PDA

View Full Version : 1 Ons tidak sama dengan 100 Gram .. 1 Pound tidak sama dengan 500 Gram



fullmoonflower
17-03-2011, 11:27 AM
PENDIDIKAN YANG MENJADI BOOMERANG.

Seorang teman saya yang bekerja pada sebuah perusahaan asing, di PHK akhir tahun lalu. Penyebabnya adalah kesalahan menerapkan dosis pengolahan limbah, yang telah berlangsung bertahun-tahun. Kesalahan ini terkuak ketika seorang pakar limbah dari suatu negara Eropa mengawasi secara langsung proses pengolahan limbah yang selama itu dianggap selalu gagal.

Pasalnya adalah, takaran timbang yang dipakai dalam buku petunjuknya menggunakan satuan pound dan ounce. Kesalahan fatal muncul karena yang bersangkutan mengartikan 1 pound = 0,5 kg. dan 1 ounce (ons) = 100 gram, sesuai pelajaran yang ia
terima dari sekolah.

Sebelum PHK dijatuhkan, teman saya diberi tenggang waktu 7 hari untuk membela diri dgn. cara menunjukkan acuan ilmiah yang menyatakan 1 ounce (ons) = 100 g. Usaha maksimum yang dilakukan hanya bisa menunjukkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengartikan ons (bukan ditulis ounce) adalah satuan berat senilai 1/10 Kilogram. Acuan lain termasuk tabel-tabel konversi yang berlaku sah atau dikenal secara Internasional tidak bisa ditemukan.


SALAH KAPRAH YANG TURUN-TEMURUN.

Prihatin dan penasaran atas kasus diatas, saya menanyakan hal ini kepada lembaga yang paling berwenang atas system takar-timbang dan ukur di Indonesia , yaitu Direktorat Metrologi. Ternyata, pihak Dir. Metrologi pun telah lama melarang pemakaian satuan ons untuk ekivalen 100 gram. Mereka justru mengharuskan pemakaian satuan
yang termasuk dalam Sistem Internasional (metrik) yang diberlakukan resmi di Indonesia

Untuk ukuran berat, satuannya adalah gram dan kelipatannya. Satuan "Ons" bukan bagian dari sistem metrik ini.

Untuk menghilangkan kebiasaan memakai satuan ons ini, Direktorat Metrologi sejak lama telah memusnahkan semua anak timbangan (bandul atau timbal) yang bertulisan "ons" dan "pound".

Lepas dari adanya kebiasaan kita mengatakan 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, ternyata *tidak pernah ada acuan system takar-timbang legal* atau pengakuan internasional atas satuan ons yang nilainya setara dengan 100 gram.

Dalam sistem timbangan legal yang diakui dunia internasional, *tidak pernah dikenal adanya satuan ONS khusus ** Indonesia **. Jadi, hal ini adalah suatu kesalahan yang diwariskan turun-temurun. Sampai kapan mau dipertahankan ?


BAGAIMANA KESALAHAN DIAJARKAN SECARA RESMI ?

Saya sendiri pernah menerima pengajaran salah ini ketika masih di bangku Sekolah Dasar. Namun, ketika saya memasuki dunia kerja nyata, kebiasaan salah yang nyata-nyata diajarkan itu harus dibuang jauh karena akan menyesatkan.

Beberapa sekolah telah saya datangi untuk melihat sejauh mana penyadaran akan penggunaan sistem takar-timbang yang benar dan sah dikemas dalam materi pelajaran secara benar, dan bagaimana para murid (anak-anak kita) menerapkan dalam hidup sehari-hari.

Sungguh memprihatinkan.

Semua sekolah mengajarkan bahwa 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, dan anak-anak kita pun menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari.

"Racun" ini sudah tertanam didalam otak anak kita sejak usia dini.

Dari para guru, saya mendapatkan penjelasan bahwa semua buku pegangan yang diwajibkan atau disarankan oleh Departemen Pendidikan Indonesia mengajarkan seperti itu. Karena itu, tidaklah mungkin Bagi para guru untuk melakukan koreksi selama Dep. Pendidikan belum mengubah atau memberikan petunjuk resmi.


TANGGUNG JAWAB SIAPA ?

Maka, bila terjadi kasus-kasus serupa diatas, Departemen Pendidikan kita jangan lepas tangan. Tunjukkanlah kepada masyarakat kita terutama kepada para guru yang mengajarkan kesalahan ini, salah satu alasannya agar tidak menjadi beban psikologis bagi mereka; *"acuan sistem timbang legal yang mana yang pernah diakui/ diberlakukan secara internasional, yang menyatakan bahwa : **1 ons adalah 100 gram, 1 pound adalah 500 gram."?*

Kalau Dep. Pendidikan tidak bisa menunjukkan acuannya, mengapa
hal ini diajarkan secara resmi di sekolah sampai sekarang ?
Pernahkan Dep. Pendidikan menelusuri, di negara mana saja selain Indonesia berlaku konversi 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram? Patut dipertanyakan pula, bagaimana tanggung jawab para
penerbit buku pegangan sekolah yang melestarikan kesalahan ini?

Kalau Dep. Pendidikan mau mempertahankan satuan *ons yang keliru* ini, sementara pemerintah sendiri melalui Direktorat Metrologi melarang pemakaian satuan "ons" dalam transaksi legal,
maka konsekwensinya ialah harus dibuat sistem baru timbangan Indonesia (versi Depdiknas).

Sistem baru inipun harus diakui lebih dulu oleh dunia internasional sebelum diajarkan kepada anak-anak. Perlukah adanya system timbangan Indonesia yang konversinya adalah 1 ons *(Depdiknas) * = 100 gram Dan 1 pound * (Depdiknas) * = 500 gram.?

Bagaimana "Ons dan Pound *(Depdiknas) *" ini dimasukkan dalam sistem metric yang sudah baku diseluruh dunia?
Siapa yang mau pakai?.


HENTIKAN SEGERA KESALAHAN INI.

Contoh kasus diatas hanyalah satu diantara sekian banyak problema yang merupakan akibat atau korban kesalahan pendidikan. Saya yakin masih banyak kasus-kasus senada yang terjadi, tetapi tidak kita dengar. Salah satu contoh kecil ialah, banyak sekali ibu-ibu yang mempraktekkan resep kue dari buku luar negeri tidak berhasil tanpa diketahui dimana kesalahannya.

Karena ini kesalahan pendidikan, masalah ini sebenarnya mrupakan masalah nasional pendidikan kita yang mau tidak mau harus segera dihentikan. Departemen Pendidikan tidak perlu malu dan basa-basi diplomatis mengenai hal ini.

Mari kita pikirkan dampaknya bagi masa depan anak Indonesia. Berikan teladan kepada bangsa ini untuk tidak malu memperbaiki kesalahan. Sekalipun hanya untuk pelajaran di sekolah, dalam hal Takar-Timbang- Ukur, Dep. Pendidikan tidak memiliki supremasi sedikitpun terhadap Direktorat Metrologi sebagai lembaga yang paling berwenang di Indonesia. Mari kita ikuti satu acuan saja, yaitu Direktorat Metrologi.

Era Globalisasi tidak mungkin kita hindari, dan karena itu anak-anak kita harus dipersiapkan dengan benar. Benar dalam arti landasannya, prosesnya, materinya maupun arah pendidikannya.

Mengejar ketertinggalan dalam hal kualitas SDM negara tetangga saja sudah merupakan upaya yang sangat berat. Janganlah malah diperberat dengan *pelajaran sampah* yang justru bakal menyesatkan.

Didiklah anak-anak kita untuk mengenal dan mengikuti aturan dan standar yang berlaku SAH dan DIAKUI secara internasional, bukan hanya yang rekayasa lokal saja.
Jangan ada lagi korban akibat pendidikan yang salah. Kita lihat yang nyata saja, berapa banyak TKI diluar negeri yang berarti harus mengikuti acuan yang berlaku secara internasional.

Anak-anak kita memiliki HAK untuk mendapatkan pendidikan yang Benar sebagai upaya mempersiapkan diri menyongsong masa depannya yang akan penuh dengan tantangan berat.


ACUAN MANA YANG BENAR?

Banyak sekali literatur, khususnya yang dipakai dalam dunia tehnik, dan juga ensiklopedi ternama seperti Britannica, Oxford , dll. *(maaf, ini bukan promosi)* menyajikan tabel-tabel konversi yang tidak perlu diragukan lagi.

Selain pada buku literatur, tabel-tabel konversi semacam itu dapat dijumpai dengan mudah di-dalam buku harian/diary/ agenda yang biasanya diberikan oleh toko atau produsen suatu produk sebagai sarana promosi.

*Salah satu* konversi untuk satuan berat yang umum dipakai SAH secara internasional adalah sistem avoirdupois/ avdp. (baca : averdupoiz).

1 ounce/ons/onza = 28,35 gram *(bukan 100 g.)*
1 pound = 453 gram *(bukan 500 g.)*
1 pound = 16 ounce *(bukan 5 ons)*

Bayangkan saja, bagaimana jadinya kalau seorang apoteker meracik resep obat yang seharusnya hanya diberi 28 gram, namun diberi 100 gram. Apakah kesalahan semacam ini bisa di kategorikan sebagai malapraktek?

Pelajarannya memang begitu, kalau murid tidak mengerti, dihukum!!! Jadi, kalau malapraktik, logikanya adalah tanggung jawab yang mengajarkan. (*ini hanya gambaran/ilustrasi salah satu akibat yang bisa ditimbulkan, bukan kejadian sebenarnya, tetapi dalam bidang lain banyak sekali terjadi)*


KALAU BUKAN KITA YANG MENYELAMATKAN - LALU SIAPA ?.

Melalui tulisan ini saya ingin mengajak semua kalangan, baik kalangan pemerintah, akademis, profesi, bisnis/pedagang, sekolah dan orang tua dan juga yang lainnya untuk ikut serta mendukung penghapusan satuan "ons dan pound yang keliru" dari kegiatan
kita sehari-hari. Pengajaran sistem timbang dgn. satuan Ounce dan Pound seharusnya diberikan sebagai pengetahuan disertai kejelasan asal-usul serta *rumus konversi yang benar*. Hal ini untuk membuang kebiasaan salah yang telah melekat dalam kebiasaan
kita, yang bisa mencelakakan/ menyesatkan anak-anak kita, generasi penerus bangsa ini.



BEBERAPA SEBUTAN/AWALAN UNTUK FAKTOR PENGALI DALAM SISTEM METRIK AWALAN FAKTOR PENGALI SIMBOL/SINGKATAN

CONTOH PEMAKAIAN :

Giga 1.000.000.000 G GHz.
Mega 1.000.000 M MW
kilo 1.000 k km
hecto 100 h ha
deka 10 da dam
deci 0,1 d dm
centi 0,01 c cm
milli 0,001 m ml
micro 0,000.001 *m* mF
dan seterusnya.

Dalam sistem metrik memang dikenal *1 are = 100 m2* khusus untuk ukuran tanah yang diakui sah secara internasional.

=========================================
*Untuk satuan ONS yang mengartikan kelipatan 100 g., apalagi POUND yang mengartikan kelipatan 500 g., tidak pernah ada didalam system metrik maupun non-metrik/imperial yang pernah diberlakukan sah secara internasional. *
===========================================

kandalf
17-03-2011, 11:48 AM
Nope.
Si penulis yang salah, guru-guru Depdikbud yang benar. :)

Pernah dibahas di mailing list mahasiswa Indonesia di University of Queensland (UQ Indonesian Student Association).

Ons di Bahasa Indonesia berasal dari ons di Bahasa Belanda yang memang berarti 100 gram.
Kesalahan adalah menerjemahkan ounce di Bahasa Inggris menjadi ons karena ounce berbeda dengan ons.

Ounce sendiri, di penulisannya sering disingkat Oz berasal dari Bahasa Italia lama, onza (sekarang oncia).

Pound dalam sistem metrik secara INFORMAL memang setara dengan 500 gram dan Indonesia menganut sistem Metrik.

coba lihat :
http://en.wikipedia.org/wiki/Pound_%28mass%29#Metric_pounds
atau lihat table dari Jerman tahun 1848
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/7d/Gewichtma%C3%9Fe1.jpg
(pound di Bahasa Jerman = pfund).

Untuk pon memang informal tetapi dipakai di beberapa negara 1 pon = 500 gr.

Jadi harus ada kehati-hatian dalam menerjemahkan buku teknik.

cha_n
17-03-2011, 11:53 AM
wah ga nyangka kalau akibat kesalahan ini begitu fatal.

bonny gooner
17-03-2011, 01:52 PM
jadi, yang mana nih?
TS atau Kandalf?

kunderemp
17-03-2011, 02:05 PM
Mari kita tunggu ibu Kilat. Atau nDableg. Hehehehehe.

bonny gooner
17-03-2011, 02:13 PM
mereka mesti ditowel dulu kali?

GiKu
17-03-2011, 02:13 PM
sebetulnya itu bukan kesalahan
ukuran ons/ounce atau apalah, tiap2 negara punya standard masing2

sedangkan untuk standard internaional yg dipakai sistem CGS (Centimeter, Gram, Second) atau MKS (Meter, Kilogram, Second)

sejak gw masih SMP sampe kuliah, seingat gw satuan yg dipakai untuk pelajaran fisika ya 2 itu (CGS, MKS)

alfaromeo
17-03-2011, 08:24 PM
PENDIDIKAN YANG MENJADI BOOMERANG.

Seorang teman saya yang bekerja pada sebuah perusahaan asing, di PHK akhir tahun lalu. Penyebabnya adalah kesalahan menerapkan dosis pengolahan limbah, yang telah berlangsung bertahun-tahun. Kesalahan ini terkuak ketika seorang pakar limbah dari suatu negara Eropa mengawasi secara langsung proses pengolahan limbah yang selama itu dianggap selalu gagal.

Pasalnya adalah, takaran timbang yang dipakai dalam buku petunjuknya menggunakan satuan pound dan ounce. Kesalahan fatal muncul karena yang bersangkutan mengartikan 1 pound = 0,5 kg. dan 1 ounce (ons) = 100 gram, sesuai pelajaran yang ia
terima dari sekolah.

Sebelum PHK dijatuhkan, teman saya diberi tenggang waktu 7 hari untuk membela diri dgn. cara menunjukkan acuan ilmiah yang menyatakan 1 ounce (ons) = 100 g. Usaha maksimum yang dilakukan hanya bisa menunjukkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengartikan ons (bukan ditulis ounce) adalah satuan berat senilai 1/10 Kilogram. Acuan lain termasuk tabel-tabel konversi yang berlaku sah atau dikenal secara Internasional tidak bisa ditemukan.


SALAH KAPRAH YANG TURUN-TEMURUN.

Prihatin dan penasaran atas kasus diatas, saya menanyakan hal ini kepada lembaga yang paling berwenang atas system takar-timbang dan ukur di Indonesia , yaitu Direktorat Metrologi. Ternyata, pihak Dir. Metrologi pun telah lama melarang pemakaian satuan ons untuk ekivalen 100 gram. Mereka justru mengharuskan pemakaian satuan
yang termasuk dalam Sistem Internasional (metrik) yang diberlakukan resmi di Indonesia

Untuk ukuran berat, satuannya adalah gram dan kelipatannya. Satuan "Ons" bukan bagian dari sistem metrik ini.

Untuk menghilangkan kebiasaan memakai satuan ons ini, Direktorat Metrologi sejak lama telah memusnahkan semua anak timbangan (bandul atau timbal) yang bertulisan "ons" dan "pound".

Lepas dari adanya kebiasaan kita mengatakan 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, ternyata *tidak pernah ada acuan system takar-timbang legal* atau pengakuan internasional atas satuan ons yang nilainya setara dengan 100 gram.

Dalam sistem timbangan legal yang diakui dunia internasional, *tidak pernah dikenal adanya satuan ONS khusus ** Indonesia **. Jadi, hal ini adalah suatu kesalahan yang diwariskan turun-temurun. Sampai kapan mau dipertahankan ?


BAGAIMANA KESALAHAN DIAJARKAN SECARA RESMI ?

Saya sendiri pernah menerima pengajaran salah ini ketika masih di bangku Sekolah Dasar. Namun, ketika saya memasuki dunia kerja nyata, kebiasaan salah yang nyata-nyata diajarkan itu harus dibuang jauh karena akan menyesatkan.

Beberapa sekolah telah saya datangi untuk melihat sejauh mana penyadaran akan penggunaan sistem takar-timbang yang benar dan sah dikemas dalam materi pelajaran secara benar, dan bagaimana para murid (anak-anak kita) menerapkan dalam hidup sehari-hari.

Sungguh memprihatinkan.

Semua sekolah mengajarkan bahwa 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, dan anak-anak kita pun menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari.

"Racun" ini sudah tertanam didalam otak anak kita sejak usia dini.

Dari para guru, saya mendapatkan penjelasan bahwa semua buku pegangan yang diwajibkan atau disarankan oleh Departemen Pendidikan Indonesia mengajarkan seperti itu. Karena itu, tidaklah mungkin Bagi para guru untuk melakukan koreksi selama Dep. Pendidikan belum mengubah atau memberikan petunjuk resmi.


TANGGUNG JAWAB SIAPA ?

Maka, bila terjadi kasus-kasus serupa diatas, Departemen Pendidikan kita jangan lepas tangan. Tunjukkanlah kepada masyarakat kita terutama kepada para guru yang mengajarkan kesalahan ini, salah satu alasannya agar tidak menjadi beban psikologis bagi mereka; *"acuan sistem timbang legal yang mana yang pernah diakui/ diberlakukan secara internasional, yang menyatakan bahwa : **1 ons adalah 100 gram, 1 pound adalah 500 gram."?*

Kalau Dep. Pendidikan tidak bisa menunjukkan acuannya, mengapa
hal ini diajarkan secara resmi di sekolah sampai sekarang ?
Pernahkan Dep. Pendidikan menelusuri, di negara mana saja selain Indonesia berlaku konversi 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram? Patut dipertanyakan pula, bagaimana tanggung jawab para
penerbit buku pegangan sekolah yang melestarikan kesalahan ini?

Kalau Dep. Pendidikan mau mempertahankan satuan *ons yang keliru* ini, sementara pemerintah sendiri melalui Direktorat Metrologi melarang pemakaian satuan "ons" dalam transaksi legal,
maka konsekwensinya ialah harus dibuat sistem baru timbangan Indonesia (versi Depdiknas).

Sistem baru inipun harus diakui lebih dulu oleh dunia internasional sebelum diajarkan kepada anak-anak. Perlukah adanya system timbangan Indonesia yang konversinya adalah 1 ons *(Depdiknas) * = 100 gram Dan 1 pound * (Depdiknas) * = 500 gram.?

Bagaimana "Ons dan Pound *(Depdiknas) *" ini dimasukkan dalam sistem metric yang sudah baku diseluruh dunia?
Siapa yang mau pakai?.


HENTIKAN SEGERA KESALAHAN INI.

Contoh kasus diatas hanyalah satu diantara sekian banyak problema yang merupakan akibat atau korban kesalahan pendidikan. Saya yakin masih banyak kasus-kasus senada yang terjadi, tetapi tidak kita dengar. Salah satu contoh kecil ialah, banyak sekali ibu-ibu yang mempraktekkan resep kue dari buku luar negeri tidak berhasil tanpa diketahui dimana kesalahannya.

Karena ini kesalahan pendidikan, masalah ini sebenarnya mrupakan masalah nasional pendidikan kita yang mau tidak mau harus segera dihentikan. Departemen Pendidikan tidak perlu malu dan basa-basi diplomatis mengenai hal ini.

Mari kita pikirkan dampaknya bagi masa depan anak Indonesia. Berikan teladan kepada bangsa ini untuk tidak malu memperbaiki kesalahan. Sekalipun hanya untuk pelajaran di sekolah, dalam hal Takar-Timbang- Ukur, Dep. Pendidikan tidak memiliki supremasi sedikitpun terhadap Direktorat Metrologi sebagai lembaga yang paling berwenang di Indonesia. Mari kita ikuti satu acuan saja, yaitu Direktorat Metrologi.

Era Globalisasi tidak mungkin kita hindari, dan karena itu anak-anak kita harus dipersiapkan dengan benar. Benar dalam arti landasannya, prosesnya, materinya maupun arah pendidikannya.

Mengejar ketertinggalan dalam hal kualitas SDM negara tetangga saja sudah merupakan upaya yang sangat berat. Janganlah malah diperberat dengan *pelajaran sampah* yang justru bakal menyesatkan.

Didiklah anak-anak kita untuk mengenal dan mengikuti aturan dan standar yang berlaku SAH dan DIAKUI secara internasional, bukan hanya yang rekayasa lokal saja.
Jangan ada lagi korban akibat pendidikan yang salah. Kita lihat yang nyata saja, berapa banyak TKI diluar negeri yang berarti harus mengikuti acuan yang berlaku secara internasional.

Anak-anak kita memiliki HAK untuk mendapatkan pendidikan yang Benar sebagai upaya mempersiapkan diri menyongsong masa depannya yang akan penuh dengan tantangan berat.


ACUAN MANA YANG BENAR?

Banyak sekali literatur, khususnya yang dipakai dalam dunia tehnik, dan juga ensiklopedi ternama seperti Britannica, Oxford , dll. *(maaf, ini bukan promosi)* menyajikan tabel-tabel konversi yang tidak perlu diragukan lagi.

Selain pada buku literatur, tabel-tabel konversi semacam itu dapat dijumpai dengan mudah di-dalam buku harian/diary/ agenda yang biasanya diberikan oleh toko atau produsen suatu produk sebagai sarana promosi.

*Salah satu* konversi untuk satuan berat yang umum dipakai SAH secara internasional adalah sistem avoirdupois/ avdp. (baca : averdupoiz).

1 ounce/ons/onza = 28,35 gram *(bukan 100 g.)*
1 pound = 453 gram *(bukan 500 g.)*
1 pound = 16 ounce *(bukan 5 ons)*

Bayangkan saja, bagaimana jadinya kalau seorang apoteker meracik resep obat yang seharusnya hanya diberi 28 gram, namun diberi 100 gram. Apakah kesalahan semacam ini bisa di kategorikan sebagai malapraktek?



Nope.
Si penulis yang salah, guru-guru Depdikbud yang benar. :)

Pernah dibahas di mailing list mahasiswa Indonesia di University of Queensland (UQ Indonesian Student Association).

Ons di Bahasa Indonesia berasal dari ons di Bahasa Belanda yang memang berarti 100 gram.
Kesalahan adalah menerjemahkan ounce di Bahasa Inggris menjadi ons karena ounce berbeda dengan ons.

Ounce sendiri, di penulisannya sering disingkat Oz berasal dari Bahasa Italia lama, onza (sekarang oncia).

Pound dalam sistem metrik secara INFORMAL memang setara dengan 500 gram dan Indonesia menganut sistem Metrik.

coba lihat :
http://en.wikipedia.org/wiki/Pound_%28mass%29#Metric_pounds
atau lihat table dari Jerman tahun 1848
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/7d/Gewichtma%C3%9Fe1.jpg
(pound di Bahasa Jerman = pfund).

Untuk pon memang informal tetapi dipakai di beberapa negara 1 pon = 500 gr.

Jadi harus ada kehati-hatian dalam menerjemahkan buku teknik.

Bubar..........
Gak ada yang bener............
Kesalahan pada penterjemah...


Seorang teman saya yang bekerja pada sebuah perusahaan asing, di PHK akhir tahun lalu. Penyebabnya adalah kesalahan menerapkan dosis pengolahan limbah, yang telah berlangsung bertahun-tahun. Kesalahan ini terkuak ketika seorang pakar limbah dari suatu negara Eropa mengawasi secara langsung proses pengolahan limbah yang selama itu dianggap selalu gagal.


Teknologi pengolahan limbah yang diterapkan, itu dari negara mana ?

Kalau teknologi nya dari negara Inggris, tentu mengikuti STANDARD UKURAN IMPERIAL ala Inggris: ounce, pounds, feet, yards, mile, dan lain-2.
Kalau teknologi nya dari negara Belanda, tentu mengikuti STANDARD UKURAN ala Belanda.
Kalau teknologinya dari negara Indonesia, tentu mengikuti STANDARD UKURAN yang berlaku di Indonesia.

Jadi kesalahan ada pada penterjemah. Atau malahan, KAMUS nya yang keliru menterjemahkan.

Kalau kita menganut referensi dari BRITANNICA, tentu saja ini mengikuti Inggris karna BRITANNICA itu dikeluarkan dari Inggris. ^_^

*ngacir ah.

ga_genah
17-03-2011, 09:35 PM
:tanya:
tambah binun...
:confused:

pasingsingan
17-03-2011, 09:41 PM
1 ounce/ons/onza = 28,35 gram *(bukan 100 g.)*
1 pound = 453 gram *(bukan 500 g.)*
1 pound = 16 ounce *(bukan 5 ons)*
bayangkan saja klo standard ini diterapkan dipasar tradisional
pada komoditas cabe rawit misalnya.

makin gak nendang aja tuh sambalnya penjual rujak, bakso, soto dlsb




ekekeke ........ :run:

cha_n
17-03-2011, 10:13 PM
iya aku juga binun.

tapi bener loh, 1 pound itu ga pas dengan 500gr, tapi lagi2 itu tergantung digunakan di negara mana.

maka itu kalo dulu pelajaran di sekolah selalu dikasih tau, gunakan SI (satuan internasional)

el sol
17-03-2011, 10:54 PM
pernah baca di milis. bantahannya mirip dengan yang disampaikan Kandalf.

bahkan organisasi sekelas NASA pun nggak luput dari kesalahan karena penggunaan 2 satuan yang berbeda (metrik dan imperial) :

http://en.wikipedia.org/wiki/Mars_Climate_Orbiter#Communications_loss

ndugu
26-03-2011, 02:20 PM
waktu sd/smp, saya ngga pernah diajarin tentang 1 ons = 100 gram, 1 pon = 500 gram tuh.. emang kalian iya?
dan saya juga ga pernah tau mengenai nilai ons dan pon yang berbeda2 tergantung negara.. good to know kalo ternyata memang iya..
seingatku waktu sd, justru diajarkan bahwa meter, kilogram, itu sesuai sistem international (SI), dan ons, pon, inci, itu bukan SI, sehingga tidak pernah saya samakan kalo itu 2 sistem unit yang sama..

yang kutau, dan memang sesuai pengalamanku sendiri saat kuliah (teknik) berhubung kami banyak menggunakan 2 sistem ini saat kalkulasi, saya dan banyak mahasiswa2 non-amrik sangat dipusingin dengan sistem non-SI ini. kami dipaksa harus menghafal unit2 konversi bolak balik antara ons pons ke gram, inci foot ke meter, galon ke liter, F ke C.

setau saya, amrik satu2nya negara yang masi ketinggalan jaman, ato berada di dunianya sendiri, karena masi ngikut sistem non-SI di kehidupan sehari2nya, di mana negara2 laen semua sudah standar pake unit SI. sangat umum dan standar di amrik untuk menggunakan pound (=1/2.2 kg), inci (2.54 cm), gallon, fahrenheit, feet, mile, ounce, dll.

masalah terbesar adalah saat melakukan kalkulasi kompleks (yang sangat banyak dilakukan dalam bidang teknik) dengan beberapa parameter.

misalnya lah, unit kecepatan, yang ini masi tidak terlalu kompleks karena hanya menggunakan 2 parameter, yaitu jarak dan waktu, di mana waktu juga masi pake unit sama, yaitu jam. untuk kecepatan kita biasa pake km/jam. naek mobil dengan kecepatan 100km/jam, santai aja ya? :cengir: padahal 100 miles/hour, itu minta bunuh diri. persepsi kita jadi ancur karena unitnya yang beda..

ato unit force. formula F=ma
SI-nya, Newton alias kg.m/s2 (ini ada 3 parameter)
kalo british, jadinya lbf alias pound-force,
ini padahal rumusnya sama, kelas unitnya juga sama, tapi hasilnya beda. dan persepsi kita jadi ancur. apa yang gede, blom tentu gede di sistem unit yang laen.

ato unit untuk energy, joule (kg.m2/s) kalo ngikut SI, jadinya BTU kalo ngikut british.

yang di atas itu masi not bad. masi banyak kalkulasi2 dengan rumus yang jauh lebih kompleks lagi, sehingga saat konversi, semua parameter juga harus ikut dikonversi satu persatu. yang paling parah saat parameternya tidak sama padahal masi ngitung kelas unit yang sama. akibatnya, kita jadi susah mengira2 hasil kalkulasi apakah masuk akal ato tidak karena persepsinya sudah tidak bisa diaplikasikan lagi karena beda sistem.

saya bisa ngerti problem yang dimiliki mereka. dan saya juga pernah mendengar cerita dosen2ku (terutama yang mantan2 engineer NASA :cengir:), mengenai kekeliruan yang juga pernah mereka lakukan, dari salah ngitung sampe salah baca! karena asal comot nomer, berdasarkan kelas unit, tapi ga perhatiin sistem unitnya. sampe ada roket yang jatuh ato misi2 apa yang gagal, sehingga harus keluar biaya gede untuk reparasi kembali karena kalkulasi yang off :cengir: ga heran sih, emang membingungkan :lololol:

idealnya memang semua ngikutnya standar aja lah, yaitu SI. tapi ah, udah turun temurun gini. susah dirombak.

fullmoonflower
29-03-2011, 08:34 PM
hehehe... kalau saya jelas diajari... maklum, sekarang sudah usia dewasa, jadi dulu mengalami sistem pendidikan ala Daud Jusuf dengan guru-guru lulusan sekolah Hindia Belanda... B-)

gembel
30-03-2011, 02:12 PM
kepanjangan bacanya, mumet :kacamata:

serendipity
30-03-2011, 02:58 PM
tambah tau justru tambah bingung deh mbah

gembel
30-03-2011, 03:00 PM
tambah tau justru tambah bingung deh mbah

biar kgk bingung, ngasih taunya sedikit aja ya mbah?

serendipity
30-03-2011, 03:09 PM
haha dikit-dikit juga bingung mbah, gimana kalo nanya ama yg punya perusahaan aja biar gak dipecat.. soalnya klo kerja berdasarkan standar sendiri, takutnya gak sesuai.. nah kalo standar si bos kan kalo salah ya tinggal bilang "dikasih tau bos kaya gini" wkwkwk

Kilat
01-04-2011, 01:34 AM
Mari kita tunggu ibu Kilat. Atau nDableg. Hehehehehe.
maaf, lambat ;)

dulu di Belanda berlaku:
100 gram = 1 ons
500 gram = 1 pond (bukan pound)

tapi sejak puluhan tahun yang lalu "ons" dan "pond" sudah tidak boleh digunakan lagi .. resmi kami harus menggunakan kata "gram" dan "kilo" saja ..
tapi masih banyak orang yang menggunakan kata "ons" dan "pond", apalagi lansia ..

yang berikut saya ambil dari "buku masakan" dari tahun 1959:

http://i411.photobucket.com/albums/pp193/kilat00/eten/DSCN5546.jpg
perhatikan kata "pun" ..

AsLan
01-04-2011, 11:42 AM
waduh masi pakai "kati"
seperti buku2 cerita silat kuno...

Agitho_Ryuki
01-04-2011, 12:19 PM
walah buku zaman kapan tuh Bunda?? Ejaan lama buanget... :p

Kilat
02-04-2011, 02:52 AM
waduh masi pakai "kati"
seperti buku2 cerita silat kuno...
iya lucu :)

Kilat
02-04-2011, 02:53 AM
walah buku zaman kapan tuh Bunda?? Ejaan lama buanget... :p
tahun 1959, kita belum lahir :))

Jevo Jett
05-04-2011, 10:36 PM
Eh, satuan cc & ml itu sama gak sih nilainya?

E = mc²
05-04-2011, 10:51 PM
^ sama. cc = ml = cm³

pasingsingan
05-04-2011, 10:52 PM
umm .....

1 liter = 1000 cc
1 dl = 100 cc
1 cl = 10 cc
1 ml = 1 cc

kyknya sama tuh :D

Jevo Jett
05-04-2011, 10:57 PM
ok, thx...:D
takut over dosis...hehe

akang_sunda
07-01-2013, 10:39 PM
makasih info nya...bener2 manfaat nyata...