PDA

View Full Version : Wakil Menteri ESDM (Widjajono Partowidagdo ) Meninggal Dunia



bradon heat
21-04-2012, 06:25 PM
kabar mengejutkan datang dari wakil menteri ESDM


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo meninggal dunia saat melakukan pendakian Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat, kata Kepala Biro Hukum dan Humas Kementerian ESDM, Susyanto saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (21/4/2012).

"Baru saja, kami dapat kabar duka ini. Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya. Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya," katanya.

Sebelumnya diberitakan, ia mendadak lemas saat pendakian. Tiga helikopter dari Basarnas, Polri, dan PT Newmont dikerahkan untuk mengevakuasi Widjajono. Namun, evakuasi terkendala kabut tebal.

"Helikopter Newmont sempat dikerahkan untuk mengevakuasi namun kembali karena cuaca buruk," kata Kepala Kantor SAR Mataram Marsudi, yang dihubungi dari Mataram, Sabtu.

Evakuasi akhirnya dilakukan melalui jalur darat. Tim SAR menggunakan kendaraan bermotor untuk mencapai posisi Widjajono.

"Kami berupaya bergerak ke pegunungan menggunakan kendaraan bermotor sampai di mana bisanya. Lalu berjalan kaki ke posisi beliau berada," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distemben) Provinsi NTB Eko Bambang Sutedjo mengatakan, semula tim evakuasi hendak membawa Wamen ESDM itu ke rumah sakit di Denpasar, Bali, menggunakan helikopter langsung dari wilayah pegunungan Tambora. Namun, helikopter PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) yang dipergunakan untuk evakuasi udara, kesulitan mendarat.

"Cuaca buruk, helikopternya kembali. Sekarang sedang diupayakan evakuasi darat dan diharapkan bisa terlaksana. Kami juga ’stand by’ kalau-kalau akan dibawa ke RSUP NTB di Mataram lebih dulu," ujarnya.

Eko mengaku belum mendapat informasi pasti tentang waktu pendakian Gunung Tambora yang dilakukan Widjajono hingga kondisinya kritis saat pendakian tersebut.

Ia memperkirakan pendakian dilakukan Sabtu dini hari, atau sehari sebelumnya, karena dikabarkan Widjajono dan rekan-rekannya hendak mendaki Gunung Tambora sejak 19 April lalu.

Widjajono dikenal suka berpetualang mendaki gunung semenjak kuliah dan ikut dalam organisasi pecinta alam di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Gunung Tambora yang memiliki tinggi 2.815 meter dari permukaan laut, terletak di wilayah Kabupaten Dompu dan Bima, Pulau Sumbawa, NTB. Gunung Tambora dikategorikan gunung api bertipe A karena masih menunjukkan aktivitas sesudah tahun 1600.

Gunung Api Tambora tercatat dalam sejarah letusan paroksimal pada tahun 1815, yang menyebabkan terkuburnya tiga kerajaan yakni Kerajaan Pekat, Tambora dan Sanggar, dan menelan korban jiwa sekitar 92 ribu orang.

http://nasional.kompas.com/read/2012/04/21/15513025/Wakil.Menteri.ESDM.Meninggal.Dunia


Metrotvnews.com, Jakarta: Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono mengungkapkan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo meninggal dunia pada Sabtu (21/4). Ia mengaku mendapat kabar dari dokter Puskesmas Kalabay, Wedi yang sempat memeriksa Widjajono.

"Tidak tahu persis meninggal di puncak atau di perjalanan," kata Surono, Sabtu sore, lewat telepon kepada Metro TV.

Widjajono kritis saat mendaki Gunung Tambora, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, yang dilakukan sejak kemarin. Ia mendaki bersama tim dari Vulkanologi dan dinas kehutanan setempat. "Saya tidak tahu saat Wamen naik gunung," kata Surono.

Surono mengaku tak mengetahui pasti penyebab kematian Widjajono. Informasi yang datang, Wamen mengalami kelelahan saat pendakian. Selain itu tak mudah untuk berkomunikasi ke lokasi. "Berkomunikasi lewat radio dari lokasi ke pos. Dari pos baru ke saya," ungkapknya.

Jenazah telah dievakuasi ke pos satu yang dekat dengan jalan. Tapi, Surono tak bisa memastikan kapan waktu Wamen mengembuskan napas terakhir.

Sementara itu informasi yang disampaikan Kepala Biro Humas Pemprov NTB, Lalu Faozal bahwa Wamen kena serangan jantung di pos tiga sekitar pukul 10.00 WITA. Ia meninggal dalam perjalanan ke pos 2 di atas tandu. Sebab, helikopter tidak bisa datang mengevakuasi, karena kabut tebal.(BEY)

http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/04/21/149540/-Saat-Meninggal-Wamen-Ditangani-Dokter-Puskesmas/3

sangat mengejutkan sekali ::maap::
innalilahi wa innailai rajiun ::maap::

etca
21-04-2012, 06:27 PM
oia, barusan liat di tipi.

RIP buat beliau.

E = mc˛
21-04-2012, 06:33 PM
RIP

shock baca KM langsung baca ginian :(

meski beliau ngajar bolong2 karena kesibukan g luar biasa, tapi sekali ngajar langsung nendang :(

dan saya kagum atas kesahajaan beliau. kesahajaannya begitu terkenal di jurusan sampai-sampai bikin malu dan terkesan :(

RIP

itsreza
21-04-2012, 06:36 PM
RIP.
semoga keluarga yang ditinggalkan tetap tabah.

Kingform
22-04-2012, 01:13 AM
RIP buat pak wamen

et dah
22-04-2012, 01:19 AM
RIP turut berduka cita

BundaNa
22-04-2012, 11:48 AM
Innalilahi wa innalilahi rojiuun...semoga amal perbuatannya diterima di sisiNya

btw, usianya berapa? kog maish mendaki gunung? Tambota gitu lho

opi77
22-04-2012, 11:51 AM
Turut berduku cita..Indonesia ditinggal salah satu putra terbaiknya..::nangis::::nangis::...
RIP pak Widjajono...

tsu
22-04-2012, 11:55 AM
selamat jalan pak, anda meninggal saat melakukan hal yang anda cintai bersama orang2 yang anda cintai pula

btw rumus, sebagai orang yang berkecimpung di dunia perminyakan, bagaimana dirimu melihat sosok almarhum ?
apa sepak terjang beliau cukup mantap sebagai wamen esdm ?

bradon heat
22-04-2012, 11:59 AM
RIP

shock baca KM langsung baca ginian :(

meski beliau ngajar bolong2 karena kesibukan g luar biasa, tapi sekali ngajar langsung nendang :(

dan saya kagum atas kesahajaan beliau. kesahajaannya begitu terkenal di jurusan sampai-sampai bikin malu dan terkesan :(

RIP

mus mahasiswa ITB pada ngelayad gak ?? ::ungg::


Innalilahi wa innalilahi rojiuun...semoga amal perbuatannya diterima di sisiNya

btw, usianya berapa? kog maish mendaki gunung? Tambota gitu lho

katanya sih beliau berkecimpung di klub pecinta alam di ITB , dan sudah menaklukan 40 gunung ...
sekitar 61an ... Cmiiw ::ungg::


selamat jalan pak, anda meninggal saat melakukan hal yang anda cintai bersama orang2 yang anda cintai pula

btw rumus, sebagai orang yang berkecimpung di dunia perminyakan, bagaimana dirimu melihat sosok almarhum ?
apa sepak terjang beliau cukup mantap sebagai wamen esdm ?

idem ... ::up::
ayo mus jawab ::ungg::

ancuur
22-04-2012, 12:07 PM
Innalilahi wa innalilahi rojiuun...
semoga amal perbuatannya diterima di sisiNya..

Mungkin meninggal akibat tekanan2 BBM, yg buat beliau stresss.. coba dia gak mau jadi WAMEN.. pasti skrang masih hidup.. ::nangis:: beliau orang yg sangat bersahaja, sampe rambutnya juga awut2an ::nangis::

bradon heat
22-04-2012, 12:12 PM
^^^ sepertinya memang begitu, mungkin karena kelelahan dengan pekerjaan dan jabatan baru nya beliau dan dengan segala tekanan dan kesibukannya ,,

E = mc˛
22-04-2012, 12:32 PM
mus mahasiswa ITB pada ngelayad gak ?? ::ungg::

hari ini aula barat kampus dijadikan rumah duka dan pelepasan. saya gak bisa ikutan :(

etca
22-04-2012, 12:42 PM
mus pernah diajar ama beliau ga? kalau iya, mata kuliah apaan?
cerita2 dunk.

ancuur
22-04-2012, 12:56 PM
http://image2.tempointeraktif.com/?id=96775&width=475

Penampilannya yang berambut gondrong membuat Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo tak terlihat seperti pejabat-pejabat lainnya. Namun pemikirannya di sektor energi cukup kritis.

http://suarapengusaha.com/wp-content/uploads/2012/04/wamen-meninggal.jpg

Sang Wamen nyentrik inipun menghembuskan nafas terakhirnya saat menjalankan kegiatan yang menjadi hobinya, yaitu mendaki gunung. Widjajono meninggal di Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat.

Pria kelahiran Magelang 16 September 1951 ini diketahui sesak nafas karena oksigen yang menipis di puncak gunung setinggi 1.800 meter di atas permukaan laut tersebut.

Selama menjabat sebagai Wamen ESDM, Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) ini dikenal kritis dan berani mengungkapkan pemikiran-pemikirannya.

Terakhir, adalah pemikirannya soal BBM jenis premix RON 90 yang harus dijual untuk jalan keluar bagi mobil asing yang memakai bensin premium.

Bahkan komentar Widjajono juga sering dinilai kontroversial para anggota DPR. Saat pemerintah getol kampanye soal konversi BBM ke BBG, Widjajono merupakan pejabat pertama yang berani memasang converter kit di mobilnya baik mobil dinas dan pribadinya.

Beliau juga salah satu bahkan satu-satunya pejabat setingkat menteri yang rutin pergi menggunakan bus saat berangkat kerja. Memang penampilannya dengan rambut gondrong terkesan jarang tersisir sering menjadi perdebatan dikalangan politisi.

Menurut data yang dikutip dari ITB, Widjajono tercatat pernah tergabung sebagai Anggota Tim P3M (Pengawasan Peningkatan Produksi Migas) Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), Penasihat Asosiasi Perusahaan Migas (Aspermigas), serta Kaukus Migas Nasional Ikatan ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI).

Hingga saat ini, Widjajono telah menulis dua buah buku yakni Memahami Pembangunan dan Analisis Kebijakan (2004) dan Manajemen dan Ekonomi Minyak dan Gas Bumi (2002).

tsu
22-04-2012, 12:57 PM
masih menunggu cerita rumus

E = mc˛
22-04-2012, 01:02 PM
btw rumus, sebagai orang yang berkecimpung di dunia perminyakan, bagaimana dirimu melihat sosok almarhum ?
apa sepak terjang beliau cukup mantap sebagai wamen esdm ?
Almarhum jelas sangat kompeten di bidangnya. sebelum jadi wamen (saat jabatan wamen belum ada/populer), secara rutin beliau selalu menjadi tempat konsultasi pejabat dalam menentukan sikapnya. Menerbitkan banyak buku (dan artikel populer) mengenai kebijakan migas yg menjadi standar buat bikin peraturan migas di lembaga BPH Migas (badan pengaturan hilir) maupun lembaga lainnya.

Dan sadar bahwa endonesa gak bisa ngandelin BBM, sudah puluhan tahun beliau terus mendesak pemerintah utk mengembangkan energi alternatif. Bahkan jika ada kabar peneliti anu menemukan alternatif energi baru, secara proaktif dan spontan beliau melobi pejabat terkait utk membiayai dan menindaklanjuti penelitian tersebut.

Dan kesahajaannya benar-benar mengesankan. tas kerjanya bahkan sampai robek tapi masih digunakan, ke kampus seringnya menggunakan kendaraan umum atau mobil tuanya meski di rumahnya ada beberapa mobil bagusnya.

Dan mungkin tak ada yg menyangka bahwa dibalik sosok fisiknya yang besar, beliau sangat enerjik sekali. Pernah beliau ngajak mahasiswa jalan2 ke Tangkuban Perahu. Mahasiswa tentu saja langsung setuju. Tapi carteran angkot gak nyampe lokasi tapi hanya sampai kaki sebuah bukit. Lalu ngajak mahasiswa jalan kaki menuju puncak... Breliau hanya bilang, "turun di sini saja, sekarang kita jalan kaki, deket banget kok, bentar lagi juga nyampe". Definisi "bentar lagi" itu ternyata 3 jam jalan kaki mendaki nonstop tanpa berhenti dan puncak Tangkuban Perahu belum keliatan sama sekali... Dan beliau berada paling depan sementara mahasiswa sudah pada tepar mau pingsan. Beberapa orang jelas menyatakan penyesalan sudah ikut sambil nyengir getir. Ketika nyampe di sebuah menara BTS, beliau memberi semangat, "hayo dikit lagi, bentar lagi nyampe deh...". Karena telanjur, kita memaksakan maju.. dan yang dibilang "bentar lagi nyampe..." itu berarti 2.5 jam mendaki nonstop hingga akhirnya kita sampai di puncak. Pas mau pulang, ketika tak ada tenaga tersisa, beliau ngajak jalan kaki turun lagi.... beberapa bahkan sudah menjerit histeris. Karena gak tega, akhirnya beliau minta turun sampai jalan raya terdekat, lalu nyarter angkot. Selama perjalanan tsb, beliau selalu berada paling depan dan paling semangat.

Kisah masa mudanya bahkan sesudah menjabat guru besar pun, selalu diisi sg pendakian gunung, menjelajahi desa dan pemukiman terpencil. Kecintaannya akan gunung membuatnya selalu bersemangat dalam mendaki gunung. dan siapa sangka jika kemarin menjadi pendakiannya yg terakhir :(

btw, ini tulisan terakhir almarhum... Tulisan yg diposting di milis Ikatan Alumni ITB...


Kalau kita menyayangi orang-orang yang kita pimpin, Insya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang akan menunjukkan cara untuk membuat mereka dan kita lebih baik. Tuhan itu Maha Pencipta, segala kehendak-Nya terjadi.

Saya biasa tidur jam 20.00 WIB dan bangun jam 02.00 WIB pagi lalu Salat malam dan meditasi serta ceragem sekitar 30 menit, lalu buka komputer buat tulisan atau nulis email.

Dalam meditasi biasa menyebutkan:

“Tuhan Engkau Maha Pengasih dan Penyayang, aku sayang kepadaMu dan sayangilah aku… Tuhan Engkau Maha Pencipta, segala kehendak-Mu terjadi…”

Lalu saya memohon apa yang saya mau… (dan diakhiri dgn mengucap) “Terima kasih Tuhan atas karuniaMu.”

Subuh saya Sholat di Mesjid sebelah rumah lalu jalan kaki dari Ciragil ke Taman Jenggala (pp sekitar 4 kilometer). Saya menyapa Satpam, Pembantu dan Orang Jualan yang saya temui di jalan dan akibatnya saya juga disapa oleh yang punya rumah (banyak Pejabat, Pengusaha dan Diplomat), sehingga saya memulai setiap hari dengan kedamaian dan optimisme karena saya percaya bahwa apa yang Dia kehendaki terjadi dan saya selain sudah memohon dan bersyukur juga menyayangi ciptaan-Nya dan berusaha membuat keadaan lebih baik. Oh ya, Tuhan tidak pernah kehabisan akal, jadi kita tidak perlu kuatir. Percayalah…

Salam,

widjajono

:(

ancuur
22-04-2012, 01:13 PM
http://www.theindonesianway.com/wp-content/uploads/2012/04/wamen_esdm-250x300.jpg

Kalau kita menyayangi orang-orang yang kita pimpin, Insya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang akan menunjukkan cara untuk membuat mereka dan kita lebih baik. Tuhan itu Maha Pencipta, segala kehendak-Nya terjadi.

Saya biasa tidur jam 20.00 WIB dan bangun jam 02.00 WIB pagi lalu Salat malam dan meditasi serta ceragem sekitar 30 menit, lalu buka komputer buat tulisan atau nulis email.

Dalam meditasi biasa menyebutkan:

“Tuhan Engkau Maha Pengasih dan Penyayang, aku sayang kepadaMu dan sayangilah aku… Tuhan Engkau Maha Pencipta, segala kehendak-Mu terjadi…”

Lalu saya memohon apa yang saya mau… (dan diakhiri dgn mengucap) “Terima kasih Tuhan atas karuniaMu.”

Subuh saya Sholat di Mesjid sebelah rumah lalu jalan kaki dari Ciragil ke Taman Jenggala (pp sekitar 4 kilometer). Saya menyapa Satpam, Pembantu dan Orang Jualan yang saya temui di jalan dan akibatnya saya juga disapa oleh yang punya rumah (banyak Pejabat, Pengusaha dan Diplomat), sehingga saya memulai setiap hari dengan kedamaian dan optimisme karena saya percaya bahwa apa yang Dia kehendaki terjadi dan saya selain sudah memohon dan bersyukur juga menyayangi ciptaan-Nya dan berusaha membuat keadaan lebih baik. Oh ya, Tuhan tidak pernah kehabisan akal, jadi kita tidak perlu kuatir. Percayalah…

Salam,

widjajono

E = mc˛
22-04-2012, 01:15 PM
mus pernah diajar ama beliau ga? kalau iya, mata kuliah apaan?
cerita2 dunk.

iyah, beliau mengajar Manajemen Migas Indonesia. Cara beliau ngajar sangat unik dan ebrbeda--menunjukan kapasitas dan kejeniusannya. Masuk kelas tanpa bawa buku apapun, langsung corat-coret di papan tulis mengenai materi sampai tuntas dan jelas. Selera humornya yang mengagumkan dan setiap mengajar selalu diselipi dg berbagi cerita pengalamannya baik semasa kuliah, menjadi dosen, atau pas sedang bekerja.

Salah satu yg saya ingat, adalah beliau pas kuliah S2 dan S3 di Amrik, selalu makan malam di kantin kampus sejam sebelum kantin tutup. Karena pada saat itu, harga makanan yg dijual didiskon 50% (bahkan kadang lebih). Kesahajaannya sangat luar biasa, karena meski pas punya dana berlebih, beliau tetap makan pada saat happy-hour.

Dan ketika belajar ttg permasalahan dunia migas--ketika kita tahu borok dan bobroknya pemerintah (beberapa teman saya bahkan sengaja ingin bekerja di luar negeri karena sudah muak dg sistem migas dan ekonomi indonesia), ajaibnya, Mas Wid (biasa almarhum disapa, di jurusan saya untuk mengakrabkan hubungan mahasiswa-dosen, para mahasiswa memanggil dengan "Mas" kepada dosen pria dan "Mbak" kepada dosen wanita"), meski emngetahui keburukan sedalam-dalamnya ttg sistem migas Indonesia, Mas Wid sangat nasionalis dalam arti sebenarnya. bahkan nyaris militan. Ucapannya yg selalu terngiang di kepala saya (dan bener2 bikin saya malu kalau pas sy lagi ngejelek2in pemerintah) diantaranya, "Someday... Somehow... I will be proud of my Government... At present, I am proud to be Indonesian and I love to be me... Thank God."

Saya sangat bersyukur pernah belajar langsung pada beliau :(

etca
22-04-2012, 01:15 PM
Kisah yang benarbenar inspiratif, thx for sharing mus. :)

Semoga apa yang pernah beliau lakukan terpatri di sekeliling orang2,
yang pernah mengenal beliau baik yang secara langsung ataupun hanya melalui media.
Dan menjadi bekal untuk menuju Indonesia lebih baik. Amin.

Rififi
22-04-2012, 01:16 PM
Turut berduka juga kk yipyip.. dosen nyentrik yak? suka banget pas dia debat ama kwik di tipiwan.

wah 2,5 jam.. jalan kaki dari mana itu? jauh amat..

tsu
22-04-2012, 02:10 PM
@rumus, thanks ceritanya, thanks nya tar aja yah
beliau benar2 profesional ternyata dan sangat nasionalis
klo saya punya kapabilitas sekaliber beliau, tentu saya sudah dengan mudah teken kontrak sama perushaan asing.......

E = mc˛
22-04-2012, 02:16 PM
bukan nyentrik sih, cuman bersahaja saja. dan yah, beliau orangnya sangat blak-blakan

setidaknya, beliau wafat saat sedang melakukan kegiatan yang digemarinya--kata almarhum, sebagai orang jawa, beliau sangat mencintai gunung. baginya, saat berada di puncak gunung, dirinya merasa lebih dekat dengan tuhan. setelah susah payah dan kerja keras, bisa menikmati keagungan ciptaanNya, dan ratusan meter lebih dekat dengan langit, tempat bersemayamNya. ::nangis::

danalingga
22-04-2012, 03:20 PM
Duh, hilang satu lagi yang bisa membuat perubahan.
Selamat Jalan Pak.

spears
23-04-2012, 11:25 AM
bukan nyentrik sih, cuman bersahaja saja. dan yah, beliau orangnya sangat blak-blakan

setidaknya, beliau wafat saat sedang melakukan kegiatan yang digemarinya--kata almarhum, sebagai orang jawa, beliau sangat mencintai gunung. baginya, saat berada di puncak gunung, dirinya merasa lebih dekat dengan tuhan. setelah susah payah dan kerja keras, bisa menikmati keagungan ciptaanNya, dan ratusan meter lebih dekat dengan langit, tempat bersemayamNya. ::nangis::

wah..keren. emang biasanya gitu. org kalo pinter dan rendah hati biasanya pencariannya Tuhan. bener2 pinter nih orang. salut. seharusnya beliau ini, Pak Wid ini, bisa satu genk nih sama Dahlan Iskan dan Jokowi serta Ahok :D


btw, RIP. :(
sedih bgt deh. tadi pagi nnton dokumentasi wawancaranya sama Metro TV. bener2 humble orangnya.

---------- Post added at 10:25 AM ---------- Previous post was at 10:22 AM ----------

they say only good die young :(

cha_n
23-04-2012, 11:59 AM
turut berduka cita
:( satu lagi putra bangsa yang luar biasa meninggalkan kita

ancuur
23-04-2012, 12:03 PM
orang2 baik selalu di panggil duluan... mudah2an Dahlan Iskan selalu dalam keadaan sehat wal'afiat.. ::doh:: gw bukannya mendo'akan.. tapi beliau (DI) itu juga kondisi bodynya kurang begitu normal.. ::grrr::

E = mc˛
23-04-2012, 03:01 PM
beliau sangat merakyat... mengenal semua pekerja TU dan bawahan, bahkan akrab dengan petugas parkir kampus. ketika sistem perpakiran kampus dialihkan ke pihak swasta (ISS), beliau menanyakan ke rektorat mengenai kelanjutan nasib ex-petugas parkir. Bahkan tukang dagang ketoprak pun kenal dengan baik ma beliau. Bahkan tukang indomie yg mangkal di himpunan pun akrab juga.

dan oya, makanan favoritnya malah sebangsa ketoprak dan makanan tradisional, penggemar wayang, sebisa mungkin tidak memakai dasi--saya baru liat foro Mas Wid pake dasi, itu pas pelantikan wamen dengan tetap rambutnya gak dipangkas--dan tidak suka pakai sepatu jika memungkinkan. sandal gunung dipake ngajar adalah hal yg lumrah.

spears
23-04-2012, 03:22 PM
tapi tadi, pas di dokumentasi wawancara MetroTV, katanya Pak Wid, dia lebih senang naik gunung sama anak UPN Jogja :)

kenapa? ::oops::

karna dia bilang "yah tau sendiri lah, orang jogja itu lebih nrimo...anak UPN mau bawain ransel saya...coba kalo anak ITB.."


::ngakak2::::ngakak2::

salut deh ama anak UPN . Makasih ya selama ini udah bantuin pak Wid ::maap::
(halah kayak apanya aja...)

no offfense buat anak ITB..Pak Wid ngomongnya sambil nyengir jenaka kok :D

E = mc˛
23-04-2012, 03:23 PM
nih buat fansnya Dahlan Iskan... komentar Bang Dahlan terhadap Mas Wid
---------------------

Empat Putera Petir untuk Prof. Widjajono

Saya terkesan dengan logika berpikir Prof Widjajono Partowidagdo, Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) yang baru saja meninggal dunia di pendakiannya ke Gunung Tambora Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (21/4), yakni: kurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM).

Kalau sudah tahu bahwa produksi minyak kita terus menurun, kemampuan kita membangun kilang juga terbatas dan pertambahan kendaraan tidak bisa dicegah, mengapa kita terus mempertahankan pemakaian BBM?

Almarhum sering sekali mengajak saya berbicara soal itu. Almarhum merasa perdebatan soal BBM yang riuh-rendah selama ini sangat tidak mendasar. Tidak menyelesaikan akar persoalan. Hanya menimbulkan huru-hara politik. Saya sangat setuju dengan konsep almarhum untuk semakin beralih ke gas. Hanya saja memang diperlukan upaya yang ekstra keras untuk mengalihkan kebiasaan menggunakan BBM ke bahan bakar gas (BBG).
Almarhum juga sangat setuju mobil listrik nasional diperjuangkan. Bahkan, almarhum mengatakan BBM harus dikeroyok ramai-ramai dari segala jurusan. Terutama dari jurusan gas dan dari jurusan listrik. Tanpa usaha yang keras dari dua jurusan itu akan terus timbul kesan di masyarakat bahwa pemerintah, khususnya Pertamina, sengaja lebih menyukai impor BBM.

Pertamina dikesankan lebih senang impor BBM karena bisa menjadi obyek korupsi dan kolusi. Istilah mafia impor BBM begitu gencarnya ditudingkan –entah seperti apa wujud mafia itu. Seserius-serius Pertamina berupaya memberantas korupsi, tuduhan itu akan terus berlangsung. Apalagi, kenyataannya, impor BBM-nya memang terus meningkat.

Tidak mungkinkah kita berhenti impor BBM? Tentu saja bisa. Tapi syaratnya berat sekali: kita harus memiliki kilang yang cukup. Minyak mentah itu baru bisa jadi BBM kalau sudah diolah di kilang. Kebutuhan BBM kita sekarang ini sekitar 50 juta kiloliter/tahun. Sedang kilang kita sendiri hanya bisa memproduksi BBM kurang dari separonya.

Kalau kita menghendaki tidak mau impor BBM lagi, kita harus membangun kilang baru sebanyak dan sebesar yang telah ada sekarang. Saat ini kita punya tujuh kilang minyak: Pangkalan Brandan, Dumai, Musi, Cilacap, Balikpapan, Kasim, dan Balongan. Total kapasitas produksi BBM-nya kurang dari 25 juta kiloliter/tahun.

Di sinilah pokok persoalannya. Mampukah kita membangun sekaligus kilang-kilang baru sebanyak kekurangannya itu?

Sejak 15 tahun lalu, kita memang tidak pernah punya kemampuan membangun kilang baru. Kilang terbaru kita umurnya sudah 18 tahun. Yakni kilang Balongan, Jabar, yang dibangun oleh Presiden Soeharto di tahun 1994. Presiden-presiden berikutnya tidak sempat memikirkan pembangunan kilang baru. Padahal, jumlah kendaraan terus bertambah. Akibatnya impor BBM tidak bisa dihindarkan. Bahkan terus meningkat.
Baru tahun lalu Presiden SBY memutuskan membangun kilang tambahan di Cilacap. Tahun ini Presiden SBY juga sudah memutuskan membangun dua kilang lagi. Tapi, Pertamina tidak mungkin membiayai pembangunan kilang-kilang itu sendirian. Sebuah kilang dengan kapasitas 300.000 barel, memerlukan biaya investasi sampai Rp 70 triliun. Bayangkan kalau harus membangun tiga kilang sekaligus.

Pertamina harus menggandeng investor. Mencari investor pun tidak mudah. Di samping biayanya sangat besar, masih ada kesulitan lain: sebuah kilang, baru bisa dibangun manakala sudah diketahui jenis minyak mentah seperti apa yang akan diproses di situ. Beda jenis minyak mentahnya beda pula desain teknologinya.

Para pemilik minyak mentah tahu posisi strategisnya itu. Mereka bisa mendikte banyak hal: mendikte harga dan mendikte pasokan. Investor kilang yang ingin masuk ke Indonesia, misalnya, meminta berbagai syarat yang luar biasa beratnya: tanahnya seluas 600 ha harus gratis, pemerintah harus menjamin macam-macam, dan pajaknya minta dibebaskan dalam masa yang sangat panjang.

Kalau dalam masa pemerintahan Presiden SBY ini berhasil membangun tiga proyek kilang sekaligus, tentu ini sebuah warisan yang sangat berharga. Saya sebut warisan karena bukan Presiden SBY yang akan menikmati hasilnya, tapi pemerintahan-pemerintahan berikutnya.

Dari gambaran itu, jelaslah bahwa sampai lima tahun ke depan impor BBM kita masih akan terus meningkat. Kecuali ide almarhum soal konversi ke gas itu berhasil dilakukan dan mobil listrik nasional berhasil dimassalkan. Kilang-kilang baru itu, seandainya pun berhasil dibangun, baru akan menghasilkan BBM di tahun 2018.

Kita tahu persis apa yang terjadi dalam lima tahun ke depan. Saat kilang-kilang itu nanti mulai berproduksi kebutuhan BBM sudah naik lagi entah berapa puluh juta kiloliter lagi. Berarti, impor lagi. Impor lagi.

Di sinilah Prof Widjajono geram. Kenaikan harga BBM, menurut beliau, seharusnya juga dilihat dari aspek pengendalian impor ini. Yang tidak menyetujui kenaikan harga BBM, menurut beliau, pada dasarnya sama saja dengan menganjurkan impor BBM sebanyak-banyaknya!

Kalau Prof Widjajono sering mengajak saya bicara soal konversi gas, saya sering mengajak bicara beliau soal mobil listrik nasional. Termasuk perkembangan terakhirnya. Saya tahu konversi gas memang bisa dilakukan lebih cepat dari mobil listrik nasional. Namun, kami sepakat dua-duanya harus dijalankan. Kami juga sepakat bahwa upaya ini tidak mudah, tapi pasti berhasil kalau dilakukan dengan semangat Angkatan 45.

Saya bersyukur sempat menginformasikan perkembangan terakhir mobil listrik nasional. Ribuan email dan SMS mendukung dengan gegap-gempita kehadiran mobil listrik nasional itu. Dan yang secara serius mengajukan konsep, desain, dan siap memproduksikannya ada empat orang.
Saya sudah melakukan kontak intensif dengan empat orang tersebut. Saya juga sudah membuat grup email bersama di antara empat orang tersebut. Kami bisa melakukan rapat jarak-jauh membicarakan program-program ke depan. Tanggal 21 April kemarin, kami menyelenggarakan rapat sesuai dengan program semula, meski pun rapat itu berlangsung di dunia maya.

Empat orang tersebut adalah orang-orang muda yang luar biasa.

Ada nama Mario Rivaldi. Dia kelahiran Bandung, pernah kuliah di ITB, kemudian mendapat bea siswa kuliah di Jerman. Mario bahkan sudah melahirkan prototype sepeda motor listrik dan mobil listrik. Saya sudah pernah mencobanya di Cimahi. Mario sangat siap memproduksi mobil listrik nasional. Selama ujicoba itu tiga tahun terakhir, Mario bekerjasama dengan LIPI dan ITB.

Ada nama Dasep Ahmadi yang juga kelahiran Tanah Sunda. Dasep lulusan ITB (Teknik Mesin), yang kemudian sekolah di Jepang. Dasep pernah bekerja lama di industri mobil sehingga tahu persis soal permobilan. Kini Dasep mengembangkan industri mesin presisi dan memasok mesin-mesin untuk industri mobil. Dasep sangat siap melahirkan prototype mobil listrik nasional dalam dua bulan ke depan. Saat ini Dasep sedang mengerjakan mobil-mobil itu.

Ada nama Ravi Desai. Anak muda ini lahir di Gujarat, tapi sudah lama menjadi warga negara Indonesia. Dia lulusan universitas di India dan kini menekuni banyak bidang inovasi. Dia mendirikan D Innovation Center dengan fokus ke energi. Ravi juga menekuni DC dan AC drive dan sudah memasarkannya sampai ke luar negeri. Saat ini Ravi sedang mengerjakan dua contoh mobil listrik nasional dan sudah akan selesai dalam dua bulan mendatang.

Ada pula nama Danet Suryatama. Anak Pacitan ini setelah lulus ITS melanjutkan kuliah di Michigan, AS. Danet kemudian bekerja di bagian teknik pabrik mobil besar di Amerika Setikat, Chrysler, selama 10 tahun. Danet sangat siap memproduksi mobil listrik nasional. Saat ini, sambil mondar-mandir Amerika-Indonesia, Danet sedang menyelesaikan contoh mobil listrik nasional yang juga siap dikendarai dalam dua bulan ke depan.

Tentu saya bisa salah. Lantaran email yang masuk jumlahnya ribuan, mungkin saja ada nama-nama lain yang tidak kalah hebat dan siapnya namun terlewat dari mata saya. Untuk itu saya siap menerima koreksi dan nama susulan.

Kepada keempat orang itu saya juga sudah informasikan betapa besar perhatian Presiden SBY pada perencanaan mobil listrik nasional ini. Saya juga kemukakan suasana pertemuan antara Presiden SBY dan empat rektor perguruan tinggi terkemuka (ITB, UGM, UI, dan ITS) yang penuh dengan semangat.

Waktu itu para rektor menyatakan sangat mendukung kelahiran mobil listrik nasional ini dan memang sudah waktunya dilahirkan. Para rektor juga mengemukakan masing-masing perguruan tingginya siap memberikan dukungan apa saja.

Sebenarnya saya ingin menghadirkan Prof Widjajono dalam pertemuan dengan empat putra petir itu dalam waktu dekat. Tapi, Prof Widjajono lebih dulu meninggalkan kita. Meski begitu Prof, saya berjanji kepada Profesor akan tetap meng-emailkan hasil pertemuan dengan empat putra petir itu ke alamat email Anda yang pernah Anda berikan kepada saya. Saya juga berjanji akan mengirimkan foto-foto mobil listrik nasional itu nanti ke alamat email Anda. (*)
*) Dahlan Iskan adalah Menteri BUMN.
sumber : http://dahlaniskan.wordpress.com/2012/04/23/empat-putera-petir-untuk-prof-widjajono/

::nangis::

Hotelier
25-04-2012, 12:32 PM
Sepertinya beliau jauh lebih kompeten jadi Menteri ESDM ya daripada menteri ESDM yg skrg menjabat :( sangat disayangkan kepergiannya secepat ini.


Turut berduka cita, semoga arwahnya diterima di sisi-Nya, keluarga diberi ketabahan & kekuatan... dan semoga cita2nya dilanjutkan sama anak buahnya.

cha_n
25-04-2012, 12:45 PM
5 Salah Paham Energi -- Pemikiran Alm. Widjajono (http://id.berita.yahoo.com/5-salah-persepsi-energi-pemikiran-alm-widjajono-072921250--finance.html)

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo meninggal dunia ketika mendaki Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat, Sabtu 21 April 2012 kemarin.

Akademisi yang hobi mendaki gunung dan rendah hati ini memiliki pemikiran mengenai pengelolaan energi di Indonesia. Menurut Widjajono, ada lima kesalahan persepsi mengenai energi di Indonesia.

Pertama, Indonesia adalah negara yang kaya minyak, padahal tidak. "Kita lebih banyak memiliki energi lain, seperti batu bara, gas, CBM (Coal Bed Methane), shale gas, panas bumi, air, BBN (bahan bakar nabati), dan sebagainya," kata Widjajono dalam surat elektroniknya kepada Tempo, 8 April 2012.

Cadangan terbukti minyak Indonesia tinggal 3,7 miliar barel. "Justru kita lebih banyak memiliki energi nonminyak," ujarnya dalam e-mail. Cadangan terbukti ini hanya 0,3 persen cadangan terbukti dunia. Dia membandingkan dengan gas bumi yang cadangan terbuktinya 112,4 TSCF dan batu bara 17,8 miliar ton.

Salah persepi yang kedua, harga bahan bakar minyak harus murah sekali tanpa berpikir bahwa hal ini menyebabkan terkurasnya dana pemerintah untuk subsidi harga BBM. Menurut Widjajono, ketergantungan terhadap BBM yang berkelanjutan dan impor minyak menyebabkan makin sulitnya energi lain berkembang.

Tahun 2011, Indonesia memproduksi minyak 902 ribu barel per hari, gas 1,5 juta barel ekuivalen per hari, dan batu bara 3,4 juta barel ekuivalen per hari. "Sebagai negara net importir minyak dan tidak memiliki cadangan terbukti minyak banyak, tidak bijaksana apabila mengikuti harga BBM murah di negara-negara yang cadangan minyaknya melimpah," ujarnya.

Salah persepsi yang ketiga, investor akan datang dengan sendirinya tanpa perlu bersikap bersahabat dan memberikan iklim investasi yang baik, padahal tidak.

Supaya investor datang ke Indonesia, menurut Widjajono, perlu perbaikan sistem fiskal, meningkatkan kualitas pelelangan dan informasi wilayah kerja yang ditawarkan, perbaikan regulasi dan birokrasi, dan kualitas aturan hukum.

Keempat, peningkatan kemampuan nasional akan terjadi dengan sendirinya tanpa keberpihakan pemerintah, padahal tidak. Menurut dia, ini bisa terjadi apabila terdapat keberpihakan pemerintah.

Misalnya untuk kontrak-kontrak pengelolaan sumber daya energi yang sudah habis, maka pengelolaannya diutamakan untuk perusahaan nasional dengan mempertimbangkan program kerja, kemampuan teknis, dan keuangan. "Tidak tertutup kemungkinan tetap bekerja sama dengan operator sebelumnya," kata Widjajono.

Terakhir, kelima, Indonesia diuntungkan dengan kenaikan harga minyak dunia, padahal tidak. Ia membandingkan produksi minyak dengan harga minyak dan mengaitkannya dengan impor minyak mentah, yang justru menunjukkan defisit ketika ada kenaikan harga minyak dunia. Dengan impor minyak sebesar 770 ribu barel per hari, pemerintah justru defisit Rp 74 triliun per tahun, dengan asumsi APBN-P harga minyak US$ 105 barel.

NIEKE INDRIETTA

bradon heat
04-05-2012, 11:15 AM
@rumus : thx for share ....

----------------------------------------------------

saya harap akan banyak sosok mas wid , mas wid yg lain di indonesia ini .....::maap::

E = mc˛
04-05-2012, 08:46 PM
Copas via Nurman Diah (via Forum Pembaca The Global Review):

Pesan Perjuangan dari seorang Prof. Widjajono Partowidagdo demi Kedaulatan, Kemandirian dan Ketahanan Energi Republik Indonesia:

"Indonesia merupakan negara yang lucu. Pasalnya, Indonesia memiliki sumber energi murah yaitu batubara, tetapi justru batubara tersebut malah diekspor. Sedangkan Indonesia memilih impor Bahan Bakar Minyak (BBM) yang harganya lebih mahal. ”Indonesia negara lucu, ekspor yang murah, tapi impor yang mahal. Orang yang gak kaya minyak tapi pakai yang mahal. Orang miskin kalau pakai yang mahal maka akan susah hidupnya,” tegas Widjajono saat ditemui di Ballroom Hotel Kempinski Jakarta, Jumat (30/3/2012).

Widjajono heran dengan kultur masyarakat Indonesia yang justru bangga dengan jumlah mobil yang banyak meskipun bahan bakarnya masih disubsidi. “Mobil di Singapura itu 5 tahun ganti, tapi di Indonesia malah bangga mobil tambah meskipun BBM-nya disubsidi,” pungkasnya (detikFinance.com, 30/3/12).

Lebih dari itu, negara ini juga pas disebut negara aneh. Pasalnya memang banyak keanehan dalam pengaturan negara ini. Berikut sebagian diantara keanehan yang terjadi di negeri ini:

Pertama, semua orang di dunia akan sangat takjub dengan melimpahnya kekayaan negeri ini. Hampir semua bentuk kekayaan alam ada di negeri ini. Namun anehnya, kekayaan itu tidak bisa membuat rakyatnya hidup makmur.
Menurut data BPS: (http://www.bps.go.id/tab_sub/ view.php?tabel=1&daftar=1&id_ subyek=23&notab=1 ) pada tahun 2011 orang miskin di negeri ini masih ada 11.046.750 orang di kota, ada 18.972.180 orang di desa dan secara total di negeri ini masih ada 30.018.930 orang miskin. Itu pun dengan ukuran garis kemiskinan di kota Rp 253.016,- per bulan, di desa Rp 213.395,- perbulan dan secara gabungan ukuran garis kemiskinan jika pengeluaran Rp 233.740,- perbulan. Orang yang disebut miskin di negeri ini jika pengeluarannya kurang dari Rp 7.790,- perhari. Padahal dengan pengeluaran sebesar itu per hari hanya cukup untuk sekali makan dengan lauk ala kadarnya.

Kedua, dengan melimpahnya kekayaan negeri ini, ternyata pendapatan negeri ini termasuk dari hasil pengelolaan bermacam kekayaan alam itu tidak cukup untuk membiayai belanja negara sehingga kekurangannya ditutup dengan mencari utang baik dari dalam negeri dalam bentuk Surat Berharga Negara dan dari luar negeri. Jumlah utang pada akhir Januari 2012 yang telah mencapai Rp 1837,39 triliun. Jumlah itu jika dibagi dengan jumlah penduduk 239 juta maka tiap orang penduduk temasuk bayi yang baru lahir sekalipun terbebani utang sebesar Rp 7,688 juta.
Keanehan ini makin menjadi. Negara ini sangat patuh dalam membayar cicilan utang pokok dan bunganya tiap tahun. Normalnya, orang berutang itu hanya sementara, sesekali, tidak seterusnya dan punya rencana atau skenario untuk melunasi utangnya. Itu normalnya. Tapi hal itu tak terlihat dalam hal utang negeri ini. Utang seolah menjadi sesuatu yang tetap. Tiap tahun harus ada. Hal itu diantaranya adalah akibat tipuan doktrin anggaran berimbang. Sayangnya terlihat tidak ada rencana atau skenario mengakhiri utang itu. Di dalam Buku Saku Perkembangan Utang Negara edisi Februari 2012 bahkan sudah ada prediksi besaran cicilan utang pokok dan bunga hingga tahun 2055 dan itu bukan akhir dari cicilan utang. Normalnya, utang itu sifatnya emergensi/darurat, tapi anehnya dalam pengelolaan negeri ini, utang justru bersifat baku, tetap dan kontinu. Jelas ini adalah aneh dan abnormal.

Lebih aneh lagi, ternyata cicilan utang selama ini tidak mengurangi jumlah utang. Padahal cicilan utang itu jika diakumulasi sudah melebihi akumulasi utangnya sendiri. Akumulasi pembayaran cicilan utang baik bunga maupun pokok selama 12 tahun antara tahun 2000-2011 mencapai Rp 1.843,10 triliun. Tapi anehnya, jumlah utang negara tidak berkurang tapi justru bertambah. Utang negara per 3 Januari 2012 mencapai Rp 1.837,39 triliun.

Kalau dikatakan utang itu untuk membiayai pembangunan, maka bisa jadi itu bohong besar. Sebab sejatinya utang yang diambil itu adalah untuk membayar cicilan utang. Ambil contoh tahun 2012 ini. Di dalam APBN-P sudah ditetapkan defisit sekitar Rp 190,1 triliun atau 2,23% dengan rencana akan ditutupi dari pembiayaan (utang) dalam negeri sebesar Rp 194,5 triliun dan pinjaman luar negeri sebesar minus Rp 4,4 triliun (artinya total pinjaman LN berkurang Rp 4,4 triliun). Ternyata jumlah itu habis dan tidak cukup untuk membayar cicilan utang. Di tahun 2012 besarnya cicilan utang mencapai Rp 261,1 triliun (cician pokok Rp 139 triliun dan cicilan bunga Rp 122,13 triliun). Bahkan jika mengacu pada Buku Saku Perkembangan Utang Negara edisi Februari 2012 yang dikeluarkan oleh Ditjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan di halaman 46 disebutkan, pagu APBN-P 2012 untuk pembayaran cicilan utang (pokok dan bunganya) mencapai Rp 322,709 triliun, terdiri dari cicilan pokok utang Rp 200,491 triliun dan cicilan bunga Rp 122,218 triliun. Cicilan pokok utang itu terbagi dalam cicilan pokok pinjaman Rp 47,400 triliun (pinjaman DN Rp 140 miliar dan pinjaman LN Rp 47,260 triliun) dan cicilan pokok Surat Berharga Negara (SBN) Rp 153,091 triliun (SBN Rupiah Rp 152,091 triliun dan SBN Valas Rp 1 triliun). Sementara cicilan bunga Rp 122,218 triliun itu, terdiri dari cicilan bunga pinjaman Rp 17,887 triliun ( bunga pinjaman DN Rp 225 miliar dan bunga pinjaman LN Rp 17,662 triliun) dan cicilan bunga SBN Rp 104,331 triliun (bunga SBN Rupiah Rp 88,278 triliun dan SBN Valas Rp 16,052 triliun). Jadi seluruh utang yang ditarik di tahun 2012 sebenarnya bukan untuk membiayai pembangunan tetapi untuk membayar cicilan utang dan itupun belum cukup dan harus mengurangi alokasi APBN yang seharusnya bisa untuk membiayai pembangunan.

Ketiga, subsidi secara umum khususnya subsidi BBM dirasakan memberatkan pemerintah dan menjadi beban APBN sebab menyedot alokasi APBN. Padahal istilah subsidi BBM itu masih dipertanyakan. Soalnya, istilah subsidi itu seolah pemerintah mengeluarkan uang dari kantongnya untuk dibayarkan kepada rakyat atau untuk nomboki pembelian BBM. Banyak kalangan menilai istilah subsidi BBM itu tidak tepat sebab yang sebenarnya adalah berkurangnya potensi pemasukan kepada kas pemerintah yang berasal dari migas. Soalnya diasumsikan BBM itu dijual ke pasar internasional dengan harga pasar internasional. Namun karena BBM dijual di dalam negeri dengan harga murah di bawah harga pasar internasional, artinya ada potensi pemasukan yang hilang dan itulah yang dinamakan subsidi. Nah jika yang seperti itu dianggap memberatkan pemerintah dan membebani APBN, anehnya, pembayaran cicilan pokok dan bunga utang tidak pernah dianggap memberatkan pemerintah dan membebani APBN. Padahal
jumlahnya jauh lebih besar dari besaran subsidi. Dan pembayaran cicilan pokok dan bunga utang itu artinya uang benar-benar keluar dari kantong pemerintah, dan bukan hanya berkurangnya potensi pemasukan.

Keempat, pemerintah negeri ini begitu ngotot menaikkan harga BBM bersubsidi. Diantara alasannya adalah untuk penghematan. Jika harga BBM dinaikkan, penghematan bisa mencapai Rp 53 triliunan. Anehnya, pemerintah tidak terlihat ngotot menghilangkan anggaran-anggaran yang boros dan lebih berkesan kemewahan. Contohnya, anggaran kunjungan yang lebih bernuansa plesiran yang mencapai Rp 21 triliun, atau anggaran beli baju Presiden, Wapres, Gubernur, Wagub, Bupati/Walikota dan wakilnya, anggaran pembangunan atau renovasi gedung DPR yang sudah bagus, anggaran fasilitas bagi para pejabat, mobil dinas, dsb. Anehnya lagi, pemerintah tidak terlihat ngotot membenahi penggunaan anggaran yang selalu saja penyerapannya numpuk di akhir-akhir tahun yang kemudian rawan pemborosan, inefisiensi, tidak efektif dan rawan diselewengkan. Lebih aneh lagi, pemerintah juga tidak terlihat ngotot memberantas korupsi dan menyita harta koruptor termasuk mengejar uang negara yang
dikemplang dalam kasus Centruy, BLBI dan lainnya?

Kelima, pemerintah bekerja keras meyakinkan bahkan terkesan memaksa rakyat untuk memahami dan menerima rencana kenaikan harga BBM. Anehnya, pemerintah tidak terlihat bekerja keras atau bahkan memaksa kontraktor-kontraktor tambang dan migas agar bagian pemerintah lebih besar lagi atau untuk menaikkan royalti yang harus dibayarkan kepada pemerintah. Sekedar contoh, tak terlihat kerja keras dan paksaan pemerintah kepada PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk menaikkan royalti PTFI sekedar agar sesuai dengan ketentuan PP No 45/2003, yaitu royalti emas 3,75 persen, tembaga 4 persen dan perak 3,25 persen. Bayangkan saja, selama ini royalti yang diterima negara dari PTFI untuk emas 1%, untuk tembaga 1,5% (jika harga kurang dari US$ 0.9/pound) sampai 3.5% (jika harga US$ 1.1/pound) dan untuk perak 1,25 %. Hal yang kurang lebih sama juga terjadi pada kontrak karya atau kontrak bagi hasil pertambangan lainnya.

Keenam, Pemerintah berkeluh kesah dan merasa berat harus mensubsidi BBM untuk rakyat dengan jalan menjual BBM kepada rakyat di bawah harga internasional. Karenanya subsidi BBM harus dikurangi atau bahkan dihilangkan alias BBM harus dijual mengikuti harga pasar internasional. Dengan itu akan didapat penghematan Rp 53 triliunan pertahun. Menjual BBM kepada rakyat dengan harga murah dianggap pemerintah sebagai beban. Anehnya, gas dijual ke Cina dengan harga super murah, tapi pemerintah tidak pernah berkeluh kesah dan merasa berat.

Padahal menurut anggota BPH Migas, A. Qoyum Tjandranegara, potensi kerugian negara tahun 2006-2009 mencapai 410,4 T. Itu sama saja mensubsidi rakyat Cina Rp 100 triliunan lebih pertahun. Belum lagi ditambah kerugian tak langsungnya akibat PLN tidak bisa mendapat gas karena dijual ke luar negeri dan PLN harus memakai BBM yang harganya mahal sehingga PLN harus mengeluarkan biaya lebih banyak sekutar 37 triliun pertahun. Aneh sekali, pemerintah merasa sangat berat hati mensubsidi rakyatnya, pada saat yang sama pemerintah sama sekali tidak merasa berat bahkan merasa senang mensubsidi rakyat negara lain yaitu rakyat Cina."

----------------

btw, kok ga ada tred wafatnya mentri kesehatan bu Endang Rahayu ya? :ninja:

choodee
04-05-2012, 10:29 PM
^
Klo baca di atas jadi sebaiknya bbm ga usah naik nih :ninja:

danalingga
04-05-2012, 10:32 PM
^ Harus naik, tapi kenaikan itu disebabkan kesalahan pemerintah. ;))

choodee
04-05-2012, 11:24 PM
^
tapi kalau anggaran jalan2 dan baju emas pejabat dihemat, apakah harga bbm bisa tetap disubsidi?

bradon heat
05-05-2012, 08:32 PM
btw, kok ga ada tred wafatnya mentri kesehatan bu Endang Rahayu ya? :ninja:

::doh::
pas kejadian saya 2 hari itu gk onlen ::doh::
padahal waktu itu apel buat mendoakan beliau ::maap::
yg lain gk ada yg bikin ?? ::maap::

nodivine
09-05-2012, 04:22 PM
duh..jarang online di sini, sekali cek, malah ada berita duka kayak begini.

gw salut ama wamen satu ini, pas pertama kali BBM mau dinaikkan, dia yang sering diwawancara tipi oon, dan emang sih mengundang kontra dari berbagai pihak.

penampilan terakhirnya yang ga mungkin gw lupain, pas di jakarta lawyers club, sambil ngomong :
"saya ini dosen pak, buat apa saya masuk di pemerintahan kalau tidak melakukan sesuatu yang berguna buat negara"... dan disambut dengan tepuk tangan.
(sorry kalau salah tulis.. tapi kira kira gitu deh.).

met jalan pak wamen..
::nangis::

E = mc˛
11-05-2012, 08:57 PM
ada tulisan menarik ttg almarhum yg ditulis oleh rekan sejawatnya dan dimuat di majalah tempo edisi sekarang


MAS WIT MASIH SEPERTI DULU
Wakil Menteri Widjajono Partowidagdo begawan energi Indonesia. Selalu berpenampilan dan berpikiran sederhana.
MAJALAH TEMPO :: 30 April 2012

KEHADIRAN Profesor Widjajono Partowidagdo yang mencerahkan, bahkan menyilaukan, dalam kancah pembenahan tata kelola energi ternyata begitu singkat. Pada Oktober tahun lalu dilantik sebagai wakil menteri, Sabtu pagi dua pekan lalu, pada ketinggian 2.350 meter di Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat, is pergi meninggalkan kejutan besar dan orang-orang yang menyayanginya.

Mas Wit-begitu Prof Widjajono biasa kami panggil di kantor Teknik Perminyakan ITB-"pergi" manakala is hampir berada di puncak kariernya: Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, yang penguasaannya akan masalah energi mendapat pengakuan internasional.

Sebenarnya pandangan Mas Wit mengenai posisi wakil menteri ini agak "mendua". Melalui rambut panjangnya yang tidak tersisir rapi, is seakan-akan mengirim pesan bahwa kedudukan birokratis tidak istimewa. Paling tidak tak membuat dirinya berubah, sekalipun desakan agar is segera memangkas rambut cukup gencar-bahkan Menteri Energi Jero Wacik pernah menyuruhnya mencukurrambut. Tak peduli posisinya sebagai dosen, guru besar, atau wakil menteri, Mas Wit masih sosok yang dulu.

Seperti hari-harinya dulu, wakil menteri yang satu ini nejawali aktivitasnya dengan rutinitas yang tidak berbeda. Setelah salat subuh di masjid di sebelah rumahnya, is berjalan kaki dari Ciragil ke Tamanjenggala, Jakarta Selatan (pulang-pergi sekitar empat kilometer), seraya menyapa para satpam, pembantu, orangjualan, atau siapa saja yang ditemuinya dijalan.

Posisi wakil menteri juga tak menghalanginya melanjutkan hobinya naik,gunung, hobi yang sudah dijalaninya sejak sekolah menengah. Sebelum memanjat Gunung Tambora, puluhan gunung di Indonesia dan mancanegara sudah didaki, termasuk Gunung Fuji (Jepang), Kinabalu (Malaysia), Kilimanjaro (Tanzania), hingga Aconcagua (Argentina). Kecintaan Widjajono kepada gunung memang begitu besar.

Blog pribadinya pun menggunakan gambar pemandangan gunung di halaman utama. Bahkan nama anaknya (Kristal) berasal dari huruf pertama tujuh gunung di Indonesia: Kerinci, Rinjani, Semeru, Tujuh, Agung, dan Latimojong.

Namun, harus diakui, menjadi wakil menteri telah memberinya kesempatan luas untuk menyalurkan berbagai ide yang selama ini hidup dalam pikirannya. Gagasan yang meliputi percepatan birokrasi, pembenahan BBM dan energi terbarukan, revisi Undang-Undang Migas, revisi jenis kontrak di kontraktor kontrak kerja sama industri migas, pemanfaatan semaksimal mungkin pertambangan batu bara, dan seterusnya.

Walaupun pendapatnya tentang kenaikan harga BBM belum dapat direalisasi, pemikirannya realistis. Menurut Mas Wit, kenaikan tersebut bisa membuat energi lain menjadi bisa tumbuh, dan keinginan masyarakat untuk menggunakan transportasi umum akan meningkat sehingga akan banyak sekali penghematan energi dapat terlaksana di negeri ini.

Cara berpikirnya begitu sederhana, sehingga mudah dimengerti berbagai kalang an. Dilengkapi kehidupannya yang tidak berpihak pada sesuatu yang nisbi kecuali kebenaran dan keadilan, beliau menjadi teman, senior, guru, dan pemimpin yang menyenangkan. Mas Wit sering membawakan cerita lucu yang berhubungan dengan kasus pemerintahan, sosial, dan tidakjarang tentang agama, cinta, bahkan wanita.

Mas Wit dalam usia 60 tahun-lahi ,16 September 1951-adalah buah dari perjalanannya yang panjang. Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana teknik perminyakan, is melanjutkan pendidikan di Amerika dan pulang dengan gelar master perminyakan serta master bidang teknik pengambilan keputusan, dan kemudian doktor bidang ekonomi perminyakan. Kembali ke ITB, is langsung menjadi dosen bidang ekonomi perminyakan. Ia juga sempat menjadi Wakil Dekan BidangAkademik Fakultas Mineral ITB dan Dekan Fakultas Pascasarjana Studi Pembangunan ITB. Salah satu muridnya adalah Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa.

Perjalanan panjang ini berakhir secara mengejutkan dua pekan lalu. Mas Wit pergi meninggalkan seorang istri dan seorang anak.
• RUDI RUBIANDINI R.S., DEPUTI PENGENDALIAN OPERASI BP MIGAS