PDA

View Full Version : Petahana



Joyko
17-07-2012, 10:18 AM
ini katanya istilah baru ya, merujuk ke kata bahasa inggris ''incumbent'' muncul pas pilkada jakarta skrg, baca2 di blog orang katanya mereka jg baru tahu, belum ada di kamus bahasa indonesia katanya....

GiKu
17-07-2012, 10:37 AM
di surat kabar nasional istilah itu sudah lama dipakai

gogon
17-07-2012, 10:37 AM
siapa yg bikin nih?
aneh kalimatnya.. dari kata dasar "tahan" kah? ;D


iya di KBBI (http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/) belum ada

Parameswara Li
17-07-2012, 01:38 PM
Ini istilah sudah cukup lama kok. Mungkin sekitar 5-6 tahunan. Aneh juga kalau belum masuk ke KBBI.

Kingform
17-07-2012, 02:24 PM
itu kata yg ditanyain joyko emang ga pake "n" ya? "petahana"?

Parameswara Li
17-07-2012, 02:30 PM
Ini nemu artikel tahun 2009. Ternyata sudah masuk KBBI kok. Mungkin yang belum masuk itu yang edisi online. Karena justru yang online itu pada malas mengupdatenya.



Kolom Bahasa
24 MEI, 2009 | EDISI: #2 | KATEGORI: REDAKSI MENYAPA
Oleh Redaksi LIDAHIBU

Bagi penutur dan penyuka Bahasa Indonesia, kehadiran kolom bahasa di suratkabar atau majalah tentu memberikan keasyikan tersendiri. Kolom bahasa, yang artikel-artikelnya menyumbangkan banyak pikiran menarik tentang bahasa dan kebahasaan Indonesia, tampil tidak hanya sebagai ajang gelegar-nalar (ke)bahasa(an), tapi juga sebagai arena pelontaran kajian dan saran membangun yang berfaedah buat pelestarian dan perkembangan Bahasa Indonesia.

Kendati demikian, di luar keperkasaan sebuah kolom bahasa di kalangan penyuka bahasa, terjadi juga sebuah gejala pembiaran (baca: pengabaian) apa-apa yang dapat orang sua dalam kolom bahasa di, katakanlah, suratkabar. Banyak tawaran padanan, kritik penggunaan istilah, dlsb., yang sebenarnya berdaya-guna dan masuk-akal, tidak diindahkan, minimal oleh para pewarta yang menghuni suratkabar tersebut.

Contoh yang menarik adalah pengabaian yang terjadi di KOMPAS. Pengasuh Kolom Bahasa KOMPAS, Salomo Simanungkalit, pernah menawarkan kata petahana sebagai padanan istilah Inggris incumbent. Kata petahana sendiri diakui sebagai lema dalam KBBI Pusat Bahasa Edisi Keempat. Dari pemaparan Salomo, dapat orang setuju dengan tawarannya. Anehnya, tawaran tersebut, setidaknya sampai saat ini TIDAK PERNAH dipakai oleh para pewarta KOMPAS. Kata ‘kenes’ incumbent tetap saja digunakan.

Gejala ini, memaksa LIDAHIBU untuk menjadi ragu terhadap kebenaan (padanan: signifikansi) sebuah kolom bahasa dalam mediamassa. Kehadiran kolom bahasa mencipta suasana taksa, mendua: senang sekaligus sedih. Senang karena, di tengah arena pacuan perekembangan Bahasa Indonesia yang kian absurd, masih ada mediamassa Indonesia yang bersedia meluangkan sebuah kolom bahasa seminggu sekali. Sedih karena, meskipun ada, kolom itu bagai kehilangan tuahnya: diabaikan.

Pramoedya Ananta Toer pernah menulis bahwa sikap untuk menyerahkan kendali kebahasaan kepada masyarakat penutur adalah sikap yang semakin menguatkan citra mandul dari sebuah bahasa. Masyarakat penutur memang yang mengawangi pelestarian dan perkembangan sebuah bahasa. Tapi, terlebih dalam kasus sebuah bahasa nasional (bahasa pemersatu bangsa), tidaklah layak untuk melakukan hal yang demikian. Bagaimana mungkin masyarakat penutur umum dapat ajeg memakai tawaran kata baru kalau lembaga yang menawarkan kata tersebut saja tidak pernah memakainya?



http://lidahibu.com/2009/05/24/kolom-bahasa/

Ray Surya
17-07-2012, 02:59 PM
biarin pakai kata yg lebih populer.
semacam mouse bukan tetikus

Joyko
17-07-2012, 04:00 PM
Ini nemu artikel tahun 2009. Ternyata sudah masuk KBBI kok. Mungkin yang belum masuk itu yang edisi online. Karena justru yang online itu pada malas mengupdatenya.



Kolom Bahasa
24 MEI, 2009 | EDISI: #2 | KATEGORI: REDAKSI MENYAPA
Oleh Redaksi LIDAHIBU

Bagi penutur dan penyuka Bahasa Indonesia, kehadiran kolom bahasa di suratkabar atau majalah tentu memberikan keasyikan tersendiri. Kolom bahasa, yang artikel-artikelnya menyumbangkan banyak pikiran menarik tentang bahasa dan kebahasaan Indonesia, tampil tidak hanya sebagai ajang gelegar-nalar (ke)bahasa(an), tapi juga sebagai arena pelontaran kajian dan saran membangun yang berfaedah buat pelestarian dan perkembangan Bahasa Indonesia.

Kendati demikian, di luar keperkasaan sebuah kolom bahasa di kalangan penyuka bahasa, terjadi juga sebuah gejala pembiaran (baca: pengabaian) apa-apa yang dapat orang sua dalam kolom bahasa di, katakanlah, suratkabar. Banyak tawaran padanan, kritik penggunaan istilah, dlsb., yang sebenarnya berdaya-guna dan masuk-akal, tidak diindahkan, minimal oleh para pewarta yang menghuni suratkabar tersebut.

Contoh yang menarik adalah pengabaian yang terjadi di KOMPAS. Pengasuh Kolom Bahasa KOMPAS, Salomo Simanungkalit, pernah menawarkan kata petahana sebagai padanan istilah Inggris incumbent. Kata petahana sendiri diakui sebagai lema dalam KBBI Pusat Bahasa Edisi Keempat. Dari pemaparan Salomo, dapat orang setuju dengan tawarannya. Anehnya, tawaran tersebut, setidaknya sampai saat ini TIDAK PERNAH dipakai oleh para pewarta KOMPAS. Kata ‘kenes’ incumbent tetap saja digunakan.

Gejala ini, memaksa LIDAHIBU untuk menjadi ragu terhadap kebenaan (padanan: signifikansi) sebuah kolom bahasa dalam mediamassa. Kehadiran kolom bahasa mencipta suasana taksa, mendua: senang sekaligus sedih. Senang karena, di tengah arena pacuan perekembangan Bahasa Indonesia yang kian absurd, masih ada mediamassa Indonesia yang bersedia meluangkan sebuah kolom bahasa seminggu sekali. Sedih karena, meskipun ada, kolom itu bagai kehilangan tuahnya: diabaikan.

Pramoedya Ananta Toer pernah menulis bahwa sikap untuk menyerahkan kendali kebahasaan kepada masyarakat penutur adalah sikap yang semakin menguatkan citra mandul dari sebuah bahasa. Masyarakat penutur memang yang mengawangi pelestarian dan perkembangan sebuah bahasa. Tapi, terlebih dalam kasus sebuah bahasa nasional (bahasa pemersatu bangsa), tidaklah layak untuk melakukan hal yang demikian. Bagaimana mungkin masyarakat penutur umum dapat ajeg memakai tawaran kata baru kalau lembaga yang menawarkan kata tersebut saja tidak pernah memakainya?



http://lidahibu.com/2009/05/24/kolom-bahasa/





mantap nih bro parameswara li bisa dapat kayak gini, thanks brow, emang sering pas baca2 tentang si kumis sering ada kata kayak gini, kyaknya akan jadi kata anda atau mantan sebagai padanan kata baru kali yah?

ga_genah
17-07-2012, 06:45 PM
baru dengar istilah ini
sepertinya emang harus sering2 dimunculin biar terbiasa

Kaine
17-07-2012, 07:22 PM
di kolom olahraga kompas hari ini ada istilah baru lagi : penanda aras..padanannya benchmark ;D

itsreza
17-07-2012, 07:35 PM
petahana kok ga masuk KBBI?

cha_n
17-07-2012, 08:01 PM
masuk jaaaa itu ada link nya

tsu
17-07-2012, 08:01 PM
kata2 IT yang di indonesiakan apa juga udah masuk KBBI ? seperti tetikus, unggah, unduh, dll ?

noodles maniac
17-07-2012, 08:11 PM
Petahana? gw kirain salah ketik ::ungg::


biarin pakai kata yg lebih populer.
semacam mouse bukan tetikus

Bukannya tikusan? ::ungg::

Online = daring (dalam jaringan)

Pages = laman

Link = utas/tautan?

Download = unduh

Upload = unggah

Apalagi sih... :tanya:

Parameswara Li
17-07-2012, 08:18 PM
Link = utas/tautan?


Utas itu bukannya Thread ? Kalau Tautan memang Link.

itsreza
17-07-2012, 08:23 PM
berarti selama ini saya mengakses KBBI yang belum diperbarui ::doh::

utas itu thread

Neptunus
18-07-2012, 12:57 AM
Itu kata2 semacam gelegar-nalar, kebenaan, taksa, ama pacuan perekembangan di tautan si P-Li udah cukup bikin jidat gw berkerut ::grrr::

anw baru tau gw klo penulisan mediamassa ama suratkabar disambung. Itu kata "absurd" bukannya udah ada padanannya ya dlm bahasa Indonesia "aneh" ? ::ungg::::ungg::

ndableg
18-07-2012, 01:01 AM
petahana dasarnya dari mana? Kenapa petahana? kenapa ga mblekesek..?

Joyko
18-07-2012, 03:46 AM
lagi2 sebuah padanan kata baru pasti yang "mengumumkan" media....


what can you say?...

*you dont say?* ::hihi::

noodles maniac
21-07-2012, 01:29 PM
Galau juga lagi populer sekarang, padahal masih ada resah dan gundah gulana ::hihi::