PDA

View Full Version : Sanubari Jakarta (kompilasi), film transgender, gay dan lesbian



tsu
12-04-2012, 12:56 PM
'Sanubari Jakarta', 10 Kisah Cinta Gay, Lesbian dan Transgender
Adhie Ichsan - detikhot
Kamis, 12/04/2012 11:43 WIB
Sanubari Jakarta (ist.)
Jakarta - Film omnibus kembali menghiasi layar bioskop Tanah Air. Kali ini, sepuluh sutradara menyajikan sepuluh cerita berbeda dalam film berjudul 'Sanubari Jakarta'. Tiap cerita dalam setiap film menampilkan kisah cinta dan kehidupan dari berbagai sudut Ibukota lewat pandangan masing-masing sutradara.

Omnibus ini diproduseri oleh Lola Amaria yang juga menampilkan karyanya yang berjudul 'Lumba-Lumba'. Film ini berkisah tentang seorang ibu guru TK yang jatuh cinta pada ibunda salah satu muridnya. Perempuan jatuh cinta pada perempuan? Begitulah, kisah cinta sesama jenis menjadi benang merah omnibus ini.

Sutradara Billy Christian menyajikan 'Pembalut' yang berkisah tentang perdebatan pasangan lesbian di sebuah kamar motel. Perdebatan bermula dari bra yang tertukar hingga kelanjutan kisah cinta mereka setelah salah satu perempuan tersebut memutuskan untuk menikah dengan seorang pria.

'Kentang' karya sutradara Aline Jusrina adalah drama komedi yang bercerita tentang pasangan gay yang hendak memadu kasih, namun terganggu dengan hal-hal kecil.

Sementara 'Topeng Srikandi' karya sutradara Kirana Larasati menampilkan kisah perempuan bernama Srikandi yang mengalami perubaan busana dan peran menjadi laki-laki. Hal tersebut dilakukan untuk membalas perbuatan bos dan para laki-laki di kantornya yang sering melecehkan perempuan, termasuk dirinya.

'1/2' garapan Tika Pramesti bercerita tentang seorang perempuan bernama Anna dan lelaki bernama Abi. Keduanya sama-sama berhubungan dengan seorang pria bernama Biyan.

'Terhubung' yang disutradarai Alfrits John Robert berkisah tentang dua perempuan yang tak berkaitan satu sama lain, namun memiliki kisah hidup yang hampir sama. Hingga akhirnya mereka bertemu di sebuah toko bra secara tak sengaja.

'Menunggu Warna' garapan Adriyanto Dewo juga bercerita tentang lika-liku kisah asmara pasangan gay. Sementara 'Malam Ini Aku Cantik' yang digarap Dinda Kanyadewi berkisah tentang kehidupan seorang waria dari sudut pandang yang berbeda.

Sutradara Fira Sofiana lewat filmnya 'Untuk A' adalah film tentang seorang pria yang menulis surat kepada A. Di surat itu ia menjelaskan tentang perjuangan seorang laki-laki yang dilahirkan dengan wujud perempuan dan akhirnya memutuskan untuk operasi kelamin.

'Kotak Coklat' garapan Sim F bercerita tentang sepasang kekasih, Reuben dan Mia. Sampai akhirnya kemudian diketahui bahwa Mia adalah seorang transgender yang dulunya laki-laki.


ada yang tau info nya ? sepertinya menarik
jangan2 ntar cuman dipter di Blitz lagi ::doh::

choodee
12-04-2012, 02:08 PM
kok gw skeptis ama filmnya yak ;D

gw suka tema glbt, tapi kebanyakan pilem glbt itu boring, inti ceritanya sama aja, terlalu fokus sama hubungan terlarang.

Yuki
12-04-2012, 03:55 PM
hubungannya itu harusnya cuman bumbu saja, lalu buat cerita yg bagus

lebih bagus lagi hubungannya dibuat tidak jelas alias samar-samar, itu lebih bikin penonton penasaran

E = mc˛
12-04-2012, 04:07 PM
lg diputer di 21 (dan XXI) tuh... saya sedang menghadapi dilema, apakah harus nonton Kungfu Pocong, atau film ini ;D --moga2 minggu depan masih ada keduanya :D

tsu
12-04-2012, 04:09 PM
err.... pada bosen yah ? ;D padahal saya tertarik
jarang liat sih ;D

et dah
12-04-2012, 04:23 PM
pingin liat yang sutradaranya sim f

itsreza
12-04-2012, 06:19 PM
ada yang udah nonton? ini fokus ke drama GLBT atau mengekspos se ks?

choodee
12-04-2012, 08:00 PM
Iya gw mikirnya jadi kek jakarta undercover gitu loh, malesin ;D

king lampas
13-04-2012, 03:37 PM
10 cerita? apa gak boring tuh?
gw aja waktu ntn fobia yg cm 5 cerita aja lama2 bosan..

Ray Surya
13-04-2012, 08:51 PM
tiap film 12 menit?

gogon
13-04-2012, 11:20 PM
berani banget ambil kata 'sanubari' ;D
memangnya isi hati sanubari orang2 jakarta spt itu kah?

Ray Surya
13-04-2012, 11:25 PM
drpd Anus Bahri?

Fere
13-04-2012, 11:39 PM
kumpulan filem yang bercerita seputar --minjem istilahnya Ayu Utami-- 'selangkangan'... ;D

win66ih
14-04-2012, 05:36 PM
lg diputer di 21 (dan XXI) tuh... saya sedang menghadapi dilema, apakah harus nonton Kungfu Pocong, atau film ini ;D --moga2 minggu depan masih ada keduanya :D

Ngehe banget nih statement ::ngakak2::
Gila beneran mah si rumus ;D

Etapi ada yang udah nonton belum? Pengin nonton tapi belum sempet2.
Review dong. Hari ini aja cuma tersisa di 5 bioskop yang menurut gue random banget.

bradon heat
14-04-2012, 07:39 PM
Ngehe banget nih statement ::ngakak2::
Gila beneran mah si rumus ;D

Etapi ada yang udah nonton belum? Pengin nonton tapi belum sempet2.
Review dong. Hari ini aja cuma tersisa di 5 bioskop yang menurut gue random banget.

tunggu aja si rumus , sya ykin udah nonton tuh :ninja:

Blitzen
15-04-2012, 11:18 AM
saya udah nonton. well, ya lumayan lah walo gak spesial. yg gw sayangkan kenapa gak ada judul dan nama sutradara di setiap cerita. jadi gak tau cerita ini judulnya apa dan sutradara nya siapa.

btw Bradon, gif di signature lo bangke banget. LOL!!!

bradon heat
15-04-2012, 11:38 AM
btw Bradon, gif di signature lo bangke banget. LOL!!!

::hihi::::hihi::

E = mc˛
15-04-2012, 01:04 PM
*getok si Wing ma si Bredon*

kalo yg sanubari jakarta dah nongton Don, kemarin. kesan sih... sama seperti si blitzen, biasa ajah ;D *tadinya mau nonton Battleship, tapi liat muka Rihana benjol2 digampar Chris Brown keknya hasilnya gak akan jauh dg wajahnya saat babak belur diberondong senjata :ninja:

Dari ke-10 fragmen cerita ada yg bagus--dan entah karena terinspirasi film The Artist, ada yg disyut hitam-putih tanpa dialog juga, tapi bagus sih, kesan hitam putihnya malah meminimalisir kekurangannya--tapi ada juga yg ujubileh jelek :P. Berbeda dg film lain yg langsung nyerempet ke topik kecenderungan seksual, yg judulnya "Topeng Srikandi" gak nyerempet ke msalah tsb. Ttg seorang cewek yg pengen balas dendam karena dilecehkan di perusahaan, lalu keluar dan ngelamar lg di perusahaan lama tsb tetapi... sebagai laki-laki... Ntah gimana caranya sicewek tsb diterima dan dalam sebuah rapat, secara dramatis dia membuka topengnya kalo dia adalah perempuan. Jreng.. jreng..jreng.. dg sontrek lebay, plus dialog dramatis ala kapten perang film holiwud yg berpidato sebelum pertempuran terakhir, banyak adegan di segmen ini yg dirasa tidak penting. Jika itu belum cukup, ada bonus deddy-Kokbuset yg aktingnya seperti jingle iklan kopi di tipi, "aktingnya pas"-(pasan). Tapi gak berarti semuanya seburuk itu kok, kebanyakan mang medioker, tapi beberapa ada yg masuk kategori cantik. Bahkan beberapa secara mengejutkan masuk kategori langka dan layak disimak. Seperti yg fragmen cerita terakhir yg menyiapkan twist cukup mengejutkan.

Sebagai film antologi dg tema kontroversial, saya udah siap-siap nutup mata karena takut ada adegan frontal, namun gak kejadian (saya udah siap-siap, takut kejadian pas nonton "Babi Buta yang Bisa Terbang" yg bikin mules setelah liat adegan Joko Anwar yang.. argggg). Film ini masuk kategori sopan. Mungkin biar bisa dirilis di bioskop umum. Cuman banyak adegan yg bikin eneg juga sih. Seperti pas fragmen banci-banci tukeran beha yg bikin alis kita bergulung bak laut selatan.

Eh, karena udah nyebut2 film Babi Buta, saya lebih suka yg Babi Buta drpd film ini. Kesepuluh fragmen di film ini gak semuanya bagus. kebanyakan datar, meski beberapa emang bagus tapi jumlahnya gak sampai seperempatnya.

Kalo ttg Kungfu Pocong, besok deh Don saya nontonnya. Besok sore mau nobar ma temen kok, moga masih diputer. Tadinya mu nonton kemarin, cuman rasa kangen ama kaka Olga terpenuhi karena sekarang kaka Olga udah pulang jalan-jalan dari Paris dan bawain acara superkeren Dahsyat lagi. di Kungfu Pocong kan ada kaka Olga, Om Yadi Sembako, dan Dede Daus Mini. Seems legit ::cabul::

---------- Post added at 12:04 PM ---------- Previous post was at 11:57 AM ----------

@Fere: istilah "karya (sastra) selangkangan" bukan berasal dr Ayu Utami. istilah ini dipopulerkan oleh sastrawan Taufik Ismail yg mengkritik perkembangan sastra kontemporer Indonesia yg diwarnai banyak adegan "hot" dalam karya-karya mereka. Terutama saat pak Taufik mengkritik dwilogi Saman-Larung-nya Ayu Utami, karya-karya Djenar, dan karya2 feminis lainnya yg biasanya berani (dan provokatif) menceritakan kisah2 tabu seperti seks.

Einhalt Stratos
15-04-2012, 01:15 PM
Dilema nonton film kayak gini:

Mau ngajak siapa? Ngajaknya juga rasanya aneh ;D

Nonton sendirian palingan mentoknya ;D

tsu
15-04-2012, 02:06 PM
saya lebih mules baca curahan hati rumus soal kk olga -_-

di sby belun ada yah, kayanya saya nonton act of valor sama battleship aja dulu

Fere
15-04-2012, 03:45 PM
maap OOT dikit ya..


@Fere: istilah "karya (sastra) selangkangan" bukan berasal dr Ayu Utami. istilah ini dipopulerkan oleh sastrawan Taufik Ismail yg mengkritik perkembangan sastra kontemporer Indonesia yg diwarnai banyak adegan "hot" dalam karya-karya mereka. Terutama saat pak Taufik mengkritik dwilogi Saman-Larung-nya Ayu Utami, karya-karya Djenar, dan karya2 feminis lainnya yg biasanya berani (dan provokatif) menceritakan kisah2 tabu seperti seks.
Terima kasih atas koreksinya.. ::maap::
saya sendiri nggak tahu kalo pak Taufik Ismail pernah mengeluarkan statement seperti itu. Sebenernya kata itu murni saya ambil dari bukunya Ayu Utami, Larung hal 77 :

1996. Cerita ini berawal dari selangkangan. Selangkangan teman-temanku sendiri: Yasmin dan Saman, Laila dan Sihar.

Saya suka buku Saman dan Larung, meski harus diakui memang banyak kata2 vulgar di sana. Untuk Djenar, saya sangat setuju dengan Pak Taufik Ismail. Saya punya bukunya yang pertama (Mereka Bilang Saya Monyet), pada awalnya saya suka, karena saya pikir gaya penulisan dia lain dari yang lain, tapi setelah dibaca sampai selesai, buku tsb memang kebanyakan menceritakan tentang persetubuhan dengan kata2 yang vulgar dan ironisnya sebagai penulis wanita, dia malah terkesan merendahkan kaum wanita itu sendiri. Untuk buku yang kedua saya sempat baca sedikit di gramedia, dan saya berkesimpulan gak jauh beda dengan buku yang pertama, saya nggak jadi beli... ;D

E = mc˛
15-04-2012, 05:03 PM
karena belum ada yg bahas lagi, numpang OOT juga deh ;D

Pak Taufik kan termasuk sastrawan yg sangat konservatif, selepas karya2 puisi monumental radikal angkatan 60annya yg kesohor (seperti kumpulan puisi "Tirani dan Benteng"), karya2 Taufik selanjutnya larut dalam religiusme asketis mendekati fanatis. Karenanya, karya2 Taufik dr 80'an ke atas dianggap "angin lalu" oleh sastrawan lain--cerpen/puisinya juga cuma nongol di majalah2 keagamaan-- Dan ketika Djenar dan Ayu Utami meledak (dan diikuti penulis2 cewek bombastis lainnya), Taufik menulis reaksi pedas (dan ganas) thp fenomena sastra yg berani itu. Dicampur fanatisme menggebu-gebu, Taufik menyebut karya2 ini sbg karya sastra selangkangan. Dulu pas masih SMA saya baca mengenai polemik ini--lumayan heboh polemiknya, sampai ada balasannya di KOMPAS. Dan karya Taufik terakhir yg saya baca adalah buku tebal. Tentang apa coba? lupa judul teknisnya, yg jelas isinya tentang Narkoba, Komunisme, dan Evolusi. Bukunya tebel banget, 2 bahasan terakhir merupakan jiplakan utuh-utuh tulisan2nya Harun Yahya--yg membuat reaksi saya pas bacanya cuma bisa bilang 'WTF is this'. Jadi bisa bayangkan, gimana reaksi Taufik thp karya2 sastra panas itu. Oya, Taufik mengeluarkan statemen karya sastra selangkangan itu saat Saman heboh, sebelum Larung dirilis.

BTT (sebelum digetok momod), film Sanubari Jakarta sepertinya diniatkan sbg antologi yg ingin "menampilkan potret realitas yang dianggap tabu dan dianggap tidak ada, atau dianggap pura-pura tidak ada", pendekatannya yg berupa drama tragis, komedi satiris (dan kadang ironis) kadang bekerja efektif pada beberapa fragmen, namun beberapa fragmen lainnya juga bekerja terkesan sekedar "cari aman biar lulus sensor", sehingga terasa nanggung dan kurang greget. Beberapa bahkan terkesan "kurang riset" sehingga hanya menampilkan "kaum-kaum marjinal" itu berdasarkan stereotif negatif, ini terlihat dari beberapa dialog yg terkesan plastis dan dibuat-buat. Ah okey, saya terlalu serius, saatnya nonton Kungfu Pocong *teuteup ;D*

itsreza
15-04-2012, 08:42 PM
wow rumus udah nonton...
sempet penasaran, tapi di bioskop yang saya kunjungi ga ada film ini
nonton battleship akhirnya. abis baca review rumus jadi ga minat lagii ;D

nurdin
16-04-2012, 12:16 PM
berani banget ambil kata 'sanubari' ;D
memangnya isi hati sanubari orang2 jakarta spt itu kah?

Setuju sekali. Judulnya seperti kampanye politikus korup, mengaku-aku membawa suara rakyat. Padahal sebaliknya.

Ronggolawe
16-04-2012, 01:06 PM
ngga nonton film ini, nunggu Sanubari Bandung
saja.... Diangkat dari kisah nyata, seorang desai
ner muda kondang ibukota ditemukan tewas me
ngenaskan saat memadu kasih di bathup kare
na keracunan AC :)

Blitzen
17-04-2012, 01:03 PM
@rumus

gw penasaran abis ama Babi Buta, nonton dimana sih? dvd nta udh keluar belom?

E = mc˛
17-04-2012, 01:21 PM
Babi Buta donglotannya dah tersebar sejak lama kok :ninja:, sama kayak donglotan 'Daun di Atas Bantal', 'Opera Jawa', dll. cuman film2 eksotis ginian harus rajin main ke forum komunitas maniak film sih. Kalo donglotannya dah keluar, DVD (kalo film2 endonesa biasanya masih VCD) berarti dah keluar :D

gak di jual bebas, harus lewat komunitas sastra/film/kajian tertentu keknya deh. soalnya isi filmnya lumayan sensitif dan bikin nyepet.

et dah
17-04-2012, 01:23 PM
sekalian donglot video mirip mario lawalata ;D

Blitzen
17-04-2012, 01:44 PM
^isssss tau aje lo ::ngakak2::::ngakak2::

et dah
17-04-2012, 01:51 PM
psssst parah yak ;D

Blitzen
17-04-2012, 01:55 PM
^tapi cakep yaak ;D

btw, gw paling suka bagian yg kos2an bocor! hillarious! ::ngakak2::

et dah
17-04-2012, 02:05 PM
tapi gw ngga yakin itu doi , ngga ada tatonya...
yoi cakeppp bodynya seksoy ;D