talking about it.. bye". Ternyata abis itu diedit lagi dan jadi panjang..



Sekali lagi, selamat datang di Kopimaya, May Spears..

Itu memang tradisi anak-anak Kopimaya mantan AK-er dari sejak di lapak lama. Kalau mengeluarkan pernyataan, wajib mengeluarkan bukti rujukan. Jadi kadang ada yang tadinya asal bicara ('setahu gue', 'pokoknya kata murabbi gue', 'kata ustadz gue') akhirnya harus dipaksa mencari sumbernya sendiri.

Tidak ada niat siapapun di sini untuk mengubah agama lawan bicara, menjelekkan lawan bicara, atau mengubah jalan pikiran lawan bicara. Hanya merangsang sifat kritis.

Kadang kalau diskusi sudah mencapai titik jenuh, tidak ada salahnya untuk meninggalkan diskusi tersebut kok.


iya td not interested krn gw males berpanjang2 debat soal agama. ga bakal selesai smpe kiamat.
trus gw edit, krn gw pengen menunjukkan aja, klo mau nyari2 kesalahan agama orang gampang kok, tinggal google.....byar! berjuta2 situs menyediakan banyak celah. jadi gak usah sombong dulu.
dan itu juga berlaku sama. kalo mau nyari kebenaran agama org juga gampang, google aja juga lagi. berjuta2 situs juga menyediakan jawabannya.

so, intinya buat gw semua agama eksklusif. period ;)

an-narkaulipsiy
09-04-2011, 11:41 AM
iya td not interested krn gw males berpanjang2 debat soal agama. ga bakal selesai smpe kiamat.
Kalau cuma mencari tahu siapa yang benar dan siapa yang salah, memang gak bakal selesai sampai kiamat. :)


trus gw edit, krn gw pengen menunjukkan aja, klo mau nyari2 kesalahan agama orang gampang kok, tinggal google.....byar! berjuta2 situs menyediakan banyak celah. jadi gak usah sombong dulu.
dan itu juga berlaku sama. kalo mau nyari kebenaran agama org juga gampang, google aja juga lagi. berjuta2 situs juga menyediakan jawabannya.

Lebih gampang kalau berbicara tanpa google, tanpa buka buku, tanpa belajar. Sekedar bicara seperti yang ada di Senayan. :)
Toh, Google juga gak langsung memberi jawaban. Harus milih-milih dulu mana yang enak buat jadi landasan. Usahamu untuk mencari rujukan mempertahankan pendapatmu itulah yang seharusnya dilakukan setiap orang untuk berdiskusi.


so, intinya buat gw semua agama eksklusif. period ;)
Gak memaksakan pendapat kok. Aku gak bilang Buddha itu eksklusif dan juga tidak bilang Buddha itu inklusif. ;)

Emang seperti ini kultur tempat lama kami. Kalau berpendapat 'A', siap-siap ditanya lebih jauh dan akhirnya terpaksa cari-cari rujukan. Coba aja lihat di Forum Kesehatan. Kadang-kadang kalau ada kopiers yang gak sreg pada satu pernyataan, kadang-kadang ditanya lagi, kan?

Kadang-kadang aku berpikir, kehadiran anak-anak KG berpengaruh untuk melepas kekakuan kami, bikin lebih rileks. :)


Ayo.. minum kopi dulu.
Kita menepi aja. Lihat Purba ama nDableg bersitegang. :D

ndableg
09-04-2011, 06:44 PM
Jadi klaim produk mereka yg paling bagus atas dasar apa, IDE atau KELOMPOK?

IDE dalam KELOMPOK nya. Bukan IDE dalam KELOMPOK lain, walaupun di kelompok lain ada sesama insinyur ataupun manager.


Bisa saja tanpa perlu kelompok tetapi tetap eksklusif, tergantung dia punya keyakinan seperti apa. Kalo dia menyakini hanya dirinya yg benar, orang lain salah, itu sudah eksklusif, tanpa perlu berkelompok.

Ok bisa saja eksklusif sendirian tanpa berkelompok.. akhirnya stress nembak2 orang di sekolahan dah.. Itu tandanya kasus spesial pur.

Tapi normalnya, ga ada orang bersikap eksklusip sendirian. Otomatis dia cari yg sama2 kelompok dan sepaham. Bikin kelompok2 pengajian, neo nazi, supporter ajax, partai komunis dll.

Kalo enggak ya bersikap inklusip.


Bisa saja, tetapi itu berarti mereka gak konsisten dgn ajaran yg diyakininya.

Berarti ente akui bisa inklusip.
Lalu apa benar ga konsisten dgn ajaran yg diyakininya? Anda memandang monotheisme secara picik. Anda menganggap orang beragama A pasti masuk dalam kelompok AB, AD, ato AC yg ketika dalam berkelompok memiliki aturan sendiri dalam kelompoknya. Anda menganggap semua orang berkeyakinan ahmadiyah hanya berinteraksi dgn ahmadiyah.

Apa kalo ada orang sunni bersahabat dgn ahmadiyah itu berarti orang sunni dan ahmadiyah tsb tidak konsekuen menjalankan ajaran agamanya? Lalu apa artinya agamaku agamaku, agama mu agama mu? ajaran monotheis luas coy, ga sebates satu dua ayat.


Gak melulu monoteisme yg eksklusif. Tetapi monoteisme otomatis eksklusif. Kalo digambarkan ada lingkaran besar namanya eksklusivisme. Kemudian ada lingkaran kecil namanya monoteisme. Nama lingkaran monotesime sepenuhnya berada di dalam lingkaran eksklusivisme. Bukan kucing saja yg mamalia. Tetapi kucing otomatis mamalia. Paham kagak?:))

Ok.. so what? Ideologi mana yg ga eksklusip?
Ambil contoh buddha, yg katanya ga eksklusip. Buddha mengajarkan kebaikan, apa lalu mentolerir koruptor? paham nazi yg anti orang asing? paham hedonisme? Ajaran buddha jelas eksklusip buat orang Buddha.. Ga mungkin ada pemerkosa lalu dianggap.. oh dia seorang buddha yg baik. Nope, ada kriterianya bagaimana ente bisa dianggap buddhist yg baik.

Saya hanya menyanggah pernyataan ente bahwa orang berpaham monotheisme selalu bersikap eksklusip dan cenderung menyebabkan konflik. Saya katakan semua paham bisa menyebabkan orang bertingkah eksklusip selama orang2 tsb mengelompok dgn membawa ide2 tsb. Dan kecenderungan eksklusifisme bukan menyebabkan konflik, melainkan PERSAINGAN. Konflik memang bisa terjadi dimana persaingan antar kelompok dgn paham tertentu bersaing secara tidak sehat.

paham kagak? :))

purba
09-04-2011, 09:12 PM
Saya hanya menyanggah pernyataan ente bahwa orang berpaham monotheisme selalu bersikap eksklusip dan cenderung menyebabkan konflik. Saya katakan semua paham bisa menyebabkan orang bertingkah eksklusip selama orang2 tsb mengelompok dgn membawa ide2 tsb. Dan kecenderungan eksklusifisme bukan menyebabkan konflik, melainkan PERSAINGAN. Konflik memang bisa terjadi dimana persaingan antar kelompok dgn paham tertentu bersaing secara tidak sehat.


Ane mulai lagi dari awal. Eksklusif adalah menolak ajaran lain dapat membawa pada keselamatan. Ane kasih ilustrasi eksklusif misalnya ajaran yang mengatakan hanya percaya Yesus maka akan selamat atau hanya mengucapkan syahadat maka akan selamat, dst. Sedangkan ilustrasi inklusif misalnya ajaran yg mengatakan keselamatan dapat diperoleh melalui banyak jalan, bisa lewat Yesus atau lewat syahadat. Kalo ane gak salah, Katolik Roma pernah mengeluarkan fatwa bahwa keselamatan pun dapat diperoleh di luar Yesus. Nah itu inklusif. Ilustrasi2 ini memperlihatkan bahwa eksklusif/inklusif tidak ada hubungannya dengan kelompok, melainkan dengan ajaran/ide. Jadi kalo ente mau menyanggah pendapat ane, pahami dulu apa yg ane maksud dgn eksklusif/inklusif.

Kemudian masalah konflik. Konflik bisa terjadi kalo ada persinggungan/kontak. Doktrin utk menyebarkan ajaran pada orang lain menyebabkan adanya kontak antar orang2 tidak seiman. Misalnya si A menganut ajaran hanya lewat Yesus maka akan selamat dan si B menganut ajaran hanya lewat syahadat maka akan selamat, tetapi si A dan si B tidak ada kontak, maka tidak ada konflik. Lain halnya jika si A menyebarkan ajarannya itu pada si B (terjadi kontak), maka si B akan melihat aksi si A tsb sebagai langkah permurtadan atau penyesatan, selanjutnya si B defensif, dst. Itulah konflik antara si A dan si B. Jika si A tidak mendakwahi si B, maka tidak akan terjadi konflik, tetapi tetap menyimpan potensi konflik karena ajaran yg eksklusif tadi. Juga kalo ente mau menyanggah pendapat ane ttg konflik, mulailah dari penjelasan ane ini.

Kemudian masalah monoteisme: Tidak ada tuhan selain Dia. Kenyataan di lapangan ada banyak tuhan yg diyakini, mis. Yesus, Allah, Yhwh, dsb. Monoteisme hanya meyakini satu tuhan dan menegasikan yg lain. Monoteisme Yesus menegasikan Allah dan Yhwh, monoteisme Allah menegasikan Yesus dan Yhwh, dst. Itulah eksklusif. Jadi eksklusif merupakan konsekuensi logis dari monoteisme. Sebatas eksklusif tidak menimbulkan konflik, hanya potensi konflik. Jika terjadi kontak, barulah timbul konflik.

:))

ndableg
10-04-2011, 01:16 AM
Ya oke lah pak.. terima kasih atas sambutannya.. sekarang kopinya silakan disambi dulu..