PDA

View Full Version : Pro Kontara Hukuman Mati Thd Pembawa Narkoba



etca
03-05-2015, 04:36 AM
https://fbcdn-sphotos-b-a.akamaihd.net/hphotos-ak-xap1/v/t1.0-9/11182348_10203822472738055_4085566590988859365_n.j pg?oh=ab8217f1703707d11716553d7937ec5e&oe=55995FE9&__gda__=1439786940_dbe24dfaf006b082e2694e274f2c70e 3

http://images.huffingtonpost.com/2015-02-16-PenaltyBAli.jpg



Indonesia makin teges yak? meski masih banyak menuai pro dan kontranya.
konyolnya... ada dosen aussie yang menolak mahasiswa indonesia masuk ke dalam klasnya berkaitan d-day eksekusi mati itu.

Seorang Dosen di Australia Minta Mahasiswa Indonesia Tidak Masuk ke Kelasnya

Sejumlah media di Australia melaporkan insiden yang terjadi di sebuah kelas di Univesitas Swinburne, Melbourne. Dosen mata kuliah psikologi sempat mempertanyakan apakah mahasiswa asal Indonesia diperbolehkan masuk ke kelasnya menyusul eksekusi terhadap Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

Seperti yang dilaporkan harian Daily Mail Australia, Radio 3AW, dan situs 9 News, insiden ini berlangsung pada hari Rabu siang, (29/04).

Dr Julian Oldmeadow, dosen psikologi di Swinburne University telah meminta agar mahasiswa asal Indonesia tidak masuk ke kelasnya pada hari itu.

Dari keterangan yang diterima ABC, pihak universitas mengutip penjelasan Dr Oldmeadow.

"Di awal kelas, kemarin [hari Rabu], saya menyatakan keberatan atas eksekusi yang dilakukan terhadap Andrew Chan dan Myuran Sukurmaran di Indonesia pada dini hari. Saya ingin menyampaikan duka, kesedihan, kemarahan sebagai warga Australia dan orang biasa," tulis Dr Oldmeadow.

"Saya memilih melakukannya dengan (a) menyatakan keberatan saya di kelas, dan (b) mengatakan bahwa saya akan meminta mahasiswa asal Indonesia untuk tidak menghadiri kelas saya saay itu."

http://www.radioaustralia.net.au/sites/default/files/images/2015/05/1/282EC27E00000578-3063467-image-a-1_1430440771988.jpg
Dr Oldmeadow mengaku menyesal telah meminta mahasiswa Indonesia untuk tidak hadir di kelasnya. Foto: Daily Mail.

sauskecap (http://www.jpnn.com/read/2015/05/01/301340/Seorang-Dosen-di-Australia-Minta-Mahasiswa-Indonesia-Tidak-Masuk-ke-Kelasnya)

Dr Oldmeadow mengaku kalau tindakannya tersebut berdasarkan alasan politik, dan bukan rasisme.

Salah satu mahasiswa yang hadir di kelas tersebut, Jennifer Stargatt menyampaikan pernyataannya kepada Radio 3AW.
"Saya sangat terkejut," ujar Stargatt. "Saya sebenarnya muak, sangat tidak nyaman."
"Saya merasa bahwa hal tersebut sangat mengerikan dan apa jadinya kalau ada mahasiswa Indonesia di kelasnya tersebut," tambahnya.
Sepengetahuan Stargatt tidak ada mahasiswa Indonesia yang sejak awal masuk ke kelas psikologi.

Sementara itu pihak Swinburne University membenarkan insiden yang terjadi, lewat pernyataan yang diberikan kepada ABC.

"Universitas memperlakukan semua keluhan siswa secara serius dan kami secara resmi menyelidiki masalah ini," ujar juru bicara universitas. "Jelas bahwa Swinburne University menyambut semua mahasiswanya, yang harus dihormati dan didukung dalam kegiatan akademis mereka."

Dr Oldmeadow juga telah meminta maaf atas tindakannya ini.

"Saya meminta maaf karena telah meminta mahasiswa Indonesia untuk tidak datang ke kelas saya, hari itu. Kita berbagi kesedihan dan kesakitan dengan mahasiswa Indonesia, yang juga menanggung malu atas [tindakan] pemerintahnya," tulis Dr Oldmeadow.

"Sudah jelas bahwa respon kita bisa saja tidak setuju dengan apa yang dilakukan pemerintah dan presiden, tetapi tidak bisa meminta tanggung jawab mahasiswa atau meluapkan emosi negatif kepada mereka," tambahnya.

"Karenanya saya saya memintaa maaf kalau tindakan ini berkesan diskriminatif. Saya menyesal mengatakan hal tersebut..."



JAKARTA - Mayoritas rakyat Indonesia mendukung sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghukum mati bandar narkoba. Alasannya, berdasar hasil survey Indo Barometer, rakyat menilai narkoba telah merusak generasi muda bangsa. Hukuman mati dianggap sebagai cara untuk menciptakan efek jera.

"Sekitar 86 persen ternyata mendukung langkah Presiden Joko Widodo menghukum mati pengedar narkoba," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari kepada pers di Jakarta, Senin (27/4).

Dia jelaskan, hasil survei nasional Indo Barometer diselenggarakan pada tanggal 15-25 Maret 2015. Mayoritas publik Indonesia menyatakan setuju dengan hukuman mati yang diberikan kepada bandar narkoba.

"Bagi mereka yang setuju, alasan yang banyak diungkap adalah narkoba merusak generasi muda (60,8%), dan dapat menyebabkan efek jera (23,7%)," jelas Qodari.

Sedangkan publik yang tidak setuju lanjutnya, alasan yang banyak diungkap adalah masih ada jenis hukuman lain yang lebih manusiawi (36,2%) dan hukuman mati merupakan pelanggaran hak asasi manusia (28,4%).

Sebagian besar atau sekitar 86 persen masyarakat Indonesia mendukung langkah Presiden Jokowi dalam menerapkan hukuman mati bagi pengedar narkoba. Sedangkan yang tidak mendukung hanya 10,3 persen.

"Dan mayoritas publik (86,3%) menyatakan Presiden Jokowi sebaiknya tetap melanjutkan hukuman mati terhadap terpidana kasus narkoba, meski negara lain akan memutuskan hubungan diplomatik dan menghentikan kerja sama ekonomi dengan Indonesia," katanya.

Selain itu ujarnya, publik juga berpendapat bahwa selain terhadap para pengedar narkoba, hukuman mati juga diterapkan pada jenis kejahatan lain, seperti koruptor (50,3%), pembunuhan (16,3%), dan kejahatan seksual (4,2%).

"Sementara dukungan hukuman mati untuk terorisme hanya 2,3 persen," imbuhnya.(fas/jpnn)

saus kecap (http://www.jpnn.com/read/2015/04/27/300606/Hanya-10,3-Persen-Rakyat-Tolak-Bandar-Narkoba-Didor)

Ronggolawe
03-05-2015, 08:03 AM
jah...
http://2.bp.blogspot.com/-bJmY-yYyk_U/UtTPaa3gFaI/AAAAAAAACcE/4WYJzNvGLbg/s1600/tonny-abbott-aborigin.jpg

ndableg
03-05-2015, 05:36 PM
Kalo urusan bule2 ga usah dipermsalahkan. Yg dibawah bodoh2, yang diatas pongah.
Cuma urusan orang indonesia ini yg suka mendramatisir. Saya sependapat dgn prof salim said mantan dubes di acara ilc kemarin. Orang indonesia lebay. Dari kelebayan itu lah akhirnya semua ikut komentar. Sampe orang2 ga sadar bahwa hukuman mati ini bukan hal yg aneh atau unik. Coba liat arab saudi, diem2 tau2 pancung. Ga ada yg protes, bahkan pemerintah cuman bisa protes tanpa bisa berbuat apa2.. wong nyawa sudah hilang.

https://www.youtube.com/watch?v=mRSq5lrA5aI

surjadi05
03-05-2015, 07:00 PM
^^^
Lah emang iya lebay, tapi kalo dibilang orang indo semua gw ga setuju, yg bener WARTAWAN terutama REPORTER yg lebay,sampe di BLOW UP kayak gitu, akibatnya banyak orang luar kira banyak penduduk indo ga setuju dengan hukuman mati, pihak yg eksekusi juga ga benar seingat gw yg 2 ekor bali nine itu udah 2 kali Ditunda, makanya dikira indo bisa ditekan sampe sekjen pbb ikut2an nekan ::kesal::

Yuki
03-05-2015, 07:12 PM
terlepas dari apakah orang-orang Indonesia itu lebay atau tidak,

namun yg namanya orang-orang pemuja HAM itu memang pura-pura bego, sok tahu sok suci meneriakkan kata-kata mulia, padahal apakah memang mereka akan tetap seperti itu seandainya anggota keluarga mereka sendiri mati konyol gara-gara narkoba, harta keluarga mereka ludes dihabisi anggota keluarga mereka yg sakaw

para pemuja HAM itu juga berkata, bahwa hidup itu adalah sesuatu yg mulia, manusia tidak punya hak untuk mengatur kehidupan dan kematian seseorang. Bagus! Ingin sekali saya katakan ini di depan mereka: Ucapkan kata-kata tersebut di depan para gembong narkoba yg telah membunuh pelan-pelan jutaan manusia, yg telah menghancurkan banyak keluarga, ucapkan kata-kata tersebut di depan para pelaku pembunuhan yg telah membunuh manusia dengan seenaknya, ucapkan kata-kata tersebut di depan orang-orang yg membuat senjata pemusnah massal seperti nuklir, kimawi dan biologis, ucapkan kata-kata mulia tsb di depan para pemilik pabrik-pabrik yg telah mencemarkan alam, ucapkan kata-kata mulia tsb di depan para pemerkosa yg telah menghancurkan masa depan korban-korbannya, dan banyak lagi-lagi

jadi, wahai para pemuja HAM, siapa sekarang sebenarnya yg benar-benar munafik? Kalian membela hak asasi manusia para manusia-manusia jahat, namun menutup mata dengan hak asasi manusia korban-korban mereka? LUCU SEKALI.

hidup ini punya peraturan sederhana: JIKA INGIN KEHIDUPAN KALIAN DIHARGAI, MAKA HARGAILAH KEHIDUPAN ORANG LAIN. JANGAN HARAP ORANG LAIN MENGHARGAI KEHIDUPAN KALIAN, JIKA KALIAN SENDIRI TELAH MENGHANCURKAN KEHIDUPAN ORANG LAIN.

kandalf
04-05-2015, 11:06 AM
Yuki
Aku pendukung hukuman mati.
Jauh sebelum huru-hara di media soal eksekusi WNA kasus narkoba, aku sudah pernah bikin tulisan dan status facebook soal hukuman mati
http://cacianqalbukunderemp.blogspot.com/2014/12/jujur-saya-tidak-rela-jika-hukuman-mati.html

(sebaiknya baca, itu argumenku melawan argumen mereka soal konvensi anti-hukuman mati dan tentang Hak Hidup di UUD 1945)

Tapi aku punya kawan-kawan fanatik HAM.
Percayalah kalau aku bilang, biarpun keluarga mereka mati dibunuh oleh penjahat pun, mereka tidak akan menuntut mati.
Mereka tidak setuju hukuman mati atas Amrozy dkk (bom bali) -- ya, ini termasuk fanatik HAM di Australia
Mereka tidak setuju hukuman mati atas Saddam Husein.

Itu bagian dari kepercayaan mereka.

Nih, berita tentang fanatik HAM Australia yang tidak setuju hukuman mati Amrozy
http://www.dailytelegraph.com.au/news/national/amnesty-wont-relent-on-insult-to-the-dead/story-e6freuzr-1111114545498
http://www.theage.com.au/articles/2003/08/06/1060145720660.html

Jadi,
walaupun kalian pro-Hukuman Mati,
jangan sembarangan menuduh lawan posisi kalian, anti-Hukuman Mati, sebagai standar ganda.

surjadi05
04-05-2015, 12:35 PM
Kalo yg gw baca statement yuki dia bukan nuduh anti hukuman mati sebagai standar ganda, tapi cuma minta membayangkan kalo yg anti hukuman mati "berada" disisi korban, dan statement terakhir juga berupa PENEGASAN sebab akibat ::managuetahu::

kandalf
04-05-2015, 01:07 PM
minta membayangkan kalo yg anti hukuman mati "berada" disisi korban

Iya.
Tetap sama.
Para fanatik HAM itu tetap akan menolak hukuman mati untuk para pelaku kejahatan yang menganiaya mereka sendiri.
Ini masalah apa yang mereka yakini.

hajime_saitoh
04-05-2015, 01:25 PM
Hufft.. Pembahasan yang berat.. ikut nimbrung dikit... hukuman mati kalo dari perspektif saya terhadap pelaku kejahatan Narkoba yang besar sudah sangat tepat dilakukan.. dan semoga bisa menimbulkan efek jera bagi para calon pelaku......

mbok jamu
04-05-2015, 02:43 PM
“Penderitaan” korban? Really? Apakah para pemakai itu sudah dipaksa pakai narkoba? Did someone put a gun to their heads and force them to use it? I don’t think so.

Mereka bisa mati karena OD dan mereka tahu itu.

serendipity
04-05-2015, 03:02 PM
... Kenapa gak ada yang kepikiran buat ngasih hukuman jadi spesimen percobaan obat baru instead of animal gitu ya?
Orang kaya gitu akan lebih berguna sih.
Misalnya mereka jadi percobaan, bisa membantu umat manusia lain atau menebus dosa.
Ya gw tau kalian akan berpendapat, bisa aja mereka selamat atau bisa aja mereka gak benar-benar dijadiin spesimen percobaan buat obat.
Tapi berusaha percaya gak seburuk itu juga kok.
Percayalah semua orang sebenernya berguna di dunia ini. Kalau tau cara memanfaatkannya.
Entah dikasih organ tubuhnya ke orang lain untuk dijual, atau disuruh bangun gedung tapi gak dibayar. Mirip kerja rodi gitulah.
Gw pribadi setuju 50% dengan hukuman mati untuk pengedar narkoba, dan gak setuju 50% %... alasannya kembali lagi ini nyawa manusia.
Sesampah-sampahnya mereka, tetep aja mereka ada gunanya.

ndableg
04-05-2015, 03:37 PM
Jadi,
walaupun kalian pro-Hukuman Mati,
jangan sembarangan menuduh lawan posisi kalian, anti-Hukuman Mati, sebagai standar ganda.

Aktifis HAM itu kan bukan pemerintah dan ga punya andil apa2 di pemerintahan.
Waktu amroji jadi terdakwa, yg paling getol ya pemerintahan australia lah. aktifis HAM sih.. cuman koar2 jadi bumbu2 doang. aktifis HAM indo jg menentang. Sayangnya ya cuman koar2 aja.
Spt prof Sahetapy bilang, kalo emang niat menghapuskan hukuman mati, ya ke dpr lah.

ndableg
04-05-2015, 03:39 PM
“Penderitaan” korban? Really? Apakah para pemakai itu sudah dipaksa pakai narkoba? Did someone put a gun to their heads and force them to use it? I don’t think so.

Mereka bisa mati karena OD dan mereka tahu itu.

Korban itu bukan cuman pemakai, orang tua, istri, anak, kakak, adik dari pecandu itu menderita. Alhamdulillah lah kalo ga pernah ngerasain.

kandalf
04-05-2015, 04:23 PM
Aktifis HAM itu kan bukan pemerintah dan ga punya andil apa2 di pemerintahan.
Waktu amroji jadi terdakwa, yg paling getol ya pemerintahan australia lah. aktifis HAM sih.. cuman koar2 jadi bumbu2 doang. aktifis HAM indo jg menentang. Sayangnya ya cuman koar2 aja.
Spt prof Sahetapy bilang, kalo emang niat menghapuskan hukuman mati, ya ke dpr lah.

Pemerintah Australia tidak menuntut hukuman mati.
Tapi secara formal mengatakan, "kalau Indonesia menjatuhkan hukuman mati, kami tidak menentang".

Dan secara resmi, Partai Buruh maupun Partai Liberal menolak hukuman mati.

Menghapuskan hukuman mati tidak harus ke DPR, bisa ke MK. Tapi aku ragu MK mengabulkan.
Dan untuk ke DPR, kurasa mayoritas masyarakat Indonesia (termasuk saya sendiri) masih pro-hukuman mati.

Kenapa?
Karena alternatifnya, hukuman penjara,
masih riskan tak berguna karena maraknya korupsi sipir penjara.

Kawan saya sendiri, tewas ditusuk oleh residivis yang relatif baru bebas dari penjara.

Balik lagi ke isu narkoba.

Argumen penolah hukuman mati terhadap pembawa narkoba sebenarnya ada dua:
1. beberapa di antara mereka tidak percaya hukuman mati;
2. bahwa narkoba bukan isu yang paling serius untuk dijatuhi hukuman mati.

serendipity
04-05-2015, 06:09 PM
Kebiasaan orang di belahan dada eh dunia ini kalau ada yang salah, maka salahkan orang lain supaya keliatan jadi korban.
Sekarang banyak banget hal-hal yang bikin kecanduan kaya rokok.
Pas banyak yang menentang rokok diperjual belikan bebas semuanya legowo dan let it go *kalo bahasanya Elsa*.
Alasannya karna si rokok ini memberikan lapangan pekerjaan yang luas buat orang-orang, terutama orang Indonesia dengan skill dan pendidikan yang biasa aja.
Seperti biasa yang kaya ya ownernya. Tapi si owner gak disalahin melainkan disanjung karna udah bikin beberapa program CSR.
Sekarang kepikiran gak berapa banyak orang yang menderita karna rokok? menderita beneran sampe keluarganya harus ngurusin si korban ini karna sakit kanker atau sakit paru-paru?
Kalau udah bisa dipikirkan ya bagus.
Sebenernya pas jualan narkoba, si korban ini ( yang dengan sadarnya pakai narkoba) bisa aja nolak.

Sama aja kaya orang yang gak biasa ngerokok, bisa aja nolak ngerokok.
Bodo amat kata orang yang bilang korban ini jadi cupu, gak gahol dan sebagainya.

Tapi kenapa nolak?
Penasaran, takut dibilang pengecut, atau pengen diterima sama lingkungannya.

Bukan berarti gw ngebelain berdasarkan nama HAM atau nama Indonesia adalah negara kesatuan *eh apa hubungannya* tapi kenapa gak dibenahin dulu sih pendidikan terhadap narkoba?
Gw liat anak kecil ngerokok aja dibiarin tuh dipinggir jalan, padahal mana tau juga itu rokok pakai ganja apa enggak.

Jangan salah, gw punya sepupu yang pecandu narkoba berat. Sangkin berat beban hidupnya sebagai pecandu, dia sekarang sakit AIDS.
Akibatnya dia malah disuruh tinggal di bengkel sama bokapnya sendiri sangkin bokapnya ketakutan bakalan ketularan tuh penyakit.
Gimana sih si korban ini sehari-hari? baik atau berandal gitu anaknya?
Anaknya baik, taat beribadah, suka menyapa orang. Yeah baik doank gak cukup, tapi harus tegas dan punya pendidikan.

mbok jamu
04-05-2015, 07:00 PM
Korban itu bukan cuman pemakai, orang tua, istri, anak, kakak, adik dari pecandu itu menderita. Alhamdulillah lah kalo ga pernah ngerasain.

Eh siapa bilang ndak pernah? Ancurnya dunia persilatan sekarang kan karena setiap pihak ndak mau bertanggungjawab atas perbuatannya. Sudah tahu bisa jadi addict tetap nyoba-nyoba narkoba. Sudah tahu ada death penalty tetap bawa ganja ke Indonesia. Akhirnya yang satu OD yang satunya lagi dihukum mati, baru deh pada mewek, trus saling menyalahkan.

Keluarga jadi korban? I'm sorry, if they were a family then they should've been there for each other as a family. Apa artinya keluarga kalau ndak bisa menolong? Keluarga mbok pernah melalui semua itu, we got nobody to blame.

surjadi05
04-05-2015, 08:29 PM
Eh siapa bilang ndak pernah? Ancurnya dunia persilatan sekarang kan karena setiap pihak ndak mau bertanggungjawab atas perbuatannya. Sudah tahu bisa jadi addict tetap nyoba-nyoba narkoba. Sudah tahu ada death penalty tetap bawa ganja ke Indonesia. Akhirnya yang satu OD yang satunya lagi dihukum mati, baru deh pada mewek, trus saling menyalahkan.

Keluarga jadi korban? I'm sorry, if they were a family then they should've been there for each other as a family. Apa artinya keluarga kalau ndak bisa menolong? Keluarga mbok pernah melalui semua itu, we got nobody to blame.

Kalo saya mah jujur takut anak aja yg kena mbok, bukan mau nyalah2in, makanya pengen narkoba minimal dipersulit kalo ga bisa diberantas,pendidikan perlu dan penting tapi masak iya anak mau dibuntutin terus, dan setiap orang PASTI (100%) pernah buat kesalahan, tapi di narkoba ini sekali buat "kesalahan", ga ada ampun mbok, itu yg saya takutin ::ngopi::

mbok jamu
04-05-2015, 09:16 PM
Ndak usah narkoba, Kong. Kalau anak itu mau nyedot aibon juga bisa high. Dulu jaman simbok masih ngedisko, itu pil-pil berceceran di meja tapi mbok ndak pernah sentuh coz I got too much to lose.

If your kid knows that she has a lot to lose (kepercayaan ortunya dan masa depannya) she will not bother to try.

Mana yang lebih mungkin Kong Sur dan ortu lain kontrol, anak sendiri atau narkoba di luar sana? Mana yang lebih memungkinkan untuk Kong Sur approach sebagai orang tua?

Jangan seperti ortu-ortu denial yang punya anak-anak yang sudah bunuh diri, "he/she was fine". If they were fine they would've not killed themselves, would they?

Proteksi anak itu dari dalam, their mind and soul.

tuscany
04-05-2015, 09:51 PM
Hukuman mati itu salah satu jalan mati aja. Kalau ndak dihukum pun namun sudah waktunya mati ya mati, kalau waktunya belum sampe ya tetap hidup. Contoh Mary Jane. Lagian meski namanya hukuman, sebenarnya hukuman mati secara teknis lebih ringan ketimbang DO sampe matinya para pecandu narkoba. Coba kalau berlaku qisas misalnya, mungkinkah lebih adil?
*perspektif pragmatis ::hihi::

ndableg
04-05-2015, 11:06 PM
Gini aja deh, plang di airport bilang begini.
https://fbcdn-sphotos-b-a.akamaihd.net/hphotos-ak-xap1/v/t1.0-9/11182348_10203822472738055_4085566590988859365_n.j pg?oh=ab8217f1703707d11716553d7937ec5e&oe=55995FE9&__gda__=1439786940_dbe24dfaf006b082e2694e274f2c70e 3

Tapi pada kenyatannya ga pernah ada yg dihukum mati, akhirnya plang tersebut kagak pernah dianggap serius dan hukum indonesia dilecehkan.
Setelah ditunjukkan bahwa apa yang dikatakan papan pengumuman itu adalah serius, akhirnya orang percaya bahwa plang itu bukan sekedar pajangan.

ndableg
05-05-2015, 12:59 AM
Keluarga jadi korban? I'm sorry, if they were a family then they should've been there for each other as a family. Apa artinya keluarga kalau ndak bisa menolong? Keluarga mbok pernah melalui semua itu, we got nobody to blame.

Ya gak semua seberuntung dan sekuat keluarga situ mengatasi anggota keluarganya yang terkena narkoba, karena beda2 rejeki, beda2 tingkat pendidikan, dan faktor2 laen. Kalo waktu itu jadinya mati OD yg susah jelas yg ditinggal. Memang ga perlu nyalahin siapa2, tapi ketika isu death penalty diangkat, jelas mereka yg punya pengalaman buruk dgn drugs akan mendukung.

ndableg
05-05-2015, 03:22 AM
Pemerintah Australia tidak menuntut hukuman mati.
Tapi secara formal mengatakan, "kalau Indonesia menjatuhkan hukuman mati, kami tidak menentang".

Oh gitu ya.. berarti gw debat ma orang salah dong.. untung tuh orang pecaya.. ::hihi::

surjadi05
05-05-2015, 05:37 AM
Ndak usah narkoba, Kong. Kalau anak itu mau nyedot aibon juga bisa high. Dulu jaman simbok masih ngedisko, itu pil-pil berceceran di meja tapi mbok ndak pernah sentuh coz I got too much to lose.

If your kid knows that she has a lot to lose (kepercayaan ortunya dan masa depannya) she will not bother to try.

Mana yang lebih mungkin Kong Sur dan ortu lain kontrol, anak sendiri atau narkoba di luar sana? Mana yang lebih memungkinkan untuk Kong Sur approach sebagai orang tua?

Jangan seperti ortu-ortu denial yang punya anak-anak yang sudah bunuh diri, "he/she was fine". If they were fine they would've not killed themselves, would they?

Proteksi anak itu dari dalam, their mind and soul.
pasti lebih gampang ngatur anak lah mbok, tapi seperti yg saya bilang, KETAKUTAN saya, pasti ada saatnya anak saya lagi down, atau apapun, nah pada saat itu saya takutnya dia berbuat "kesalahan", orang selalu bilang , orang menjadi dewasa karna belajar dari kesalahannya, tapi di narkoba kita sama sekali ga boleh berbuat "kesalahan" nya ::ngopi::

hajime_saitoh
05-05-2015, 08:39 AM
“Penderitaan” korban? Really? Apakah para pemakai itu sudah dipaksa pakai narkoba? Did someone put a gun to their heads and force them to use it? I don’t think so.

Mereka bisa mati karena OD dan mereka tahu itu.

maaf mbok kalo komen saya agak keras... bahasa itu hanya bahasa pembenaran atas perilaku menyimpang kita yang menghasut secara halus seseorang melakukan kejahatan...... kalo bahasa seperti itu diakui dan dibenarkan dalam bahasa hukum maka semua orang akan bebas menyuruh orang mencuri, menyuruh orang minum2an keras, menyruh orang berzina ketempat2 pelacuran bahkan menyuruh orang untuk melakukan pembunuhan.......

purba
05-05-2015, 02:08 PM
Yuki
Aku pendukung hukuman mati.
Jauh sebelum huru-hara di media soal eksekusi WNA kasus narkoba, aku sudah pernah bikin tulisan dan status facebook soal hukuman mati
http://cacianqalbukunderemp.blogspot.com/2014/12/jujur-saya-tidak-rela-jika-hukuman-mati.html

(sebaiknya baca, itu argumenku melawan argumen mereka soal konvensi anti-hukuman mati dan tentang Hak Hidup di UUD 1945)

Ah..mana argumennya di blog itu?

Penolakan atau penerimaan hukuman mati itu ranah filsafat. Argumentasinya tidak dibangun berdasarkan hukum ini ataupun hukum itu, tapi dengan rasional-rasional tertentu.

mbok jamu
05-05-2015, 09:05 PM
pasti lebih gampang ngatur anak lah mbok, tapi seperti yg saya bilang, KETAKUTAN saya, pasti ada saatnya anak saya lagi down, atau apapun, nah pada saat itu saya takutnya dia berbuat "kesalahan", orang selalu bilang , orang menjadi dewasa karna belajar dari kesalahannya, tapi di narkoba kita sama sekali ga boleh berbuat "kesalahan" nya ::ngopi::

Jujur, kalau lihat anak-anak itu down sampai nyoba-nyoba narkoba, I only got one question, where are their parents?

Ketika orangtua itu "absen" dalam kehidupan si anak, I guess that's when the kids got lost.

mbok jamu
05-05-2015, 09:32 PM
maaf mbok kalo komen saya agak keras... bahasa itu hanya bahasa pembenaran atas perilaku menyimpang kita yang menghasut secara halus seseorang melakukan kejahatan...... kalo bahasa seperti itu diakui dan dibenarkan dalam bahasa hukum maka semua orang akan bebas menyuruh orang mencuri, menyuruh orang minum2an keras, menyruh orang berzina ketempat2 pelacuran bahkan menyuruh orang untuk melakukan pembunuhan.......

Supply and demand. Narkoba makin marak karena pemakainya makin banyak, BUKAN pemakai makin banyak karena narkobanya marak. Jadi pertanyaannya, KENAPA pemakainya makin banyak? Apakah karena memakai narkoba jaman sekarang merupakan sesuatu yang keren? Apakah karena anak-anak sekarang ndak takut sakaw trus mati? Apakah karena anak-anak sekarang bosen dengan hidupnya, they have nothing to look forward to? Apakah karena anak-anak itu bahkan ndak punya orangtua yang bisa menjadi role model? Narkoba itu akibat bukan sebab. Pe-er buat para ortu dah. :bye:

purba
05-05-2015, 11:50 PM
Jujur, kalau lihat anak-anak itu down sampai nyoba-nyoba narkoba, I only got one question, where are their parents?

Ketika orangtua itu "absen" dalam kehidupan si anak, I guess that's when the kids got lost.

Berarti orang tuanya harus dihukum mati karena menyebabkan anaknya kecanduan narkoba. ::ngakak2::

surjadi05
06-05-2015, 08:16 AM
Jujur, kalau lihat anak-anak itu down sampai nyoba-nyoba narkoba, I only got one question, where are their parents?

Ketika orangtua itu "absen" dalam kehidupan si anak, I guess that's when the kids got lost.
Lah kan kita ga bisa ikukin anak 24/7, kalo mau anak dewasa dia harus merantau/berdikari, nah gimana kalo saat itu si anak lagi down mis: putus cinta , nah pada saat itu yg rentan bagi kita, dimana logikanya udah tipis? ::ngopi::

---------- Post Merged at 07:16 AM ----------


Supply and demand. Narkoba makin marak karena pemakainya makin banyak, BUKAN pemakai makin banyak karena narkobanya marak. Jadi pertanyaannya, KENAPA pemakainya makin banyak? Apakah karena memakai narkoba jaman sekarang merupakan sesuatu yang keren? Apakah karena anak-anak sekarang ndak takut sakaw trus mati? Apakah karena anak-anak sekarang bosen dengan hidupnya, they have nothing to look forward to? Apakah karena anak-anak itu bahkan ndak punya orangtua yang bisa menjadi role model? Narkoba itu akibat bukan sebab. Pe-er buat para ortu dah. :bye:
Salah mbok di indo, pemakainya makin marak SEBAB narkoba gampang didapat, di indo NARKOBA disamarkan dengan permen trus dijual ke anak2 sd/smp, trus kemaren ketangkep orang yg jual kue pake ganja secara online, di batam pernah ketangkap 2 agen yg menawarkan wisata narkoba pada turis singapore dan malaysia,di singapore sangat susah mendapatkan narkoba AKIBATNYA mereka mencari narkoba di indo, nah coba kita balikan,kalo di indo SUSAH MENDAPATKAN NARKOBA,akibatnya mereka mencari ke luar negri kan, akibatnya orang yg duitnya dikit ga bisa coba2 pake narkoba kan? ::managuetahu::

purba
06-05-2015, 08:42 AM
Kalo urusan bule2 ga usah dipermsalahkan. Yg dibawah bodoh2, yang diatas pongah.
Cuma urusan orang indonesia ini yg suka mendramatisir. Saya sependapat dgn prof salim said mantan dubes di acara ilc kemarin. Orang indonesia lebay. Dari kelebayan itu lah akhirnya semua ikut komentar. Sampe orang2 ga sadar bahwa hukuman mati ini bukan hal yg aneh atau unik. Coba liat arab saudi, diem2 tau2 pancung. Ga ada yg protes, bahkan pemerintah cuman bisa protes tanpa bisa berbuat apa2.. wong nyawa sudah hilang.

https://www.youtube.com/watch?v=mRSq5lrA5aI

Ah si Said kayak lupa ajaran nenek moyangnya. Justru hukuman mati (pancung kepala, ditimpukin sampe mati, dll yg serem serem) utk diperlihatkan kepada masyarakat luas agar, katanya, menimbulkan efek jera. Tapi ketika acara eksekusi hukuman mati di Indonesia diramaikan oleh stasiun teve, dia malah protes. Di Eropa dulu, waktu masyarakatnya masih barbar, hukuman mati dipertontonkan di depan umum. ::ngakak2::

---------- Post Merged at 07:42 AM ----------



Menghapuskan hukuman mati tidak harus ke DPR, bisa ke MK. Tapi aku ragu MK mengabulkan.
Dan untuk ke DPR, kurasa mayoritas masyarakat Indonesia (termasuk saya sendiri) masih pro-hukuman mati.

Kenapa?
Karena alternatifnya, hukuman penjara,
masih riskan tak berguna karena maraknya korupsi sipir penjara.

Nah ini gak beres. Karena masih bisa ngatur jualan narkoba dari dalam penjara, maka diatasi dgn hukuman mati.

Mental korup sipir penjara dimanfaatkan oleh terpidana narkoba utk terus menjalankan bisnisnya. Jika terpidana narkoba yg dihukum mati, maka tetap saja bisnis kejahatan lain masih bisa diatur dari dalam penjara. Tapi kalo sipir penjara yg korup dihukum mati, tidak ada lagi pintu ke dunia luar utk mengatur bisnis narkoba ataupun bisnis kejahatan lainnya dari dalam penjara.

hajime_saitoh
06-05-2015, 02:28 PM
Supply and demand. Narkoba makin marak karena pemakainya makin banyak, BUKAN pemakai makin banyak karena narkobanya marak. Jadi pertanyaannya, KENAPA pemakainya makin banyak? Apakah karena memakai narkoba jaman sekarang merupakan sesuatu yang keren? Apakah karena anak-anak sekarang ndak takut sakaw trus mati? Apakah karena anak-anak sekarang bosen dengan hidupnya, they have nothing to look forward to? Apakah karena anak-anak itu bahkan ndak punya orangtua yang bisa menjadi role model? Narkoba itu akibat bukan sebab. Pe-er buat para ortu dah. :bye:

kalo in saya setuju.. sebagaian kecil anak2 muda sekarang sudah kehilangan role model yang baik.. mereka lebih mengidolakan artis yang dengan gemilau kerlap-kerlip kehidupan dunia keartisan dibandingkan mau mengidolakan tokoh2 yang memang memiliki andil besar dalam perubahan kehidupan manusia.. dan memang kembali ke bonyok masing2 gmn mereka dapat memberika contoh yang baik bagi masing2 anak mereka

ga_genah
06-05-2015, 03:16 PM
ga usah punya anak aja biar bebas narkoba

aman tho....

mbok jamu
06-05-2015, 03:42 PM
Kong @surjadi05 (http://www.kopimaya.com/forum/member.php?u=320)


Simbok meninggalkan rumah ortu dan mulai merantausejak umur 20 tahun, pernah hidup pas-pasan, pernah putus cinta, pernah down,dsb, tapi kenapa ndak pernah pakai narkoba?

Pangsa pasar Indonesia kan begitu. Setiap adaproduk baru apalagi makanan, semua orang menyerbu sampai rela mengantriberjam-jam padahal bahan bakunya ndak jelas boro-boro menyehatkan. Di Indonesiaapa saja bisa dijual dan pasti dibeli, seperti masyarakat yang ndak punyafilter untuk berpikir dulu sebelum berbuat. Perilaku konsumen yang belum cerdassangat menguntungkan produsen apalagi pebisnis narkoba. Jaman mbok imut dulu kesekolah bawa bekal sendiri, di luar negri sini anak-anak sekolah masih bawalunch box. Di Indonesia? Apakah anak-anak di Indonesia bawa bekal makanan kesekolah? Apakah para ortu Indonesia mengajarkan anak-anaknya untuk ndak jajansembarangan? What Indonesian parents haveactually done to save their kids?



Kembali ke death penalty,mbok pro hukuman mati karena penjara seumur hidup hanya menghabiskan uang negara.

surjadi05
06-05-2015, 04:22 PM
Kong @surjadi05 (http://www.kopimaya.com/forum/member.php?u=320)


Simbok meninggalkan rumah ortu dan mulai merantausejak umur 20 tahun, pernah hidup pas-pasan, pernah putus cinta, pernah down,dsb, tapi kenapa ndak pernah pakai narkoba?

Pangsa pasar Indonesia kan begitu. Setiap adaproduk baru apalagi makanan, semua orang menyerbu sampai rela mengantriberjam-jam padahal bahan bakunya ndak jelas boro-boro menyehatkan. Di Indonesiaapa saja bisa dijual dan pasti dibeli, seperti masyarakat yang ndak punyafilter untuk berpikir dulu sebelum berbuat. Perilaku konsumen yang belum cerdassangat menguntungkan produsen apalagi pebisnis narkoba. Jaman mbok imut dulu kesekolah bawa bekal sendiri, di luar negri sini anak-anak sekolah masih bawalunch box. Di Indonesia? Apakah anak-anak di Indonesia bawa bekal makanan kesekolah? Apakah para ortu Indonesia mengajarkan anak-anaknya untuk ndak jajansembarangan? What Indonesian parents haveactually done to save their kids?



Kembali ke death penalty,mbok pro hukuman mati karena penjara seumur hidup hanya menghabiskan uang negara.
Mbok jangan disamain zaman sekarang dengan zaman kita, tahun 80 an narkoba ga kayak sekarang, biar berduitpun ga gampang cari narkoba di zaman kita, lah sekarang di sekolahan pun bisa nyari, kemaren di batam diluar sekolahan sma ada yg nawarin pil koplo cuma 5k/biji gile kaga::kesal::

tuscany
06-05-2015, 05:12 PM
Nah ini gak beres. Karena masih bisa ngatur jualan narkoba dari dalam penjara, maka diatasi dgn hukuman mati.

Mental korup sipir penjara dimanfaatkan oleh terpidana narkoba utk terus menjalankan bisnisnya. Jika terpidana narkoba yg dihukum mati, maka tetap saja bisnis kejahatan lain masih bisa diatur dari dalam penjara. Tapi kalo sipir penjara yg korup dihukum mati, tidak ada lagi pintu ke dunia luar utk mengatur bisnis narkoba ataupun bisnis kejahatan lainnya dari dalam penjara.

Iye nih, argumen sipir penjara kurang pas. Meski pun di sisi satunya saya saat ini lebi pro hukuman mati buar para pengedar yang telah terbukti secara hukum.


ga usah punya anak aja biar bebas narkoba

aman tho....

Bener bos. Abis itu lama2 manusia punah dari muka bumi ::elaugh::

---------- Post Merged at 04:12 PM ----------




[COLOR=#3e3e3e][FONT=Tahoma]Simbok meninggalkan rumah ortu dan mulai merantausejak umur 20 tahun, pernah hidup pas-pasan, pernah putus cinta, pernah down,dsb, tapi kenapa ndak pernah pakai narkoba?


Saya asumsikan mbok orang yang kuat, sayangnya tidak semua orang seperti sih.

surjadi05
06-05-2015, 05:54 PM
^^^
Saya juga merantau dari umur 15 lagi malah tapi ga pernah juga nyobain narkoba, tapi ngerokok kuat sehari bisa 2 bungkus 234 kretek, nah waktu nyoba2 ngerokok saya juga tahun gerokok bisa buat kecanduan, tapi karna gampang didapat dan ada duit, ya ga masalah kan pikirnya dulu::ngopi::

---------- Post Merged at 04:54 PM ----------

Gimana kalo anak saya mikirnya gitu::ungg::

mbok jamu
06-05-2015, 08:46 PM
Knapa tulisanku jadi halus kasar begitu ya ::doh::

@surjadi05 (http://www.kopimaya.com/forum/member.php?u=320)

Itu one million dollar question dari mbok dijawab dulu dong. What Indonesian parents have actually done to save or protect their kids from drugs?

surjadi05
06-05-2015, 11:46 PM
Knapa tulisanku jadi halus kasar begitu ya ::doh::

@surjadi05 (http://www.kopimaya.com/forum/member.php?u=320)

Itu one million dollar question dari mbok dijawab dulu dong. What Indonesian parents have actually done to save or protect their kids from drugs?
Err saya ga bisa ngomong yg laen,en karna anak saya baru umur 6 tahun belum ada yg bisa dilakukan untuk dia, kecuali baru mengajarkan pengenalan akan bahaya narkoba, sedangkan maminya mulai mengajarin melalui "media" agama, makanya sebagai bokap sekarang saya cuma bisa berusaha untuk menekan peredaran narkoba
agar nanti kalo anak saya udah besar moga2 narkoba ga segampang sekarang mencari narkoba,apakah cukup? I dun know, i just can hope its enough ,for now? ::managuetahu::

purba
07-05-2015, 01:26 PM
Supply and demand. Narkoba makin marak karena pemakainya makin banyak, BUKAN pemakai makin banyak karena narkobanya marak. Jadi pertanyaannya, KENAPA pemakainya makin banyak? Apakah karena memakai narkoba jaman sekarang merupakan sesuatu yang keren? Apakah karena anak-anak sekarang ndak takut sakaw trus mati? Apakah karena anak-anak sekarang bosen dengan hidupnya, they have nothing to look forward to? Apakah karena anak-anak itu bahkan ndak punya orangtua yang bisa menjadi role model? Narkoba itu akibat bukan sebab. Pe-er buat para ortu dah. :bye:

Jadi apa yg harus dilakukan oleh para orang tua utk membentengi anak-anaknya dari pengaruh narkoba?

---------- Post Merged at 12:26 PM ----------



hidup ini punya peraturan sederhana: JIKA INGIN KEHIDUPAN KALIAN DIHARGAI, MAKA HARGAILAH KEHIDUPAN ORANG LAIN. JANGAN HARAP ORANG LAIN MENGHARGAI KEHIDUPAN KALIAN, JIKA KALIAN SENDIRI TELAH MENGHANCURKAN KEHIDUPAN ORANG LAIN.

Emangnya pecandu narkoba dipaksa oleh pengedar narkoba? Si pecandu beli narkoba sendiri, trus mampus, kok pengedarnya yg disalahin?

Ada orang depresi, minum Bayg*n, trus tewas, pabrik Bayg*n yg dihukum?

Ada orang kena serangan jantung, trus tewas, penjual tongseng dihukum?

Porcelain Doll
07-05-2015, 04:55 PM
tapi kan ga ada orang jualan Baygon buat diminum ;D
kalo narkoba...udah jelas bahayanya, kok masih berani jualan

ga berarti pecandu juga bebas dari kesalahan ya
biar gimana, dia juga ikut andil dalam merusak dirinya sendiri

mbok jamu
07-05-2015, 05:43 PM
Jadi apa yg harus dilakukan oleh para orang tua utk membentengi anak-anaknya dari pengaruh narkoba?

Eh ngapain mbok pikirin kalau para orangtua-nya cuwek? Karena rata-rata kan cuma mengeluh dan minta penjahatnya dihukum mati.

Not my circus, not my monkeys. B-)

purba
08-05-2015, 10:54 PM
Eh ngapain mbok pikirin kalau para orangtua-nya cuwek? Karena rata-rata kan cuma mengeluh dan minta penjahatnya dihukum mati.

Not my circus, not my monkeys. B-)

Beuh... Ini seh bukan jawaban/diskusi yg intelek.

Ente bilang (more or less) peran orang tua adalah sangat penting/utama dlm membentengi anak-anaknya dari narkoba. Tapi ditanya gimana caranya malah jawab kayak di atas. Trus buat apa ente 'menghardik' orang tua, kalo gak ngasih solusinya kayak apa? ::bwekk::

---------- Post Merged at 09:54 PM ----------


tapi kan ga ada orang jualan Baygon buat diminum ;D
kalo narkoba...udah jelas bahayanya, kok masih berani jualan

ga berarti pecandu juga bebas dari kesalahan ya
biar gimana, dia juga ikut andil dalam merusak dirinya sendiri

Gak ada juga orang jualan tongseng supaya orang lain kena serangan jantung.

Mengapa pecandu narkoba yg mati, tapi yg disalahkan malah pengedarnya?

Postingan saya ini terkait dgn argumen Yuki yg menyalahkan pengedar narkoba karena pecandunya mati.

mbok jamu
09-05-2015, 05:58 AM
Beuh... Ini seh bukan jawaban/diskusi yg intelek.

Ente bilang (more or less) peran orang tua adalah sangat penting/utama dlm membentengi anak-anaknya dari narkoba. Tapi ditanya gimana caranya malah jawab kayak di atas. Trus buat apa ente 'menghardik' orang tua, kalo gak ngasih solusinya kayak apa? ::bwekk::

Maksa lu. Suka-suka mbok mau nulis apa. Lagian, kalau sampeyan membaca yang sudah mbok tulis, read between the lines, mestinya sampeyan sudah nangkep maksud mbok. Sonoh cuci muka, lap ilernya, baca lagi yang bener.

purba
09-05-2015, 09:23 AM
Maksa lu. Suka-suka mbok mau nulis apa. Lagian, kalau sampeyan membaca yang sudah mbok tulis, read between the lines, mestinya sampeyan sudah nangkep maksud mbok. Sonoh cuci muka, lap ilernya, baca lagi yang bener.

Halagh..ngeles aja lu... Pake bilang read between the lines segala... ::ngakak2::

Klo lu emang punya solusi, ya lu tulis aja di sini apa yg musti dilakukan oleh orang tua supaya anak-anaknya terhindar dari narkoba. Lu sendiri sebenarnya gak tau apa yg musti lu jawab atau minimal jawaban lu blm terstruktur dengan baik di otak lu....

::hihi::

hajime_saitoh
09-05-2015, 12:17 PM
solusinya hanya satu.. "patuh pada semua keputusan presiden" itu dah dia....

ndableg
09-05-2015, 03:45 PM
Sebaiknya kalo ga bisa jawab, didiemin aja. Nanti malah terlihat semakin bodoh. (bukan untuk diatas gw, entar merasa lagih)

Solusi yang baik adalah pengetahuan. Menanamkan pengetahuan tentang narkoba pada anak2. Tapi sebelumnya aparat juga musti punya pengetahuan yang valid/benar. Dan tugas pemerintah memberi pengetahuan tentang narkotik dan obat2an terlarang kpd anak2.

Misalnya, janganlah ganja dimasukan pada narkotik dan diberi hukuman mati, karena effek rokok dan miras lebih berbahaya dari efek ganja. Ganja termasuk jenis rumput2an seperti ilalang, dan tumbuh liar di bbrp daerah. Mosok bawa rumput dihukum mati. Sayang nyawa anak2 itu, karena bisa jadi mereka adalah anak2 yang kreatif.

Atau jangan sampe seseorang yang dihadapi oleh pergaulan drugs tidak tahu efek2 apa yang bakal diterimanya dan apa yang akan terjadi dikemudian hari. Seperti melarang free seks. Mengapa? Itu musti ada yang menjelaskan kepada anak2 sehingga dimasa depan mereka jadi lebih bijak menghadapi pergaulan. Jangan asal ngelarang, karena mereka akan cari tau sendiri. Terutama anak2 yg punya jiwa kreatif.

surjadi05
09-05-2015, 07:35 PM
Beuh... Ini seh bukan jawaban/diskusi yn

---------- Post Merged at 09:54 PM ----------



Gak ada juga orang jualan tongseng supaya orang lain kena serangan jantung.

Mengapa pecandu narkoba yg mati, tapi yg disalahkan malah pengedarnya?

Postingan saya ini terkait dgn argumen Yuki yg menyalahkan pengedar narkoba karena pecandunya mati.

Lah simple aja karna jual narkoba itu kriminal/melanggar hukum, kalo ga boleh nyalahin kriminal trus nyalahin korbannya? Logika aneh, besok kalo gw bunuh orang yg lewat depan rumah gw, gimana? Bukan salah gw? trus harus nyalahin korbannya? Ngapain korbannya lewat depan rumah gw, emang ada yg paksa dia untuk lewat depan rumah gw, emang ada yg taruh pistol dijidat dia untuk lewat depan rumah gw?
Logika yg aneh::doh::

mbok jamu
09-05-2015, 09:01 PM
Analoginya kurang tepat, Kong.

Lewat depan rumah Kong Sur ndak melanggar hukum, sementara memakai narkoba walaupun hanya ganja selinting adalah perbuatan yang melanggar hukum yang bisa dipidana minimal 4 tahun penjara.

Orang yang memakai narkoba adalah orang yang melanggar hukum. Kalau ndak merasa melanggar hukum ya jangan merasa menjadi korban karena melanggar hukum dan menjadi korban keputusannya ada pada individu itu sendiri.

surjadi05
09-05-2015, 09:35 PM
Analoginya kurang tepat, Kong.

Lewat depan rumah Kong Sur ndak melanggar hukum, sementara memakai narkoba walaupun hanya ganja selinting adalah perbuatan yang melanggar hukum yang bisa dipidana minimal 4 tahun penjara.

Orang yang memakai narkoba adalah orang yang melanggar hukum. Kalau ndak merasa melanggar hukum ya jangan merasa menjadi korban karena melanggar hukum dan menjadi korban keputusannya ada pada individu itu sendiri.
Ok kalo gitu dua2nya melanggar hukum, bagaimana dengan orang tuanya si korban yg meninggal karna narkoba? Kalo anaknya mati wajar donk kalo si ortu pengen penjualnya dihukum mati? Karna sama2 melanggar hukum? Kecuali si mbok mengganggap "dosis" salah si pengedar lebih kecil dari salah si pemadat? ::ngopi::

tuscany
09-05-2015, 10:01 PM
Orang yang memakai narkoba adalah orang yang melanggar hukum. Kalau ndak merasa melanggar hukum ya jangan merasa menjadi korban karena melanggar hukum dan menjadi korban keputusannya ada pada individu itu sendiri.

Pemakai sekarang tidak lagi melanggar hukum namun dianggap korban, cmiiw. Jadi mereka bukan diadili tapi dikirim ke pusat rehab.

Agitho_Ryuki
09-05-2015, 10:42 PM
pengedar narkoba hukum mati itu aturan hukumnya... gak suka?? ada dua pilihan:
1. jadi pemangku kebijakan yang berwenang mengubah hukum, sikahkan ubah sesuka anda.
2. hidup tidak hanya di Indonesia kok, silahkan keluar Indonesia jika mau.

surjadi05
09-05-2015, 11:15 PM
Pemakai sekarang tidak lagi melanggar hukum namun dianggap korban, cmiiw. Jadi mereka bukan diadili tapi dikirim ke pusat rehab.

Gak semua loh tucs, fariz rm dipenjara
Fariz Rustam Munaf Divonis 8 Bulan Penjara
Musisi dan penyanyi senior Fariz Rustam Munaf divonis 8 bulan penjara oleh Ketua Majelis Hakim Tatie Hadianti dalam persidangan pembacaan putusann di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu (6/5/2015). Faris terbukti secara sah melakukan tindakpidana penyalahgunaan narkotika. (TRIBUNNEWS/RAHMAT PATUTIE)

mbok jamu
10-05-2015, 07:25 AM
Yang benar dipidana maksimal 4 tahun penjara. Maap.

surjadi05
10-05-2015, 07:56 AM
Yang benar dipidana maksimal 4 tahun penjara. Maap.

ada perubahan mbok per 1 oktober 2015, pengguna narkoba cuma di rehab ::ngopi::

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mulai tahun depan, Badan Narkotika Nasional (BNN) akan mereorentasi hukuman bagi pengguna narkoba. Bagi yang murni penguna narkoba dalaam sidang mereka bisa dihukum rehabilitasi.

"Dulu pengguna yang dimasuk penjara dengan ancaman 4 tahun penjara tapi ke depan kalau pengguna murni bisa diputus hukuman rehabilitasi sebagai hukuman paksa," kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Anang Iskandar di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (3/6/2014).

Reorentasi ini akan dimulai tahun depan mendatang, sedangkan pilot project baru akan dilakukan bulan Oktober yang akan datang. "Mestinya Juni tapi karena anggarannya belum bisa sehingga ditunda," katanya.

Sebenarnya BNN telah memberikan kesempatan pengguna yang secara sadar direhabilitasi namun ternyata tidak mendapatkan respon. "Mereka takut lapor Institusi Penerima Wajib Lapor tapi takut diintip BBN ditangkap masuk penjara," katanya.

Bagi pengedar hukuman tidak ada perubahaan. Bahkan tidak hanya ancaman hukuman mati atau seumur hidup, pelaku bisa dikenai UU tidak pidana pencucian uang dengan harta dirampas negara.

Yang menjadi sasaran adalah usia 10 tahun atau mulai SD kelas 4, lalu pelajar SMP karena kebiasaan itu akan dibawa sampai ke SMA maupun nanti pergurusan tinggi.

"Juga disasar ibu-ibu hamil yang mempunyai anak kecil mampu menghindar mengonsumsi narkoba, rokok maupun maksiat. Juga usia pekerja, sudah dewasa duit banyak," katanya.

Perhatian juga diberikan kepada kelompok marginal yg terpinggirkan atau orang-orang yang dekat dengan narkoba seperti anak-anak jalanan, maupun yang bekerja di lingkungan kesehatan.

Disinggung mengenai pandangan orang yang direhabititasi keenakan bukannya dihukum penjara, Anang menyatakan kondisinya tidak seperti itu.

"Orang yang kena narkoba itu orang yang berpenyakit. Mereka perlu disembuhkan, kalau enggak dilakukan ya enggak akan sembuh," katanya.

mbok jamu
10-05-2015, 08:07 AM
Ok kalo gitu dua2nya melanggar hukum, bagaimana dengan orang tuanya si korban yg meninggal karna narkoba? Kalo anaknya mati wajar donk kalo si ortu pengen penjualnya dihukum mati? Karna sama2 melanggar hukum? Kecuali si mbok mengganggap "dosis" salah si pengedar lebih kecil dari salah si pemadat? ::ngopi::

Kalau anaknya mati karena OD kemudian si ortu ingin pengedar narkoba itu dihukum mati, itu kewajaran yang a little too late. Wajar itu kalau si ortu sadar ada yang ndak benar pada anaknya. Wajar itu kalau si anak minta tolong pada ortunya ketika dia punya masalah. Wajar itu kalau anak tsb ndak mati karena narkoba.

Two wrongs do not make a right.

surjadi05
10-05-2015, 10:49 AM
Kalau anaknya mati karena OD kemudian si ortu ingin pengedar narkoba itu dihukum mati, itu kewajaran yang a little too late. Wajar itu kalau si ortu sadar ada yang ndak benar pada anaknya. Wajar itu kalau si anak minta tolong pada ortunya ketika dia punya masalah. Wajar itu kalau anak tsb ndak mati karena narkoba.

in perfect life, setiap otu juga pasti maunya gitu, kalo ada masalah anak jujur ke ortunya, tapi faktanya biasa malah ortu yg paling terakhir tahu kalo anaknya ada masalah, sebagaimana terbukanya ortu, in perfect life, otu juga pengen anaknya ga berubah karna faktor lingkungan/pergaulan, tapi faktanya banyak anak yg berubah karna faktor teman/lingkungan, di padank ada quote terkenal " Show me ur friends, i show u ur future" , satu2nya solusi yah anak kalo anak ga mau berubah yah " dipasung" dari pergaulan ::arg!::

dan kalo si mbok kira ga ada bonyok yg menyalahin dirinya kalo anaknya mati karna narkoba coba cek ulang, menurut saya lebih produktif nyalahin si pengedar daripada nyalahin dirinya sendiri, karna akibatnya keluarganya terlantar, misalnya spouse en anak yg laen:ngopi:


Two wrongs do not make a right.
in this case, i beg to differ ::bye::

hajime_saitoh
11-05-2015, 09:51 AM
Analoginya kurang tepat, Kong.

Lewat depan rumah Kong Sur ndak melanggar hukum, sementara memakai narkoba walaupun hanya ganja selinting adalah perbuatan yang melanggar hukum yang bisa dipidana minimal 4 tahun penjara.

Orang yang memakai narkoba adalah orang yang melanggar hukum. Kalau ndak merasa melanggar hukum ya jangan merasa menjadi korban karena melanggar hukum dan menjadi korban keputusannya ada pada individu itu sendiri.

kan ada juga delik hukum yang mengatur tentang pengedar dan bndar besar Narkobanya.. jadi marilah kita patuhi pemerintah kita dan mendukung beliau utnuk menegakkan hukum di INdonesia yang setegak2nya...

serendipity
11-05-2015, 03:06 PM
..Btw gimana kabarnya si Freddy Budiman tuh yang hoby pakai artis bispak di penjara? kok belom dihukum mati juga sih tuh orang?
Kemaren liat di meteor tipi katanya untuk kaki tangannya yang berhasil ngedarin narkoba dikasih rumah yak.
Lumayan buat orang yang susah dpt kerja si Freddy dah buka lowongan kerja tuh :evilgrin:

surjadi05
11-05-2015, 03:44 PM
..Btw gimana kabarnya si Freddy Budiman tuh yang hoby pakai artis bispak di penjara? kok belom dihukum mati juga sih tuh orang?
Kemaren liat di meteor tipi katanya untuk kaki tangannya yang berhasil ngedarin narkoba dikasih rumah yak.
Lumayan buat orang yang susah dpt kerja si Freddy dah buka lowongan kerja tuh :evilgrin:
Belum lah, kan baru berapa tahun doank, kan masih ada kasasi trus pk, trus pk atas pk, kan tujuannya biar tambah korban eh sorry biar ga salah hukum ::ungg::

purba
12-05-2015, 01:13 AM
Lah simple aja karna jual narkoba itu kriminal/melanggar hukum, kalo ga boleh nyalahin kriminal trus nyalahin korbannya? Logika aneh, besok kalo gw bunuh orang yg lewat depan rumah gw, gimana? Bukan salah gw? trus harus nyalahin korbannya? Ngapain korbannya lewat depan rumah gw, emang ada yg paksa dia untuk lewat depan rumah gw, emang ada yg taruh pistol dijidat dia untuk lewat depan rumah gw?
Logika yg aneh::doh::

Logika aneh? ::ngakak2::

Gw tanya ama lu. Apakah pengedar narkoba bertujuan membuat orang mati?
Apakah penjual tongseng bertujuan membuat orang sakit jantung?

Kalo lu jelas membunuh orang, ya lu salah. ::ngakak2::

paham gak neh...

hajime_saitoh
12-05-2015, 08:23 AM
Logika aneh? ::ngakak2::

Gw tanya ama lu. Apakah pengedar narkoba bertujuan membuat orang mati?
Apakah penjual tongseng bertujuan membuat orang sakit jantung?

Kalo lu jelas membunuh orang, ya lu salah. ::ngakak2::

paham gak neh...

bukannya logika lo yang lebih aneh... kalo lo tahu itu barang berbahaya buat diri lo apakah lo bakal beli? dan apakah bila lo tau itu barang yang dilarang oleh pemerintah juga lo tetep akan jual juga??? otak-otak mana otak??????????

serendipity
12-05-2015, 01:18 PM
Belum lah, kan baru berapa tahun doank, kan masih ada kasasi trus pk, trus pk atas pk, kan tujuannya biar tambah korban eh sorry biar ga salah hukum ::ungg::

Tapi katanya nanti om, kloter ke 3 dia dieksekusi.
Khusus buat Freddy gw dukung 100% deh buat di hukum mati. :jempol:

purba
14-05-2015, 03:55 AM
bukannya logika lo yang lebih aneh... kalo lo tahu itu barang berbahaya buat diri lo apakah lo bakal beli? dan apakah bila lo tau itu barang yang dilarang oleh pemerintah juga lo tetep akan jual juga??? otak-otak mana otak??????????

Oh.. lu punya otak? Coba gw cek... ::ngakak2::

Seorang pecandu narkoba akhirnya tewas karena narkoba yg terus dikonsumsinya, kenapa yg disalahkan pengedarnya? Lu bisa jawab gak? Jangan bawa-bawa peraturan pemerintah dulu. Peraturan pemerintah muncul kemudian setelah itu semua lu bisa jawab.

Skrg coba ini. Seorang pecandu tongseng akhirnya tewas (penumpukan kolesterol, akhirnya serangan jantung) karena tongseng yg rutin disantapnya, apakah penjual tongseng patut disalahkan?

Pertanyaan seperti ini utk membangun kesadaran lu sendiri (juga kesadaran masyarakat - pada skala yg lebih luas) agar jangan selalu menyalahkan faktor luar ketika ada musibah yg terjadi pada diri lu (pada masyarakat). Kalo kesadaran kolektif ini terbangun dlm otak lu (otak masyarakat), tanpa perlu peraturan pemerintah pun, pengedar narkoba akan punah.

Jangan salahkan Israel yg dirahmati Allah swt, kalo Palestina tetap berantakan sampe sekarang... ::ngakak2::

Allah swt bersabda: "Nasib lu kagak bakalan berubah kalo lu kagak mao mengubahnya sendiri."

mbok jamu
14-05-2015, 04:42 AM
in perfect life, setiap otu juga pasti maunya gitu, kalo ada masalah anak jujur ke ortunya, tapi faktanya biasa malah ortu yg paling terakhir tahu kalo anaknya ada masalah, sebagaimana terbukanya ortu, in perfect life, otu juga pengen anaknya ga berubah karna faktor lingkungan/pergaulan, tapi faktanya banyak anak yg berubah karna faktor teman/lingkungan, di padank ada quote terkenal " Show me ur friends, i show u ur future" , satu2nya solusi yah anak kalo anak ga mau berubah yah " dipasung" dari pergaulan ::arg!::

dan kalo si mbok kira ga ada bonyok yg menyalahin dirinya kalo anaknya mati karna narkoba coba cek ulang, menurut saya lebih produktif nyalahin si pengedar daripada nyalahin dirinya sendiri, karna akibatnya keluarganya terlantar, misalnya spouse en anak yg laen:ngopi:


in this case, i beg to differ ::bye::

Bukan lebih produktif, Kong, tapi lebih mudah menyalahkan orang lain (dalam kasus ini si pengedar) daripada mengakui kesalahan diri sendiri (dalam kasus ini si pemakai narkoba). Si pemakai BUKAN orangtua si pemakai.

Jadi sebenernya ndak perlu didramatisir atau dicari-cari kambing item-inya. You do it, you live with the consequences.

Silakan saja para ortu ikut-ikutan menyalahkan si pengedar but they are not teaching anything to their kids. Mereka hanya mengajarkan anak-anak mereka untuk tidak bertanggungjawab atas perbuatan mereka sendiri, to be forever losers. Bravo.

surjadi05
14-05-2015, 07:59 AM
Logika aneh? ::ngakak2::

Gw tanya ama lu. Apakah pengedar narkoba bertujuan membuat orang mati?
Apakah penjual tongseng bertujuan membuat orang sakit jantung?

Kalo lu jelas membunuh orang, ya lu salah. ::ngakak2::

paham gak neh...
Tidak orang jual narkoba tujuannya buat orang kecanduan, dan beli lagi, tapi pointnya bukan disana tapi POINTNYA ada di perbuatan KRIMINAL nya, apa bedanya kalo gw bunuh orang, toh sama2 kriminal? Kecuali mau dilegalkan narkoba maka logika elu benar menyamakan orang jual narkoba sama orang jual Tongseng, karna sama2 legal ::ngopi::

---------- Post Merged at 06:59 AM ----------


Bukan lebih produktif, Kong, tapi lebih mudah menyalahkan orang lain (dalam kasus ini si pengedar) daripada mengakui kesalahan diri sendiri (dalam kasus ini si pemakai narkoba). Si pemakai BUKAN orangtua si pemakai.

Jadi sebenernya ndak perlu didramatisir atau dicari-cari kambing item-inya. You do it, you live with the consequences.

Silakan saja para ortu ikut-ikutan menyalahkan si pengedar but they are not teaching anything to their kids. Mereka hanya mengajarkan anak-anak mereka untuk tidak bertanggungjawab atas perbuatan mereka sendiri, to be forever losers. Bravo.
Salah mbok, pernah lihat ga mbok ortu yg anaknya korban narkoba, saya ada teman anaknya meninggal korban narkoba, mereka gabung ke ormas namanya GRANAT, mereka bahkan berani menggerebek transaksi narkoba tentunya dengan bantuan polisi, kalo polisi telat, mereka berani menggerebek dengan bantuan ketua rt/rw, dan akibatnya MENURUT SAYA peredaran narkoba bisa berkurang, nah itu lebih produktif kan daripada mereka terus menangis di rumah, meratapi kesalahan mereka sebagai seorang ortu ::bye::

surjadi05
14-05-2015, 09:28 AM
Bukan lebih produktif, Kong, tapi lebih mudah menyalahkan orang lain (dalam kasus ini si pengedar) daripada mengakui kesalahan diri sendiri (dalam kasus ini si pemakai narkoba). Si pemakai BUKAN orangtua si pemakai.

Jadi sebenernya ndak perlu didramatisir atau dicari-cari kambing item-inya. You do it, you live with the consequences
Ooh maksd si mbok si pemakainya bukan ortu, kalo itu saya setuju, tapi setahu saya dari beberapa kasus, si pemakai ga pernah nyalahin si pengedar, teman saya yg make en ga mokat juga banyak tapi rata2 cuma ganja dan ectassy, mereka ga ada yg nyalahin pengedar, biasanya yg nyalahin pengedar mah keluarga yg pemakainya udah mokat, mau nyalahin pemakai orangnya udah mokat, dan sesudah mereka menyalahin diri sendiri, dan sadar ga ada gunanya dan ga produktif, baru mereka mencari "keadilan" dengan nyalahin si pengedar

---------- Post Merged at 08:28 AM ----------


Tapi katanya nanti om, kloter ke 3 dia dieksekusi.
Khusus buat Freddy gw dukung 100% deh buat di hukum mati. :jempol:

Jangan dihukum mati, ntar kalo salah vonis gimana? ::hihi::

hajime_saitoh
14-05-2015, 05:03 PM
Oh.. lu punya otak? Coba gw cek... ::ngakak2::

Seorang pecandu narkoba akhirnya tewas karena narkoba yg terus dikonsumsinya, kenapa yg disalahkan pengedarnya? Lu bisa jawab gak? Jangan bawa-bawa peraturan pemerintah dulu. Peraturan pemerintah muncul kemudian setelah itu semua lu bisa jawab.

Skrg coba ini. Seorang pecandu tongseng akhirnya tewas (penumpukan kolesterol, akhirnya serangan jantung) karena tongseng yg rutin disantapnya, apakah penjual tongseng patut disalahkan?

Pertanyaan seperti ini utk membangun kesadaran lu sendiri (juga kesadaran masyarakat - pada skala yg lebih luas) agar jangan selalu menyalahkan faktor luar ketika ada musibah yg terjadi pada diri lu (pada masyarakat). Kalo kesadaran kolektif ini terbangun dlm otak lu (otak masyarakat), tanpa perlu peraturan pemerintah pun, pengedar narkoba akan punah.

Jangan salahkan Israel yg dirahmati Allah swt, kalo Palestina tetap berantakan sampe sekarang... ::ngakak2::

Allah swt bersabda: "Nasib lu kagak bakalan berubah kalo lu kagak mao mengubahnya sendiri."

Alhamdulillah lo bawa hadits rasul lo itu bukan sabda Allah azza wa jalla . Brarti kop purba Insyaallah akan segera dapet hidayah ne. Jazakallohu khoir.

---------- Post Merged at 05:03 PM ----------

Eh gw punya otak gak ya.. Ntar deh gw cek dulu.

purba
15-05-2015, 11:08 PM
Tidak orang jual narkoba tujuannya buat orang kecanduan, dan beli lagi, tapi pointnya bukan disana tapi POINTNYA ada di perbuatan KRIMINAL nya, apa bedanya kalo gw bunuh orang, toh sama2 kriminal? Kecuali mau dilegalkan narkoba maka logika elu benar menyamakan orang jual narkoba sama orang jual Tongseng, karna sama2 legal ::ngopi::

Gw tidak sedang ngomongin peraturan/legalitas. Jelaslah, kalo aturan dilanggar, maka ada hukuman.

Tapi kenapa membunuh orang dikategorikan kriminal? Kenapa mengedarkan narkoba dimasukkan ke dalam tindakan kriminal? Itu point-nya.

Kenapa gw tanya begitu? Ada pendapat (di posting sebelumnya - perlu cek lagi ke belakang - males) yg mengatakan bhw pengedar narkoba harus dihukum mati karena telah menyebabkan pecandu narkoba mati. Di sini gw gak sependapat. Pecandu narkoba mati akibat kebodohannya sendiri mengkonsumsi narkoba kelewat batas. Ini sama saja dgn orang yg berlebihan dlm mengkonsumsi tongseng, akhirnya kena serangan jantung, itu akibat kebodohannya sendiri, bukan penjual tongseng.

Tujuan pengedar narkoba semata-mata uang. Itu bisnis seperti bisnis lainnya. Berlaku hukum-hukum ekonomi, hukum permintaan-penawaran. Tujuan pengedar narkoba bukan buat orang kecanduan trus beli lagi, tapi uang.

---------- Post Merged at 10:08 PM ----------


Alhamdulillah lo bawa hadits rasul lo itu bukan sabda Allah azza wa jalla . Brarti kop purba Insyaallah akan segera dapet hidayah ne. Jazakallohu khoir.


Jadi yg salah siape? Pengedar narkoba atau Allah azza wa jalla? ::bwekk::

surjadi05
16-05-2015, 03:07 PM
Gw tidak sedang ngomongin peraturan/legalitas. Jelaslah, kalo aturan dilanggar, maka ada hukuman.

Tapi kenapa membunuh orang dikategorikan kriminal? Kenapa mengedarkan narkoba dimasukkan ke dalam tindakan kriminal? Itu point-nya.

Kenapa gw tanya begitu? Ada pendapat (di posting sebelumnya - perlu cek lagi ke belakang - males) yg mengatakan bhw pengedar narkoba harus dihukum mati karena telah menyebabkan pecandu narkoba mati. Di sini gw gak sependapat. Pecandu narkoba mati akibat kebodohannya sendiri mengkonsumsi narkoba kelewat batas. Ini sama saja dgn orang yg berlebihan dlm mengkonsumsi tongseng, akhirnya kena serangan jantung, itu akibat kebodohannya sendiri, bukan penjual tongseng.

Tujuan pengedar narkoba semata-mata uang. Itu bisnis seperti bisnis lainnya. Berlaku hukum-hukum ekonomi, hukum permintaan-penawaran. Tujuan pengedar narkoba bukan buat orang kecanduan trus beli lagi, tapi uang.

---------- Post Merged at 10:08 PM ----------

ok coba kita bahas dari sisi penjual,kalo pemakai goblok gw setuju, kalo dibilang penjual narkoba tujuannya cuma murni uang, bukan buat kecanduan kenapa sering disarukan/dicampur ke dalam permen,kue dll, padahal tahu obat itu bukan yg dicari konsumen? Kenapa jual2 di deket sekolah2an? Kita ngomong bukan yg jual private ya, ataupun di diskotik ::ngopi::

surjadi05
16-05-2015, 03:46 PM
JAKARTA, TRIBUN - Sasaran sindikat pengedar narkoba saat ini bukan hanya kepada orang dewasa saja, namun juga kepada kalangan pelajar.
Mulai dari tingkat SD sampai SMA. Pada beberapa kasus yang terjadi dalam 3 tahun terakhir, narkoba bermetamorfosis dalam bentuk permen.
Narkoba dalam bentuk permen ini dipastikan menyasar kalangan pelajar muda mulai anak-anak atau tingkat SD dan SMP.
"Kami meminta guru dan orangtua untuk selalu waspada dan mengawasi anak-anak, atas peredaran narkoba yang bentuk dan penggunaannya dibikin seperti permen," kata Dini Fariawati, Kasi Peran Serta Masyarakat Bidang Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta kepada Warta Kota (Tribun Network), Minggu (13/4/2014).
Menurut Dini pada beberapa kasus yang ditemukannya dalam 3 tahun terakhir di Indonesia, korban penyalahgunaan narkotika adalah anak-anak atau kalangan pelajar yang masih muda yang mengonsumsi narkoba dalam bentuk permen.
Karenanya, kata dia, bukan tak mungkin narkoba permen ini dapat masuk ke sekolah-sekolah di Indonesia dengan tidak terdeteksi, jika guru dan orangtua tidak peduli atas perkembangan perilaku para pelajar atau anak-anaknya.
"Narkotika pada dasarnya akan mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan dan perilaku seseorang, juga anak-anak. Jika ada perubahan perilaku, guru dan orangtua harus peka melihatnya dan harus bisa melihat penyebabnya apakah karena narkoba atau bukan," paparnya.

ndableg
16-05-2015, 04:35 PM
Tujuan pengedar narkoba semata-mata uang. Itu bisnis seperti bisnis lainnya. Berlaku hukum-hukum ekonomi, hukum permintaan-penawaran. Tujuan pengedar narkoba bukan buat orang kecanduan trus beli lagi, tapi uang.:

Ya ga uang aja lah. Kalo cuman uang aja kenapa ga jualan tahu gejrot aje.
Kapitalis di mana2 tidak hanya ingin uang saja, tapi juga ingin pembeli menjadi pelanggan. Dan kalo perlu mencandu produk2nya.
Jadi bukan macam penjual kaki lima yang beli sekali, t'rus ga ada hubungan lagi.
coba aja liat, bandar narkoba ga segan2 memberikan paket gratis untuk pemula, bahkan sampe beberapa kali. Dan kebanyakan bandar itu gaulnya asik. apalagi menghadapi ababil.

Bedanya kapitalis jual barang legal dgn drugs dealer itu, si kapitalis dipaksa berpikir kreatif untuk menciptakan produk yang bisa bikin nyandu pemakainya, contoh apple, samsung, sega, sony, dll. Sedangkan drugs is drugs, memaksa pemakai mencandunya, ga ada innovasi nya kecuali menyamarkan bentuk atau menaikkan kadar fly.

Memang mencandu itu ada kesalahan dari pemakai. Tapi coba sang pecandu mau berhenti, si bandar pasti ga tinggal diam, kecuali bandar yang budiman.
Perbandingan dgn tongseng, apakah tongseng menyandu? Bikin sakauw kalo ga dikonsumsi? Itu makanya pemakai narkoba dibilang korban, karena mereka tidak kuasa menghentikan rasa sakit ketika kehilangan produk ini. Bahkan ketika si pecandu tidak mau lagi, tetep aja sulit.

Salah sendiri kenapa dulu mencoba? Ada memang anak sekolahan yang dewasa dan bijaksana bisa berpikir masa depan. Tapi dgn kualitas pendidikan, gaya hidup dan perekonomian spt ini apa bisa semua anak sekolahan berpikir sejauh itu? Yg ud anggota dpr aja banyak yg kagak bisa. Percaya deh, kesan pertama drugs itu selalu enak, sama enaknya dgn seks. Belakangannya aja ga enak.

hajime_saitoh
18-05-2015, 10:00 AM
Gw tidak sedang ngomongin peraturan/legalitas. Jelaslah, kalo aturan dilanggar, maka ada hukuman.

Tapi kenapa membunuh orang dikategorikan kriminal? Kenapa mengedarkan narkoba dimasukkan ke dalam tindakan kriminal? Itu point-nya.

Kenapa gw tanya begitu? Ada pendapat (di posting sebelumnya - perlu cek lagi ke belakang - males) yg mengatakan bhw pengedar narkoba harus dihukum mati karena telah menyebabkan pecandu narkoba mati. Di sini gw gak sependapat. Pecandu narkoba mati akibat kebodohannya sendiri mengkonsumsi narkoba kelewat batas. Ini sama saja dgn orang yg berlebihan dlm mengkonsumsi tongseng, akhirnya kena serangan jantung, itu akibat kebodohannya sendiri, bukan penjual tongseng.

Tujuan pengedar narkoba semata-mata uang. Itu bisnis seperti bisnis lainnya. Berlaku hukum-hukum ekonomi, hukum permintaan-penawaran. Tujuan pengedar narkoba bukan buat orang kecanduan trus beli lagi, tapi uang.

---------- Post Merged at 10:08 PM ----------



Jadi yg salah siape? Pengedar narkoba atau Allah azza wa jalla? ::bwekk::

yang salah siapa ya kok tanya ke saya?? saya kan bukan pengedar... ::bwekk::

purba
21-05-2015, 12:19 PM
Ya ga uang aja lah. Kalo cuman uang aja kenapa ga jualan tahu gejrot aje.

Lha lu ke Belanda ngapain, cari uang bukan? ::hihi::



Kapitalis di mana2 tidak hanya ingin uang saja, tapi juga ingin pembeli menjadi pelanggan.

Buat apa kapitalis membeli pelanggan?

::ngakak2::

---------- Post Merged at 11:19 AM ----------


ok coba kita bahas dari sisi penjual,kalo pemakai goblok gw setuju, kalo dibilang penjual narkoba tujuannya cuma murni uang, bukan buat kecanduan kenapa sering disarukan/dicampur ke dalam permen,kue dll, padahal tahu obat itu bukan yg dicari konsumen? Kenapa jual2 di deket sekolah2an? Kita ngomong bukan yg jual private ya, ataupun di diskotik ::ngopi::

Yah itu cara menjual produknya. Ujung-ujungnya ya uang.

Nih yg bukan bertujuan uang, tapi politis. Misalnya masa depan Indonesia ingin dilemahkan , maka diserbulah Indonesia oleh pengedar narkoba yg sudah ditugasi secara intelijen (atau apalah) oleh negara tertentu, misalnya Malaysia, karena merasa Indonesia berpotensi menyaingi Malaysia.

surjadi05
21-05-2015, 05:53 PM
lah terus kalo tujuannya uang jadi benar gitu? kalo gitu nodong, rampok,nyuri juga bener dong? kan tujuannya uang? berarti kalo diambil kesimpulan jualan tongseng itu sama dengan rampok, todong, nyuri?

Logika yg aneh:ngopi:

ndableg
22-05-2015, 01:04 AM
Lha lu ke Belanda ngapain, cari uang bukan? ::hihi::

Kagak.. gw sekolah.. bayar malah.
Sekarang ud ahli, baru ilmu gw dibayar.


Buat apa kapitalis membeli pelanggan?

::ngakak2::

membeli pelanggan? mata lu siwer kebanyakan nyabu coy! ::ngakak2::

Kalo uang jadi tujuan hidup ya susah terus. Punya uang untuk survive. Bedanya manusia sama anjing, tujuan idup bukan cuman survive.
Tujuan kapitalis bukan uang (money), tapi harta (wealth) dan kekuasaan (power).

purba
12-06-2015, 01:48 AM
lah terus kalo tujuannya uang jadi benar gitu? kalo gitu nodong, rampok,nyuri juga bener dong? kan tujuannya uang? berarti kalo diambil kesimpulan jualan tongseng itu sama dengan rampok, todong, nyuri?

Logika yg aneh:ngopi:

Nah ini logika aneh. Mosok kalo tujuannya uang jadi bener? Mosok jualan tongseng sama dengan rampok? ::ngakak2::

Mabok Jokowi luh? ::hihi::

---------- Post Merged at 12:48 AM ----------



Kalo uang jadi tujuan hidup ya susah terus. Punya uang untuk survive. Bedanya manusia sama anjing, tujuan idup bukan cuman survive.
Tujuan kapitalis bukan uang (money), tapi harta (wealth) dan kekuasaan (power).

Beda ya uang dan harta? Sekarang kira kira berapa nilai harta yg lu punya? ::hihi::

surjadi05
12-06-2015, 07:21 PM
Nah ini logika aneh. Mosok kalo tujuannya uang jadi bener? Mosok jualan tongseng sama dengan rampok? ::ngakak2::

Mabok Jokowi luh? ::hihi::

---------- Post Merged at 12:48 AM ----------


lah yg bawa2 analogi pelaku kriminal sama pedagang tong seng kan elu, gw cuma mengganti dengan pelaku kriminal laennya, udahlah masbro udah setahun gacoan lu kalah, saatnya untuk move on ::hihi::

surjadi05
30-07-2016, 10:45 PM
JAKARTA, KOMPAS.com - Istri jenazah terpidana mati Michael Titus Igweh, Fellicia, mengaku sudah ikhlas dengan kepergian suaminya. Dia bersyukur karena selama ini Tuhan begitu baik kepada dia dan keluarganya.

"Saya mengucap syukur karena Tuhan Yesus begitu baik. Saya ikhlas, saya terima, ini jalan saya," ujar Fellicia di Rumah Duka Bandengan, Jakarta Utara, Jumat (29/7/2016) malam.

Atas eksekusi mati yang dilakukan Pemerintah Indonesia kepada suaminya, Fellicia menyatakan Presiden Joko Widodo, Kejaksaan Agung HM Prasetyo, dan Hakim Agung Artidjo Alkostar telah membuat dia menjadi janda dan anak-anaknya menjadi yatim.

"Jaksa Agung Prasetyo, Presiden Jokowi, Hakim Agung Artidjo, terima kasih sebanyak-banyaknya. Kalian telah membuat saya jadi janda, anak-anak saya jadi yatim," kata dia.

Dia berharap eksekusi mati jilid III ini menjadi eksekusi mati terakhir. Sebab, Fellicia merasa hukuman itu tidak adil.

"Indonesia hukumnya enggak adil. Kalau suami saya dihukum mati kenapa enggak langsung setelah putusan? Suami saya di dalam penjara 15 tahun dan tetap ditembak mati," ucap Fellicia.

"I don't know what to say. Kalau memang ini kehendak Tuhan, saya terima. Semoga ini eksekusi terakhir. Jangan ada lagi, karena begitu pahit sakit," lanjut dia.

(Baca juga: "Suami Saya di Dalam Penjara 15 Tahun dan Tetap Ditembak Mati...")

Titus merupakan warga negara Nigeria yang divonis hukuman mati atas kasus kepemilikan narkotik jenis heroin seberat 5,8 kilogram tahun 2003.

Tim eksekutor telah mengeksekusi Titus di pulau Nusakambangan pada Jumat (29/7/2016) dini hari. Selain Titus, tiga terpidana lainnya yang dieksekusi yakni Freddy Budiman (Indonesia), Seck Osmane (Nigeria), dan Humphrey Ejike (Nigeria).

Pelaksanaan eksekusi terpidana mati di Lapangan Tembak Tunggal Panaluan, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, dilaksanakan pada Jumat dini hari sekitar pukul 00.45 WIB.

(Baca juga: Untuk Sementara, Terpidana yang Dieksekusi Mati Hanya 4 Orang)

Saat ini, jenazah Titus sudah tiba dan disemayamkan di Rumah Duka Bandengan. Jenazah Titus akan diterbangkan ke Afrika pada Minggu (31/7/2016) dan dimakamkan di sana.



Tipikal indon(god,i hate this word)
Yg salah selalu orang laen, bukan diri sendiri ::doh::

neofio
07-08-2016, 01:55 PM
kenapa pledoi fredy budiman diselidiki setelah dia eksekusi? apa ada hubungannya dgn warisan dia tentang uang '450 m k aparat'

surjadi05
07-08-2016, 09:19 PM
^^^
Karna terlalu banyak yg bermain neon, nah kalopun sekarang diselidiki paling ketangkap "oknum" yg cere ::ngopi::

kandalf
08-08-2016, 11:43 AM
Posisiku berubah tiga puluh derajat dalam setahun terakhir.
Dahulu, posisiku mutlak harus hukuman mati.

Sekarang, aku masih mendukung hukuman mati tetapi dengan syarat:
hakim harus 100% yakin bahwa tersangka benar-benar bersalah sesuai yang dituduhkan dan seluruh keterangan dan kesaksian harus terungkap seluruhnya termasuk detail-detailnya.

Kasus Mary Jane Veloso itu cukup mengerikan.
MJV tidak 100% terbukti bersalah. Ia bisa benar (bahwa dijebak) dan bisa juga berbohong tetapi hakim tetap saja dengan mudah menjatuhkan hukuman mati.

Yuki
08-08-2016, 12:18 PM
Yakin 30 derajat? Bukan 31? ;D

Jika saya berpendapat, pembuat narkoba dihukum mati, pengedar narkoba dihukum penjara seumur hidup, pengguna narkoba dihukum tahanan rumah selama 50 tahun.

Dan para pemuja ham yg super cerewet itu lebih baik disumpel aja mulutnya pake lakban

surjadi05
08-08-2016, 10:36 PM
Posisiku berubah tiga puluh derajat dalam setahun terakhir.
Dahulu, posisiku mutlak harus hukuman mati.

Sekarang, aku masih mendukung hukuman mati tetapi dengan syarat:
hakim harus 100% yakin bahwa tersangka benar-benar bersalah sesuai yang dituduhkan dan seluruh keterangan dan kesaksian harus terungkap seluruhnya termasuk detail-detailnya.

Kasus Mary Jane Veloso itu cukup mengerikan.
MJV tidak 100% terbukti bersalah. Ia bisa benar (bahwa dijebak) dan bisa juga berbohong tetapi hakim tetap saja dengan mudah menjatuhkan hukuman mati.
Lah makanya ada kasasi n pk dan pk
Atas pk, itu paling cepat 5 tahun kan? Nah kesempatan dialah membuktikan disana, sometimes kesalahannya emang terlalu bodoh tapi itu juga kita ga yakin 100% bener kan?

kandalf
09-08-2016, 03:12 PM
Lah makanya ada kasasi n pk dan pk
Atas pk, itu paling cepat 5 tahun kan? Nah kesempatan dialah membuktikan disana, sometimes kesalahannya emang terlalu bodoh tapi itu juga kita ga yakin 100% bener kan?

Itulah yang mengerikan.
Di kasus Mary Jane Veloso,
MJ gak akan pernah bisa membuktikan bahwa ceritanya benar sementara hakim-hakim di Indonesia, gak pernah minta aparat membuktikan cerita Mary Jane Veloso salah. Maka nasib MJV sekarang tergantung Pemerintah Filipina. Kalau mereka berhasil menangkap perekrut MJV maka MJV bisa dapat keringanan hukuman tetapi kalau pemerintah Filipina gagal, maka MJV akan dihukum mati BAHKAN JIKA CERITANYA BENAR dan aparat Indonesia tidak pernah, tidak sekalipun pernah membuktikan hal yang bertentangan dengan cerita MJV.

Makanya, aku berubah posisi.
Aku setuju hukuman mati jika sudah terbukti 100%, tidak boleh ada keraguan sekalipun, aparat harus benar-benar membuktikan peranan si terpidana tanpa ada kemungkinan lain (misal, tertangkap kedua kali, sudah menjadi target operasi berbulan-bulan, dsb). Di luar itu, seharusnya cukup hukuman penjara.

surjadi05
09-08-2016, 09:55 PM
^^^
Wah ga ikutin sih kasus MVJ sih om ::ungg::