PDA

View Full Version : Penciptaan alam semesta?



purba
19-06-2011, 11:53 PM
Teis berargumen bahwa alam diciptakan oleh tuhan dari ketiadaan. Dari mana datangnya argumen tsb?

Ane berpendapat bahwa argumen tersebut datang dari pengalaman sehari-hari manusia. Misalnya komputer. Jelas bahwa komputer tidak muncul dengan sendirinya seperti munculnya kecambah dari balik tanah. Komputer yg ada di depan kita dibuat dengan sengaja oleh manusia dari tidak ada. Tapi apakah benar dari tidak ada? Tidak. Komputer dibuat manusia bukan dari ketiadaan melainkan sudah ada sebelumnya. Yg dilakukan manusia hanya perubahan bentuk dan efisiensi fungsional dari sesuatu yg sudah ada. Jadi, ada kesalahan analogi yg dilakukan oleh para teis.

Jika terbentuknya komputer dijadikan alasan utk penciptaan alam semesta oleh tuhan, maka tuhan hanya mengubah sesuatu yg sudah ada sehingga menjadi alam semesta yg manusia kenal sekarang, bukan menciptakan sesuatu dari ketiadaan. Artinya, tuhan tidak punya kemampuan utk menciptakan sesuatu dari ketiadaan. Tuhan hanya mampu melakukan perubahan bentuk dan fungsionalitas dari sesuatu yg sudah ada sebelumnya.

Jika hanya tuhan yg ada sebelumnya, maka para teis (jika mau jujur) seharusnya mengakui bahwa alam semesta yg mereka lihat sekarang adalah tuhan mereka karena alam semesta adalah perubahan bentuk dan fungsionalitas dari sesuatu yg sudah ada sebelumnya, yaitu sang tuhan sendiri.

Gimana teis? :))

ndableg
20-06-2011, 12:01 AM
mengakui bahwa alam semesta yg mereka lihat sekarang adalah tuhan mereka karena alam semesta adalah perubahan bentuk dan fungsionalitas dari sesuatu yg sudah ada sebelumnya, yaitu sang tuhan sendiri.

Saya ga liat ada yg salah dari pernyataan ini. Setuju saya. Walau mungkin lebih luas dari itu..

AsLan
20-06-2011, 12:42 AM
Dalam penciptaan oleh Tuhan itu kan ada 2 unsur yaitu:

1. Penciptaan dari tidak ada menjadi ada
2. Penciptaan Design

Yang di analogikan dengan komputer itu kan hanya unsur design nya saja... Komputer bisa terjadi karena di design oleh suatu kecerdasan, bukan terjadi secara random.

Unsur penciptaan dari tidak ada menjadi ada itu sulit di analogikan karena tak ada mahluk lain yang mampu membuat hal tersebut... okay ?

E = mc²
20-06-2011, 10:14 AM
eh? sebelum big bang (yg disepakati sebagai "awal penciptaan" alam semesta), semuanya serba gelap. ada beberapa teori--katakanlah teori M-nya Stephen Hawking--yg memperkirakan alam semesta lahir dr alam semesta sebelumnya, tapi semua teori ini masih berupa teori, gak bisa dibuktikan secara eksperimental. itu kenapa teori2 (jumlahnya puluhan bahkan mungkin ratusan) ini meski canggih dalam perhitungan matematis, tp "belum diakui" sbg sains karena dasarnya yang gak kokoh karena tidak bisa dibuktikan. Itu kenapa Hawking disebut2 The Next Einstein, tapi gak dapet nobel atas karyanya. Bahkan beberapa ilmuwan yg ketat, mengkategorikan teori2 ini sbg "pseudosains".

Jadi, jika ada yg mengkalim bahwa alam semesta itu berasal dr ketiadaan, sama aja "lemahnya" dg klaim bahwa alam semseta lahir dr ke-ada-an :D

Kaum Theis hanya "menyambar" kekosongan itu dg menempatkan "peran" Tuhan disana. Ini seperti argumen klasik dari William Paley. dalam mendebat teori evolusi, dia mengeluarkan analogi The Watchmaker. Jika tika sedang jalan2, terus nemu jam arloji, maka penemuan itu bakal membuat kita berpikir (selain milik siapa), siapa yg telah menciptakan arloji tsb? jelas arloji itu berbeda dg benda lain: didesain dg akurat, penuh perhitungan matematis yg tepat, dsb. Begitupun dg alam. Menurut dia, alam yg penuh dg desain indah, bekerja secara "ketepatan matematis", dsb seperti halnya arloji, tampaknya bukan langsung "nongol" di jalan begitu saja. Menurut Paley, arloji seperti halnya alam, pastilah pernah dibuat oleh seseorang.


Komputer dibuat manusia bukan dari ketiadaan melainkan sudah ada sebelumnya. Yg dilakukan manusia hanya perubahan bentuk dan efisiensi fungsional dari sesuatu yg sudah ada. Jadi, ada kesalahan analogi yg dilakukan oleh para teis.
komputer sudah ada sebelumnya? kalkulator? sempoa? atau ide?

hajime_saitoh
20-06-2011, 10:59 AM
ada blog ne yang lumayan bisa dijadikin bacaan

http://irfananshory.blogspot.com/2009/04/penciptaan-alam-semesta-dalam-al-quran.html

gembel
20-06-2011, 12:10 PM
akibat ditumbulkan karena sebab. Ini adalah hal mendasar...

Urzu 7
20-06-2011, 01:30 PM
Alam semesta itu ada banyak..diluar galaxy masih ada galaxy2 lainya dalam satu universe dan diluar universe masih ada banyak universe lainnya yang isi galaxy dan jutaan bintang..

E = mc²
20-06-2011, 01:51 PM
^ masih teoritis... :D

Urzu 7
20-06-2011, 02:40 PM
^ kayaknya masih masih masuk akal ketimbang keberadaan tuhan
*gw bukan atheis loh*

ndableg
20-06-2011, 05:08 PM
akalnya sopo? masih teoritis.. :cengir:

purba
20-06-2011, 10:12 PM
eh? sebelum big bang (yg disepakati sebagai "awal penciptaan" alam semesta), semuanya serba gelap. ada beberapa teori--katakanlah teori M-nya Stephen Hawking--yg memperkirakan alam semesta lahir dr alam semesta sebelumnya, tapi semua teori ini masih berupa teori, gak bisa dibuktikan secara eksperimental. itu kenapa teori2 (jumlahnya puluhan bahkan mungkin ratusan) ini meski canggih dalam perhitungan matematis, tp "belum diakui" sbg sains karena dasarnya yang gak kokoh karena tidak bisa dibuktikan. Itu kenapa Hawking disebut2 The Next Einstein, tapi gak dapet nobel atas karyanya. Bahkan beberapa ilmuwan yg ketat, mengkategorikan teori2 ini sbg "pseudosains".

Jadi, jika ada yg mengkalim bahwa alam semesta itu berasal dr ketiadaan, sama aja "lemahnya" dg klaim bahwa alam semseta lahir dr ke-ada-an :D

Gak usah jauh2 ngebahas teorinya Hawking, terlalu teknis, butuh pengetahuan matematika yg tinggi. Apalagi mengatakan teori tsb sama lemahnya, dsb. Itu terlalu kekanak-kanakan. Kita bahas yg enteng2 aja oom... :))


Kaum Theis hanya "menyambar" kekosongan itu dg menempatkan "peran" Tuhan disana. Ini seperti argumen klasik dari William Paley. dalam mendebat teori evolusi, dia mengeluarkan analogi The Watchmaker. Jika tika sedang jalan2, terus nemu jam arloji, maka penemuan itu bakal membuat kita berpikir (selain milik siapa), siapa yg telah menciptakan arloji tsb? jelas arloji itu berbeda dg benda lain: didesain dg akurat, penuh perhitungan matematis yg tepat, dsb. Begitupun dg alam. Menurut dia, alam yg penuh dg desain indah, bekerja secara "ketepatan matematis", dsb seperti halnya arloji, tampaknya bukan langsung "nongol" di jalan begitu saja. Menurut Paley, arloji seperti halnya alam, pastilah pernah dibuat oleh seseorang.


Lha iya, makanya apakah arloji tsb dibuat dari ketiadaan? Coba bisa gak ente jawab? :))

purba
21-06-2011, 12:10 AM
Dalam penciptaan oleh Tuhan itu kan ada 2 unsur yaitu:

1. Penciptaan dari tidak ada menjadi ada
2. Penciptaan Design

Yang di analogikan dengan komputer itu kan hanya unsur design nya saja... Komputer bisa terjadi karena di design oleh suatu kecerdasan, bukan terjadi secara random.

Dgn analogi tsb, tuhan hanya sebatas mendisain alam semesta, tidak mengadakan alam semesta dari ketiadaan. Jadi awalnya hanya ada tuhan dan bahan baku. Tuhan mendisain bahan baku sedemikian rupa menjadi alam semesta. Jadi tuhan pun tidak berkuasa thd keberadaan bahan baku tsb.


Unsur penciptaan dari tidak ada menjadi ada itu sulit di analogikan karena tak ada mahluk lain yang mampu membuat hal tersebut... okay?

Nah, di sini terlihat mentoknya argumen para teis. Ketika dikatakan tuhan tidak punya kuasa atas keberadaan bahan baku tsb, maka dengan mudahnya para teis mengatakan tuhan yg mengadakan bahan baku dari ketiadaan. Sim salabim jadi apa.. prok.. prok.. prok... Tuhan kok jadi pak Tarno sang pesulap itu. :))

Keberadaan disainer super, yang dengan susah payah dibangun atas dasar analogi komputer, menjadi dangkal begitu saja ketika argumen a la pak Tarno digunakan utk menjelaskan kekuasaan tuhan.

:))

ndableg
21-06-2011, 12:32 AM
Galileo galilei juga dikira tukang sulap.. sihir malah.. Hanya karena orang2 fanatik itu ga mengerti apa yg diomongi galileo.
Silakan membunuh tuhan, ngertinya juga paling baru belakangan..

AsLan
21-06-2011, 12:46 AM
Dgn analogi tsb, tuhan hanya sebatas mendisain alam semesta, tidak mengadakan alam semesta dari ketiadaan. Jadi awalnya hanya ada tuhan dan bahan baku. Tuhan mendisain bahan baku sedemikian rupa menjadi alam semesta. Jadi tuhan pun tidak berkuasa thd keberadaan bahan baku tsb.

Nah, di sini terlihat mentoknya argumen para teis. Ketika dikatakan tuhan tidak punya kuasa atas keberadaan bahan baku tsb, maka dengan mudahnya para teis mengatakan tuhan yg mengadakan bahan baku dari ketiadaan. Sim salabim jadi apa.. prok.. prok.. prok... Tuhan kok jadi pak Tarno sang pesulap itu. :))

Keberadaan disainer super, yang dengan susah payah dibangun atas dasar analogi komputer, menjadi dangkal begitu saja ketika argumen a la pak Tarno digunakan utk menjelaskan kekuasaan tuhan.

:))


Kalau sesuatu tidak ada analoginya apakah berarti hal itu salah ?

Kalau begitu berarti anda sudah percaya analogi penciptaan alam semesta oleh "designer cerdas"... kan ada analoginya :))

Mengenai keberadaan sosok "Sang Pencipta" itu adalah jawaban yg paling logis karena benda2 dan energi yg ada sekarang ini tidak punya kemampuan mengadakan dirinya sendiri dari ketiadaan.. jadi bagaimana mereka bisa ada ?

Jawaban yg paling logis adalah : Ada sosok yg punya kemampuan menciptakan alam semesta dari tidak ada menjadi ada dan karena sosok itu begitu agung maka ia tak perlu dicipta.

purba
21-06-2011, 05:20 AM
Galileo galilei juga dikira tukang sulap.. sihir malah.. Hanya karena orang2 fanatik itu ga mengerti apa yg diomongi galileo.
Silakan membunuh tuhan, ngertinya juga paling baru belakangan..

Galileo dibunuh bukan karena apa yg diomonginya tidak dimengerti orang, melainkan bertabrakan dengan keyakinan orang saat itu. Sama aja kalo ente bilang korupsi jelek, kemudian ada yg tidak suka dgn omongan ente tsb, maka dibunuhlah ente. :))

purba
21-06-2011, 05:32 AM
Kalau sesuatu tidak ada analoginya apakah berarti hal itu salah ?

Kalau begitu berarti anda sudah percaya analogi penciptaan alam semesta oleh "designer cerdas"... kan ada analoginya :))

Bukan begitu. Keberadaan disainer super ditopang oleh argumen komputer. Sedangkan keberadaan bahan baku ditopang oleh argumen sim salabim. Artinya apa? Mengapa tidak dari awal saja menggunakan argumen sim salabim, tidak perlu mengambil argumen komputer segala. Jadi, para teis berusaha selogis mungkin utk membuktikan keberadaan tuhan. Tetapi ketika mentok, dikeluarkanlah senjata pamungkas, yaitu argumen sim salabim. :))


Mengenai keberadaan sosok "Sang Pencipta" itu adalah jawaban yg paling logis karena benda2 dan energi yg ada sekarang ini tidak punya kemampuan mengadakan dirinya sendiri dari ketiadaan.. jadi bagaimana mereka bisa ada ?

Jawaban yg paling logis adalah : Ada sosok yg punya kemampuan menciptakan alam semesta dari tidak ada menjadi ada dan karena sosok itu begitu agung maka ia tak perlu dicipta.

Ente tidak bisa menerima bahwa materi dan energi sudah ada tanpa awal, tetapi bersamaan dgn itu ente bisa menerima sosok super yg sudah ada tanpa awal. Ini menunjukkan ada kekacauan sistemik di kepala para teis. :))

hajime_saitoh
21-06-2011, 11:22 AM
Nah, di sini terlihat mentoknya argumen para teis. Ketika dikatakan tuhan tidak punya kuasa atas keberadaan bahan baku tsb, maka dengan mudahnya para teis mengatakan tuhan yg mengadakan bahan baku dari ketiadaan. Sim salabim jadi apa.. prok.. prok.. prok... Tuhan kok jadi pak Tarno sang pesulap itu. :))


wah gak tau deh kalo teis2 yang lain tapi dalam Al-Quran sendiri pada surat Al-Fushilat (41) ayat 9 - 12 jewlas dikatakan bahwa Allah azza wa jalla "menciptakan" bukan membuat ato menemukan..

hajime_saitoh
21-06-2011, 11:25 AM
nah sesuai kaedah bahasa Indonesia dalam kamus besar bhasa Indobnesia menciptkan artinya = men.cip.ta.kan
[v] (1) menjadikan sesuatu yg baru tidak dng bahan: Allah ~ bumi dan langit; (2) membuat atau mengadakan sesuatu dng kekuatan batin: menurut cerita, yg ~ Candi Prambanan ialah Bandung Bondowoso; (3) membuat (mengadakan) sesuatu yg baru (belum pernah ada, luar biasa, lain dr yg lain): melalui perundingan kita dapat ~ suasana saling mengerti; (4) membuat suatu hasil kesenian (spt mengarang lagu, memahat patung): yg ~ lagu Indonesia Raya adalah W.R. Supratman

jadi jelas alam semesta awalnya itu tidak ada dan djadikan ada oleh allah azza wa jalla hanya dengan kun fayakun.. ya inipun hanya diyakini oleh yang beragama Islam kalo yang atheist ya dikasi tau gimanapun juga pastinya gaka akan mau percaya. so mau kemana arah pembicaraan ini...??

pasingsingan
21-06-2011, 11:44 AM
@hajime:

itu kan menurut ente yng theist (muslim)
TS menyoal penciptaan justru berlawanan pendapat dng para theist
nah, dlm konteks ini silakan beradu argumen tanpa mendiskreditkan
satu sama lain :D

pasingsingan
21-06-2011, 11:50 AM
@purba:

apa ente bisa jelasin keberadaan materi n energi?
maksudnya, mengada dng sendirinya ... abra kadabra
ujug2/tiba2 ada begitu saja tanpa sebab
atau melalui sebab2 lain sehingga menjadi ada? :ngopi:

AsLan
21-06-2011, 01:27 PM
Bukan begitu. Keberadaan disainer super ditopang oleh argumen komputer. Sedangkan keberadaan bahan baku ditopang oleh argumen sim salabim. Artinya apa? Mengapa tidak dari awal saja menggunakan argumen sim salabim, tidak perlu mengambil argumen komputer segala. Jadi, para teis berusaha selogis mungkin utk membuktikan keberadaan tuhan. Tetapi ketika mentok, dikeluarkanlah senjata pamungkas, yaitu argumen sim salabim. :))



Ente tidak bisa menerima bahwa materi dan energi sudah ada tanpa awal, tetapi bersamaan dgn itu ente bisa menerima sosok super yg sudah ada tanpa awal. Ini menunjukkan ada kekacauan sistemik di kepala para teis. :))


Kenapa kita gak bisa menerima konsep materi tanpa awal ?
ya karena kita melihat bahwa materi dan energi itu meluruh, sehingga pasti ada awalnya.

Kenapa kita gak bisa menerima konsep materi mencipta diri sendiri dari tidak ada ?
ya karena kita tahu materi tak punya kemampuan tersebut.

Kenapa kita menerima konsep sang pencipta ?
karena ketidak mampuan materi mencipta diri maka harus ada sosok lain yang mencipta.

Kenapa kita menerima konsep sang pencipta itu sendiri tak perlu dicipta ?
karena itulah satu2nya jawaban logis :))

gitu koq repot... :))

purba
22-06-2011, 11:06 PM
Kenapa kita gak bisa menerima konsep materi tanpa awal ?
ya karena kita melihat bahwa materi dan energi itu meluruh, sehingga pasti ada awalnya.

Meluruh kemana? Bisa ente jelaskan? :))


Kenapa kita menerima konsep sang pencipta itu sendiri tak perlu dicipta ?
karena itulah satu2nya jawaban logis :))

Nah inilah argumen sim salabim... :))

purba
22-06-2011, 11:14 PM
@purba:

apa ente bisa jelasin keberadaan materi n energi?
maksudnya, mengada dng sendirinya ... abra kadabra
ujug2/tiba2 ada begitu saja tanpa sebab
atau melalui sebab2 lain sehingga menjadi ada? :ngopi:

Bukan energi dan materi mengada, tapi memang sudah ada tanpa awal. Kalo mengada, berarti awalnya tidak ada. Tapi kalo kita terima memang sudah ada tanpa awal, kan sama saja dengan konsep tuhan yg juga diyakini ada tanpa awal. Kalo kita lihat mitologi2 penciptaan dari berbagai bangsa dan agama di dunia, selalu dimulai dari yg ada tanpa awal. Tuhan pun ada tanpa awal dan dapat diterima, tetapi mengapa energi dan materi ada tanpa awal tapi sulit diterima.* Begitu engkong Pasing... :ngopi:

*Ini bisa ane kaitkan dengan topik ane terdahulu ttg kesombongan monoteisme.

purba
22-06-2011, 11:22 PM
jadi jelas alam semesta awalnya itu tidak ada dan djadikan ada oleh allah azza wa jalla hanya dengan kun fayakun.. ya inipun hanya diyakini oleh yang beragama Islam kalo yang atheist ya dikasi tau gimanapun juga pastinya gaka akan mau percaya. so mau kemana arah pembicaraan ini...??

Bukan begitu. Kalo ente meyakini kun fayakun (sim salabim), itu selesai, tidak perlu argumen macem2 dan ane pun males ngebahas yg begituan. Tetapi yg ane sedang sorot dlm TS ini adalah argumen yg dilontarkan oleh para teis ttg keberadaan tuhan sbg disainer cerdas, paham ente? :))

pasingsingan
23-06-2011, 08:21 AM
Bukan energi dan materi mengada, tapi memang sudah ada tanpa awal. Kalo mengada, berarti awalnya tidak ada. Tapi kalo kita terima memang sudah ada tanpa awal, kan sama saja dengan konsep tuhan yg juga diyakini ada tanpa awal. Kalo kita lihat mitologi2 penciptaan dari berbagai bangsa dan agama di dunia, selalu dimulai dari yg ada tanpa awal. Tuhan pun ada tanpa awal dan dapat diterima, tetapi mengapa energi dan materi ada tanpa awal tapi sulit diterima.* Begitu engkong Pasing... :ngopi:

*Ini bisa ane kaitkan dengan topik ane terdahulu ttg kesombongan monoteisme.
LAH iya
gemanak ente menjelasken materi n energi memang sudah ada tanpa awal
pake pengandaiankah, pake teori pokoknyakah ........ atau?
ingat, ente kan menertawakan konsep ketuhanan theist
model simsalabim ..... abrakadabra? :))

purba
23-06-2011, 01:59 PM
LAH iya
gemanak ente menjelasken materi n energi memang sudah ada tanpa awal
pake pengandaiankah, pake teori pokoknyakah ........ atau?
ingat, ente kan menertawakan konsep ketuhanan theist
model simsalabim ..... abrakadabra? :))

Dari prinsip: Ada berasal dari tidak ada adalah tidak mungkin.

Tuhan sebagai ada tanpa awal adalah karena prinsip tsb. Cuman masalahnya prinsip tsb digunakan secara tidak konsisten oleh para teis. Mereka bilang materi dan energi (alam semesta) diciptakan oleh tuhan dari tidak ada. Nah di situlah letak sim salabim-nya: Dari tidak ada menjadi ada. Ketika tuhan, mereka dapat menerima ada tanpa awal, tetapi ketika alam semesta, mereka tidak bisa menerima.

Kalau mau konsisten dgn prinsip tsb, maka tidak boleh ada dikotomi antara tuhan dan alam semesta. Tuhan adalah alam semesta dan begitu juga sebaliknya. :))

Urzu 7
23-06-2011, 02:08 PM
Saya pikir ditiap universe tuhannya beda2 ::elaugh::

pasingsingan
23-06-2011, 03:09 PM
Dari prinsip: Ada berasal dari tidak ada adalah tidak mungkin.

setuju :jempol:



tapi tolong jelasin dulu yng ini

Ane berpendapat bahwa argumen tersebut datang dari pengalaman sehari-hari manusia. Misalnya komputer. Jelas bahwa komputer tidak muncul dengan sendirinya seperti munculnya kecambah dari balik tanah. Komputer yg ada di depan kita dibuat dengan sengaja oleh manusia dari tidak ada. Tapi apakah benar dari tidak ada? Tidak. Komputer dibuat manusia bukan dari ketiadaan melainkan sudah ada sebelumnya. Yg dilakukan manusia hanya perubahan bentuk dan efisiensi fungsional dari sesuatu yg sudah ada. Jadi, ada kesalahan analogi yg dilakukan oleh para teis.
sudah ada sebelumnya tuh bentuknya spt apa?
dakon, sempoa, kalkulator atau idea? :-?

ancuur
23-06-2011, 03:19 PM
Saya pikir ditiap universe tuhannya beda2 ::elaugh::

Miss Universe 2011 perasaan udah berlalu, klo gak salah yg menang Alessandra Baldini (http://3.bp.blogspot.com/-BaoFEXnUNtY/TesAc_JC2bI/AAAAAAAAWeE/yW1g_bREWyc/s400/miss-df-alessandra.jpg)

pasingsingan
23-06-2011, 03:45 PM
ekekekek ......


@urzu 7:
makanya klo kumen yng jelas
(tdk menimbulken multi tafsir)


ayo ayo ..... jgn OOT dimari yak
(ngerayu kop ancur tuk diajak kelapak sebelah)

hajime_saitoh
23-06-2011, 04:22 PM
Tuhan sebagai ada tanpa awal adalah karena prinsip tsb. Cuman masalahnya prinsip tsb digunakan secara tidak konsisten oleh para teis. Mereka bilang materi dan energi (alam semesta) diciptakan oleh tuhan dari tidak ada. Nah di situlah letak sim salabim-nya: Dari tidak ada menjadi ada. Ketika tuhan, mereka dapat menerima ada tanpa awal, tetapi ketika alam semesta, mereka tidak bisa menerima.


bukan tidak konsisten. tapi memang begitu adanya. kami para teis mempercayai tuhanlah yang pertama dan terdahulu dan Dia bukanlah alam semesta. tapi dialah yang menciptakan alam semesta begitu bung

purba
23-06-2011, 07:00 PM
tapi tolong jelasin dulu yng ini



Ane berpendapat bahwa argumen tersebut datang dari pengalaman sehari-hari manusia. Misalnya komputer. Jelas bahwa komputer tidak muncul dengan sendirinya seperti munculnya kecambah dari balik tanah. Komputer yg ada di depan kita dibuat dengan sengaja oleh manusia dari tidak ada. Tapi apakah benar dari tidak ada? Tidak. Komputer dibuat manusia bukan dari ketiadaan melainkan sudah ada sebelumnya. Yg dilakukan manusia hanya perubahan bentuk dan efisiensi fungsional dari sesuatu yg sudah ada. Jadi, ada kesalahan analogi yg dilakukan oleh para teis.

sudah ada sebelumnya tuh bentuknya spt apa?
dakon, sempoa, kalkulator atau idea? :-?

Bukan begitu. Komputer dibuat oleh manusia dari sesuatu yg sudah ada, misalnya plastik, tembaga, kaca, dsb. Sederhananya, komputer dibuat oleh manusia dari bahan mentah berupa materi dan energi yg sudah ada. Dan, bahan mentah tsb adalah juga penyusun tubuh manusia. Jadi tidak ada perbedaan esensial antara manusia dan komputer. Itu sangat berbeda dgn konsep tuhan yg membuat alam semesta dari ketiadaan. Tuhan dan alam semesta sangat berbeda secara esensial. Tuhan ada tanpa awal, sedangkan alam semesta ada dari ketiadaan. Inilah sim salabim. :))

Urzu 7
24-06-2011, 12:41 AM
IMO..there 2 gods in ancient times good and evil and they clash each other..and the result is the Big Bang.. the good god win and cast out the evil god into outer space.. the good god use remaining of power to create this universe including earth,heaven and hell too(look for genesis) after that the god rest and dwell in this universe (maybe to recover his power). as for evil god they waiting opportunity to strike back the good god when that time comes it called armageddon...and its repeat again and again

well i hope that explain why there is no creation without destruction....okay enough for bed times story good night kids..sweet dreams::run::

hajime_saitoh
24-06-2011, 11:01 AM
kalo mau dibilang sim salabim ya memang mirip kaya gitu. namanya juga Tuhan penguasa segalanya jadi apa susahnya bagi Dia menciptakan sesuatu dari ketiadaan... 2 God?? hmm Ood story

kimochi
15-09-2011, 03:19 PM
Bukan begitu. Komputer dibuat oleh manusia dari sesuatu yg sudah ada, misalnya plastik, tembaga, kaca, dsb. Sederhananya, komputer dibuat oleh manusia dari bahan mentah berupa materi dan energi yg sudah ada. Dan, bahan mentah tsb adalah juga penyusun tubuh manusia. Jadi tidak ada perbedaan esensial antara manusia dan komputer. Itu sangat berbeda dgn konsep tuhan yg membuat alam semesta dari ketiadaan. Tuhan dan alam semesta sangat berbeda secara esensial. Tuhan ada tanpa awal, sedangkan alam semesta ada dari ketiadaan. Inilah sim salabim. :))

Simpelnya, Tuhan lebih tinggi dari pada Alam semesta. Tuhan = pencipta, Alam semsta = Ciptaan.

Kenapa kita tidak mengerti bagaimana caranya, sehingga ada Tuhan bisa ada tanpa awal (ketiadaan), sedangkan Alam semesta ada dulu TUhan baru ada? Seperti yang ditanyakan om pur.

Tuhan masih memblok fikiran manusia dari mendapatkan jawaban tersebut. ::hihi::

Yuki
15-09-2011, 03:43 PM
Tuhan masih memblok fikiran manusia dari mendapatkan jawaban tersebut.
umat manusia tidak pernah diberikan ilmu pengetahuan oleh Tuhan melainkan sedikit

purba
16-09-2011, 01:01 AM
umat manusia tidak pernah diberikan ilmu pengetahuan oleh Tuhan melainkan sedikit

Ajaran sesat nih.. :))

Orang-orang yg meyakini ajaran tsb akan mandeg dan tidak akan mengalami kemajuan yg berarti.

beastmen85
16-09-2011, 11:15 AM
umat manusia tidak pernah diberikan ilmu pengetahuan oleh Tuhan melainkan sedikit

ths is faith ::up::

http://www.iisretard.com/wp-content/plugins/rss-poster/cache/2c032_memes-creates-logic-demands-faith.jpg

kimochi
16-09-2011, 02:17 PM
@Purba
Saya coba kasih pertanyaan nih. Sebelum membahas panjang lebar tentang teori :

“Ada-dari-tidak-ada-adalah-tidak-mungkin.” ::grrr::

Bukan bermaksud untu7k mengalihkan pembicaraan thread ini, cuman saya mau clear dulu sesuatu hal. Nih, pertanyaan kecil dari saya:


Coba purba, wahai kakandaku yang budiman, tolong definisikan ALAM SEMESTA yang kamu maksudkan di komen-komen di atas. Sejelas-jelasnya, selengkap-lengkapnya, TANPA KURANG SESUATU APAPUN. He he he.

Misalnya gini, kalau saya mendefiniskan “KALENG KERUPUK”, maka saya akan mendefiniskannya kira-kira seperti gambaran di bawah ini:

“Kaleng kerupuk adalah sebuah benda yang terbuat dari kaca (gelas), berbentuk kotak dengan tinggi kira-kira 50 cm, lebar 25 cm dan panjang 25 cm, mempunyai sebuah penutup yang terbuat dari alumunium dengan dilapisi lapisan sejenis kertas tipis di balik tutupnya. Di dalamnya terdapat berbagaimacam jenis kerupuk, ada kerupuk A, kerupuk B, dan kerupuk D, yang dimasak dari berbagai macam bahan yang berbeda-beda walaupun bahan dasarnya kurang lebih sama. Kaleng Kerupuk tersebut terletak di atas meja di dalam rumah pak Budi. Yang bertempat tinggal di sebuah desa subur dan asri yang bernama Desa Tak Bertu(h)an.

Dan di balik bongkahan dan tindihan kerupuk A yang saling berhimpitan satu sama lain (sehingga meminimalisir masuknya cahaya ke dasar kaleng kerupuk tersebut) itu, ada seekor semut yang lahir dan besar di dasar kaleng kerupuk tersebut. Dan semut itu mengira kaleng kerupuk itu tidak diciptakan oleh siapapun, karena semut tersebut merasa puyeng tujuh keliling, karena gak ngerti-ngerti kenapa kaleng itu bisa ada di sana, entah darimana asalnya. Karena yang dilihatnya, ditemuinya, dikenalnya dari dulu-dulu, cuman kerupuk A sajaaaaaaaaaaaaaa. Paling banter dia nyampe ke sela-sela tumpukan kerupuk B, kerupuk D sendiri dia sama sekali ga kenal dan gak pernah liat, bahkan dia gak tau sama sekali kalau kerupuk D itu eksis.”

Oke, mungkin agak berlebihan, tapi maksud saya itu. Silahkan kamu definisikan dulu Alam Semesta yang kamu maksudkan itu, SEDETIL-DETILNYA, SELENGKAP-LENGKAPNYA (atau kalaupun enggak, minimal tau lah batas-batasnya sebelah mana). Ibaratnya kalau kita mau ngobrolin bangunan yang mana kita kan musti tau, misalhnay rumah pak somat itu yang di sebelah sana, rumah bu fitri itu sebelah sana. Baru kita bisa ngomongin siapa arsiteknya, siapa sarjana sipilnya, siapa tukang yang bikin bangunan tersebut, dsb.

Nah, itu aja dulu kakandaku. Mohon petunjuk. ::ungg::

Sekian dan terima kasih *kasih mikrofon, turun dari panggung* ::hihi::

beastmen85
17-09-2011, 01:46 AM
^ ya... semua tau itu tdk mungkin, paling banter jg teori, tp validitas? msh tanda tanya besar

cmn menegaskan pertanyaan purba

Teis berargumen bahwa alam diciptakan oleh tuhan dari ketiadaan. Dari mana datangnya argumen tsb?

http://gifsforum.com/images/image/up%20in%20this%20thread/mini/monotoring_this_thread.jpg

kimochi
17-09-2011, 09:47 AM
^ ya... semua tau itu tdk mungkin, paling banter jg teori, tp validitas? msh tanda tanya besar

cmn menegaskan pertanyaan purba

Teis berargumen bahwa alam diciptakan oleh tuhan dari ketiadaan. Dari mana datangnya argumen tsb?



Heh he heh... sebenarnya saya mau nanyakeun sama si purbanya langsung. Tapi, beliau kayaknya malas bahas pertanyaan saya. Atau mingkun lagi ga sempet onlen ya. ::ungg::


Soalnya ini lingkaran setan. Purba menanyakan hal yang gak bisa "ditunjuknya" sendiri. Sementara, ketika dijawab theis. Dia bilang itu “sim salabim”. Sebenarnya ga ada yang salah juga dari konsep “sim salabim”. Alasan-nya ada. Walaupun juga memang agak terlalu "mempermudah persoalan", dan sulit diterima banyak orang.


Misalnya gini nih komen dari theis di atas:

umat manusia tidak pernah diberikan ilmu pengetahuan oleh Tuhan melainkan sedikit


Artinya apa? Masih terlalu dini untuk menyimpulkan. Ibaratnya, ada orang yang mau membahas ada tidaknya arsitek sebuah bangunan dia menggunakan teknik meramal Dedi Korbuset di sini buat mengira-ngira, tapi yang ditunjuknya (mungkin) cuma sebiji batu bata doang. ::hihi::

purba
18-09-2011, 12:04 AM
Definisi alam semesta? Alam semesta adalah tempat ente hidup. Mungkin itu aja definisinya. :))

kimochi
18-09-2011, 09:59 AM
Definisi alam semesta? Alam semesta adalah tempat ente hidup. Mungkin itu aja definisinya. :))

Oke kalau begitu, lantas bagaimana dengan tempat yang ente gak hidup di dalamnya? Apa kamu mau menafikan itu termasuk bagian dari alam semesta? :)

purba
18-09-2011, 10:34 AM
Oke kalau begitu, lantas bagaimana dengan tempat yang ente gak hidup di dalamnya? Apa kamu mau menafikan itu termasuk bagian dari alam semesta? :)

Dimana ane gak hidup? :)

kimochi
18-09-2011, 06:42 PM
Dimana ane gak hidup? :)

Kita persempit. Di tempat selain bumi. Pertanyaan ane, masih sama seperti yang di atas. ;D

purba
18-09-2011, 07:08 PM
Kita persempit. Di tempat selain bumi. Pertanyaan ane, masih sama seperti yang di atas. ;D

Ane berada di bumi dan bumi berada di galaksi milky way dan galaksi milky way berada di cluster X dan cluster X berada di hipercluster dst. So, apa yg ente mau kejar dari definisi tsb? :))

kimochi
06-10-2011, 12:01 PM
Ane berada di bumi dan bumi berada di galaksi milky way dan galaksi milky way berada di cluster X dan cluster X berada di hipercluster dst. So, apa yg ente mau kejar dari definisi tsb? :))

Wah, akhirnya dia pakai jargon2 di sini. :)

Oke ane terima, tapi paling-paling definisinya mentok cuma sampai di situ kan? (pakai “dst” segala sih, ujungnya mana kop?)

Gimana kop purba bisa menjelaskan, apakah alam semesta ini berbatas? Kalau berbatas, dimana batasnya? Kalau tidak, bagaimana membayangkan sebuah ruangan 3D yang tidak berdinding? Lantas, kalau alam semesta berbentuk--kita misalkan saja---seperti sebuah bola tenis. Nah, dimana bola tenis ini terletak?

Kalau cuman itu definisinya berarti yang kita ribut-ributkan selama ini cuman “bata”nya. Bukan bangunannya keseluruhan.

Misteri itu masih tetap ada. “Sesuatu” itu masih eksis. :)

purba
06-10-2011, 11:21 PM
Kalau cuman itu definisinya berarti yang kita ribut-ributkan selama ini cuman “bata”nya. Bukan bangunannya keseluruhan.

Darimana ente tau kalo kita meributkan batanya saja? Apakah ente sudah melihat keseluruhannya?:))



Misteri itu masih tetap ada. “Sesuatu” itu masih eksis. :)

Jelas misteri tetap ada. Karena banyak hal-hal yg belum dimengerti oleh manusia. :))

Eksistensi tuhan tertolak karena konsepnya yg amburadul. Dan, amburadul berbeda dgn misteri. :))

arthurus
08-10-2011, 06:09 AM
Teis berargumen bahwa alam diciptakan oleh tuhan dari ketiadaan. Dari mana datangnya argumen tsb?

Creatio ex nihilio

yang dimaksud ketiadaan disini merujuk pada potensi,jadi alam itu sendiri ada namun belum mewujud, alam mewujud sebagai konsekuensi dari aktifitas berfikir Tuhan... kalau menurut pandangan filsuf peripatetik..

purba
08-10-2011, 02:51 PM
Creatio ex nihilio

yang dimaksud ketiadaan disini merujuk pada potensi,jadi alam itu sendiri ada namun belum mewujud, alam mewujud sebagai konsekuensi dari aktifitas berfikir Tuhan... kalau menurut pandangan filsuf peripatetik..

Belum mewujud? Oke deh. Tapi pas sudah mewujud, dari mana wujudnya, apakah sudah ada sebelumnya tapi masih bahan mentah?

Misalnya seorang arsitek sedang berangan-angan membangun jembatan tahan gempa. Ok itu masih potensi. Kemudian dia beli pasir, semen, batu, besi, dll, utk mewujudkan angan-angannya tsb, nah dari mana material tsb, apakah sudah ada sebelumnya atau sim salabim prok prok prok?

:))

arthurus
08-10-2011, 05:53 PM
material tersebut, juga dari potensi, pasir juga sebelumnya dlm potensi, namun kemudian terjadi proses, sehingga mewujud jadi pasir :D

beastmen85
09-10-2011, 01:30 AM
itu menurut pandangan 'filsuf peripatetik' ....

entah ada berapa ribu pandangan di dunia ini, dan tidak ada yg diketahui mena yg benar, selain modal percaya ga percaya :lololol:

beastmen85
09-10-2011, 01:37 AM
kdg gw jd mikir bahwa penciptaan semesta ttg time paradox kek di chapter akhir doraemon, meski itu cmn buatan penggemar

kisah tsb mengisahkan doraemon yg mati aka inactive krn batrenya abis, chargernya hrs lewat telinga yg mana lolaemon tak punya

nah scr tiba2 ada perjalanan lintas waktu dilarang...
jd doraemon ga bisa dibawa ke masa depan uk diservice

trus...
stlh depressi mendalam krn matinya doraemon... nobita pun bangkit, dia pun bertekat jd pinter utk bisa nyervis doraemon

akhir kata...
pencipta doraemon & sejenisnya itu adalah NOBITA...
*sebenarnya kata2 "pencipta" itu ga pas

cari aja chapter itu di inet, plg cmn 26 lembar JPEG :P

arthurus
09-10-2011, 04:56 AM
itu menurut pandangan 'filsuf peripatetik' ....

entah ada berapa ribu pandangan di dunia ini, dan tidak ada yg diketahui mena yg benar, selain modal percaya ga percaya :lololol:
gak selalu boss... (kl kata percaya ini anda maksud iman) apa yg saya kasih contoh misalnya justru lewat pemikiran (memang ditentang kalangan teolog)

purba
09-10-2011, 04:13 PM
material tersebut, juga dari potensi, pasir juga sebelumnya dlm potensi, namun kemudian terjadi proses, sehingga mewujud jadi pasir :D

Berarti tetap saja sim salabim prok prok prok. Lha sebelumnya gak ada wujud pasir, cuman berupa potensi. Apakah sama wujud dgn potensi?

:))

arthurus
09-10-2011, 09:55 PM
Berarti tetap saja sim salabim prok prok prok. Lha sebelumnya gak ada wujud pasir, cuman berupa potensi. Apakah sama wujud dgn potensi?

:))

menurutmu ?

purba
10-10-2011, 01:05 AM
menurutmu ?

Lha ente yg punya konsep potensi dan wujud, kok ane yg ditanyain? :)) Tapi ok ane coba jawab.

Kalo potensi tidak sama dgn wujud, maka munculnya wujud adalah sim salabim abrakadabra prok prok prok. Dari tidak ada menjadi ada. Seperti kita sedang mengamati kotak kosong tiba-tiba muncul apel di dalamnya.

Kalo potensi sama dengan wujud, maka wujud sudah ada tanpa awal. Artinya alam semesta tidak diciptakan oleh tuhan karena sudah ada tanpa awal.

beastmen85
10-10-2011, 01:08 AM
jd intinya ketiadaan memiliki potensi ke-ada-an ;D

*tetep milih konsep masa depan dan masa lalu adalah satu kek di komik doraemon :lololol:

Pi-Man
19-10-2011, 01:56 PM
kdg gw jd mikir bahwa penciptaan semesta ttg time paradox kek di chapter akhir doraemon, meski itu cmn buatan penggemar

kisah tsb mengisahkan doraemon yg mati aka inactive krn batrenya abis, chargernya hrs lewat telinga yg mana lolaemon tak punya

nah scr tiba2 ada perjalanan lintas waktu dilarang...
jd doraemon ga bisa dibawa ke masa depan uk diservice

trus...
stlh depressi mendalam krn matinya doraemon... nobita pun bangkit, dia pun bertekat jd pinter utk bisa nyervis doraemon

akhir kata...
pencipta doraemon & sejenisnya itu adalah NOBITA...
*sebenarnya kata2 "pencipta" itu ga pas

cari aja chapter itu di inet, plg cmn 26 lembar JPEG :P
Doujin satu ini cukup bagus, meski bermasalah. Karena emngubah sejarah krusial, dimana Doraemon tercipta di pabrik di abad XXII, dan bukan produk abad XX.

Fans mungkin kurnag bisa menerima ending yang tersirat pada chapter demi chapter Doraemon tentang masa depan:
Doraemon kembali ke masa depan, Nobita lulus mati-matian dari perguruan tinggi kelas tiga, menikah dengan Shizuka dan punya 1 anak preman dengan otak ala ayahnya, pindah ke apartemen karena rumahnya digusur jadi toilet umum, bekerja sebagai pegawai kantoran swasta seperti ayahnya (dan juga suka mabuk-mabukan habis pulang kerja)

Pi-Man

Pi-Man

prabuanom07
18-05-2014, 01:33 AM
Ane newbie .. Wah thread bagus gini kok mentok tiga tahun yang lalu sih.

Pertanyaan TS adalah pertanyaan yang juga muncul di pikiran ane sejak ane SMP. Kenapa muncul itu pertanyaan, karena logika sederhana saja. Kata agama, alam itu dulunya tidak ada. Yang ada cuma Tuhan. Lalu Tuhan bikin alam. Masalahnya, bahan alam itu dari mana? Ya mestinya dari Tuhan sendiri. Dari mana lagi kalau nggak dari Tuhan sendiri? Kan katanya yang ada cuma Tuhan? Contoh yang dibikin selalu, misal, tukang kayu bikin bangku. Tukang kayu = Tuhan. Bangku = alam. Padahal, bangku kan dari kayu, benda yang sudah ada di luar si tukang. Jadi contoh itu gak pas.

Jadi, mestinya, alam ini ya Tuhan itu sendiri, dan Tuhan itu "ada" serta "berproses" bersama alam ini.

Paradoks timbul ketika Tuhan itu digambarkan sebagai sosok tersendiri. Seperti seorang raja tua yang bisa segalanya. Mungkin dulu memang harus demikian untuk memudahkan orang membayangkan Tuhan secara sederhana. Tuhan akhirnya jadi semacam "seseorang". Apalagi agama kan bilang, dia duduk di Kursi, di atas Arsy, "Bapa Kami di Sorga" dsb. Personifikasi ini jadi membuat bingung ketika ditabrakkan dengan penjelasan bahwa "sebelum alam, yang ada cuma Tuhan". Mungkin orang segera saja membayangkan, yang ada adalah sosok raja tua yang kesepian di "istana yang suwung". Lalu supaya nggak sepi dia bikin alam. Nah, padahal kalau nggak ada apa-apa selain Tuhan, maka "istana yang suwung" (ruang tempat si Tuhan berada) itupun mestinya juga nggak ada kan? Konsekuensi logisnya, karena yang ada cuma Tuhan, ya berarti alam ini ya berasal dari "diri" Tuhan itu sendiri. Alam ini adalah "bagian" "diri" Tuhan.

Itu sebabnya, sebagian filosof muslim - dan ane sepakat - lebih cenderung percaya bahwa alam ini sama kekalnya dengan Tuhan itu sendiri. Alam (ciptaan) nggak akan pernah nggak ada. Alasannya sederhana. Kalau tidak ada alam, siapa yang akan "mempertuhan Tuhan?" .... Katanya Tuhan Maha Pencipta, lha kalau suatu saat tidak ada ciptaan, maka Tuhan pensiun dong sebagai Maha Pencipta? Lagi-lagi paradoks. Lagipula, susah kita membayangkan suatu ketiadaan mutlak. Pastilah sesuatu itu ada dan akan selalu ada. Ketiadaan yang nihil sama sekali, adalah tidak mungkin karena, yah buktinya kita sekarang ada, alam sekarang ada. Sesuatu yang ada, akan tetap menghasilkan keberadaan. Tidak mungkin yang ada itu lantas lenyap begitu saja tanpa jejak. Mungkin yang membedakan hanyalah bentuk-bentuk keberadaan itu saja.

Dengan "cara memahami" Tuhan vs. alam yang seperti ini, terus terang ane jadi bisa memahami juga makna Maha Kuasa, Maha Melihat, Maha Mendengar, dan sebagainya. Yah gimana gak maha kuasa, wong memang Dia itu juga adalah proses apapun, kejadian apapun, di alam ini. Gimana nggak Maha Melihat wong dia itu ya disini, di sekitar kita, bahkan "kita sendiri adalah dia" (garis bawahin ya :)) Kan Islam meyakini, Dia itu lebih dekat dari urat lehermu. Nah siapa lagi kalau bukan kita sendiri, kan? ... Gimana nggak maha mendengar wong Dia itu ya kita juga. Gimana nggak mendengar bisikan hati, wong hati kita ya "hati" Dia juga. Gimana nggak maha adil, jika semua yang berproses di alam ini memiliki prinsip "entropi" (keseimbangan).

Dengan cara pemahaman begitu, jujur iman ane jadi nambah pada Allah SWT.

Kalau Ateis bilang Tuhan tidak ada, sebenarnya yang dia maksud adalah Tuhan "klasik" gambaran agama-agama "standard". In essence, mereka adalah orang-orang yang ga mau nerima gambaran Tuhan "konvensional" yang - bahkan di cross-check dengan dogma agama itu sendiri, nggak konsisten dan membingungkan. Ini yang mau "dibuang" sama "ateis". Selagi mereka meyakini alam dan keberadaan beserta prosesnya, dan segala macam keluhuran dan kebaikan yang membuat semua proses itu terjaga dan berlangsung dengan baik, bagi ane, pada dasarnya secara tak langsung mereka meyakini keberadaan Tuhan juga. Jadi kenapa ateis dimusuhi? ...

Mereka yang sudah nyampe spiritualitas tinggi konon "menyatu dengan Tuhan". Manunggaling kawula gusti, kata orang Jawa. "Ana al-Haq" (Aku Tuhan) kata al-Hallaj. Semua itu cerminan bahwa Tat Twam Asi - Tat Twan Asi. Aku adalah Engkau, dan Engkau adalah Aku. Betapa mulia semua itu. Subhanallah.

sedgedjenar
21-05-2014, 12:07 PM
Ane newbie .. Wah thread bagus gini kok mentok tiga tahun yang lalu sih.

Pertanyaan TS adalah pertanyaan yang juga muncul di pikiran ane sejak ane SMP. Kenapa muncul itu pertanyaan, karena logika sederhana saja. Kata agama, alam itu dulunya tidak ada. Yang ada cuma Tuhan. Lalu Tuhan bikin alam. Masalahnya, bahan alam itu dari mana? Ya mestinya dari Tuhan sendiri. Dari mana lagi kalau nggak dari Tuhan sendiri? Kan katanya yang ada cuma Tuhan? Contoh yang dibikin selalu, misal, tukang kayu bikin bangku. Tukang kayu = Tuhan. Bangku = alam. Padahal, bangku kan dari kayu, benda yang sudah ada di luar si tukang. Jadi contoh itu gak pas.

Jadi, mestinya, alam ini ya Tuhan itu sendiri, dan Tuhan itu "ada" serta "berproses" bersama alam ini.

Paradoks timbul ketika Tuhan itu digambarkan sebagai sosok tersendiri. Seperti seorang raja tua yang bisa segalanya. Mungkin dulu memang harus demikian untuk memudahkan orang membayangkan Tuhan secara sederhana. Tuhan akhirnya jadi semacam "seseorang". Apalagi agama kan bilang, dia duduk di Kursi, di atas Arsy, "Bapa Kami di Sorga" dsb. Personifikasi ini jadi membuat bingung ketika ditabrakkan dengan penjelasan bahwa "sebelum alam, yang ada cuma Tuhan". Mungkin orang segera saja membayangkan, yang ada adalah sosok raja tua yang kesepian di "istana yang suwung". Lalu supaya nggak sepi dia bikin alam. Nah, padahal kalau nggak ada apa-apa selain Tuhan, maka "istana yang suwung" (ruang tempat si Tuhan berada) itupun mestinya juga nggak ada kan? Konsekuensi logisnya, karena yang ada cuma Tuhan, ya berarti alam ini ya berasal dari "diri" Tuhan itu sendiri. Alam ini adalah "bagian" "diri" Tuhan.

Itu sebabnya, sebagian filosof muslim - dan ane sepakat - lebih cenderung percaya bahwa alam ini sama kekalnya dengan Tuhan itu sendiri. Alam (ciptaan) nggak akan pernah nggak ada. Alasannya sederhana. Kalau tidak ada alam, siapa yang akan "mempertuhan Tuhan?" .... Katanya Tuhan Maha Pencipta, lha kalau suatu saat tidak ada ciptaan, maka Tuhan pensiun dong sebagai Maha Pencipta? Lagi-lagi paradoks. Lagipula, susah kita membayangkan suatu ketiadaan mutlak. Pastilah sesuatu itu ada dan akan selalu ada. Ketiadaan yang nihil sama sekali, adalah tidak mungkin karena, yah buktinya kita sekarang ada, alam sekarang ada. Sesuatu yang ada, akan tetap menghasilkan keberadaan. Tidak mungkin yang ada itu lantas lenyap begitu saja tanpa jejak. Mungkin yang membedakan hanyalah bentuk-bentuk keberadaan itu saja.

Dengan "cara memahami" Tuhan vs. alam yang seperti ini, terus terang ane jadi bisa memahami juga makna Maha Kuasa, Maha Melihat, Maha Mendengar, dan sebagainya. Yah gimana gak maha kuasa, wong memang Dia itu juga adalah proses apapun, kejadian apapun, di alam ini. Gimana nggak Maha Melihat wong dia itu ya disini, di sekitar kita, bahkan "kita sendiri adalah dia" (garis bawahin ya :)) Kan Islam meyakini, Dia itu lebih dekat dari urat lehermu. Nah siapa lagi kalau bukan kita sendiri, kan? ... Gimana nggak maha mendengar wong Dia itu ya kita juga. Gimana nggak mendengar bisikan hati, wong hati kita ya "hati" Dia juga. Gimana nggak maha adil, jika semua yang berproses di alam ini memiliki prinsip "entropi" (keseimbangan).

Dengan cara pemahaman begitu, jujur iman ane jadi nambah pada Allah SWT.

Kalau Ateis bilang Tuhan tidak ada, sebenarnya yang dia maksud adalah Tuhan "klasik" gambaran agama-agama "standard". In essence, mereka adalah orang-orang yang ga mau nerima gambaran Tuhan "konvensional" yang - bahkan di cross-check dengan dogma agama itu sendiri, nggak konsisten dan membingungkan. Ini yang mau "dibuang" sama "ateis". Selagi mereka meyakini alam dan keberadaan beserta prosesnya, dan segala macam keluhuran dan kebaikan yang membuat semua proses itu terjaga dan berlangsung dengan baik, bagi ane, pada dasarnya secara tak langsung mereka meyakini keberadaan Tuhan juga. Jadi kenapa ateis dimusuhi? ...

Mereka yang sudah nyampe spiritualitas tinggi konon "menyatu dengan Tuhan". Manunggaling kawula gusti, kata orang Jawa. "Ana al-Haq" (Aku Tuhan) kata al-Hallaj. Semua itu cerminan bahwa Tat Twam Asi - Tat Twan Asi. Aku adalah Engkau, dan Engkau adalah Aku. Betapa mulia semua itu. Subhanallah.

mantaaaap....... !!! ::maap::

pasingsingan
28-05-2014, 09:35 AM
prabuanom07

Itu sebabnya, sebagian filosof muslim - dan ane sepakat - lebih cenderung percaya bahwa alam ini sama kekalnya dengan Tuhan itu sendiri.
Alam (ciptaan) nggak akan pernah nggak ada. Alasannya sederhana. Kalau tidak ada alam, siapa yang akan "mempertuhan Tuhan?" ....
Katanya Tuhan Maha Pencipta, lha kalau suatu saat tidak ada ciptaan, maka Tuhan pensiun dong sebagai Maha Pencipta? Lagi-lagi paradoks.
Lagipula, susah kita membayangkan suatu ketiadaan mutlak. Pastilah sesuatu itu ada dan akan selalu ada. Ketiadaan yang nihil sama sekali,
adalah tidak mungkin karena, yah buktinya kita sekarang ada, alam sekarang ada. Sesuatu yang ada, akan tetap menghasilkan keberadaan.
Tidak mungkin yang ada itu lantas lenyap begitu saja tanpa jejak. Mungkin yang membedakan hanyalah bentuk-bentuk keberadaan itu saja.
Betul
salah satu filsuf muslim yng tdk sependapat dng pemikiran tsb adalah Al-Ghazali
sifat Tuhan sbg creator tdk sama dng ciptaannya
Tuhan kekal, ciptaan tidak

berikut ada link diskusi sejenis yng menarik untuk dicermati

silakan KLIK disini (https://amhari.wordpress.com/2011/11/11/debat-muslim-vs-atheis-tentang-penciptaan/)

hajime_saitoh
28-05-2014, 07:20 PM
Itu sebabnya, sebagian filosof muslim - dan ane sepakat - lebih cenderung percaya bahwa alam ini sama kekalnya dengan Tuhan itu sendiri.
Alam (ciptaan) nggak akan pernah nggak ada. Alasannya sederhana. Kalau tidak ada alam, siapa yang akan "mempertuhan Tuhan?" ....
Katanya Tuhan Maha Pencipta, lha kalau suatu saat tidak ada ciptaan, maka Tuhan pensiun dong sebagai Maha Pencipta? Lagi-lagi paradoks.
Lagipula, susah kita membayangkan suatu ketiadaan mutlak. Pastilah sesuatu itu ada dan akan selalu ada. Ketiadaan yang nihil sama sekali,
adalah tidak mungkin karena, yah buktinya kita sekarang ada, alam sekarang ada. Sesuatu yang ada, akan tetap menghasilkan keberadaan.
Tidak mungkin yang ada itu lantas lenyap begitu saja tanpa jejak. Mungkin yang membedakan hanyalah bentuk-bentuk keberadaan itu saja.

Membuktikan dengan logika Akal bahwa Allah adalah Pencipta (Al Khaliq) : Adanya Pencipta
Islam dibangun di atas satu dasar, yaitu akidah. Akidah menjelaskan bahwa di balik alam semesta, manusia, dan hidup, terdapat Pencipta (Al-Khaliq) yang telah meciptakan ketiganya, serta yang telah meciptakan segala sesuatu lainnya. Dialah Allah SWT. Bahwasanya Pencipta telah menciptakan segala sesuatu dari tidak ada menjadi ada. Ia bersifat wajibul wujud, wajib adanya. Sebab, kalau tidak demikian, berarti Ia tidak mampu menjadi Khaliq. Ia bukanlah makhluk, karena sifat-Nya sebagai Pencipta memastikan bahwa diri-Nya bukan makhluk. Pasti pula bahwa Ia mutlak adanya, karena segala sesuatu menyandarkan wujud atau eksistensinya kepada diri-Nya; sementara Ia tidak bersandar kepada apapun.
Bukti bahwa segala sesuatu mengharuskan adanya Pencipta yang menciptakannya, dapat diterangkan sebagai berikut: bahwa segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh akal terbagi dalam tiga unsur, yaitu manusia, alam semesta, dan hidup. Ketiga unsur ini bersifat terbatas, lemah, serba kurang, dan saling membutuhkan kepada yang lain. Misalnya manusia. Manusia terbatas sifatnya, karena ia tumbuh dan berkembang sampai pada batas tertentu yang tidak dapat dilampuinya lagi. Ini menunjukkan bahwa manusia bersifat terbatas. Begitu pula halnya dengan hidup, bersifat terbatas, karena penampakannya bersifat individual. Apa yang kita saksikan selalu menunjukkan bahwa hidup ini berakhir pada satu individu saja. Jadi, hidup juga bersifat terbatas. Sama halnya dengan alam semesta yang memiliki sifat terbatas. Alam semesta merupakan himpunan dari benda-benda angkasa, yang setiap bendanya memiliki keterbatasan. Himpunan segala sesuatu yang terbatas, tentu terbatas pula sifatnya. Jadi, alam semesta pun bersifat terbatas. Walhasil, manusia, hidup, dan alam semesta, ketiganya bersifat terbatas.
Apabila kita melihat kepada segala sesuatu yang bersifat terbatas, akan kita simpulkan bahwa semuanya tidak azali. Jika bersifat azali (tidak berawal dan tidak berakhir), tentu tidak mempunyai keterbatasan. Dengan demikian segala yang terbatas pasti diciptakan oleh “sesuatu yang lain”. “Sesuatu yang lain” inilah yang disebut Al-Khaliq. Dialah yang menciptakan manusia, hidup, dan alam semesta. Dalam menentukan keberadaan Pencipta ini akan kita dapati tiga kemungkinan. Pertama, Ia diciptakan oleh yang lain. Kedua, Ia menciptakan diri-Nya sendiri. Ketiga, Ia bersifat azali dan wajibul wujud. Kemungkinan pertama bahwa Ia diciptakan oleh yang lain adalah kemungkinan yang bathil, tidak dapat diterima oleh akal. Sebab, bila benar demikian, tentu Ia bersifat terbatas. Begitu pula dengan kemungkinan kedua, yang menyatakan bahwa Ia menciptakan diri-Nya sendiri. Jika demikian berarti Dia sebagai makhluk dan Khaliq pada saat yang bersamaan. Hal yang jelas-jelas tidak dapat diterima. Karena itu, Al-Khaliq harus bersifat azali dan wajibul wujud. Dialah Allah SWT.
Siapa saja yang mempunyai akal akan mampu membuktikan —hanya dengan adanya benda-benda yang dapat diinderanya— bahwa di balik benda-benda itu pasti terdapat Pencipta yang telah menciptakannya. Fakta menunjukkan bahwa semua benda itu bersifat serba kurang, sangat lemah, dan saling membutuhkan. Hal ini menggambarkan segala sesuatu yang ada hanyalah makhluk. Jadi untuk membuktikan adanya Al-Khaliq Yang Maha Pengatur, sebenarnya cukup hanya dengan mengarahkan perhatian manusia terhadap benda-benda yang ada di alam semesta, fenomena hidup, dan diri manusia sendiri. Dengan mengamati salah satu planet yang ada di alam semesta, atau dengan merenungi fenomena hidup, atau meneliti salah satu bagian dari diri manusia, akan kita dapati bukti nyata dan meyakinkan akan adanya Allah SWT.
Karena itu, dalam Al-Quran terdapat ajakan untuk mengalihkan perhatian manusia terhadap benda-benda yang ada, seraya mengajaknya turut mengamati dan memfokuskan perhatian terhadap benda-benda tersebut dan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya, atau yang berhubungan dengannya, agar dapat membuktikan adanya Allah SWT. Dengan mengamati benda-benda tersebut, bagaimana satu dengan yang lain saling membutuhkan, akan memberikan suatu pemahaman yang meyakinkan dan pasti, akan adanya Allah Yang Maha Pencipta lagi Maha Pengatur. Al-Quran telah membeberkan ratusan ayat berkenaan dengan hal ini, antara lain firman-firman Allah SWT:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang yang berakal” (TQS. Ali 'Imron [3] : 190).

وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ

“(Dan) Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah diciptakan-Nya langit dan bumi serta berlain-lainannya bahasa dan warna kulitmu” (TQS. Ar-Rum [30]: 22)

أَفَلا يَنْظُرُونَ إِلَى الإبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ
وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ
وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ
وَإِلَى الأرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ

“Apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan?” (TQS. Al-Ghasyiyah [88]: 17-20)

فَلْيَنْظُرِ الإنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ

خُلِقَ مِنْ مَاءٍ دَافِقٍ

يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ

“Hendaklah manusia memperhatikan dari apa ia diciptakan? Dia diciptakan dari air memancar, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dengan tulang dada perempuan” (TQS. At-Thariq [86]: 5-7)

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi. Silih bergantinya malam dan siang. Berlayarnya bahtera di laut yang membawa apa yang berguna bagi manusia. Dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Ia hidupkan bumi sesudah matinya (kering). Dan Ia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan. Dan pengisaran air dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi. Sesungguhnya (semua itu) terdapat tanda-tanda (Keesaan dan Kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan” (TQS. Al-Baqarah [2]: 164).

Banyak lagi ayat serupa lainnya, yang mengajak manusia untuk memperhatikan benda-benda alam dengan seksama, dan melihat apa yang ada di sekelilingnya maupun yang berhubungan dengan keberadaan dirinya. Ajakan itu untuk dijadikan petunjuk akan adanya Pencipta yang Maha Pengatur, sehingga imannya kepada Allah SWT menjadi iman yang mantap, yang berakar pada akal dan bukti yang nyata.

saos
http://tsaubanabqorie19.blogspot.com/2013/09/membuktikan-allah-adalah-pencipta-al.html

purba
28-05-2014, 09:32 PM
Kalau Ateis bilang Tuhan tidak ada, sebenarnya yang dia maksud adalah Tuhan "klasik" gambaran agama-agama "standard". In essence, mereka adalah orang-orang yang ga mau nerima gambaran Tuhan "konvensional" yang - bahkan di cross-check dengan dogma agama itu sendiri, nggak konsisten dan membingungkan. Ini yang mau "dibuang" sama "ateis". Selagi mereka meyakini alam dan keberadaan beserta prosesnya, dan segala macam keluhuran dan kebaikan yang membuat semua proses itu terjaga dan berlangsung dengan baik, bagi ane, pada dasarnya secara tak langsung mereka meyakini keberadaan Tuhan juga. Jadi kenapa ateis dimusuhi? ...


Ah.. ente masih takut neraka...

Coba ente bilang bahwa Allah swt adalah syaiton, berani?

::ngakak2::

hajime_saitoh
28-05-2014, 10:11 PM
Ah.. ente masih takut neraka...

Coba ente bilang bahwa Allah swt adalah syaiton, berani?

::ngakak2::

hush jangan bisikain godaan setan donk ke anak nubie...... ::hihi::