PDA

View Full Version : Selamatan/Kenduri untuk Almarhum



pasingsingan
19-03-2011, 09:13 AM
Ini biasa dilakukan oleh keluarga yng berduka cita
usai jenazah dikebumikan, biasa ada ritual ikutan spt ini:
- 3 harinya
- 7 harinya
- 40 harinya
- 100 harinya
- Tahunannya
- 1000 harinya

Hari2 tsb diperingati dng mengadakan kumpul2 baca doa
kemudian ada hidangan makan bersama (baca kenduri)
undangan terdiri dari kerabat, tetangga plus komunitas tertentu

Hal yng ingin dibahas:
Apakah kebiasaan spt ini hanya dilakukan oleh umat islam saja?
jika hanya oleh umat islam saja, apakah hanya penganut tradisi/ajaran tertentu?
Apakah hanya terjadi didaerah jawa saja?, lebih jauh lagi, apakah ada dasar ajarannya
dlm islam? :-?

youngblue
19-03-2011, 10:00 AM
itu ndak ada tuntunan dalam islam wak pesing , itu namanya bid'ah ..... ,lah jare-jare ne orang mati udah putus amal ibadahnya , cuma anak sholeh sama amal jari ah ya , lah kok ini di selamat in.... piye to iki?????

fullmoonflower
19-03-2011, 10:41 AM
mbah Pasing.. itu sebenarnya dari agama hindu India..

keluarga teman saya yang aseli India-he waktu opa-nya teman saya meninggal juga pake acara itu sampe 1000 hari...
saya selalu diundang di acara mereka, karena sudah dianggap keluarga sendiri..

kata adik opa-nya, orang Jawa mengadopsi tatacara ini.. mungkin karena dulu Majapahit kan kerjaan Hindu..
orang Islam Jawa nggak bisa lepas dari tradisi itu karena orang Islam Jawa dulu berasal dari orang-orang Hindu Majapahit..

sepertinya tradisi itu memang hanya ada di Jawa atau orang-orang Islam yang keturunan Jawa saja..
di Banjarmasin setahu saya tidak ada tuh..

pasingsingan
19-03-2011, 03:47 PM
maksudnya telah terjadi akulturisasi yak bupul?
ataw dng kata laen, dlm kehidupan keber-agamaan dijawa (baca islam)
ada ritual yng tercaumpur dng adat/ritual produk keyakinan lain

anehnya, ritual semacam itu yng membelenggu kalangan kebanyakan dijawa
hingga hal tsb seolah menjadi keharusan adat yng sulit untuk ditinggalkan.
bahkan ada pemuka2 agama yng mengatakan bhw itulah bentuk kompromi
ajaran islam thd adat/tradisi setempat. Padahal implikasinya tidak sesederhana itu :-?

BundaNa
19-03-2011, 04:53 PM
ini memang alkulturasi, bukan kendurian saja, ada acara pamag poso (yang silahkan kalau di Arab mau diubek2 gak bakalan ada) dll

Kategorinya memang bisa bid'ah atau melebih-lebihkan...tetapi menurut suami saya (saya sih bukan tipe penganut alkulturasi itu) hal2 itu sah2 saja, selama niatnya untuk menyenangkan atau menghibur orang2 yang ditinggalkan, bantu kirim doa...dan sekali lagi tidak untuk memberatkan keluarga yang ditinggalkan. Sayangnya saat ini, keluarga sering mengadakan peringatan itu sampai harus berhutang dulu (tradisi di Blora bahkan musti sembelih kambing buat kenduri 1000 hari)...ini yang mestinya ditinjau ulang untuk diperjelas bahwa acara itu tidak wajib dan bisa ditinggalkan

pasingsingan
19-03-2011, 06:25 PM
nah ntu dia bun
krn sudah diapahami sbg keharusan, dng perasaan kwatir dikucilkan atau dicemo'oh
bila tidak menyelenggaran spt kebanyakan orang lakukan, maka disitulah persoalannya.

mengada-adakan hal yng tdk perlu, pastilah itu gak bener menurut ukuran manapun
apalagi sampe cari utangan segala ...... ampun dah #-o

gembel
19-03-2011, 10:13 PM
Apakah kebiasaan spt ini hanya dilakukan oleh umat islam saja?

klo di kalangan orang jawa (islam) tradisi tersebut masih kental. Disekitar rumahjuga masih banyak yang melakukan, kecuali pengikut Muhamadiyah

sahabat
19-03-2011, 10:40 PM
Kepercayaan animisme ini meyakini bahwa roh sanak keluarga yang baru meninggal ma-sih berada di rumah hingga 7 ( tujuh ). 40 ( empat puluh ) atau 100 ( seratus ) ha-ri. Sehingga mereka perlu menggelar selamatan pada hari ke-3, ke-7, ke-40, ke-100 dan ke-1000 dalam rangka mengantar rohnya kembali ke alamnya atau de-ngan alasan-alasan sejenis lainnya.

Pada saat ini, ritual animisme ini disebut de-ngan istilah “tahlilan” atau “yasinan” karena dimasukkannya pembacaan tahlil dan surat yasin di dalamnya. Yang kita permasalahkan bukan semata bid’ahnya pembacaan tahlil dan surat yasin dalam acara tersebut, tapi keyakinan roh masih ada dalam rumah itu masih banyak dikalangan muslimin, ada pula yang menyatakan tahlilan itu sebatas mendoakan.

namun yang lebih me-ngerikan adalah penyimpangan pelakunya dari ajaran Islam yang tidak mengenal pemujaan roh, kepada ajaran animisme yang kental dengan pemujaan kepada roh. Inilah kesyirikan yang tidak pernah disadari oleh para pelakunya.

fullmoonflower
20-03-2011, 07:02 AM
Kepercayaan animisme ini meyakini bahwa roh sanak keluarga yang baru meninggal ma-sih berada di rumah hingga 7 ( tujuh ). 40 ( empat puluh ) atau 100 ( seratus ) ha-ri. Sehingga mereka perlu menggelar selamatan pada hari ke-3, ke-7, ke-40, ke-100 dan ke-1000 dalam rangka mengantar rohnya kembali ke alamnya atau de-ngan alasan-alasan sejenis lainnya.


sahabat pasti tidak membaca postingan yang diatas-atas...
sepertinya di posting #3 sudah saya sebutkan...

bukan animisme... tapi memang Ritual Agama Hindu India yang masih dipakai hingga jaman sekarang akibat akulturasi, dimana ketika Masyarakat Jawa sudah memeluk agama Islam, tapi masih belum bisa meninggalkan tradisinya ketika mereka masih beragama Hindu (jaman Majapahit)

BundaNa
20-03-2011, 11:44 AM
kalau saya liatnya kog gak lagi ke arah kepercayaan tentang bahwa rohnya masih ada di rumah atau enggak di lingkungan saya...tapi jadi prestise tersendiri kalau bisa enggelar acara tahlilan atau yasinan untuk peringatan kematian itu secara besar2an...padahal yang meninggal sudah tidak tahu lagi urusan dunia

Gengsi ketika tidak menyelenggarakan seperti kata um pasing

etca
20-03-2011, 01:03 PM
Ini biasa dilakukan oleh keluarga yng berduka cita
usai jenazah dikebumikan, biasa ada ritual ikutan spt ini:
- 3 harinya
- 7 harinya
- 40 harinya
- 100 harinya
- Tahunannya
- 1000 harinya

Hari2 tsb diperingati dng mengadakan kumpul2 baca doa
kemudian ada hidangan makan bersama (baca kenduri)
undangan terdiri dari kerabat, tetangga plus komunitas tertentu

Hal yng ingin dibahas:
Apakah kebiasaan spt ini hanya dilakukan oleh umat islam saja?
jika hanya oleh umat islam saja, apakah hanya penganut tradisi/ajaran tertentu?
Apakah hanya terjadi didaerah jawa saja?, lebih jauh lagi, apakah ada dasar ajarannya
dlm islam? :-?

keknya lebih ke kebudayaan jawa yak?
soalnya pada saat bikin kijing/ nisan yang bagus di pemakaman,
biasanya dilakukan pada saat peringatan 1000 hari.
*cmiiw.

fullmoonflower
20-03-2011, 01:25 PM
halah... #:-S

itu ritual agama Hindu India...
coba deh sesekali datang ke Kuil India... tanya ke pendetanya...

saya sendiri semula melihatnya sebagai tradisi Jawa... tapi asal muasalnya dari mana? ya kita tinggal ingat saja kalau Majapahit, Kutai Lama, Sriwijaya, Singosari, dll, sebelum Islam masuk, semua adalah Kerajaan Hindu.. tentu saja pengaruh Hindu sangat kental..

pemegang saham terbesar di perusahaan saya adalah sahabat saya, Orang India Aseli.. dan dari acara-acara keluarganya, serta pendeta di kuilnya, saya baru memahami bahwa ternyata perayaan itu memang ritual agama mereka..

fullmoonflower
20-03-2011, 01:30 PM
Kijing atau Nisan Berukir adalah adopsi dari budaya India..
coba saja browsing makam-makam di India...

kalau nisan di negara-negara barat lebih sederhana, kadang-kadang hanya palang kayu dengan papan nama, sehingga menyerupai salib..
kalau agak mewah, dengan cor beton, tapi biasanya tidak berukir...

di Arab.. hanya cor beton di sisi-sisi, dengan sebuah batu diletakkan di sisi kepala, bertuliskan nama...

etca
20-03-2011, 02:01 PM
ooo baru tahu saya. thx infonya mbak.
ok ok artinya bisa dibilang itu kebudayaan jawa yang mengadopsi dari kebudayaan India yak

Kalau di Kristen, peringatan kek gituan tidak diperkenankan.
paling bidston, semacam doa bersama pada saat malamnya si almarhum dimakamkan.
atau kebijaksanaan dari masing2 keluarga kadang ada bidston untuk peringatan 1 tahun atau 3 tahun meninggalnya almarhum
agak susahsusah gampang kalau diterapin di masyarakat.
contohnya nih ada tetangga di rumah kota asal yang barusan meninggal,
eh dia ngotot pengen diperingatin telung dinan dst sampe dengan nyewu :))


tambahan istilah asli dalam bahasa seharihari di Jawa :
telung dinan (3 hari)
pitung dinan (7 hari)
nyatus dino (100 hari)
pendak pisan (tahun ke-1)
pendak pindo, (tahun ke-2)
nyewu (tahun ke-3)

fullmoonflower
20-03-2011, 02:24 PM
orang Islam yang Muhammadiyah tidak menyelenggarakan acara-acara begituan, karena memang tidak ada aturannya di Qur'an maupun Hadits..

Buya Hamka di sebuah bukunya (saya lupa judulnya) juga menyebutkan bahwa acara tersebut adalah RITUAL AGAMA HINDU dari India, jadi bukan kebudayaan..

di dalam Kitab agama mereka diyakini bahwa pada setiap hari-hari tersebut, roh orang yang meninggal datang menengok keluarganya, sehingga untuk menyambut kedatangan roh yang meninggal tersebut, keluarganya menyediakan makanan kesukaan orang yang meninggal, segala manisan, makanan yang lezat, minuman manis, buah-buahan..

pada setelah hari ke-1000, roh itu tidak akan datang lagi, akan pergi selama-lamanya karena setelah ini dia akan menjalani kehidupan barunya dengan reinkarnasi..
untuk itu keluarganya menyediakan "rumah" untuknya, sebagai tempat untuk menunggu masa reinkarnasinya tiba.. rumah itu dilambangkan dengan cungkup dan kijing (nisan)..

saya seorang vegetarian, makanya oleh keluarga sahabat saya ini, saya dianggap sebagai Orang Suci.. (hihihi.. ;)))
itu karena sangat kentalnya animisme dan dinamisme dalam ajaran agama mereka..
bagi orang Hindu India, orang yang vegetarian (sehingga bersih dari unsur binatang dan kebinatangan di dalam dirinya), dan rajin beribadah, apapun agamanya, mereka akan bilang itu "Orang Suci" .. :D

pasingsingan
20-03-2011, 02:26 PM
hmm
brati dugaan saya ada benernya yak ca?
ternyata tradisi semacam itu tidak hanya menjangkiti
kalangan pemeluk islam dijawa saja, ada juga pemeluk
ajaran selain islam (baca khatolik ataw kristen?, CMIW)
turut melaksanakan budaya tsb (terlepas apapun motifnya)




menjangkiti?
emangnya penyakit? :lololol:

fullmoonflower
20-03-2011, 02:32 PM
ya pengaruh Hindu masih kental, mbah Pasing..
meskipun agama baru (Islam, Katolik, Kristen) masuk, tapi ke-Hindu-an masih sangat kuat, akibat pengaruh kerajaan yang cukup kuat pada rakyat..



Buya Hamka di sebuah bukunya (saya lupa judulnya) juga menyebutkan bahwa acara tersebut adalah RITUAL AGAMA HINDU dari India, jadi bukan kebudayaan..

di dalam Kitab agama mereka diyakini bahwa pada setiap hari-hari tersebut, roh orang yang meninggal datang menengok keluarganya, sehingga untuk menyambut kedatangan roh yang meninggal tersebut, keluarganya menyediakan makanan kesukaan orang yang meninggal, segala manisan, makanan yang lezat, minuman manis, buah-buahan..

pada setelah hari ke-1000, roh itu tidak akan datang lagi, akan pergi selama-lamanya karena setelah ini dia akan menjalani kehidupan barunya dengan reinkarnasi..
untuk itu keluarganya menyediakan "rumah" untuknya, sebagai tempat untuk menunggu masa reinkarnasinya tiba.. rumah itu dilambangkan dengan cungkup dan kijing (nisan)..

youngblue
20-03-2011, 03:30 PM
orang katholik masih melaksanakan itu

Agitho_Ryuki
20-03-2011, 03:36 PM
lalu, apakah lantas itu bisa disebut suatu kesalahan?? :D

danalingga
20-03-2011, 04:50 PM
lalu, apakah lantas itu bisa disebut suatu kesalahan?? :D

Balik lagi donk kalo gini. Salah kalo terpaksa atau dipaksakan. Gitu kata mbah pasing. :))

fullmoonflower
20-03-2011, 05:26 PM
lalu, apakah lantas itu bisa disebut suatu kesalahan?? :D


soal kesalahan atau tidak, yang jelas kalau mau mengacu kepada Kitab Suci masing-masing, kita bisa melihat lah itu hal yang keliru atau tidak, diatur oleh agama kita atau tidak, perlu dilakukan atau tidak..
bukankah manusia diciptakan dengan 5 panca indera dan akal untuk berpikir?
jadi tidak perlu diperdebatkan lagi..

tapi kalau mau tetap melestarikannya sebagai bagian dari Adat istiadat, budaya, dengan mengabaikan soal agama... itu terserah masing-masing Individu..
karena toh soal apa yang kita lakukan di dunia, nantinya juga akan kita pertanggungjawabkan sendiri ke akhirat...
soal menyimpang atau tidak, Tuhan yang akan menilai kita menyimpang atau tidak..

pasingsingan
20-03-2011, 06:58 PM
betul jengpul

itu dari satu aspek, aspek laennya
klo itu dipandang sbg amalan atau apa istilah lainnya dlm sudut pandang ajaran islam misalnya
besaran mana antara manfaat dibanding mudharatnya? ;))

fullmoonflower
20-03-2011, 07:13 PM
kalau saya sih bukan acaranya yang penting.. tapi kumpul-kumpul, takziah sambil pengajian, itu lebih baik lah... sambil nambah2 ilmu, ngundang Kyai kasih ceramah untuk penghiburan juga...

tapi kan TIDAK HARUS atau WAJIB di hari-hari itu... TIDAK PERLU DITENTUKAN HARINYA...
kapan pun keluarga duka mampu, ya kalau mau bikin pengajian ya monggo...

soal hari? ya kapan punya dana aja, TIDAK WAJIB di hari ke-3, ke-7, ke-40, dst...

youngblue
20-03-2011, 07:21 PM
jare putu ne wong muhammadiyah ,... lah kok koyo wong nu ?

fullmoonflower
20-03-2011, 07:36 PM
jare putu ne wong muhammadiyah ,... lah kok koyo wong nu ?

Muhammadiyah kan Organisasi... dan keanggotaan Muhammadiyah itu tidak seperti NU, yang kalau punya orang tua NU otomatis anak-anaknya menjadi NU..
kalau Muhammadiyah, biarpun orang tuanya Muhammadiyah, kalau anaknya nggak daftar jadi anggota Muhammadiyah dan nggak punya Kartu Anggota, ya berarti bukan anggota Muhammadiyah... ekekekeke... :mrgreen:

dan Muhammadiyah nggak kaku kok...

lagipula baca yang teliti to...


kalau saya sih bukan acaranya yang penting.. tapi kumpul-kumpul, takziah sambil pengajian, itu lebih baik lah... sambil nambah2 ilmu, ngundang Kyai kasih ceramah untuk penghiburan juga...

tapi kan TIDAK HARUS atau WAJIB di hari-hari itu... TIDAK PERLU DITENTUKAN HARINYA...
kapan pun keluarga duka mampu, ya kalau mau bikin pengajian ya monggo...

soal hari? ya kapan punya dana aja, TIDAK WAJIB di hari ke-3, ke-7, ke-40, dst...

NOTE : Bikin Pengajian... bukan Kenduri atau Selametan :mrgreen:

aku nggak cuma Buyut, Putu, tapi Anak, juga ANGGOTA (tapi Kartu Anggotaku embuh ketlingsut dimana)... kekekeke...

tapi kita nggak kaku kok... kalau tetangga ngadain acara tersebut dan kita diundang ya kita mau kok datang... untuk SOPAN SANTUN.. sebagai ETIKA BERTETANGGA...
yang penting kita lihat positifnya saja... kalau dengan cara begitu bisa mempengaruhi mereka sedikit demi sedikit untuk meninggalkan, why not??

jangan memukul satu kayu hingga berantakan kalau kita ingin mempersiapkan kayu bakar, karena kalau remuk berantakan tidak akan menjadi kayu bakar yang bagus, dan hanya akan menjadi bahan bakar arang..
tetapi belahlah sedikit demi sedikit dengan kapak hingga terbelah dengan sempurna, sehingga bisa menjadi kayu bakar yang bagus... :)

youngblue
20-03-2011, 07:43 PM
NOTE : Bikin Pengajian... bukan Kenduri atau Selametan

aku nggak cuma Putu.. tapi Anak.. juga ANGGOTA... kekekeke...

tapi kita nggak kaku kok... kalau tetangga ngadain acara tersebut dan kita diundang ya kita mau kok datang... untuk SOPAN SANTUN.. sebagai ETIKA BERTETANGGA...
yang penting kita lihat positifnya saja... kalau dengan cara begitu bisa mempengaruhi mereka sedikit demi sedikit untuk meninggalkan, why not??

jangan memukul satu kayu hingga berantakan kalau kita ingin mempersiapkan kayu bakar, karena kalau remuk berantakan tidak akan menjadi kayu bakar yang bagus, dan hanya akan menjadi bahan bakar arang..
tetapi belahlah sedikit demi sedikit dengan kapak hingga terbelah dengan sempurna, sehingga bisa menjadi kayu bakar yang bagus...

lah nek flesibel ajaran muhamadiyah kok aku beberapa kali dibilangin laknatullah karo adik mu sabiq gara-gara aku pro alkhafi ...he...he...he , sabig suruh joint ke sini mbak, biar kita tuntaskan diskusinya di sini aku dah minta kesini belum gabung-gabung juga tuch,.... he...he....he

fullmoonflower
20-03-2011, 07:51 PM
hahahahaha... :))

tiap orang punya pandangan dan cara masing-masing, YB... :D

adikku Sabiq mungkin punya cara dan pandangan sendiri dalam menjalankan tuntunan agamanya..
mungkin dia agak lebih keras, sedangkan aku lebih fleksibel...
Sabiq dan aku sama-sama dari satu garis moyang di jaman Walisongo dulu... tapi kami punya cara berbeda...

boro-boro aku dengan Sabiq yang tidak sedarah kandung.. lha wong antara aku dengan kakakku dan adik-adikku masing-masing kamu punya cara dan pandangan yang berbeda kok...
tapi yang penting kan satu tujuan... hehehe... :mrgreen:

Yoh, nanti tak bujuke... xixixixi... ;))

Agitho_Ryuki
21-03-2011, 12:10 PM
Memang untuk langsung di hapus tidak mungkin. Karena dengan cara itu lah Islam masuk ke Jawa.. Tapi sekarang sudah mulai ada sedikit perubahan...
7 hari tidak pas 7 hari kadang 5 hari, kadang 6 hari dan kadang8 hari...
begitu juga dengan 40 hari, 100 hari de el el...

Tentunya untuk menghapusnya kita perlu menunggu generasi adat tersebut hangus (habis)..
Tapi kalo aku melihatnya lebih setuju itu sebagai adat budaya bangsa yang perlu dilestarikan.. :D
bukan suatu ritual agama.. Jadi kalo mau ngadaken ya silahkan, kalo ga ya silahkan. Yang penting saling menghormati satu sama lain... Gak usah menjudge "salah" atau "benar". Yang jelas tidak ada salahnya kumpul bareng-bareng dan bersama berdoa, saling menyambung tali Silahturahmi sesama umat Muslim...

pasingsingan
22-03-2011, 11:51 PM
klo kumpul2 baca doa bersama, kapan saja, dimana saja
tentu baek dan boleh2 saja githo

klo kudu dipaskan dng hari matinya sianu
peringatan hari ke-100 kematian potong ayam
peringatan hari ke-1000 kematian potong kambing
weeh ... luar biasa ongkosnya boss, coba klo dana tsb
dimanfaatkan atau didermakan ke hal2 produktif, pasti
tepat guna n gak sia2 yak :D

Jd bkn hanya untuk menjamu makan orang2 yng notabene
boleh dibilang bkn lagi tergolong kelaparan (butuh bantuan).
salah kaprah yng terlanjur berurat-akar n mendarah-daging
Susah meluruskannya, takut kwalat atau dicemooh lingkungan katanya :))

fullmoonflower
23-03-2011, 12:19 AM
bentoel mbah... lebih baik ngadain pengajian di rumah sambil ngundang anak yatim...
ngaji, dilanjut makan2, sambil bikin ramai rumah orang yang meninggal, supaya keluarga yang ditinggal juga nggak kesepian...

kalau di kampung saya di Yogya, kalau ada acara begini, para tetangga gotong royong.. ada yang memasakkan nasi, ada yang memasakkan lauk, ada yang minjamin peralatan, ada yang minjamin tikar.. keluarga yang meninggal cukup nyiapin tempat saja... itu untuk hari ketujuh...
hari-hari 1-6 keluarga nyediain snack dan tetangga kampung yang bikinin teh..

makanya adat istiadat penduduk kampung, kalau menyumbang orang meninggal biasanya nyumbang gula dan teh.. untuk sumbangan beras diambil dengan jimpitan dimintai dari seluruh tetangga..

itu yang saya lihat yang berlangsung di kampung tempat saya tinggal..
kalau keluarga saya sendiri sih nggak ada gitu-gitu..
bahkan sampai ditanyain tetangga sebelah : "mbak, dik Weni udah setahun to? kok nggak dislametin? bapak juga udah 40 hari ya?" ..
saya jawab : "Insya Allah selamat, mbak.. mohon doa saja untuk adik dan bapak saya, matur nuwun :)"

Agitho_Ryuki
23-03-2011, 09:34 AM
klo kumpul2 baca doa bersama, kapan saja, dimana saja
tentu baek dan boleh2 saja githo

Ya iya...


klo kudu dipaskan dng hari matinya sianu
peringatan hari ke-100 kematian potong ayam
peringatan hari ke-1000 kematian potong kambing
weeh ... luar biasa ongkosnya boss, coba klo dana tsb
dimanfaatkan atau didermakan ke hal2 produktif, pasti
tepat guna n gak sia2 yak :D

Yah kan perlu proses.. islam masuk ke Indonesia awalnya memang begitu.. yang dulu selama 7 hari mbakar menyan dan nyediain sajen dan kembang tujuh rupa, disulap jadi tahlilan... Bisa kusebut transisi kebudayaan :D dari Hindu ke Islam. Karena Islam masuk ke Indonesia lewat perdagangan dan kebudayaan bukan lewat senapan dan meriam kayak agama tetangga sebelah.. :D


Jd bkn hanya untuk menjamu makan orang2 yng notabene
boleh dibilang bkn lagi tergolong kelaparan (butuh bantuan).
salah kaprah yng terlanjur berurat-akar n mendarah-daging
Susah meluruskannya, takut kwalat atau dicemooh lingkungan katanya :))
Itu lah mbah.. Tapi kalo ditempatku gak perlu mbeleh kambing.. paling ya cuma kayak yang dibilang bu Pullmun. Sekampung ikut bantu, ada yang nyumbang gula, beras, teh, mie instan, de el el... Jadi tuan ruma cuma modal tempat dan modal tenaga, dan uang mungkin sekitar 150rb... :D

Tapi ya itu, kalo mau bener-bener ilang nunggu generasi yang menganut ini punah dulu.. :D karena sudah mendarah daging, sulit untuk dirubah...

BundaNa
23-03-2011, 10:09 AM
Ini biasa dilakukan oleh keluarga yng berduka cita
usai jenazah dikebumikan, biasa ada ritual ikutan spt ini:
- 3 harinya
- 7 harinya
- 40 harinya
- 100 harinya
- Tahunannya
- 1000 harinya

Hari2 tsb diperingati dng mengadakan kumpul2 baca doa
kemudian ada hidangan makan bersama (baca kenduri)
undangan terdiri dari kerabat, tetangga plus komunitas tertentu

Hal yng ingin dibahas:
Apakah kebiasaan spt ini hanya dilakukan oleh umat islam saja?
jika hanya oleh umat islam saja, apakah hanya penganut tradisi/ajaran tertentu?
Apakah hanya terjadi didaerah jawa saja?, lebih jauh lagi, apakah ada dasar ajarannya
dlm islam? :-?

Mbah, kalau pake adat jawa, ngitungnya hari pasaran...itu loh...Pon-Legi-Pahing-Kliwon-Wage...jadi ada 5 hari pasaran, bukan seminggu ngitungnya...

Jadi gitungnya sepasar (5 hari), selapan (bukan 40 hari, tapi 35 hari), dll gituh...lupa ai, kemaren baru liat2 tanggalan

eve
26-03-2011, 09:45 PM
tapi di tempatku masih 7hari, 40hari, 100hari, 1000hari. Biasanya emang dikendurikan.
Dulu2 sih pakai besek-an, kebanyakan gak dimakan.
Mulai kesini, muncul kebiasaan baru, pakai sembako-biasanya pas 1000 harian-. Isinya beras, telur, mi instan, gula, teh, ama kadang ada sajadahnya atau sarung, ama dibagikan yasinan ada gambar si empunya. Keanya lebih bermanfaat. Mungkin maksudnya minta si empunya didoain agar diringankan di alam kubur.

eve
26-03-2011, 09:46 PM
urutannya pon-wage-kliwon-legi-pahing:

fullmoonflower
27-03-2011, 12:09 AM
kadang-kadang yang bikin aneh dari tradisi ini (katakanlah kalau tidak mau disebut sebagai ritual agama Hindu yang masih dilestarikan), yaitu, para ahli waris yang meninggal (istri dan anak-anak), kadang-kadang malah nggak ikut yasinan, tapi malah ngrumpi di dapur, atau ikutan sibuk nyediain teh, nyiapin makanan... atau bisa juga sambil ikutan yasin, tapi pikirannya ke dapur melulu, atau lagi baca yasin malah diinterupsi sama bagian dapur kalo ada hidangan yang kurang, dll...

Doh!! #-(

lha padahal sesuai tuntunan Islam, do'a yang dikabulkan itu bukan do'a tetangga, tapi do'a anak-anaknya...
lha gimana mau khusyu berdo'a supaya do'a untuk orang tuanya dikabulkan Allah, kalau sedikit2 diinterupsi untuk urusan dapur, atau malah nggak ikut yasinan dan do'akan ortunya malah ngrumpi sama ibu2 di dapur ... 8-}

eve
27-03-2011, 10:39 AM
tapi aku udah jarang lihat yang kea gitu bu.... Ya mungkin dengan semakin baik pendalaman agama, jadi ya gak begitu mewajibkan kendurian di kampungku.
Kalau dulu waktu kecil, besek kenduri itu udah kea sebuah berkah... Rebutan telur, ayam, nasi gurih... Atau uang seribuan di bawah beseknya.. Siapa cepat dia dapat...
Kesininya beranjak dewasa, hal itu sudah bukan barang mewah lg.. Malah kadang gak dijamah sama sekali...

fullmoonflower
27-03-2011, 11:06 AM
tapi aku udah jarang lihat yang kea gitu bu.... Ya mungkin dengan semakin baik pendalaman agama, jadi ya gak begitu mewajibkan kendurian di kampungku.
Kalau dulu waktu kecil, besek kenduri itu udah kea sebuah berkah... Rebutan telur, ayam, nasi gurih... Atau uang seribuan di bawah beseknya.. Siapa cepat dia dapat...
Kesininya beranjak dewasa, hal itu sudah bukan barang mewah lg.. Malah kadang gak dijamah sama sekali...

Kalau memang semakin baik dalam pendalaman agama, pastinya sudah lebih paham bahwa ritual memperingati 3 hari, 7 hari, 35 hari, 100 hari, 1 tahun, 2 tahun, dan 1000 hari orang meninggal itu adalah RITUAL AGAMA HINDU untuk menyambut ROH orang yang meninggal yang menengok keluarganya sebelum roh tersebut menjalani REINKARNASI sesuai karmanya setelah hari ke-1000 dia meninggal dunia... dimana ritual ini telah mengalami akulturasi dengan budaya Jawa (karena pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu di Jawa, sebelum Islam masuk), dan sulit dihilangkan karena kepercayaan orang Jawa terhadap roh dan makhluk halus masih sangat kuat hingga saat ini...

Islam sendiri tidak menolak mentah-mentah adanya hal-hal yang bersifat ghaib, Tuhan ghaib, malaikat ghaib, syaithon ghaib, jin ghaib...
Keimanan kepada hal yang ghaib dalam Islam ini pun disalah artikan, dan justru malah memperkuat tradisi ritual hindu di masyarakat Jawa yang berhubungan dengan hal-hal yang ghaib..

hmmm... PR bagi ulama untuk meluruskan.... B-)

pasingsingan
30-03-2011, 09:34 AM
bagaimana mao meluruskan
wong "ulama" yng terlibat malah mendapat semacam privilege
"upah doa n jatah kendurian lebih banyak"
masa rejeki halal mao ditolak? (baca dihilangkan) :))

BundaNa
30-03-2011, 11:20 AM
hehehehe...betul mbah pasing, ambengnya lebih besar buat pembaca doa