PDA

View Full Version : Jaka Sembung 2012



Ray Surya
29-01-2012, 05:50 PM
Menurutnya sewaktu pembahasan masalah pembuatan film tersebut, ada dua kisah yang tadinya muncul sebagai calon yang akan diangkat ke film, yaitu Jaka Sembung dan Si Pitung. Namun, akhirnya kisah Jaka Sembung-lah yang akan difilmkan.

"Pertimbangannya adalah Si Pitung itu dari kisah yang dipercaya nyata di masyarakat Betawi. Jadi kalau mau ngebikinnya juga harus pake riset. Sementara, Jaka Sembung adalah cerita fiktif. Jadi bisa kita eksplorasi sebebas mungkin tanpa harus terbebani dengan kejadian faktual dan historikal. " Hanung Bramantyo menjelaskan mengapa Jaka Sembung yang dipilih.

Hanung akan menggarap remake Jaka Sembung ke dalam format animasi. Naskahnya digarap oleh Jojo ( penulis naskah dari Dapur Film –red) dan dirinya juga menggandeng penulis asli Jaka Sembung, Pak Zahir.

"Saya juga menggandeng yang punya cerita Jaka Sembung, Pak Zahir. Dan Jaka Sembung ini akan dibuat dalam bentuk animasi, " papar Hanung.

Permasalahan terbesar dalam membuat animasi adalah cerita dan juga gaya animasinya. Cerita animasi drama bertema keluarga dan dongeng, sudah identik dengan Pixar, Disney ataupun Dreamworks. Sementara dari gaya karakter animasi, negara-negara seperti Jepang, Cina, Amerika Serikat, Perancis, Korea Selatan bahkan Malaysia sudah memiliki gaya tersendiri. Ini pun diakui oleh Hanung.

"Makanya kita ambil tema silat. Supaya olahraga bela diri khas Indonesia ini nggak tersingkirkan. Selama ini kesannya gitu. Kalau tema keluarga, drama, dongeng kan udah identik sama Disney, Pixar. Nah kita ingin beda. Untuk gaya animasi emang harus diakui kita belum punya gaya sendiri. Saya lihat konsep yang udah dibikin untuk Jaka Sembung, saya lihat pengaruh anime dan manga*-nya masih kuat banget, " Hanung menjelaskan lebih jauh.

Hanung mengaku untuk karakter Jaka Sembung, dirinya memakai Agus Kuncoro Adi (Tanda Tanya, Pengejar Angin, Tendangan Dari Langit- red). Menurut Hanung, Agus Kuncoro Adi adalah orang yang tepat untuk karakter Jaka Sembung.

Namun ketika sketsa animasinya dibuat, Hanung melihat pengaruh manga dan anime masih sangat kuat.

"Pas saya lihat, beberapa detailnya okelah. Tapi, kemudian matanya, rambut dan beberapa detail lain jadi terlihat manga banget. Susah juga karena generasi kita saat ini benar-benar terpengaruh oleh manga," Hanung mengungkapkan pendapatnya.

Hanung merasa penting untuk kembali merunut ke belakang sejarah dan budaya gambar yang ada di Indonesia. Itu dilakukan untuk menemukan ciri khas gambar-gambar di Indonesia.

"Kayak film Mulan misalnya. Biarpun itu dibuat oleh Amerika, tapi gambarnya Cina banget. Atau ketika film animasi Pinochio dibuat. Seolah bisa meng-capture kultur Italia. Kalau kita lihat gambar-gambar klasik Cina, kita tau itu gambar buatan Cina tanpa diberikan tulisan. Kita perlu merunut kembali ke belakang mengenai sejarah gambar Indonesia itu kayak apa. Supaya animasinya akan benar-benar menampilkan budaya Indonesia, " tutur Hanung menjelaskan.

Jaka Sembung rencananya akan dibuat Hanung dalam konsep 2 dimensi. Namun, pihak MVP Pictures yang menjadi rekanan Hanung dan Dapur Film meminta film Jaka Sembung dibuat dalam format 3 dimensi.

"Saya inginnya 2 dimensi aja. Tapi Pak Raam ( dari MVP-red) minta 3D. Alasannya akan bisa lebih dijual di pasar internasional," jawab Hanung menjelaskan.

(tz/bc)

choodee
29-01-2012, 08:27 PM
"Saya inginnya 2 dimensi aja. Tapi Pak Raam ( dari MVP-red) minta 3D. Alasannya akan bisa lebih dijual di pasar internasional," jawab Hanung menjelaskan.

maw dimasukan ke sundance kek pilem tetangga? ;D

gw lebih prefer ke 2D yang smooth dan animasi berkualitas daripada 3D abal2, lagian kalo 3D nanti mindset penontonnya benchmarknya udah animasi2 pixar dan dreamworks.

dan pak Raam itu pak Raam Punjabi kah??? oh my~~~

nodivine
29-01-2012, 09:51 PM
oh my...::doh::::doh::::doh::
paling 3D convert lagi.. kayak get Married 3.

udahlah 2D aja, tapi yang bagus. kerja sama aja sama IFW di batam.

jebret
30-01-2012, 12:15 AM
maw dimasukan ke sundance kek pilem tetangga? ;D

gw lebih prefer ke 2D yang smooth dan animasi berkualitas daripada 3D abal2, lagian kalo 3D nanti mindset penontonnya benchmarknya udah animasi2 pixar dan dreamworks.

dan pak Raam itu pak Raam Punjabi kah??? oh my~~~

ya iyalah siapa lagi, raam punjabi ---> Multivision P******s. Hahaha. Pasar internasional?

E = mc˛
30-01-2012, 08:43 AM
I have a bad feeling 'bout this ;D


"Pas saya lihat, beberapa detailnya okelah. Tapi, kemudian matanya, rambut dan beberapa detail lain jadi terlihat manga banget. Susah juga karena generasi kita saat ini benar-benar terpengaruh oleh manga," Hanung mengungkapkan pendapatnya.

Bahkan pak sutradaranya juga dah pesimis :ninja:

kandalf
30-01-2012, 10:44 AM
Mendingan animasi dua dimensi,
dibuat direct-to-DVD

kayak Batman : Under The Red Hood

Ray Surya
30-01-2012, 11:04 AM
asal gambarnya gak model manga & amrik sih kemugkinan bagus..
3D?? indon nyaingi ipin upin aja gak bisa

kandalf
30-01-2012, 11:34 AM
asal gambarnya gak model manga & amrik sih kemugkinan bagus..
3D?? indon nyaingi ipin upin aja gak bisa

Ipin Upin?
Sebenarnya, secara teknis detail, Ipin dan Upin-nya Les Copaque kalah dengan Meraih Mimpi yang dibuat oleh orang-orang Infinite Frameworks di Pulau Batam (eh atau Bangka ya?).
Hanya saja, dari segi keluwesan, Infinite Frameworks masih kalah.

Jangan terlalu meremehkan kekuatan animator di Indonesia.
Yang sekarang dibutuhkan oleh para animator hanya seorang sutradara yang benar-benar perfeksionis.

Hanung sendiri, pernah bermain-main sedikit dengan animasi di film Jomblo.

heihachiro
30-01-2012, 12:34 PM
emang kenapa sih kalo pake style manga/anime/US comic? kayaknya pada alergi banget kalo ada komik ato film animasi lokal yang bergaya art luar negeri ;))

contohlah manhwa Korea, awalnya emang ngikut gaya manga habis2an, tapi toh pada akhirnya bisa punya style sendiri seperti manhwa sekarang ini, dan relatif sukses :)

TheCursed
30-01-2012, 12:35 PM
"Saya inginnya 2 dimensi aja. Tapi Pak Raam ( dari MVP-red) minta 3D. Alasannya akan bisa lebih dijual di pasar internasional," jawab Hanung menjelaskan.

(tz/bc)

Apparently, Mr. Raam nggak pernah liat My Neighbor Totoro, Ponyo, Laputa Castle in The Sky, Nausicaa Valley of The Wind, The Princess and The Frog, Chronicles of Riddick: Dark Fury, Animatrix ... und so weiter.

Somehow gue ngerasa Mr. Raam itu, padanannya kalo di dunia gue, kayak pak boss yang ngotot bahwa semua orang di kantor harus pake IE, karena sepertinya ini brand ternama dari mikocok, sementara semua orang selain dai udah tau keberadaan FireFox, Opera, Safari dan Chrome.

cuman liat kulit dari sebuah hype, dan secara sukses(serta extra ngegampangin) ngambil kesimpulan yang sama sekali meleset. Dan kalo udah salah, start nyalahin semua orang, selain dirinya sendiri.

Ray Surya
30-01-2012, 12:44 PM
Ipin Upin?
Sebenarnya, secara teknis detail, Ipin dan Upin-nya Les Copaque kalah dengan Meraih Mimpi yang dibuat oleh orang-orang Infinite Frameworks di Pulau Batam (eh atau Bangka ya?).
Hanya saja, dari segi keluwesan, Infinite Frameworks masih kalah.

Jangan terlalu meremehkan kekuatan animator di Indonesia.
Yang sekarang dibutuhkan oleh para animator hanya seorang sutradara yang benar-benar perfeksionis.

Hanung sendiri, pernah bermain-main sedikit dengan animasi di film Jomblo.
indon bikin sekelas 3d tv serial aja belum bisa bagus, baru ada didi tikus, itu juga backgroundnya dunia asli. itu juga msih kalah dgn upin, gimana mau bikin sekelas layar lebar.. dana dari mana? Raam Punjadi?

emang kenapa sih kalo pake style manga/anime/US comic? kayaknya pada alergi banget kalo ada komik ato film animasi lokal yang bergaya art luar negeri ;))

contohlah manhwa Korea, awalnya emang ngikut gaya manga habis2an, tapi toh pada akhirnya bisa punya style sendiri seperti manhwa sekarang ini, dan relatif sukses :)
kata rotan raam punjadi kan mau dibawa keluar negri, masak pakai gaya jepang? tar dikatain plagiat ;D

noodles maniac
30-01-2012, 12:50 PM
Apparently, Mr. Raam nggak pernah liat My Neighbor Totoro, Ponyo, Laputa Castle in The Sky, Nausicaa Valley of The Wind, The Princess and The Frog, Chronicles of Riddick: Dark Fury, Animatrix ... und so weiter.

Maklumin aja tuk, Punjabi empire itu ngeliatnya dari sucut pandang marketing, asal laku ya jual ke orang. Gak memperhatikan masalah kualitas, orisinilitas atau apapun itu. Yang penting yang nonton banyak!

Gw prefer 2D, gw pingin liat animator2 handal endonesa bisa berbuat banyak dengan pembuatan pilem Jak Sembung ini. Kalo 3D jangan dulu deh ::nono::

kandalf
30-01-2012, 01:04 PM
indon bikin sekelas 3d tv serial aja belum bisa bagus, baru ada didi tikus, itu juga backgroundnya dunia asli. itu juga msih kalah dgn upin, gimana mau bikin sekelas layar lebar.. dana dari mana? Raam Punjadi?

Untuk ukuran TV, Indonesia gak punya kemampuan karena biayanya terlalu mahal. Kerjaan para pembuat sinetron itu disambi-sambi, komputernya juga dipakai untuk beberapa kerjaan. Jadi kagak mungkin bisa dipakai tersendiri untuk render.

Kalau mau lihat kemampuan animasi Indonesia, lihatlah di film bioskop, dari yang kecil-kecilan seperti efek bendungan roboh dan adegan ayam jago di film Mascot hingga yang animasi penuh seperti Meraih Mimpi. Di situ, lu baru benar-benar bisa melihat kemampuan dan kelemahan animasi 3D Indonesia.


Ngomong2, proyek Vatalla jadinya bagaimana yah
Ini proyek bukan ngikut-ngikut anime Jepang atau Korea. Ini memang konsepnya si Zachkyelle, dari komiknya. Dan sebenarnya di sisi komik, malah lebih ke Amrik kiblatnya.


http://www.youtube.com/watch?v=fJKljqpfeEQ

TheCursed
30-01-2012, 01:27 PM
Maklumin aja tuk, Punjabi empire itu ngeliatnya dari sudut pandang marketing, asal laku ya jual ke orang . Gak memperhatikan masalah kualitas, orisinilitas atau apapun itu. Yang penting yang nonton banyak!

Gw prefer 2D, gw pingin liat animator2 handal endonesa bisa berbuat banyak dengan pembuatan pilem Jak Sembung ini. Kalo 3D jangan dulu deh ::nono::

Justru Itu !
Kalo diliat dari sudut pandang 'orang marketing', bakal keliatan bahwa 3D bukan faktor utama penjamin sukses(ada yang pernah denger film berjudul Battle for Terra ? ... exactly ... ) secara finansial.
Yang gue sebut tadi kan, animasi2 yang sukses secara finansial, dan Nggak Pake 3D.

So, bahkan dari sudut pandang 'berorientasi laba' aja, dia juga fail berat(bahkan kedengarannya lebih ke arah 'nuduh dan sok tau').

---------- Post added at 12:27 PM ---------- Previous post was at 12:21 PM ----------


Untuk ukuran TV, Indonesia gak punya kemampuan karena biayanya terlalu mahal. Kerjaan para pembuat sinetron itu disambi-sambi, komputernya juga dipakai untuk beberapa kerjaan. Jadi kagak mungkin bisa dipakai tersendiri untuk render.

Kalau mau lihat kemampuan animasi Indonesia, lihatlah di film bioskop, dari yang kecil-kecilan seperti efek bendungan roboh dan adegan ayam jago di film Mascot hingga yang animasi penuh seperti Meraih Mimpi. Di situ, lu baru benar-benar bisa melihat kemampuan dan kelemahan animasi 3D Indonesia.


Ngomong2, proyek Vatalla jadinya bagaimana yah
Ini proyek bukan ngikut-ngikut anime Jepang atau Korea. Ini memang konsepnya si Zachkyelle, dari komiknya. Dan sebenarnya di sisi komik, malah lebih ke Amrik kiblatnya.


http://www.youtube.com/watch?v=fJKljqpfeEQ

Judulnya bisa di singkat "Vitalla" aja nggak ? Soalnya "Vitalla sang Pelindung" kedengerannya rada mouthfull dan agak spoiler-y. :)
BTW, di bagian akhirnya, ada Dark Eldar dari WH40K ? ::ngakak2::

Ray Surya
30-01-2012, 01:57 PM
2D sekelas DBZ tahun 90's aja gw udah puas kok ;D
mampu bikinnya gak ya

nodivine
30-01-2012, 03:44 PM
^
sebenarnya Indonesia mampu kok, pernah masuk koran kompas juga, tapi kan karena disini produser tipi selalu ambil harga yang murah, makanya diambil anime anime jepun (waktu itu alesannya di koran).
makanya banyak illustrator/ art 3D yang kerja untuk orang luar.

btw, buat art gitu napa ga Caravan Studio ? ::bye::

king lampas
31-01-2012, 03:49 PM
sayang animasi, kirain live-action (mumpung lagi rame2nya the raid)

noodles maniac
31-01-2012, 07:51 PM
Slowly but sure raja lampas... this is only just 1 step for another 1000 steps ;)

king lampas
02-02-2012, 10:17 AM
Slowly but sure raja lampas... this is only just 1 step for another 1000 steps ;)

siiip kyknya thn2 ke dpn demam pocong2 bakal diganti demam film2 silat nih.. :D

Ray Surya
02-02-2012, 06:29 PM
ternyata indon udah bisa bikin ginian, klo bisa 100 menit, layak masuk bioskop

http://www.youtube.com/watch?feature=player_detailpage&v=qEN2xPucJkE

kandalf
02-02-2012, 06:36 PM
ternyata indon udah bisa bikin ginian, klo bisa 100 menit, layak masuk bioskop

http://www.youtube.com/watch?feature=player_detailpage&v=qEN2xPucJkE

Udah gue bilang,
kalau mau tahu kemampuan anak2 Indonesia, jangan dari TV.

Kemampuan Indonesia itu ada!
Tapi dari video yang lu lihat,
lu juga bakal melihat kelemahan animator Indonesia, yakni susah menjaga motivasi hingga akhir.
Di bagian akhir, lu akan melihat animasinya sudah tidak se-detail awal-awal.

noodles maniac
02-02-2012, 07:56 PM
::wow:: keren yak... tanpa liat videonya aja dari gambarnya udah bagus.. salut... ckckck

Ray Surya
03-02-2012, 12:18 AM
Udah gue bilang,
kalau mau tahu kemampuan anak2 Indonesia, jangan dari TV.

Kemampuan Indonesia itu ada!
Tapi dari video yang lu lihat,
lu juga bakal melihat kelemahan animator Indonesia, yakni susah menjaga motivasi hingga akhir.
Di bagian akhir, lu akan melihat animasinya sudah tidak se-detail awal-awal.

kyk di kasus komik wayang yg dulu gw liat. di awal2 memang komik, tapi pas halaman tengah2 udah jadi cerita tulisan doang, sampai halaman terakhir ::doh::

mungkin udah males mendetailkan keseluruhan. udah pesimis dgn hasil (uang) yg didapat, sepadan dgn capeknya gak.