PDA

View Full Version : catatan sekolah



ndugu
30-07-2011, 08:20 AM
*Sambil menunggu chan menyelesaikan reportase catatan perjalanannya ke jepang, saya ikut nemenin bikin thread sendiri deh. ayo semangat chan* :cengir:

Membaca catatan perjalanan dan kunjungan si chan ke skolah2 lokal saat berada di jepang, dan melihat sistem persekolahan dan pendidikan yang berbeda, mengingatkanku dengan pengalamanku saat pertama kali pindah sekolah ke negri jiran.

Jadi, ini sekedar catatan2 sekolah saat berada di sana, dengan kesan, pengalaman, dan observasi mengenai lingkungan sekolah, orang, budaya, dan kehidupan sehari2 jaman itu dari perspektifku sebagai orang asing :mrgreen:

NOT in chronological order. Dan mungkin ada sedikit ketidak akuratan dalam cerita karena ini berdasarkan memori sejak sekian belas tahun yang lalu. Dan catatan2nya akan berat di jaman smp dan sma, plus mungkin sedikit tentang jaman kuliah. :mrgreen:

ndugu
30-07-2011, 08:29 AM
Sekedar background info

Smp dan sma di sana biasanya nyatu. Tidak seperti sistem di indo yang dibagi jadi smp dan sma, dengan masing2 tahap berdurasi 3 tahun. Di sana, smp dan sma disatukan sebagai sekolah menengah (secondary school), yang terdiri dari 5 tahun, yaitu form 1 sampe form 5. Form 1-3 itu mirip smp, di mana di akhir form 3 ada ujian standar nasional (disingkat PMR), mirip ebtanas smp. Lalu form 4-5 itu seperti sma, di mana akhir tahun form 5 ada ebtanas sma versi mereka (disingkat SPM). Level ini mirip2 dengan o'level a'level kali ya kalo ngikut sistem british, yang setau saya o'level makan 4 tahun di singapur, untuk kelas regular. Yang kelas ekspres kayanya malah lebih pendek lagi. Dan a'levelnya makan waktu 1-2 taon.

Lalu ada form 6 lagi, yang rada2 optional alias ga wajib, dan terdiri dari 2 tahun, walo kayanya ada sekolah yang nawarin 1 taon juga, dan berujung dengan ujian standar nasional lagi. Form 6 ini agak2 mirip pra uni, mungkin semi-a'level kalo ngikut sistem british, maybe a lil more. Dan tidak semua pelajar mengambil form 6 ini, terutama mereka yang saat perguruan tingginya (PT) ke swasta ato luar negri. Tergantung requirement deh. Seingatku PT mereka rata2 berdurasi 3 tahun. Ada juga yang 4 tahun, dan buat yang ada ijasah form 6, bisa diskon dikit dengan jumlah credit/sksnya.

Dan tidak seperti tahun ajaran di indo yang mulainya setelah pertengahan tahun (juli/agustus), awal tahun ajaran di situ dimulai bulan january. Buat pelajar cangkokan seperti saya yang selesai bulai juli di indo, saya kehilangan satu semester karena musti mundur untuk ngulang setengah tahun lagi. Sepertinya mereka ngeliat berdasarkan umur, khususnya taon lahir. Kelas yang saya masuki (alias ulangi) itu memang bole dikatakan semua muridnya lahiran di tahun yang sama. Jadi mungkin buat mereka, saya yang kecepatan. Walo akhirnya, saya selesai 'sma'nya juga stengah tahun lebih cepet dibandingkan dengan temen2 yang dulu seangkatan di indo.

Untuk sekolah menengah (form 1-5) akan saya singkat jadi SS, for secondary school. dan saat itu saya sempat attend 2 SS yang berbeda selama durasi 5 tahun itu, yaitu SS x lalu pindah ke SS y. Saya perbedakan dua SS ini, karena style di kedua sekolah ini cukup berbeda.

ndugu
30-07-2011, 11:05 AM
Saat itu lagi parah2nya kebakaran hutan di kalimantan. Tiupan angin ke utara membawa kabut asap tebal, alias jerebu begitu istilahnya, ke kotaku di msia bagian timur. Rumah di seberang rumahku kelihatan kabur oleh asap. Pintu, jendela, dan setiap celah yang berhubungan ke dunia luar ditutup rapat2, tapi kondisi dalam rumah masi sedikit berkabut dan berbau asap walau tidak separah di luar. Setiap hari hasil cucian baju juga berbau asap. Nafas juga susah. tenggorokan terasa kering dan ga enak.

Koran dan tivi secara rutin memberitakan kadar indeks kualitas udara saat itu. Tiap hari dipantau. Masyarakat dihimbau memakai masker, sehingga ada sekian murid di kelasku pun yang masuk kelas sambil memakai masker. Saya beserta anak2 kos yang laen juga ikut memantau berita ini terus menerus. Sambil berharap indeksnya naek terus. Karena kalau mencapai level tertentu, sekolah2 akan diperintahkan tutup oleh pemerintah. Kan asik libur. Apalagi saat itu lagi mo ujian semesteran. Jadi kita pun ikut deg2an mengikuti berita itu sambil berharap ujiannya ga jadi akibat jerebu.

cha_n
30-07-2011, 08:09 PM
waaaaaaaaaaaaa ndugu jadi maluw eike...
sori ya lambreta, banyak gawean (termasuk pindahan)

tanya dong
proses pindahnya gimana tuh dari sekolah indo ke n.jiran?
trus statusnya gmn? aturan main (izin tinggalnya gmn?)
trus alasan sekolah di sana apa?

thank youuuu

ndableg
30-07-2011, 08:26 PM
Wah.. ndugu dapet KTP merah ya?

ndugu
31-07-2011, 01:17 AM
ndableg: ktp merah itu apa sih? :mikir: kecelup tinta merah? :p

chan: wah, selamat yah pindahannya, gimana progresnya skarang? udah selesai blom? :cengir: jangan lupa foto2nya ya

proses pindahnya ya pindah aja, statusnya pake visa pelajar :cengir: selama saya di sana, sempat ada perubahan2 minor kayanya. skarang ga tau. detailnya saya udah ga gitu inget. kan udah lama banget, mana saat itu i barely turned teenager :cengir:

ndugu
31-07-2011, 06:44 AM
satu hal yang kuperhatikan dari sana adalah, penduduknya tidak begitu menyatu seperti di indonesia. kurang terasimilasi. yah, di indo juga ada pengelompokan, tapi di msia lebih distinct lagi clique2nya. kelompok2 ini tidak hanya terbagi dari segi ras, tapi juga dari latar belakang pendidikannya (yang berimbas ke common languagenya). dan tentu saja masyarakat akan cenderung bergaul dengan sesama yang share the common language.

at least dari lingkungan yang saya tau saat itu (i'm no expert in this), secara kasarnya:
1. ada sekolah yang beraliran melayu, yang tentu saja sebagian besar dari golongan bumiputra dan melayu, dengan segelintir ras minoritas. (note: bumiputra dan melayu biasa dibedakan, bumiputra biasa berarti warga lokal seperti dayak or other indigenous group, dan melayu adalah melayu).
2. ada pula sekolah aliran chinese yang medium komunikasi utamanya berbahasa chinese, termasuk dalam sesi pengajaran, yang tentu mayoritas muridnya chinese, dengan segelintir bumiputra maupun melayu
3.ada pula sekolah aliran english yang medium komunikasi utamanya berbahasa inggris, dan di sekolah demikian, rasnya agak campur, walo banyakan ras minoritas juga, seperti keturunan chinese, and some bumiputra / melayu / india, tapi yang english educated.

murid2 yang masuk ke sekolah2 demikian biasanya tergantung pada latar belakang pendidikan ortu mereka sendiri. Ortu yang chinese educated cenderung memasukkan anaknya ke sekolah aliran chinese, begitu pula dengan ortu yang english educated. Berhubung saya WNA, maka tidak bisa masuk ke sekolah negri mereka karena tidak memenuhi persyaratan2 kependudukan tertentu. Jadi sekolah2 yang bisa saya masuki pun hanyalah sekolah2 swasta.

SS X, termasuk sekolah swasta, dan kristen protestan, walo tidak ada mata pelajaran agama. beraliran semi melayu semi inggris. Materi utama menggunakan bahasa melayu, karena ujian PMR tentu menggunakan bahasa melayu. Tapi guru2nya rada nyampur saat mengajar, kadang pake inggris kadang melayu. Murid2 di sana pun rada campur, separo bumiputra, separo chinese, sisanya melayu dan murid asing, seperti indo ato brunei misalnya. bumiputra di sekolah ini cenderung beraliran english educated, banyak yang menggunakan english sebagai bahasa utama (selain bahasa lokal mereka sendiri), dan rata2 fasih melayu. sebagian chinese juga english educated, tapi ada juga segelintir yang chinese totok, tidak begitu fasih inggris maupun melayu.

SS Y, juga sekolah swasta, sekular, prep / international school, dan sangat berat beraliran inggris (and well known for it). SS Y ini termasuk sala satu sekolah elit di kotaku waktu itu. banyak anak pejabat, anak orang kaya, maupun anak ekspat di situ. beberapa murid di situ pun ada yang 'semi-selebritis', ntah yang jadi model lah, atlet nasional lah, dll. kalo lagi duduk di lobi area drop off / pick up di pintu depan sekolah, serasa lagi di showroom nonton pameran mobil mewah. :cengir: mayoritas muridnya chinese yang backgroundnya english educated, di mana justru sebagian besar dari mereka tidak begitu bisa chinese, dengan bahasa melayu yang rada2 broken. plus segelintir melayu/bumiputra/asing (daerah asia laen, maupun bule). Medium komunikasi utama antara murid maupun dengan guru saat sesi ajar mengajar pun menggunakan inggris.

Dan tentu saja saya lebih gampang beradaptasi di SS x karena faktor bahasa yang mirip, dan sangat menderita saat berada di SS Y karena kemampuan bahasa inggris saya yang jauh di bawah standar dibandingkan dengan murid2 di sana. Dan 'untung'nya, saya tidak masuk ke sekolah aliran chinese karena sudah pasti saya tidak akan naik kelas. :lololol:

ndugu
31-07-2011, 06:48 AM
setting: SS X
Saat itu saya baru pindah ke SS x, mungkin baru beberapa hari ato minggu di situ. Dan namanya sekolah, pasti ada ulangan. Cikgu (guru) sejarah sudah mengumumkan bahwa akan ada ulangan, dari bab ini sampe bab itu. Dan ini ulangan pertamaku di sana. Dalam hati kupikir, cilaka. Di jaman2 sekolah, interestku dengan sejarah tidak pernah begitu besar, apalagi di sini, harus belajar sejarah baru di negara baru, dengan disadvantage saya sebagai murid transferan, asing lagi, yang baru keexpose sekian jam dengan pelajaran sejarah mereka. masi untung bahasanya mirip. Mau ga mau, sepanjang weekend sebelum ujian, saya tidak kemana2 dan hanya mengurung diri di kos2an sambil menggerutu membaca buku teks sejarah bolak balik.

Hasilnya? Untung tidak mengecewakan, bahkan saya sendiri kaget. Cikgu mengumumkan kalo hasil ulangan saya kedua tertinggi di kelas, dan menyuruh murid2 laen supaya ikut mencontohi 'anak baru' ini :cengir: Wah. Jadi ga enak juga. yang pasti ga sia2 ya weekend itu.



Setting: SS Y
On the other hand, tahun pertama saya di SS Y, justru sebaliknya. anak2 di sekolah ini sangat jago inggris, terutama menulis. aneh rasanya. sejelek2nya prestasi akademis seorang murid, tapi tetep aja jago dan berkualitas di komposisi (menulis / mengarang). sampe di hari ini, it still amazes me.

suatu saat setelah ulangan di mata pelajaran yang berhubungan dengan bahasa inggris, Miss Song, guru inggris kami, membagikan kembali hasil2nya, dan sempat menegur seorang murid untuk lebih serius belajar karena hasilnya yang jelek. now, semua orang tau kalo murid ini biasa memang tidak begitu serius belajar, rada2 samseng (preman) wannabe tapi elit :cengir: tapi satu hal yang sangat saya ingati, saat Miss Song menegur samseng wannabe ini secara publik, dia balik bertanya, "bagaimana dengan nilai ndugu" :lololol:

glek.

I knew, and i'm sure everybody knew, kalo saya yang paling parah hasilnya, karena memang saya paling lemah di bidang ini di antara seluruh kelas (bahkan mungkin di seluruh sekolah). Miss Song tidak menjawab secara langsung, dan mengalihkan topik. mungkin karena tidak ingin saya merasa discouraged, tapi dari tatapan matanya saya juga tau kalo dia dengan serius menyuruhku untuk lebih berusaha supaya bisa catch up with the rest of the class. it was an awful feeling. but regardless, saat itu dalam hati saya meringis tapi juga ketawa geli, karena sadar akan keironisannya situasi saat itu. :cengir:

Porcelain Doll
31-07-2011, 12:25 PM
ditunggu lanjutannya :D
jadi inget pas pindah sekolah ke pulau jawa pertama kali
langsung berasa alien sendiri karena tiba2 disodori bahasa sunda :lololol:

ndugu
31-07-2011, 11:23 PM
kok rasanya jadi panjang banget ya postingan2 ceritanya :cengir:
thanks uda baca2.. nunggu inspirasi dulu :lololol:
kalo kamu ada crita2 juga, ikut nambahin donk
btw, emang dulu sebelum di jawa ada di mana? kan seru blajar bahasa baru :cengir:

ntar2 saya nambahin beberapa kisah miskomunikasi deh :cengir:

Porcelain Doll
01-08-2011, 12:16 AM
cerita pindahan ke jawa sebenernya lebih banyak traumanya daripada senengnya
tapi itu juga sih yang membangkitkan jiwa pertahanan diri g terhadap lingkungan :luck:
g itu kan asli palembang, trus sempet pindah 3 tahun ke jambi sebelum akhirnya dicemplungin ke jawa
dan parahnya, jawanya itu di tasikmalaya yang notabene sundanya kental banget
berasa digojlok abis2an pas pertama pindah
sampe pusing dengerin orang2 ngomong apa

sekolah juga ga ngebantu banyak, padahal g berharap kalo di sekolah tuh banyak berbahasa indonesia sambil nanti g belajar sunda sedikit2
taunya....bahkan guru bahasa indonesia juga pake pengantar indonesia bercampur sunda
bener2 tewas di tempat

belom ditambah perbedaan kebudayaan yang bertolak belakang
di sunda, ngomong terlalu terus terang itu bisa dianggap 'kurang ajar' dan ga halus
padahal orang sumatra kalo ngomong kan biasa to the point :(
kita nada suaranya keras, tapi bukan berarti ngebentak kan?
dan ga punya kebiasaan buat ngomongin orang di belakang
kalo ga suka, ngomong langsung depan orangnya...dan masalah langsung selesai

pokoknya ga ada habisnya deh pelajaran jadi murid pindahan yg punya bahasa ibu beda
di 2 daerah sebelumnya, meskipun sehari2 juga pake bahasa daerah masing2, tapi di sekolah anak2nya terbiasa berbahasa indonesia

ancuur
01-08-2011, 01:04 AM
gelar tiker ...... lanjuttttt :ngopi:

ndugu
01-08-2011, 06:13 AM
popi: wow, masa ngajar juga pake bahasa daerah ::elaugh:: di kampungku dulu juga biar masing2 guru bisa bahasa daerah laen, tapi tetep aja pake bahasa indo kalo ngajar..

cerita pindahan ke jawa sebenernya lebih banyak traumanya daripada senengnya
tapi itu juga sih yang membangkitkan jiwa pertahanan diri g terhadap lingkungan
waduh, kata2 di atas ngena banget, karena hal yang sama bener2 saya rasakan. tahun pertama di SS Y bener2 tahun tersulit di sepanjang masa akademik saya dari sd - kuliah. bener2 depresi berat, dan bener2 menempa mental banget. sebenarnya juga banyak cerita stress dan sedihnya juga di situ, cuman skarang melihat kembali, saya selalu berusaha ngambil sisi positifnya dan humorisnya aja deh, walo pun saat ngalaminnya ga da lucu2nya :cengir:

ancuur: makasi udah baca2 dan komen :cengir: nunggu inspirasi dan mood dulu ya :cengir:

Porcelain Doll
01-08-2011, 06:52 AM
bener kan? jadi anak pindahan, apalagi yg pindahnya nanggung itu cuma jadi bencana besar :ngopi:
bayangin aja g pindah 2 kali pas kenaikan 6 SD, dan kenaikan 3 SMP
nanggung banget...keburu orang2 udah terlalu nyaman beradaptasi dengan lingkungannya (padahal udah ngebayangin pas naek kelas 3 bakal dapet pelajaran melukis di kanvas :(()

yg bikin keringet dingin, waktu ngerjain EBTA bahasa sunda
soal2 pilihan ganda masih bisa dikerjakan pake nebak2 artinya
waktu mengarang bebas...langsung kelimpungan
gurunya sih sudah ngasih keringanan dengan memperbolehkan g dan beberapa anak pindahan lainnya mengarang dengan bahasa indonesia
tapi, boro2 mau nulis..laaa...wong judulnya aja ga ngerti, gimana mau ngarang :lololol:
akhirnya dikosongin kertasnya....
tapi anehnya, EBTA bahasa sunda g, dapet nilai 8 :luck: *entah nilai dari mana itu* :cengir:

sempet kapok dengan yg namanya bahasa sunda
habisnya, pindah langsung ke kelas 3 SMP, dikasih LKS bahasa sunda
mana pake bahasa paling halus lagi, yg buat anak2 biasa aja susahnya bukan main
pake acara tugas bikin surat
ngomong aja ga ngerti, ini lagi disuruh bikin surat :facepalm:

ndugu
01-08-2011, 07:13 AM
:lololol: samaaaaa... :lololol: :lololol:
duh deskripsinya bener banget deh.. keringat dingin!! saya juga paling berkeringat dingin kalo ngadapin soal2 bahasa gitu, yang jenis abc masi ok, karena tinggal nebak2. tapi yang harus ditulis, ntah mengarang ato mengisi garis kosong, wah, gimana bisaaaaa... :cengir:

btw, LKS itu apa pop? dan skarang udah bisa sunda donk? :cengir: dan saat blajar, belajarnya dari sapa? ada ga sih yang namanya les sunda? :cengir:

ndugu
01-08-2011, 07:36 AM
lanjutin....
hari ini topiknya tentang... tas sekolah! :cengir:

Tas sekolah kami di SS Y itu seragam. Pokoknya semua harus memakai tas itu. Berwarna biru gelap dengan logo sekolah. Ukurannya gede seperti koper travel yang biasa dipikul / tas olahraga yang biasa dipake atlet2. Sepertinya memang ditentukan demikian untuk mengantipasi beban bawaan yang harus dibawa setiap hari oleh murid2 di sana, yang memang sangat banyak dan berat. (ntar akan ada cerita tersendiri mengenai buku teks/tulis di sana) :cengir:

Di akhir jam sekolah sewaktu murid2 numplek di 'lobi' sekolah menunggu jemputan, kita rata2 memarkirkan tas2 sekolah itu di lantai. Cape kalo dipikul terus. Puluhan, mungkin ratusan tas berwarna sama, bermodel sama, berserakan di lantai. Kesalahan pertama saya saat baru pindah ke HS y ini adalah tidak menggunakan gantungan kunci. Akibatnya, pas jemputan bis sekolahku sudah datang, saya kelabakan mencari tas sendiri karena kiri kanan semuanya bermodel sama.

Akibat insiden itu, saya jadi mengoleksi beberapa gantungan kunci. Tas sekolah itu harus digantungin beberapa biji supaya lebih mudah dikenali. Saya inget ada 4 gantungan kunci di tasku waktu itu, bermodel tengkorak yang bisa glow in the dark, model kuping manusia, model jari kelingking manusia, dan model biji bola mata manusia bermagnet lengkap nadi2 merahnya. Akibatnya tas itu dijuluki tas mad scientist oleh anak2 satu bis sekolah.

Porcelain Doll
01-08-2011, 01:13 PM
LKS itu Lembar Kerja Siswa alias soal2 latihan yang biasanya diberikan sebagai pengganti PR (kalo gurunya baik) atau tambahan sampingan PR (kalo gurunya kerajinan :D)
kadang juga dipakai sebagai bahan latihan
kalo dulu pas SD pasti tiap mata pelajaran ada macam buku: catatan, latihan, PR
makanya...isi tas ikut2an jadi berat gara2 itu :P

bahasa sunda sih ngerti kalo diajakin ngomong
cuma, kalo nanggepin omongannya, g lebih milih pake indo
rada trauma ngebales pake sunda juga, soalnya dulu suka diketawain kalo ngomong...dan sering keceplosan ngomong 'kasar' yg mestinya pake bahasa 'halus'
gimenong....kan g posisinya waktu itu baru belajar, mestinya jangan diketawain dong
coba mereka yg jadi g, g bales ketawain balik baru tau rasa *GRRRR*

belajar bahasanya ya langsung sama orang2 yg ada di sekitar
sama sekali ga ada les...malah PR suka nanya sama pembantu :))
ada juga tipe temen yg berbaik hati menerjemahkan bebas kalimat indo yg g buat ke bahasa sunda *love them*
tapi ga sedikit yg suka ngetawain g di belakang
beraninya ngatain orang pake bahasa alien yg ga dimengerti orangnya....chicken :cengir:

oh...soal seragam, waktu itu yg paling ketat sih aturan pake sepatu
semua anak SD-SMP pake sepatu yg sama, sepatu olahraga warrior dengan kaos kaki putih
bentuknya kaya gini

http://sepatuwarrior.files.wordpress.com/2007/10/warrior2.jpg

tapi kadang ada yg suka bandel karena pengen gaya sedikit, pakenya yg ini

http://www.sepatubogor.com/admin/uploadpic/B2-31.-Sepatu-Warrior-Star.jpg

sebenernya g lebih suka model yg kedua, tapi anak baru kan ga boleh macem2 tingkahnya :cengir:
jadi nurut2 aja disuruh pake apa :D

etca
01-08-2011, 01:59 PM
http://sepatuwarrior.files.wordpress.com/2007/10/warrior2.jpg

samaaaaaa SMP disuruh pake sepatu warior, wajib!! merk lain atau modifikasi model ga boleh.
awal2nya berat tapi lamalama enak juga. manteb!

ndugu
14-08-2011, 03:25 AM
weh, itu sepatu sekolahnya? trendy amattttt :lololol:
dulu saya di sd, juga harus seragam sepatunya, ga ada merek khusus, tapi harus item semuanya :cengir: dan ngga setrendy sepatu di atas :cengir:

ndugu
14-08-2011, 05:35 AM
Jam sekolah di SS X mirip dengan saat saya sekolah di indo dulu, siang2 juga udah bubar, lalu masing2 pulang dan timingnya pas buat makan siang. Tapi jam sekolahku di SS Y cukup panjang, beda sendiri regimennya. Dan saya sempat sangat susah beradaptasi dengan schedule di SS Y yang buatku sangat panjang itu. Ditambah jarak SS Y yang memang lebih jauh dari rumah dibandingkan dengan SS X.

Di SS Y, resmi masuk jam 7.30 pagi, tapi biasa bis sekolah udah dateng menjemput jam 6 pagi karena saya beserta bbrp temen kos laen adalah orang pertama yang dipick up di awal rutenya, baru lalu ngider2 semakin mendekat sekolah sambil ngepick up murid2 laen. Lalu SS Y biasa selesainya jam 4an ato 5an sore. ga tentu, tergantung jadwal pelajaran. Pulangnya juga pake bis sekolah. Cuman bis sekolahnya biasa melakukan pick up beberapa kali, dengan interval di antaranya sekitar sejam-an, berhubung jadwal pulang murid2 yang kadang bisa berbeda itu. Jadi kalo saya ketinggalan bis pertama karena jam pelajaran yang blom selesai, biar selisih 5 menit aja (ato ga muat masuk ke bisnya lagi), ya terpaksa nunggu sampe jam pick up bis selanjutnya. Ujung2nya, biasa sampe rumah udah jam 6 sore karena saya juga yang terakhir yang didrop di akhir rute. 12 jam from door to door. itu blom ngitung bikin pe-er, les, dll. walo saat mulai masuk SS Y, saya ga kuat ikut les2an lagi. Padahal boleh dikatakan semua temen2 sekolahku di SS Y semua mempunyai les macem2, piano lah, biola lah, matematika lah, fisika lah, dll. Saya yang beda sendiri aja karena ga pake les2an. Paling pernah les bahasa sebentar demi catch up dengan murid2 di sana.

Di antara jam sekolah selama itu, ada dikasi 3 kali istirahatnya. yang pertama di pagi hari selama 15 menit, yang kedua istirahat makan siang 40 menit, istirahat ketiga sorean selama 10 menit. perbedaan di SS Y ini juga ada di metode pengajarannya. dari pagi sampe jam pelajaran terakhir sebelum istirahat makan siang, semuanya mengikuti kurikulum biasa. materi berbahasa melayu, walo cikgu2nya lebih sering menggunakan bahasa inggris daripada melayunya. trus, start dari setelah jam makan siang sampe akhir sekolah, semuanya inggris. lucunya, kalo di sekolah2 laen bahasa inggris adalah satu mata pelajaran tersendiri, di SS Y, pelajaran bahasa inggrisnya dibagikan menjadi beberapa mata pelajaran berbeda, seperti membaca, komposisi, sastra, komprehensi, dan ntah apa lagi. sudah lupa. pokoknya ada mata2 pelajaran tersendiri, dan sudah ada jadwal2nya juga, plus ada buku rapor tersendiri.

nah, yang paling bikin saya berkeringat dingin (bener2 berkeringat dingin, bukan hanya ngikut istilah popi :cengir:) dan bikin perut mules, deg2an, lemes dan gemetaran adalah jam2 setelah makan siang ini. rasanya bener2 ingin menghilang dan kabur, cuman ga berdaya karena ga da jemputan dan jauh dari rumah, dan daerahnya rada isolated dengan bis umum yang jarang2 :cengir: selama di SS Y, jam setelah makan siang sampe waktu pulang adalah waktu yang paling saya sebelin. satu2nya yang lebih bisa saya toleransi mungkin di jam pelajaran membaca di mana kita sekelas biasa digiring ke perpus sekolah yang ber-ac, karena di saat itu lah kita biasanya tidak perlu melakukan apa2 selain membaca, dan saya tidak perlu diingatkan betapa buruknya performaku. tapi untuk pelajaran membaca, setiap murid ada diberi tabel yang harus disimpan dan diisi selama pelajaran membaca ini. karena di situ lah kita mengisi daftar2 buku yang kita baca, beserta ringkasan2nya. kalo mo dibandingkan dengan temen2 sekelas yang laen, daftar bacaan buku saya tentu tidak secanggih mereka, karena disesuaikan dengan kemampuan membaca saya sendiri. jadi biasanya cuman buku anak2 ato young adult dengan bahasa inggrisnya yang lebih sederhana :cengir: tapi untungnya saya pada dasarnya memang suka membaca, dan hal itu sangat membantuku belajar bahasa inggris selama di SS Y.

paling susah buatku mungkin di komposisi. karena there is no other way out selain mempraktekkannya. dan kalo dibandingkan dengan murid2 yang laen, saya bener2 sangat jauh di bawah standar. setiap kali ada assignment ato ujian, selama stengah jam saya dengan susah payah menulis satu paragraf, yang laen sudah bolah balik sampe ke halaman 3 ato 4 and still going. Pantesan guru inggris kami biasa membawa satu rim kertas fotokopi kosong tiap kali ada pelajaran komposisi. i cant deny tiap kali ngumpulin kerjaan dengan secarik kertas yang hanya keisi separo, rasanya sedih banget. padahal yang laen kadang sampe belasan halaman. morale saya bener2 drop tiap kali di jam2 bahasa inggris.

satu kejadian yang sangat saya ingetin sampe skarang. saya dikasi pr di kelas komprehensif, yang juga adalah tugas kelompok, kami dikasi artikel yang lalu harus kita ringkasin dan tulis ulang. artikelnya hanya sepanjang 3 halaman, dengan cetakan tulisannya yang kecil2 di masing2 halaman seperti artikel jurnalisme pada umumnya, dan masi kuingat topiknya mengenai eksploitasi anak dan child abuse. lalu kita bagi2 tugas supaya masing2 ringkasin di bagian2 yang disetujui. dan tentu saja saya bener2 ngga ngerti isi artikel itu karena istilah2nya yang diluar kemampuanku. bagaimana bisa bikin ringkasan kalo mengerti aja tidak? lembur deh. saat membaca artikel itu, saya menggaris bawahi SETIAP kata yang tidak saya mengerti, sampe 3 halaman itu penuh coretan. lalu for the next several hours, saya memegang satu kamus tebel inggris-indo, dan saya cari definisi dan menuliskannya di buku tulis kosong. satu per satu. kakakku sampe kasian dan ikut membantuku dengan kamusnya sendiri. jadi dia yang mencarikan kosakatanya di kamus, saya yang menuliskan definisinya di buku tulis, sambil dia mencarikan lagi kata laen dengan kamus yang laen. gotong royong. sayangnya jaman itu masi blom ada kamus elektronik. semuanya manual. pada akhirnya, on my last count, ada 200+ kosakata yang saya tulis. sampe pegel tangan dan leherku karena membungkuk terus. padahal hanya untuk artikel sepanjang 3 halaman. saat melihat jam di dinding, sudah jam 2 pagi. padahal saya blom membaca ulang artikel itu dengan 'kamus' baruku itu. dengan kata laen, blom mengerti artikel itu. dan blom menuliskan ringkasannya. not to mention menulis adalah kelemahan terbesarku juga, biarpun sudah ada materinya. kalo seandainya ini tugas solo, saya tidak keberatan menanggung nilai jelek. tapi berhubung ini tugas kelompok, saya merasa berat mengakibatkan temen2 yang laen ikut keseret nilainya kalo bagian ringkasanku ga bener. bener2 super duper depresi berat. mo nangis juga ga bakal nyelesain masalah.

begitulah saya menghabiskan waktuku tiap malam selama di SS Y - mengerjakan pr inggris sialan :kesal: :kesal: yang tidak jarang dikerjakan sampe pagi2 kadang subuh, padahal jam 6 pagi sudah akan dijemput lagi oleh bis sekolah. tahun pertama di situ adalah tahun yang paling menderita selama sejarah akedemik saya. dan sangat menempa mental dan fisik. sampe skarang kalo saya merefleksi kembali, saya masi merasa heran sendiri bagaimana saya bisa survive jaman itu, walo dengan terseok2 :cengir:

makanya setiap kali jam istirahat, saya hanya duduk dimejaku tidak kemana2, dan berusaha tidur, atopun cuman tutup mata, untuk istirahat barang beberapa menit. sampe ada murid2 laen yang menyindirku sebagai tukang tidur :cengir:

etca
14-08-2011, 08:05 AM
Ya ampun ndugu, perjalananmu untuk bisa survive di sekolah ss y ternyata bikin speechless juga.
Jaman dulu anak SD belum dibekali bahasa inggris.
Beda ama jaman sekarang yang anak TK aja udah nyanyi2 bahasa inggris.
Pas ngalamin bikin ringkasan ttg criminal abuse itu usia berapa?

ndugu
14-08-2011, 10:19 AM
bener, dulu sd aja masi blom ada bahasa inggris :cengir:
sebenarnya saya dari sd di kampung juga udah pernah les bahasa inggris, cuman gimanapun itu hanya les, yang cuman sekian jam seminggu. dan sebenarnya ok2 aja untuk standar sekola biasa. tapi ini sekolah full praktek inggris gini, plus SS Y emang terkenal dengan aliran inggrisnya, ya jelas beda standarnya :cengir: jadinya saya yang menderita deh :lololol:

dan pe-er bikin ringkasan itu sebenarnya assingment yang sangat minor. anak2 laen di kelasku mungkin juga udah bisa selesain dalam stengah jam di sekolah. saya aja yang ga ngerti, jadinya perlu usaha ekstra :cengir: waktu itu, umurku mungkin sekitar 14an gitu deh :mikir: :cengir:

ndugu
14-08-2011, 11:33 AM
waktu baru pindah ke kota itu, saya pertamanya tinggal di rumah keluarga orang msia. ala homestay gitu. ntah bagaimana ortu ketemu keluarga ini. sepertinya dari kenalan mereka yang orang msia, yang lalu menemukan ada keluarga lokal deket sekolah yang menawarkan tumpangan/sewa kamar. rumahnya tidak terlalu jauh dari SS X, jalan kaki mungkin sekitar 15-20 menit. keluarga mr. ying ini ada 4 anak, tapi 2 anak pertama mereka sudah keluar rumah dan tinggal di kota laen. kuliah dan kerja di sana. 2 anak terakhir mereka, masi di kota itu. anak bungsunya, cewe, mungkin sekitar 2-3 taon seniorku. saya sudah lupa nama cewe ini, kita panggil ShanCai aja deh, cuman versi lebih montok daripada yang ada di sinetron taiwan :cengir: keluarga ini jenis chinese malaysian totok. di rumah mereka ngomong mandarin, dengan dialek khek. dan kedua2nya jelas saya ga ngerti.

suatu hari yang panas, saya lagi nyari air putih dingin buat minum. waktu itu saya masi baru jadi ga gitu tau letak ini itu. di kulkas ga ada persediaan air putih dingin. jadi nanya deh dengan mrs ying. masalahnya saya sendiri ga gitu bisa mandarin, walo dulu pernah les bentar yang simpel2. sudah lupa apa yang saya katakan, yang jelas dia ga ngerti :cengir: dia pun sambil menebak2 apa yang ingin saya katakan sambil menunjukkan beberapa tempat dan barang. saya campur2 dengan bahasa inggris yang juga rada broken, dia juga ga ngerti, ga gitu bisa inggris kayanya. pake bahasa indo, apalagi. lha bahasa melayu aja dianya ga gitu bisa. akhirnya si shancai lewat. mrs ying menariknya untuk bantu menterjemahkan :lololol: setelah mencoba beberapa kali mengutarakan maksud, secara verbal maupun dengan gerak gerik tangan, akhirnya shancai menyelutuk dalam bahasa melayu dengan aksen chinesenya yang kental, air sejuk?. wah.. iyaaaaaaaaa... :lololol:

duh, cape deh. minta air aja repot amat :cengir:

ndugu
23-08-2011, 07:19 AM
saat itu saya ikut les malem bahasa inggris, satu sesi 2 jam, seminggu beberapa kali. harapannya sebagai nambah latian ekstra buat ngejar pelajaran inggris di SS Y itu. walo terus terang rasanya ga gitu berguna karena levelnya jomplang, terlalu jauh berbeda ::elaugh::

anyway, lagi2 saat itu saya sebagai pelajar cangkokan masuk ke kelas les itu, dan satu2nya murid indo. separo muridnya dari sekolah chonghwa (sekolah aliran chinese) di kota itu. jadi di kelas les pun, mereka ngomongnya mandarin mulu dengan satu sama lain. murid2 bumiputra yang laen udah ada gengnya tersendiri di pojok blakang kelas, dan mereka pun ngomongnya pake bahasa lokal mereka sendiri. akhirnya saya pun ga ada temen bicara ::elaugh::

saya biasa duduknya di sala satu ujung meja paling depan. mejanya panjang2 yang dishare rame2, di kelas cuman ada 3-4 deret meja panjang itu, trus yang duduk di deretan blakang saya rata2 anak dari sekolah chonghwa. tiap kali les, pasti brisik deh mereka ngomongnya. suatu malem, saya mendengar mereka ngomongin saya dari blakang, agak diejek2 gitu sebagai orang indo, tapi dengan bahasa mandarin. now, saya memang tidak begitu bisa mandarin, tapi karena dulu kecil sempat belajar sedikit, jadi secara pasif saya bisa mengerti dikit2 yang simpel2. walo saat itu saya tidak mengerti 100% bahan omongan mereka, tapi saya kira2 nangkep intinya. berhubung saya ga bisa nanggepin mereka karena keterbatasan bahasa, saya pun cuekin aja.

trus, masih di malem yang sama, bu guru les inggris ini nyuruh kita kerja kelompok dengan murid2 laen yang duduk di deket2 kita, satu grup sekitar 4-5 orang. akhirnya saya kedapetan satu grup sama anak2 chonghwa ini yang tadi ngomong2in di blakang. saya sudah lupa apa detail tugas yang disuruh gurunya waktu itu. pokoknya, harusnya kita diskusi, dan ntar dipresentasi ke guru. tapi selama 10-15 menit dari waktu yang diberikan ke kita, mereka casciscus dengan mandarin mulu antara satu sama laen, dan jelas saya teralienasi sendiri dari 'diskusi' mereka ::elaugh:: tapi lagi2, saya cuekin aja. biarin aja mereka yang bikin tugasnya, saya ongkang2 kaki sambil mendengar obrolan mereka :cengir: beberapa menit sebelum waktu dikumpulin, akhirnya si guru les mampir di meja kami, trus mereka pun ditegur. guru les negur dengan bahasa inggris 'ayo kalian terjemahin ke ndugu mengenai diskusi kalian tadi', dan saya spontan balik ngejawab dalam inggris ke bu guru 'oh ga papa, ga perlu, saya mengerti obrolan mereka' (walo padahal cuman ngerti separo2 aja) :cengir:

mereka terdiam. trus mereka saling memandang satu sama laen. pelan2 mereka ngajak saya ngomong dan bertanya dalam bahasa mandarin yang kebetulan saya mengerti pertanyaannya, saya menjawab kembali dengan mandarin yang simpel, dan sebisa mungkin dengan gaya PD dan intonasi seakurat mungkin (makanya saya jawabnya juga dengan kalimat yang simpel aja, supaya ngga terungkap coverku) :cengir:

sejak itu mereka ga pernah ngomong2in lagi di blakang saya :cengir: at least not within my earshot :cengir:

ndugu
24-09-2011, 07:33 AM
saat itu udah pindahan kos dari rumahnya mr ying. dan pindahnya ke rumah yang agak jauhan dikit dari sekolah SS X. kalo jalan kaki mungkin perlu 45-60 menit kali ya. jadi biasanya pake bis umum deh.

perginya pake bis kuning/ijo yang singgah di halte depen kuil hindu. jalan kaki dari rumah masi perlu sekitar 10 menitan kali ya ke halte itu. cuman sampenya pas di depan sekolah. kalo pulang, giliran naek bis laen yang haltenya agak jauhan dari sekolah, tapi nyampenya di mall kecil dengan jarak lebih deket ke rumah kos. saya masi inget bisnya nomer 8 warna biru. alhasil tiap pulang sekolah selalu lewat mall deh, abis stopnya di dalem mall. jadi agak enakan dikit karena stengah perjalanan jalan kaki di dalam ruangan ber-ac, daripada panas2 di luar. dan di situ saya selalu lewat toko snack yang jual asinan, juhi, jambu, dll. kalo lagi kebetulan ada duit extra di kocek, sering jajan deh kalo pulang. paling sering beli jambu guava yang udah dicampur dengan bumbu / garam gula, ato kalo ga, ya beli 1 cup jagung rebus yang udah dalam bentuk kernel - campur mentega dan garam. masing2 seharga 2 ringgit. sampe skarang saya masi demen bikin jagung rebus kernel itu sendiri buat ngemil.

dari mall, ada jembatan penyeberangan untuk ke kompleks perumahan kos. cuman biasa males, jadi sering nyebrang langsung di tengah jalanan. sampe suatu hari, pemerintah kota membangun pagar di tengah jalan. mau ga mau akhirnya naek tangga deh pake jembatan tiap kali nyebrang jalan. huu.. kadang kala saat rasa malas lagi kumat, setelah celingak celinguk kiri kanan ga ada guard dari mall ga ada polisi, dan lampu ijo/merahnya lagi kompromi, buru2 deh lari nyebrang jalan tanpa jembatan, dan cepet2 manjat dan melompati pagar pemisah di tengah jalan. ah, dasar orang indo. :cengir:

saat pertama kali mengunjungi kota ini, sempat ngalamin culture shock dikit ngeliat jalanan di sini yang sangat teratur, dan orang2 juga sangat menaati peraturan (yah, tentu ada jerks out there juga di jalanan). kalo di indo, biasanya pejalan kaki yang minggir dan ngalah buat kendaraan, tapi di situ biasa kendaraan yang berhenti dan ngasi jalan ke pejalan kaki dulu. kalo lagi berdiri di pinggir jalan di depan zebra cross, biarpun lampu masi merah, biasa kendaraan bakal brenti dan ngasi pejalan kaki nyebrang dulu. dalam hal itu, saya sangat menghargai keteraturan jalanan di sana.

ndugu
02-10-2011, 06:09 AM
saya seneng melihat kota baru, lingkungan baru, maupun sekedar mengobserve gaya kehidupan manusia sehari2 dan budaya daerah laen. saat pindah ke kota ini, saya rada excited dan ngga merasa sedih sama skali. i can still remember, very vividly, saat di malem pertama tidur di kamar kecilku di kost rumah mr ying itu. lampu udah dimatikan, tapi surrounding masi remang2 dan masih bisa ngeliat kamar karena lampu di luar yang masi blom dimatikan. seragam baru berwarna biru genjreng dengan gaya seperti celemek tergantung di pintu lemari kain, siap dipake besoknya, first day at school. aneh bener seragam sekolah mereka di sana. tempat tidurnya kerangka besi tua yang selalu berdenyit tiap kali ganti posisi tidur. matress kasurnya juga cuman foam tipis, dan saking tipisnya bisa saya rasakan spring2 besinya di punggungku. ada 2 meja belajar kayu, satu punyaku yang letaknya di deket pintu kamar, satunya lagi punya sancai, bersebelahan dengan tempat tidurku. ya, karena kamarku juga ternyata merangkap kamar belajarnya sancai. pertamanya sempat agak kagok. karena si sancai ini anak rajin, jadi sering belajar, sampe malem2 pula. mungkin karena dia taon itu lagi mo ebtanas. sehingga saya jadi sering ga enak kalo ga ikut belajar ato berleha2 di tempat tidur sedangkan dia yang cuman duduk 1 meter dariku lagi blajar :cengir: lagipula, gimana mo tidur kalo dia masi memerlukan lampu untuk belajar.

malem itu, saat sudah berbaring mau tidur, saya ngeliat alarm clock mungil sebesar kartu atm berwarna putih yang saya bawa dari kampung. alarm clock tua yang sudah saya pake sejak jaman sd, bahkan kaki plastiknya sudah patah dan ga bisa berdiri sendiri lagi, tapi tetep menemaniku sampe di kota asing ini. karena ga bisa berdiri lagi, jamnya saya tempel dengan blu-tack di papan kayunya samping meja belajar sancai, persis di sebelah tempat tidurku dan bantal. sambil ngelirik jam kecil itu dalam keremangan, i couldnt help but wonder, is something wrong with me? ::elaugh:: pertama kali hidup jauh dari rumah, di rumah asing di tempat asing, tapi saya sama skali ngga ngerasa sedih ato homesick, but rather i take it as an adventure. dalam hati saya minta maap ke ortu karena ngerasa bersalah ke mereka for not feeling homesick, walo saya tau saya maupun mereka tidak melakukan kesalahan apa2 :cengir: i told myself i would forever remember this night.

and indeed, sudah lewat belasan taon, tapi saya masi inget tanggalnya.

ndugu
08-10-2011, 09:28 AM
kurasa kurikulum dan mata pelajaran di indo lebih susah dan lebih dalem materinya. seingatku pelajaran2 IPA IPS (mata pelajaran umum di saat sd) sudah dibagi jadi cukup spesifik saat smp di indo, at least di smpku dulu. misalnya ips dibagi ke geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi (ato antropologi ya?) dan ntah apa lagi. lalu yang ipa dibagi jadi biologi, fisika, bahkan elektronika. padahal itu cuman smp.

tapi saat sampe ke SS X, yang berarti setara smp, saya cukup kaget saat melihat mata2 pelajaran mereka. masi cukup umum dan generic, ga ada pembagian. yang berbau sains (kimia, biologi, dll) semua numplek jadi di mata pelajaran umum bernama sains. yang ips, walo ga ada istilah ips di sana, tapi ada geografi dan sejarah. begitu saja. sehingga, saya yang pernah mengecapi sedikit jaman smp di indo beserta kurikulumnya, sampe di ss x, semua terasa jadi gampang. materi2 mereka masi sangat basic. bahkan pelajaran matematika mereka juga sangat simpel, dan saya inget di tahun pertama itu saat melihat buku teks dan mengerjakan pr matematika mereka, saya sempat berpikir: prasaan ini udah pernah dipelajari di sd kelas 4 ato 5 deh ::elaugh:: jadi saat2 smp di sana, pelajaran2 di sana terasa sangat gampang sekali karena kan udah pernah dipelajari saat di indo.

pembagian2 pelajaran baru dilakukan saat di sma (saat itu saya sudah di ss y). saat itu di ss y cuman ngasi opsi 2 aliran, yaitu sains dan half and half :cengir: jadi semua aliran bakal mengambil pelajaran2 pokok (seperti bahasa melayu, inggris, sejarah dll). lalu ada 4 mata pelajaran berbeda tergantung alirannya. yang sains ngambil kimia, biologi, fisika, dan additional math alias matematik tambahan - sejenis advanced math lah. jadi saat itu anak aliran sains bakal ada 2 kelas matematika berbeda. sedangkan aliran yang satunya lagi, saya sebut half and half, karena mereka ngambilnya 2 mata pelajaran sains, dan 2 mata pelajaran non sains laennya, yaitu perdagangan (commerce) dan akuntansi.

sehingga kadang saya berpikir, prasaan sekolah di msia bikin tambah bego deh :cengir: kadang saat pulang kampung, saya ngeliat buku2 teks sodara yang dulu seangkatan, wah, uda ga ngerti deh. kalo denger temen2 seangkatan dulu di indo ngomongin urusan sekolah dan pelajaran2 mereka, saya juga bengong aja. soalnya apa yang mereka pelajari di indo sudah dalem banget dibandingkan dengan materi yang ada di msia.

saat kuliah, sempat di msia juga. dan anak2 indo semua pada pinter2 dan dapet nilai2 bagus. sampe dosen2 juga mensereotipekan mahasiswa indo pada pinter2 :cengir: pernah dosen kimia saya lagi ngajar trus tiba2 nanya saya mengenai sesuatu yang belum diajarin di kelas, dan expect me to know the answer. ya jelas saya ga tau. dialognya kira2 begini.

dosen: hey ndugu, kamu kan anak indo, harusnya tau donk
ndugu: tapi saya sekolah di sini sejak smp, ga ngerti! :lololol:
dosen: oiya ya, salah nanya orang. kamu bukan orang indo kalo gitu. *trus nunjukin anak indo laen buat ditanyain*

sialan ::elaugh::

Porcelain Doll
08-10-2011, 02:06 PM
tipikal banget ya..makanya anak indo yang kuliah di luar, cenderung berprestasi..
soalnya materi pelajaran di sini..berat banget
kalo g ngeliat nih materi2 anak2 sekarang...udah lebih sinting lagi dibanding yang dulu...;D
no wonder...:P

jadi penasaran..apakah materi pelajaran di jepang sama beratnya, atau lebih berat lagi
mengingat anak2 sekolah di sana cenderung stres karena harus les ini itu juga disamping sekolah

etca
08-10-2011, 06:25 PM
tipikal banget ya..makanya anak indo yang kuliah di luar, cenderung berprestasi..
soalnya materi pelajaran di sini..berat banget
kalo g ngeliat nih materi2 anak2 sekarang...udah lebih sinting lagi dibanding yang dulu...;D
no wonder...:P

jadi penasaran..apakah materi pelajaran di jepang sama beratnya, atau lebih berat lagi
mengingat anak2 sekolah di sana cenderung stres karena harus les ini itu juga disamping sekolah

iya apalagi sekolahan yang konon katanya nasional plus lah,
bertaraf internasional lah..
bujug mencetak orang jadi mesin noh ::doh::

ndugu
09-10-2011, 09:22 AM
memangnya yang nasional dan internasional berbeda ya?


iya, kupikir jepang dan spore sepertinya berat sekolanya? kayanya kompetitif banget...
dan baru2 ini saya baca di berita, saya denger korea juga begitu..


sebenarnya setelah saya pindah ke SS Y, saya perhatikan materi di sana juga sebenarnya sedikit lebih dalem dibandingkan dengan SS X. di SS X sepertinya lebih mengikuti materi yang dikasi oleh pemerintah aja. sedangkan di SS Y, saya perhatikan guru2 ngasi materinya melebihi dari yang sekedar dari pemerintah (untuk sesi pengajaran dalam bahasa melayu). dan dalam sesi pengajaran bahasa inggris, kami juga sempat dikasi buku2 teks dari spore dan uk.

ndugu
17-11-2011, 10:58 AM
kota tempat saya sekolah di sana kebetulan bisa ditempuh dari kampung halamanku dengan perjalanan darat. jadi, jaman2 itu kalo pulang pergi, biasanya naik bis aja, memakan waktu sekitar 8-9 jam each way. sedangkan kalo naek pesawat cuman perlu 45 menit, hanya tentu aja lebih mahal. jaman2 itu demi hemat yah naek bis deh. padahal saya orangnya gampang mabuk darat, terutama ada di suatu bagian yang selama 20 menit penuh dengan tikungan2 tajem. serem juga ngeliat bis gede gitu banting2 setir, mana jalannya sempiiittt banget. sengsara deh tiap kali naek bis perjalanan jauh gitu. saya biasanya naek bis malem ekonomi yang brangkatnya hampir tengah malem, sampe di perbatasan subuh2, setelah lewat imigrasi, kembali lanjutin pake bis 1-2 jam baru sampe tujuan. dan karena saya gampang mabuk darat, sudah dipastikan ga bisa baca buku dalam bis. jadi ngapain aja perjalanan sepanjang itu? yah, denger walkman ato discman deh.

saya bukan fans lagu2 klasik sebenarnya, walo saya tidak membencinya juga. biasa2 aja. kadang denger aja kalo lagi mood, yang mana jarang2 :cengir: tapi tiap kali sebelum naik bis malam gini, ada satu lagu klasik yang saya pastikan harus dibawa, yaitu mozart piano sonata no 15 in c major. i dont know why. saya bisa mendengar lagu ini berulang2, the whole 9-something minutes in repeat. lagu itu rasanya sangat pas didenger di tengah2 malem dalam perjalanan panjang dalam bis sambil memandang keluar jendela, dengan keadaan gelap gulita di luar, dan remang2 di dalam bis, apalagi kalo sambil ujan di luar. moodnya bikin melancholy banget, ada romantisme tersendiri, dan rasanya pas buat merenung dan merefleksi (cieh :cengir: ). pokoknya i felt like i was in my own world.

ada sedikit keironisan karena cd lagu itu sebenarnya ada lagu mozart laennya, eine kleine nachtmusik (a little night music). you would have thought lagu ini akan lebih appropriate dalam perjalanan malem2 begini :cengir: i dont hate eine kleine nachtmusik either, as a matter of fact i kinda like it, particularly the 3rd and 4th movementnya.

yang pasti lagu2 ini sering menemaniku dalam perjalanan tengah malem dalam bis itu. dan kadang2 kalo di sini malem2 dan cuaca lagi dingin dan lagi hujan di luar, lalu muter lagu2 ini, khususnya the sonata, rasanya sangat nostalgic, dan mengingatkanku dengan perjalanan malem2 itu.

BundaNa
18-11-2011, 12:15 PM
sekolah di Indonesia, TK aja udah dikasih materi berat2...berhitung sampai ratusan.

Kadang sampe kasihan sama anak2 kecil sekarang. Kalau anaknya enjoy sih gak apa2...kalau enggak gimana?

ndugu
27-11-2011, 03:19 PM
saya hampir tidak pernah menjadi anak emas seorang guru. kecuali satu guru ini, sebut aja cikgu Ting, guru bahasa melayu kelas kami di kelas 3 di SS Y, sala satu guru tersabar yang pernah saya kenal, dan juga sala satu wali kelas kami (selain Miss Song di atas). Satu hal yang menurutku rada unusual adalah, biarpun dia keturunan Chinese, tapi pengucapan bahasa melayunya sangat sangat bagus, dan mengikuti pengucapan melayu yang resmi / baku, sesuatu yang agak jarang ditemukan oleh orang keturunan bahkan sesama orang melayu sendiri yang dari daerah semenanjung barat. Pengucapan seperti ini lebih lazim ditemukan oleh pembaca berita di tivi2, dan orang2 lokal dari msia timur, dan biasa kedengaran lebih ramah di telinga orang indonesia karena lebih mudah dimengerti.

cikgu Ting ini juga sepertinya mempunyai hobi dengan segala sesuatu yang berbau indonesia, ntah bahasanya maupun lagu ato pelem jadul indo :cengir: mungkin karena itu saya juga menjadi sala satu murid favoritnya. beberapa kali dia memberikan keringanan nilai padaku biarpun saya salah ngeja ato salah menggunakan istilah melayu.

dia juga suka ngasi game di kelas, seperti game nebak kosakata, dengan gaya game seperti hangman / wheel of fortune, di mana dia ngasi hint deskripsi, dan gambar garis2 kosong di papan tulis untuk ditebak hurufnya, tapi tanpa time limit dan tanpa memutar roda. Biasa grup pemain dibagi berdasarkan baris tempat duduk. masalahnya, dia sering memberi kosakata2 yang relatif 'susah' untuk ukuran murid2 SS Y, karena biasa jarang2 dipake di bahasa melayu sehari2. apalagi bahasa melayu bukan bahasa pertama murid2 SS Y, dan mereka tidak terlalu banyak membaca materi / buku cerita berbahasa melayu di luar kelas selain buku teks saja. sedangkan saya mungkin satu2nya murid di kelas yang ada langganan koran bahasa melayu di kos, dan rutin meminjam dan membaca novel2 bahasa melayu dari perpus, selain buku2 kiriman dari indo.

cukup sering saya berhasil menebak kata yang diberikannya di game itu. akibatnya, setiap kali sampe giliran grup barisan kami yang nebak, dari tatapan matanya (aih :cengir: ) saya tau dia sangat mengharapkan grup kami menang, ato lebih tepatnya, sangat mengharapkan saya bisa menebak kata yang diberikannya di game itu. mungkin dia merasa ajaib kali ada yang bisa nebak. beberapa kata yang kuingat sama skali tidak bisa ditebak oleh murid laen adalah bianglala... duuhhh.. sapa yang memakai kata bianglala di sehari2 coba? padahal kosakatanya udah keexposed sampe b-i-a-n-g-?-a-?-a, tapi masi ga ada yang bisa nebak. saya tau kata bianglala juga karena sala satu ride yang ada di dufan itu :cengir: trus satu lagi, kata pualam. untuk yang ini, dia ngasi hint : sala satu pelem indonesia ada yang berjudul "hatiku bukan (titik titik)". saya ga ngikutin pelem2 indo jadul, dan tentu aja saya tidak tau jawabannya langsung. padahal temen2 sebaris udah nodong2 saya untuk jawabannya. sampe setelah beberapa huruf sudah terexposed, baru saya bisa nebak. tapi untuk murid2 yang laen, mereka bener2 clueless, karena bener2 diluar kamus mereka (walo ada entrynya di kamus dewan). terkadang saya merasa dia tidak adil dengan murid2 yang laen karena preferential treatmentnya itu. oh well.

saya tidak tau bagaimana reaksi dia saat melihat hasil nilai bahasa melayu saya di PMR (ebtanas kelas 3), karena saya dapet nilai B. kurasa dia pasti sangat kecewa, bahkan kakak kelasku yang orang indo sampe kaget ga percaya, karena seharusnya sebagai murid indo, pelajaran ini tanpa belajar pun seharusnya bisa dapet A karena termasuk pelajaran mudah. no reason to get a B. waktu itu saya tidak tau kalo saya bisa appeal nilai, so i didn't do it, walo itu memang bukan garansi bakal jadi A. saat udah pertengahan semester kelas 4, saya baru tau kalo ternyata ada murid laen yang appeal nilai (heh, ternyata bisa begitu ya :cengir: ), yang dari nilai C bisa jadi A

saya sebenarnya sih merelakan aja. cuman.. maap ya, cikgu. ::maap::

ndugu
18-12-2011, 12:47 PM
ntah hanya perasaanku saja, ato mungkin di sekolaku dulu di kampung yang lebih berdisiplin, di SS X saya merasa sekola itu tidak sedisiplin dengan sekolahku dulu di indo. kalo dulu di indo, guru itu seperti dewa. you dont talk back kalo ngga ditanyain. banyak peraturan DO NOT-nya di kelas. tapi di SS X, well, lebih santai interaksinya antara murid dengan guru, murid2nya juga lebih bebas, dan dengan terang2an bertingkah - yang kalo di sekolahku dulu uda pasti akan ditegur, dihukum, ato dianggap kurang ajar. heck, bahkan ada guru yang menurutku justru dibully oleh murid2. kebalik deh. sehingga beberapa hari pertama, rasanya agak2 culture shock juga.

tapi saya seneng dengan suasana sekola seperti itu. rasanya seperti kuda lepas dari kandang :cengir: dan di situ saya termasuk sala satu murid yang agak rusuh juga. akibatnya pas naek ke kelas 2, temen2 sekelas mayoritas nyalonin saya jadi wakil ketua kelas. ternyata di kelas ga ada yang mau jadi wakil/ketua kelas, karena dianggap tugas yang membebankan. dan temen2ku yang juga sama2 tukang rusuh dengan sengaja nge-gang-up on me dan ngevote ke guru supaya saya jadi wakil kelas demi merepotkanku. dan saat bener kepilih, semua pada bersorak sorai. ntah juga kenapa buat mereka itu sesuatu yang merepotkan. memang sedikit lebih repot, but it wasn't a big deal, dan saya sama sekali ga keberatan. karena buatku justru asik jalan2 keluar kelas untuk run errand-nya cikgu, seakan2 excuse buat bolos kelas barang sebentar, daripada pantat nempel di kursi mulu. so, i actually quite enjoyed it.

ndugu
18-12-2011, 01:20 PM
sistem SS Y ada beberapa kemiripan dengan sekolah hogwarts, mungkin karena berdasarkan sistem pendidikan dari negara inggris kali ya.. kalo di cerita harry potter, sekolah hogwarts ada sistem rumah, seperti slytherin, gryffindor, ravenclaw, dan hufflepuff. di SS Y, juga ada sistem rumah seperti itu, hanya namanya ngga secanggih hogwarts :cengir: di SS Y, rumahnya dibagi berdasarkan warna, yaitu merah, kuning, biru, dan ijo. name tags kami yang tiap hari di-pin di baju kami pun berwarna berdasarkan warna rumah kami. dan ga hanya murid yang dibagi rumahnya, tapi guru juga dibagi rumahnya. pembagian warna rumah ini diberi dari waktu pertama murid daftar masuk sekolah, and it stays with you until you graduate. waktu itu saya kebagian rumah merah - my least fav color pula.

di sana juga ada sistem prefects (ato kadang disebut sebagai monitor), yang tugasnya nangkep ato menegur murid2 yang melanggar peraturan, ato pun sekedar jadi role models. di situ juga ada sistem point, di mana setiap murid ada 100 points. kalo ada yang melanggar peraturan ato sekedar misbehave, maka dikurangin pointnya. yang berhak ngurangin biasa adalah guru, ato prefects (in some cases, and up to certain point, i think). ntah lah bagaimana mereka keep track dengan point2nya itu. ngga pernah saya cari tau. saya pernah beberapa kena dikurangin point, terutama oleh guru kimiaku karena sering ga bikin tugas - padahal cikgu ini sama warna rumah denganku.

pernah juga, pas lagi acara sport day di sekola. temen sekelasku yang duduk dibelakangku, yang juga sesama anggota red house, ikut berpartisipasi di acara sprint / lari jarak pendek. oya, team2 yang dibagi di acara sport day ini juga berdasarkan warna rumah. saya sendiri kayanya ga ikut partisipasi apa2. ntah lah bagimana cerita detailnya, pokoknya temenku yang ini pas udah di sport daynya, karena masalah teknis di pendaftaran akhirnya ga tanding. jadi dia pulang rumah :cengir: keesokan harinya, cikgu red house yang juga ngajar pelajaran moral, dateng ke kelasku dengan marah2 dan menarik saya dan temenku itu keluar kelas dan diceramahin, dan kami masing2 dipotong pointnya. saya sendiri cuek2 aja. tapi ternyata temenku itu dendam dengan guru itu :cengir:

beberapa minggu yang lalu saya kebetulan imel2an dengan temenku yang ini, ternyata dia masi inget kasus ini, dan masi tetep dendam sampe skarang. padahal udah belasan taon yang lalu kejadiannya :cengir:

ndugu
14-01-2012, 01:20 PM
ada satu dua istilah dalam bahasa melayu yang artinya agak mengejutkanku. dan pertama kali saya mengerti artinya waktu dijelasin sama 2 temen sekelasku dari SS X. kita sebutin nama mereka Linda dan Abigail (bukan nama asli). mereka adalah dua orang lokal kota itu, dan dulu kita bertiga kadang hangout bareng deh.

critanya, siang itu jam pulang sekolah. kita bertiga mutusin lepak2 (keluyuran). masi pake seragam sekolah, naek bis biru nomer 8, pergi ke mall deket rumahku, sekalian singgah maen ke tempatku. seperti biasa, di mana2 pasti ada vandelisme. termasuk dalam bis. bagian blakang kursi2 di bis banyak ditulisin dan digambarin macem2. kita duduk di bagian belakang bis. dan kebetulan di kursi depanku banyak sekali tulisan2nya, dan saya pun komat kamit membaca out loud tulisan2 bahasa melayu di sana. tiba2 si Abigail melotot dan memukul2 tanganku sambil ketawa. saya dengan tampang heran nanya mereka: apaan sih mukul2 gitu? :cengir: ga ngerti. memangnya ada apa? beberapa kali saya ngulang ngucapin kalimat2 yang tertulis di situ. dan prasaan tidak ada yang salah. tapi Linda dan Abigail tetep aja terbahak. ternyata yang menjadi masalah adalah kata pantat. loh, emangnya kenapa ya dengan kata pantat? biasa2 aja deh :cengir: ternyata, pantat dalam bahasa melayu istilah kasarnya vagi*a :lololol: wah.. beda banget ya dengan bahasa indo :cengir: posisinya bergeser

satu lagi.. kata butuh. nah loh, butuh dalam bahasa indo kan artinya perlu ya? ternyata dalam bahasa sana, itu istilah kasarnya p*nis :cengir:

wah wah. istilah2 yang cukup umum dalam bahasa indo ternyata vulgar banget dalam bahasa melayu malaysia
laen kali harus hati2 pake istilah ini :cengir:

porcupine
14-01-2012, 01:59 PM
eh kok arti butuh Malaysia mirip bahasa Bali ya? :lololol:

kalo di bali artinya buah Pel*r ::ngakak2::

makanya ada frasa: dasar cowo modal butuh! :lololol:

ndugu
14-01-2012, 11:05 PM
oya, wah..
kok bisa samaan ya. dan di bali kan masi banyak yang pake bahasa indonesia, jadi kalo pake butuh ini itu, ga papa ya? :cengir:

di msia, kadang mereka ngucapin butuh sebagai buto / butoh juga :cengir:

Jevo Jett
15-01-2012, 03:21 PM
Ya ampun ndugu, perjalananmu untuk bisa survive di sekolah ss y ternyata bikin speechless juga.
Jaman dulu anak SD belum dibekali bahasa inggris.
Beda ama jaman sekarang yang anak TK aja udah nyanyi2 bahasa inggris.
Pas ngalamin bikin ringkasan ttg criminal abuse itu usia berapa?
Jaman dulu udah ada kok SD yang dibekali english...
SD YBBSU Balikpapan, sekolahku dulu neh...:D
Lulusan kedokteran UGM yang termuda SDnya dulu juga di situ...:D

ndugu
15-01-2012, 11:50 PM
YBBSU itu singkatan? kok panjang amat :cengir:
jins dari balikpaan ya?

Jevo Jett
16-01-2012, 12:17 AM
He'eh singkatan dari Yayasan Bhakti Bina Siswa Utama.

ndugu
16-01-2012, 12:39 PM
ada lagi beberapa istilah lucu di sana yang sempat kupelajari. yaitu banci (melayu), yang berarti sensus (indo) :cengir: sedangkan banci (indo) disebut pondan (melayu). lalu, binatang lucu yang bernama kelici (indo), disebut arnab (melayu) di sana. sama skali ga kedengaran cutenya ya ::elaugh:: dan jika di indo istilah omong kosong ini berkonotasi negatif, tapi di msia tidak tentu demikian, karena omong kosong itu buat mereka artinya basa basi.

dan yang namanya tinggal di daerah baru, pasti ada cerita mengenai miskomunikasi.
ceritanya, suatu hari ortu datang berkunjung, mereka tinggal di hotel bbrp hari. ayahku kontak2an dengan temennya yang warga lokal di sana lewat telpon. kita sebut sebagai om ahmad deh. jadi mereka ngobrol2, ber-haha-hihi, dan si om ahmad ini ngundang ortu mampir ke rumah mereka untuk makan malem. dan ayahku menyambut undangan itu dengan senang hati.

singkatnya, sore itu di jam yang sudah ditentukan, ortu udah siap dan menunggu di lantai lobby hotel menunggu jemputan om ahmad. stelah tunggu 15 menit, om ahmad masi blom nongol. nunggu lagi another 15 menit, juga masi blom ada orangnya. heran juga. ntah salah waktu, ato ada apa ya. akhirnya ortu kembali mencari nomer telpon om ahmad, lalu ditelponin. panggilan langsung diangkat, dan ayah nanya om ahmad ada di mana. sedangkan om ahmad nanya kembali kenapa ortu blom dateng ke rumahnya.

loh?

something is lost in translation.

apparently, saat om ahmad menawar untuk menjemput ortu ke rumahnya, ortu mengira om ahmad bener2 akan datang menjemput di hotel, tanpa menyadari kata jemput dalam bahasa melayu malaysia berarti mengundang, bukan berarti nge-pick up beneren :cengir: jadi ortu mengira om ahmad akan dateng ke hotel menjemput mereka, sedangkan om ahmad mengira ortu akan dateng ke rumahnya dengan taxi untuk makan malam bersama.

ndugu
01-05-2012, 11:43 AM
1-2 tahun yang lalu, saya dikasi tau perbedaan water cooler dan water / drinking fountain oleh seorang temen bule.
water cooler itu jenis dispenser air minum yang biasanya dari suatu mesin. ada yang memakai botol 5 galonan yang diterbalikkan, ada yang langsung disambungin dengan sumber air melewati mesin itu. dan water cooler ini juga seringnya mendispens air dingin ato air panas. sedangkan water fountain itu jenis air mancur kecil yang bisa diminum juga.

itu definisi di sini. tapi ternyata di SS Y, water fountain itu disebut sebagai water cooler oleh murid2 di sana. mungkin perbedaan istilah dari region yang berbeda. sehingga istilah water cooler itu lah yang lebih sering saya pakai tanpa saya sadari perbedaannya, sampe dikoreksi oleh temenku itu.

pertama kali melihat water cooler di SS X, saya sangat terkesan sekali. karena dulu di sekolah di kampungku ga da alat ginian. boro2 minum dari tempat umum gitu, air dari keran aja biasa harus dimasak dulu. sehingga ide bahwa manusia bisa minum langsung dari air mancur gini buatku sangat mind boggling, dan sempat bikin paranoid, tapi tidak bisa dinafikan betapa fantastisnya ide itu. dulu di sd yang lumayan rigid peraturannya, aktivitas makan minum di kelas is a big No No. sedangkan di sekolah di sana, aktivitas makan di kelas saat jam pelajaran memang dilarang, tapi aktivitas minum tidak ada larangannya. again, ini culture shock ringan yang kualami selama di sana.

ndugu
26-12-2012, 07:48 AM
kembali mengenai cerita homestay di rumah keluarga mr ying.
suatu hari di jam makan siang, rumah lagi kosong. mr dan mrs ying dan anak2nya semua pada ga ada di rumah. hanya saya dengan 2 orang indo yang juga sama2 kost di situ. makanan udah disediain di meja. masalahnya, lauk pauknya sama skali ga ada yang mengundang selera. beda budaya ya, jenis makanannya beda aja. apalagi itu jaman2 saya baru pindah ke situ. sengsara deh. dasarnya saya juga pemilih makanan waktu kecil sih. sayur2nya pada pait2. daging, ugh, aslinya saya sudah bukan fans daging babi, but this is worse, nih yang dimasak sama skali ga da dagingnya, full lemak dan urat dan tendon dan ntah apa lagi. where is the meat, man. omg.

di pojok, ada piring kecil. aha. itu satu2nya yang bisa saya makan dengan nasi. sepotong ikan asin goreng sekitar 4 cm dengan ketebalan 1 cm. akhirnya sepotong ikan asin kecil itu kita bagi bertiga, masing2 dimakan dengan nasi sepiring. but wait. half way through it, saya bilang ke temen kost yang laen supaya jangan dihabisin semua. inget untuk sisain ikan asinnya dikit untuk menu makan malam nanti :cengir:

ndugu
27-12-2012, 12:41 AM
kampung halamanku mengikuti standar waktu WIB (waktu indonesia barat). biasa jam 6 matahari baru terbit, dan 6 sore matahari terbenam. selama seumur hidup saya waktu itu ya begitu lah asosiasi saya mengenai jam dan hari di dalam kepala.

di kota baru ini, ternyata ada perbedaan satu jam lebih cepet daripada WIB, alias ngikut WITA. kalo di kampung jam 6 matahari terbit, maka di sini jam 7 matahari terbit. pertama pindah ke situ, my time reference agak2 messed up juga. bangun jam 6 pagi kok masih gelap gulita. ato jalan2 di luar sampe jam 6 sore kok masih terang benderang. aneh rasanya. saya merasa seperti lagi dipermainkan jam dan alam. ini jamnya lagi boong ato apa ya.

tentu saja lama2, terbiasa juga. but the novelty feeling lasted for a while.

tuscany
27-12-2012, 01:45 AM
ndugu tretnya diawali "catatan" mulu ya ::hihi::

ndugu
27-12-2012, 01:52 AM
iya nih. bertebaran catatan2nya :cengir:
masih ada beberapa catatan laen yang blom sempat dilanjutin dan masih terbenam nih :cengir:

ndugu
29-12-2012, 02:03 AM
di SSY yang notabene sekolah sampe sore ini, cukup sering saya terpaksa harus stay back di kelas karena waktu selesai sekolah yang ngga ngepas dengan jam jemputan bis sekolah. biasa harus menunggu 30-45 menit untuk jadwal jemputan selanjutnya.

ngapain saja selama itu? well, kadang ke perpus, karena tempatnya ber-ac dan banyak bacaan untuk ngisi waktu. tapi perpus pun ada jam tutupnya, sehingga kadang terpaksa pindah ruangan lagi. akhirnya cukup sering saya nongkrong aja di kelas daripada pindah2an naik turun tangga, apalagi tasnya biasanya berat. dan biasanya pun saya sendirian aja, karena murid2 laen biasa sudah cabut pas jam akhir sekolah.

sampe suatu hari, di tingkatan 4 ato 5 (setara sma), eits, salah satu temen sekelasku yang cowo mulai ngajak cewenya yang juga adik kelas dan pacaran di kelas kami. walah. masa saya jadi orang ketiga nonton mereka :cengir: jadinya kadang saya minggir buat ngasi mereka privasi. lama kelamaan, kok saya merasa saya yang minggir mulu. padahal kan itu dari dulu juga tempat tongkronganku. jadi kadang2, usai sekolah saya tetep aja di kelas, alias nge-book dulu bahwa saya udah ada di kelas duluan. eh ga taunya mereka tetep aja lagi dateng. obviously mereka ga keberatan pacaran while i am hanging around ::elaugh::

it was awkward. serba salah juga :cengir:

Bi4rain
29-12-2012, 04:41 PM
^coba deskripsikan....apa saja yang dilakukan pasangan tersebut? ::cabul::

ndugu
30-12-2012, 11:35 AM
terus terang saya ga gitu perhatiin :cengir:
tapi ngga ada acara seru2 yang ingin kamu denger sih. ntah ya kalo pas saya lagi ga ada :cengir:

Bi4rain
30-12-2012, 04:17 PM
ok, lanjut ;D

ndugu
31-12-2012, 01:15 AM
masih di SSY. di sebelah perpus, ada sebuah ruangan yang biasanya dikunci. bisa sih dimintain kuncinya dari kantor guru kalo diperlukan. ruangan itu disebut sebagai AV room (kamar audio visual). lucu juga, ga nyangka aja ada ruangan seperti ini di sekolah. ruangannya tertutup, ngga ada jendela. i think. kalo ada juga mungkin kecil2 aja. jadi biasa di dalemnya gelap dan perlu nyalain lampu. trus juga ada ACnya. ukurannya seperti ruangan kelas, tapi agak kosong dalemnya, ga ada meja satu persatu buat murid, paling kursi aja. trus ada tivi dan video/movie player di pojokan. ada juga radio2 dan sebangsanya.

kadang2 kami memakai ruangan ini untuk nonton film. kuingat di tingkatan 3 (setara smp kelas 3), kami kedapetan buku wuthering heightsnya emily bronte sebagai bahan bacaan kelas sastra inggris selama semester kedua. di akhir semester, kami digiring ke sana oleh miss song -guru inggris dan one of the two wali kelas kami- untuk nonton film wuthering heights ini, versi produksi jadul kayanya. once in a while, miss song juga memanjakan kami dengan memuter film biasa yang lebih current di ruangan itu. tapi jarang2. mungkin cuman 1-2 kali pas lagi jadwal pelajaran free. karena ruangan itu jarang dipake, saya selalu merasa itu ruangan yang agak misterius :cengir:

masih di tingkatan 3, suatu hari, miss song mengajak kami sekelas untuk ke AV room. the time has come untuk yang namanya s3x education. actually, kalo ga salah sebelum ke AV room, kami sepertinya sempat dapet briefing bentar dalam kelas biasa oleh guru laen. tentu saja i didnt quite know what to expect dari jam pelajaran spesial ini. setelah semua murid duduk di dalem AV room, lampu separuh dimatikan, kaset di video player, film dokumentari pun dimulai. semua murid2 laen tentu saja ketawa2 nervous dan malu ngeliat pemeran pria dan wanita bugil di layar tivi. apalagi di kelasku boleh dikatakan 3/4 isinya cowo. but i have to say, it was a very clean and educational documentary, mengajarkan anatomi laki2 dan perempuan, bagaimana bayi terjadi. buat yang mengharapkan ada adegan2 porno, then you are out of luck. it wasn't like that at all :cengir: towards the end of the documentary, masih ngebahas mengenai bayi, ternyata dokumentari ini menayangkan acara persalinan beneren, setting di rumah sakit bersalin dengan seorang ibu yang melahirkan secara natural, tanpa sensor. it was pretty graphic. ada murid2 cowo laen yang teriak2 dan lari ke belakang ruangan sambil gedor2 dinding hoek2 ga tahan nontonnya. ntah beneren ga tahan ato cuman menutup rasa malu. ada murid2 laen yang juga ketawa2 aja. for me personally, berhubung saya pada dasarnya demen nonton dokumentari ato acara medis seperti ini, it was very fascinating and an eye opener.

saat kuliah, di salah satu mata kuliah yang kuambil, dosenku sempat juga muterin dokumentari seperti ini yang menayangkan proses persalinan bayi. tapi yang paling meninggalkan impression tergede tentu saja dokumentari yang kami tonton di tingkatan 3 di AV room ini, karena itu pertama kalinya saya menonton bagimana seorang bayi dilahirkan dengan apa adanya.

heihachiro
31-12-2012, 02:22 AM
meskipun jelas2 AV maksudnya audio visual, ntah kenapa keinget AV yg lain ;D

ok, lanjuut..

Bi4rain
31-12-2012, 02:53 AM
2 comments:

kelas 3 smp bacaannya Wuthering Heights?! ane telat pisan klo gitu gan...... :(

waktu awal kuliah gw juga diputerin film dokumentari, tapi tentang aborsi. Imho, those boys aren't faking it, cause I was sure scared as hell watching those. Sampe bela2in begadang nonton tipi di ruang tamu kos2an daripada tidur di kamar sendirian. Dan untungnya ga ada yang curiga.

Shaka_RDR
31-12-2012, 01:07 PM
soal makanan emang paling ribet yah ;D
gw waktu tinggal di spore, makan cuma untuk bertahan hidup doank. klo sekali ketemu makanan yg cocok, bisa jadi 1-2 bulan kedepan gw sarapan, lunch dan dinner hal yg sama ::ngakak2::

Bi4rain
31-12-2012, 03:32 PM
^makanan singapur bukannya masih mirip2 yah? banyak chinese food. hanya saja kurang 'bumbu'

ndugu
31-12-2012, 11:42 PM
heihachiro: eh iya ya, saya kok lupa dengan AV yang satunya lagi :cengir: unfortunately saya blom ada cerita mengenai AV yang satunya, yet :cengir:

shaka: di singapur bukannya cukup banyak ya makanan melayu? itu kan non-porky. ato warung makanan india. prasaan tiap food court pasti ada deh stand makanan itu. dulu waktu saya tinggal di malaysia barat, ada juga warung mamak (indian muslim, ato malay mix indian) yang juga non porky, some of them are pretty good too. :mrgreen: dulu sering nongkrong di situ sama temen2 kuliah. kayanya saya lebih bisa toleransi makanan luaran kaya di foodcourt deh, karena lebih standar pilihannya. kalo makan makanan rumahan, apalagi di tempat homestayku dulu dengan keluarga chinese totok, nah itu repot karena banyak makanan eksotis2nya :cengir:

rain: tuh bacaannya bukan voluntary reading kok, kepaksa itu ::arg!:: sampe skarang juga masih dendam dengan buku itu. kamu takutnya dengan dokumentari aborsi tuh karena visualnya ato ide / konsep aborsinya? masa sampe ga brani tidur sendiri :cengir: aborsi dan melahirkan kan dua motif berbeda ::elaugh::

Bi4rain
01-01-2013, 06:33 AM
voluntary or not,tetap aja....sewaktu kelas 3 smp gw masih baca majalah ::doh::

aborsi dan melahirkan--> gw punya feeling kayaknya visual-nya yang lebih overwhelming buat gw :iamdead:

tuscany
27-03-2013, 04:16 AM
Kelas 3 SMP baca wuthering heights? umur segitu bahasa inggrisku masih amburadul. Tapi, aku bacaaannya waktu itu novel2 balai pustaka. Bagus2 loh. Gak nyampah kayak kebanyakan novel masa kini.

Pas ke melbourne aku main ke se.x related museum. Itu video pembuatan bayi dari mulai making love terpampang gede2 gitu aja tanpa sensor. Anak2 kecil bebas melihat kalo pas datang.

ndugu
27-03-2013, 10:57 PM
sama kok, umur segitu bahasaku juga masih amburadul (skarang juga masih rada2 begitu :cengir: ). makanya semester itu di raporku saya dapet F, at E ya? ah pokoknya epic fail deh :cengir: seumur2 blom pernah dapet nilai ancur kaya gitu :cengir:

ternyata di melb ada museum kaya gitu juga ya, ga dikasi batas umur sebelum masuk? ::elaugh:: di kotaku skarang juga ada museum seperti ini, tapi kayanya lebih condong ke sejarah dan keberagaman s.ex toys dan varian2nya :lololol:

ndugu
27-03-2013, 11:29 PM
berhubung lagi keingat tentang pasar malam

dulu kuliah, di sekitar tempat kostku ada 2 pasar malam, yang di adakan pada 2 malam berlainan tiap minggu. yang satunya lebih deket, mungkin jalan kaki sekitar 15-20 menitan. sedangkan yang satunya lagi agak jauh, kadang pergi juga, tapi lebih jarang karena jaraknya yang lebih jauh.

biasa saya dengan temen2 kost perginya bareng2, ato kadang janjian dengan rekan2 kuliah laennya. pasar malam ini adalah pasar terbuka, setiap vendor ada standnya masing2, dan biasa dimulai sore2 ato early evening. dan barang jualan apa juga ada. biasanya kita sih beli cemilan ato makanan2 jalanan, sekalian makan malem di situ. ato kadang pas perlu beli keperluan2 rumah. oh, dan tentunya jualan vcd2 bajakan. sudah pasti sangat banyak di situ. dan mahasiswa2 dengan budget yang terbatas, tentu saja banyak yang berburu barang2 bajakan, biarpun kualitas vcdnya biasa perlu dipertanyakan. nah, biasanya stand vcdnya simpel aja. cuman meja portable yang bisa dilipat, dialasi kain, dan segala macem vcd bajakan berserakan di atasnya. jadi orang2 biasa berkerubung di sekitar meja itu ngubek2 nyari titel vcd yang diinginkannya.

suatu hari, saya lagi browsing2 di stand vcd bajakan itu. tiba2 ada kegaduhan di sekitarku. perhatianku langsung teralihkan mencari sumber kegaduhan, ada apa? ada yang lari2, teriak2. wah, apakah ada yang brantem? mungkin kecelakaan? begitu pikiranku. tumben. saat saya mengalihkan perhatianku kembali ke meja stand jualan vcd, semuanya sudah lenyap. ternyata ada razia. penjualnya dengan efisien sekali tarik langsung membungkus barang jualannya dengan kain alas meja yang besar itu. di tanganku masih ada 2 vcd yang tadi kuliat2, tapi penjualnya sama skali tidak tertarik untuk memintanya kembali. dia sendiri sibuk mengikat barang2nya dan bersiap2 kabur. saya pun bengong harus bagaimana. mending minggir. daripada tumbang kedorong para vendor barang bajakan yang rame2 lagi eksodus.

waktu kembali ketemu temen2 kost, kita semua membahas cerita seru tadi. saya menunjukkan 2 vcd bajakan yang tertinggal di tanganku di antara kegaduhan tadi. walaupun kedua2nya bukan titel yang kuinginkan.

ul.malik
27-03-2013, 11:35 PM
vendor ;D

dua biji kaset apa gu.?

ndugu
27-03-2013, 11:39 PM
loh, kenapa dengan vendor? ::elaugh::

cuman vcd film bajakan kok ul, udah lupa judulnya apa.
btw, vcd bukan kaset. apakah sudah sebesar itu perbedaan gap generasi jaman skarang ::elaugh::

*merasa tua*

ul.malik
27-03-2013, 11:52 PM
kerasa penempatan kata di tempat yg salah menurut.q ;D

ungg... maksudnya kaset ya kaset CD gu. ;D

ndugu
28-03-2013, 12:00 AM
maksudnya kata vendor?
harusnya bagaimana tuh?

tuscany
28-03-2013, 12:12 AM
vendor terlalu elit keknya buat barang bajakan atau pasar malem

ndugu
28-03-2013, 12:53 AM
oh.. biasanya buat yang elit2? :cengir:
saya ga sadar ada perbedaan konotasi istilah ini ya :cengir:

Hai_Lee
24-04-2013, 08:25 PM
Gu lanjutin lagi dong :D

bisa relate banget, cuma aku ke Msia pas jaman kuliah. dan emang yang paling lucu perbedaan bahasanya. Dulu aku suka bilang "pantat-mu" kalo lagi bercanda sama temen. Eh, kebawa sampe sini dan pas waktu itu di restoran ngomong kata itu kenceng2. satu resto pun hening ::hihi::

berarti sekarang mandarin jago dong, gu? emang kalo chinese dari Indo pasti dianggap remeh soalnya banyak yang ga bisa mandarin.

ndugu
24-04-2013, 09:48 PM
Dulu aku suka bilang "pantat-mu" kalo lagi bercanda sama temen. Eh, kebawa sampe sini dan pas waktu itu di restoran ngomong kata itu kenceng2. satu resto pun hening
:lololol: :lololol: ngakak saya baca crita ini :lololol:
iya kan? bener banget :lololol: prasaan pantat biasa2 aja deh ya buat kita. kadang saya juga keceplosan, trus baru 'oops', langsung ditatapin sama orang2 sekeliling kaya gimana banget ::elaugh::

:cengir:
ntar2 baru nulis lagi, sering blom ada inspirasi sih soalnya
kalo inget baru tulis :cengir:
tapi post kamu di atas baru ngingetin bbrp kisah lucu tentang chinese indo yang di msia :mikir: ntar2 deh :cengir: mandarinku ngga lancar2 amat kok, belepotan. dan cenderung pasif daripada aktif (cuman lebih bisa denger daripada ngomongnya), itu juga yang simpel2 aja. kamu sendiri bisa mandarin ato dialek2 laen?

btw, kamu di negri bagian mananya msia hlee? selangor?

Hai_Lee
25-04-2013, 06:08 AM
Nope, aku disebelah selangor.

Iya, bahasanya bisa beda gitu. Sebenernya case aku masih mending. Ada temenku yang agak rusuh bilang "belom nyuci bed sheet, pantat gw gatel banget!" Sukses deh beberapa orang langsung nengok dan melototin kita. Waktu itu guru stats aku juga bilang tentang banci (sensus). Lah aku langsung kaget, nanya data penduduk kok ke banci. Liat muka shock aku si guru pun langsung jelasin. Huahahahaha. Kalo dipikir2 lucu juga yah.

Aku tetep ga bisa mandarin ;D mandarinku cuma sebatas untuk bertahan hidup disini (baca: buat pesen makanan doang ;D) tapi aku masih bisa ngerti sedikit dan menyimpulkan omongan mereka. Walopun kadang2 meleset juga sih.

Disini buat chinese yang ga bisa mandarin dipanggil banana. "Kuning" di luar, "putih" didalem. Aku ga gitu suka sama ini kata. Kok kesannya rasis yah?

ndugu
25-04-2013, 11:57 AM
"belom nyuci bed sheet, pantat gw gatel banget!"
Paraah :lololol: itu konteksnya Pas banget! :lololol: semakin menimbulkan kesalahpahaman, lol

Emang aneh kata banci dipake sensus. Saya pertama kali taunya dari baca textbook, ada chart tentang sensus, dan kok kayanya aneh gitu, ga pas dengan kalimat. Lol. Ga taunya artinya sensus. Btw, emang kamu kuliahnya pake bahasa melayu ya? ::elaugh::

saya lebih sering denger mengenai Banana itu waktu di sini deh, biasa untuk melabel orang asia yang kebule2an (asianya ga harus chinese sih). Trus Egg (telur), untuk menggambarkan kebalikannya, bule yang keasia2an :cengir: tapi konotasinya ga harus negatif sih, netral aja. Tapi bisa dinegatif positifin tergantung penggunaan dan konteks kalimat kali ya.

Mengenai chinese indo yang diremehkan karena ga bisa bhs chinese mah ngerti banget :cengir: ga usah jauh2 sampe msia ato spore, di indo aja saya juga ketemu kok. Biasa chinese daerah kan lebih bisa bhs chinese ya, terutama yang gede komunitasnya, nah, sering juga saya nemuin mereka yang ngeremehin chinese (seperti yang dari jawa) yang biasa banyak ga bisa chinesenya :cengir: tapi kalo dibandingkan dengan chinese msia ato spore, persentase chinese indo emang jauh lebih gede yang ga bisa. Nah, ini bener, jadi sering diremehin. Saya aja sering ngalamin kok. Gemes juga sih, kadang pengen nabokin, abis kadang ada yang bener2 ga sopan banget gitu loh :cengir: Cuman karena saya bisa dikit2, jadi kadang saya bisa Prove them wrong gitu ::elaugh:: lucu ya. Padahal Sama spesies tapi suka saling rasis merasiskan :lololol:

Hai_Lee
25-04-2013, 12:15 PM
Kuliah aku pengantarnya inggris, tapi karena kebetulan kelas itu kebanyakan melayunya jadi guruku suka selipin kata2 melayu sekali-kali.

Aku baru ngerasain itu di Msia. Soalnya di Indo emang yang lain2 mayoritas ga bisa semua :lololol: paling cuma bisa bahasa daerah. Kalo aku, dirumah pun ngomongnya bahasa Indo, paling mama selipin bahasa daerah sekali2. Kalo papa bahasa daerahnya kacau balau soalnya bahasa daerah di keluarga papa udah hilang.

Aku didepan temen2ku sih cuek aja, pura2 ga bisa sama sekali. Gitu jadi keliatan siapa yang sebenernya tulus jadi temen. Pernah aku ga sengaja tanggepin mereka, mereka kaget loh. Mereka kira aku bener2 buta. Yah kedok kebuka deh ::oops::

ndugu
04-05-2013, 04:59 AM
alright, berhubung lagi ngomongin tentang "pura2 ga ngerti bahasa", sebenarnya selama jaman sekolah / kuliah pernah bbrp kali kejadian begini. salah satunya udah pernah diceritain di sebelah. here is another of them. :mrgreen:

catatan jaman kuliah, masih di msia.

di kos2an sebenarnya ada banyak temen yang satu apartment, ada 7-8 orang. dan bole dikatakan kami rata2 got a long quite well. kalo makan malem, biasa bbrp di antara kita keluar bareng ke food court deket apt. so, suatu malam/sore, kebetulan saya keluar makan malam bersama salah dua dari anak kos laen, kita sebut aja Suede dan Jesse. Nah, dua orang ini kebetulan turunan chinese msian. dua2nya bisa bahasa mandarin karena itu memang bahasa rumahan mereka. karena itu mereka biasanya berbicara antara satu sama lain dalam bahasa mandarin juga. sedangkan saya selalu berbicara dalam bahasa inggris dengan mereka.

so, sampe di food court, kami duduk di salah satu meja. posisinya saya duduk berhadapan dengan mereka berdua. kebetulan tidak jauh dari meja kami, kira2 diagonally belakangku, ada meja laen yang penuh dengan mahasiswa2 indo laennya. sebenarnya pertamanya saya sempat ragu, apakah bener mereka orang indo. dari gayanya agak2 mirip orang msia juga soalnya, apalagi mereka semua juga turunan chinese. tapi stelah pasang telinga dikit, kedengaran juga bahasa indonya di meja itu, tapi sepertinya juga ada campur2 bahasa dialeknya. well, i guess mereka mungkin dari daerah laen selain jakarta :cengir:

tidak lama kemudian, kudengar celutukan jesse ke suede ini dalam bahasa mandarin.

jesse (mandarin): eh suede, apakah orang2 yang di meja itu orangnya orang seberang kita?
note: berhubung saya duduk berseberangan dengan mereka berdua, jadi point of referencenya tuh saya, jadi maksudnya "apakah orang2 di meja itu orangnya ndugu, alias orang indo?" :cengir:

si suede diem bentar menganalisa orang2 di meja itu. sedangkan saya yang tadinya juga sempat mempunyai pertanyaan yang sama dalam hati, udah tau jawabannya. jadi saya langsung menjawab

ndugu (inggris): yes, they are.
nah, si suede dan jesse terang aja kaget kok saya tiba2 yang jawab :cengir: jadi si suede dengan hati2 bertanya kembali untuk ngecek apa saya bener2 mengerti pertanyaan mereka tadi. btw, another note, mereka sebenarnya tau saya bisa mandarin sedikit2, tapi mungkin mikirnya saya bisanya sangat basic aja (which is true) dan ga nyangka saya bisa mengerti. mereka memang cenderung lupa saya bisa dikit karena saya tidak pernah ngomong pake mandarin dan selalu pake bahasa inggris aja dengan mereka

suede (mandarin): kamu tau kami lagi ngomongin siapa?
ndugu (inggris): yea i know
ndugu (mandarin): orang2 yang duduk di belakangku kan? *sambil nyengir* :cengir:
saya ganti ke mandarin untuk jaga2 siapa tau orang2 di belakangku nguping kita lagi gosipin mereka :cengir:

suede dan jesse saling berpandangan, dan jadi ga enak banget sama saya :lololol: jadi mereka minta maap :cengir:

now, don't get them wrong. hubungan saya dengan suede dan jesse sama skali ga ada masalah, mereka orangnya baik2 dan kami semua deket dan berteman baik. saya sebenarnya juga sama skali ngga tersinggung. dan mungkin justru karena mereka ngga mau menyinggungku (membeda2kan nationality gitu), makanya mereka ngomongnya dalam bahasa mandarin. :cengir:

tapi mereka saking ga enaknya jadi minta maap. dan sampe udah makan malem dan dalam perjalanan pulang, mereka juga minta maap lagi :cengir:

gotcha! :cengir:

ndugu
04-05-2013, 05:25 AM
mengenai chinese msian yang suka merendahkan chinese indo, itu juga pernah kualami.

suatu hari, kalo ga salah saya lagi berkunjung ke hometownnya Jesse. ketemu ortunya juga. si jesse ini orangnya baik ya, sangat baik malah. sopan dan always get along with anybody, old and young, rich and poor :cengir: ibunya juga baik. tapi ntah kenapa bapaknya ini nih, wah, sombong bener :cengir:

jadi waktu itu saya dan jesse dan bapaknya keluar makan bareng. nah, abis2an deh bapaknya ngejelek2in indo, orang indo, dan chinese indo. kena semua. si jesse juga sebenarnya jadi agak malu dan berusaha menetralkan suasana dengan good humor. dan jesse juga ikut 'membela'ku dengan ngasi tau ke bapaknya kalo saya bisa mandarin dikit dan bahasa2 dialek chinese laen. terus terang saya sempat kasian sama jesse :cengir: itu bukan pengalaman pertamaku direndah2in begitu. kesel juga, sapa sih yang ga kesel dengan orang yang merendah2kan orang laen gitu. tapi ah maklum aja. biasa deh.

trus si bapak ini tiba2 nantang
bapak J: coba, "kepiting" dalam bahasa dialek ini disebut apa?
buset, tiba2 nanya kepiting :cengir: sebenarnya saya tau jawabannya, tapi duh, kok lupa ya. itu kan bukan kosakata yang dipake tiap hari. apalagi ini kita lagi ngobrol pake bahasa inggris, trus otak tiba2 disuruh switch gitu, olala, udah di ujung lidah tapi lupa, ga keluar :cengir:

bapak J *dengan nyolot*: tuh kan, ga tau kaaannn. *sambil mencibir dan ngibasin tangan* kepiting tuh blabla.. gituuu...

kebetulan istilah yang dia pake saya ga kenel, ato setidaknya dalam dialek laen, karena saya tau itu bukan istilah yang kami pake. jadi saya masih berpikir keras, duh apa ya, saya tau kok istilahnya. *mikir mikir*. sampe agak telat kemudian baru eureka :cengir:

ndugu: eh pak, kalo kami nyebutnya bloblo loh, bukan blabla :cengir:

si bapak itu mikir bentar, dan sadar jawabanku bener.
bapak J: oh. ya ya. bloblo juga bener *sambil pasang muka ga mo kalah*

halah :cengir:

ah, whatever deh :cengir: not going to pick a fight. apalagi ini bapaknya jesse. udah cukup dia berada di posisi terjepit :cengir:

ndugu
10-05-2013, 04:51 AM
ada cerita laen lucu mengenai bahasa chinese lagi
sebenarnya ini cerita temenku kostku sih, bukan ceritaku :cengir:

so, ceritanya masih di sma, temen kostku juga seorang chinese indo, sebut aja A, dia ga gitu bisa mandarin, walo bisa denger pasif dikit2. trus temen sekelasnya, sebut aja B, blasteran bule dan chinese. jadi jelas tampangnya lumayan kebule2an, tapi fasih mandarin, dengan aksen lokal pula.

suatu hari, si B lagi maen ke kos2an kami, trus si A dan B mau ke mall, jadi naek taxi deh. nah, sopir taxi ini orang chinese, dan umumnya, memang biasa langsung ngomong chinese ke penumpang kalo penumpangnya juga ada yang chinese. apalagi si A jelas2 keliatan chinesenya.

lucunya, tiap kali si sopir taxi nanya/ngomong ke penumpang (dalam bahasa mandarin), yang jawab si B. sedangkan A tiap jawabnya pake inggris. begitu terus. si sopir ini jadi bingung, bolak balik terus ngeliat A dan B. something aint right in the picture here. ini situasinya kok terbalik ya :cengir:

ndugu
11-05-2013, 05:38 AM
kembali lagi ke jaman kuliah

suatu sore yang basah, hujan sepertinya baru berhenti. saya lagi berleha2 di ruang tengah baca buku, posisinya persis di sebelah sliding door menuju balkon. si jesse dari meja makan berteriak padaku dan menanyakan apakah di luar masih hujan, karena rencananya dia dan beberapa temen kost yang laen mau ke pasar malam kalo seandainya udah ga ujan.

so, saya keluar ke balkon untuk inspeksi langit. cuacanya lumayan enak, ngga panas, bau ujannya masih ada. perfect untuk pergi ke pasar malam. sepertinya sudah ga ujan. tapi masih ada rintik2 air, cuman ngga yakin itu dari lantai2 bangunan atas ato bener2 masih dari langit. oh iya, apt kami ada di lantai 4, dan letak balkon apt kost2an kami persis menghadap kolam renang apt, kebetulan kompleks apt kami memang rata2 dihuni oleh mahasiswa/wi dari bbrp kampus di sekitar daerah ini. jadi sore itu, kuliat ada belasan cowo (pasti mahasiswa juga) yang lagi berenang dan maen air di situ. biasanya untuk melihat lagi ujan ato ngga, saya selalu melihat kolam mencari riak air hasil tetesan ujan. tapi berhubung di bawah penuh orang maen air, so i couldnt really tell for sure.

sambil kembali ke ruang tengah, kubilang ke jesse kalo saya ngga yakin karena masih terlihat rintik2 air, cuman ntah dari atap apt ato langit. jadi kusuruh dia periksa sendiri. saya kembali duduk dan melanjutkan bukuku. jadi si jesse beserta 3 temen kos cewe laennya semua keluar ke balkon, menikmati angin sepoi2 dan cuaca enak dan ngobrol2 santai di luar sana.

pintu balkon terbuka lebar, dan saya duduk persis di sebelahnya tapi masih di bagian dalamnya apt. iseng2, saya bersiul keras ala koboi - "feeuu-wwiitttt!!"

dalam seketika, ke-4 temen kosku langsung buru2 masuk kembali ke dalam apartment dengan muka merah padam. katanya semua cowo2 yang lagi berenang di bawah tadi langsung melihat ke atas ke mereka :lololol:

etca
11-05-2013, 06:40 AM
Iseng banget ih, ndugu ini ;D

tuscany
11-05-2013, 10:05 PM
bisa bersiul sekencang itu ya? ::elaugh:: *ngiri

ndugu
12-05-2013, 05:19 AM
Iseng banget ih, ndugu ini ;D
dulu di kos2an saya emang termasuk joker dan suka ngiseng. sedangkan menurutku orang2 sekosku yang kadang terlalu serius aja :cengir: tapi mereka tau kok saya becanda aja, karena emang saya orangnya dikenal ngga seriusan (termasuk belajar juga ga serius :cengir: )


bisa bersiul sekencang itu ya? ::elaugh:: *ngiri
lumayan kenceng juga.
dulu sd diajarin kakak pembantu di rumah, dan saya ngotot mau belajar sampe bisa, sampe bibir merah bengkak2 :cengir:

ndugu
20-07-2013, 10:10 PM
gara2 thread sebelah mengenai sekolah elit dan test masuk sekolah, saya jadi inget kejadian ini

seperti yang udah dipost sebelumnya di post #7 (http://www.kopimaya.com/forum/showthread.php/2092-catatan-sekolah?p=56881&viewfull=1#post56881), SSY memang termasuk sekolah elit dan termahal di kota itu, and supposedly yang 'terbaik' juga.

saya dengan sekian belas murid2 indo laennya dari SSX, mencoba apply ke SSY. kami sebagai WNA memang mempunyai piihan sekolah yang cukup terbatas, yaitu hanya sekolah swasta. sekolah negri tidak terbuka untuk WNA kalo tidak ada dokumen yang sesuai. so, pergilah kami mencoba ngambil tes masuk ke SSY. tesnya cuman 2 macem aja kayanya, yaitu bahasa inggris dan matematika.

saya yakin kami semua fail di test bahasa inggris :cengir: saya inget di bagian essay, at least punyaku, diberi tajuk untuk mengarang fiksi tentang seandainya hidup di dunia/planet dengan peradaban suatu binatang (a particular animal kingdom). saya sudah lupa persis kalimat pertanyaannya secara verbatim, tapi waktu itu saya tidak mengerti satu kosakata dari pertanyaan itu, yaitu "particular", padahal i guess it was crucial enough ya, karena ini menentukan tema yang akan dikarang. waktu itu saya menebak2, apakah 'particular' itu sejenis spesies binatang? :cengir: apakah sejenis mamal? unggas? insect? ikan? oh no, apa yang harus saya tulis kalo pertanyaannya aja saya tidak mengerti? :cengir: so.. yah, mo gimana? jadi sembarangan nulis aja, walo mungkin apa yang saya tulis mungkin tidak sesuai dengan pertanyaannya. kalo ngga saya waktu itu saya nulis tentang ikan :cengir:

untuk tes matematika, it wasnt too bad. harus kuakui standar matematik yang dites SSY itu lebih susah dibandingkan dengan pelajaran matematika di SSX, tapi lebih pas dengan standar matematika di indo (yang mana memang lebih susah). i think i did ok untuk yang ini.

to cut it short, hanya 2 orang yang diterima, salah satunya saya.

fast forward, setelah mencoba SSY selama bbrp 1-2 minggu, saya depresi. ga betah. terlalu berat. suatu malam pas lagi lembur ngerjain pe-er, ortu kebetulan datang berkunjung. padahal biasa saya jarang nangis, tapi malam itu nangis curhat dan minta ke bokap untuk pindah kembali ke sekolah lama di SSX. setelah curhat sekian waktu, bokap menyanggupi saya pindah ke sekolah lama, tapi dia minta saya untuk bertahan seminggu lagi, dan pikirkan baik2. kalo seminggu kemudian saya masih tetep pengen pindah, maka silakan pindah. ga ada paksaan.

honestly i was surprised permintaan manjaku dikabulkan semudah itu. mungkin karena mereka kuatir saya over stres dan ntar jadi gila (soalnya dulu saya sering disuruh bolos sama ortu buat relax, dan ortu suka becanda suruh saya jangan jadi gila hanya gara2 urusan sekolah) :cengir: cuman what i find surprising was, waktu proses pemindahan sekolah itu ribet banget. mana sekolah itu perlu seragam khusus, tas sekolah khusus bahkan buku tulis khusus, name-tag khusus, banyak lah ***** bengeknya yang harus khusus aja. bahkan urusan logistik juga udah diatur sedemikian rupa. setelah melalui ribetnya proses ini, blom lagi udah lulus tes padahal yang laen mo masuk tapi ga keterima, blom lagi sekolah ini memang lebih baik dibandingkan SSX, semudah itu dikabulkan? :cengir: tapi keputusan pindah kembali itu diberikan oleh bokap ke tanganku. permintaannya cuman supaya saya pikirkan selama seminggu lagi

i'm glad saya diberikan pilihan itu dan kepercayaan untuk membuat keputusan sendiri (as usual. and bless him for that). kurasa jeda satu minggu itu memberi kesempatan buatku untuk berpikir dengan lebih objektif and clear headed. bukan hanya ngikut rasa dan keinginan sementara. and it was a good lesson from him too. dan sampe sekarang selalu kupraktekkan setiap kali akan membuat keputusan besar.

seminggu berlalu.

isu pindah sekolah tidak pernah kuungkit lagi. malam itu adalah malam terakhir saya merengek untuk pindah sekolah. i decided to go through with it, tetep stay di SSY. dan pengalaman selama sekolah itu sangat menempaku mentally dan mengasah skill adaptasi. ntah lah keputusan itu bener ato salah. but no regrets. it was what made me who i am right now.

tuscany
20-07-2013, 11:42 PM
SSX dan SSY ini tingkat SMP apa SMA?


Ngeliat post #7, jadi ingat pas pertama kali ke luar negeri. Pertama banget ke mall, mau nanya harga aja bingung gimana. Padahal itu belajar bahasa inggrisnya udah belasan taon, tapi pas harus praktek di dunia nyata langsung gagap. Sebelumnya pas masi di Indo untuk pelatihan, nilai writing dan presentasiku paling jelek sendiri. Down banget, rasanya udah jadi yang paling bego sedunia. Padahal sebelum masuk kelas itu ada tesnya, dan entah gimana kok aku bisa masuk ke level yang paling tinggi. Jadi yang paling bodoh di kelas yang orang2nya pada fasih semua, sesuatu banget.

ndugu
21-07-2013, 12:02 AM
dua2nya mempunyai smp dan sma-nya
tapi kejadian itu sih terjadinya pas masi smp :cengir:

bener nih, belajar dengan praktek memang agak beda ya

sebenarnya ada cerita laen juga yang harus praktek dan gagap
laen kali baru tulis ceritanya deh
malu2in juga sih :cengir: