PDA

View Full Version : Ada apa dengan pendidikan dasar?



cha_n
15-12-2014, 09:20 AM
akan banyak jawaban... tapi apa sabenarnya penekanan dari pendidikan itu sendiri?

kemarin saya dan teman2 berkumpul, salah satunya membicarakan hal ini. apa sebenarnya yang penting ditanamkan pada anak usia dasar? pengembangan karakter? kemampuan kognitif? afektif psikomotorik?
lalu apa yang menjadikan seorang anak berhasil di masa depan?
ketika nilai akademisnya paling tinggi?
atau ketika dia bisa berempati pada sesamanya?
ketika anak mampu memecahkan masalah dan meneruskan pengetahuannya bagi orang lain?
bisa jadi kriteria berhasil ini berbeda bagi satu orang dengan orang lainnya, sehingga penekanan pendidikan dasarpun berbeda.

agak oot dikit, saya pernah tinggal di lingkungan orang-orang yang ketika tua pun malas, meresahkan orang lain. beberapa bahkan masuk ranah hukum. ternyata, teman saya yang lain tinggal di lingkungan seperti itu saat ini. dimana kekerasan verbal terjadi setiap hari, ketika orang tua yang menelantarkan anak bahkan sampai menyakiti anak terpampang jelas di depan mata.
bagaimana membentengi anak dan membekali anak menghadapi dunia yang tidak steril ini?
mengapa ada manusia-manusia yang akhirnya malah memberatkan orang lain?

dari sini aku kembali cari jawaban. kenapa aku seperti sekarang ini. akupun dulu hidup di dunia yang tidak steril. nilai apa yang ditanamkan orang tuaku dulu?
satu hal yang pasti, orang tua selalu memupuk kepercayaan diri. Orang tua menjelaskan alasan manusia hidup, yaitu memberi manfaat bagi diri sendiri dan orang lain (serta nilai lainnya). Penanaman karakter selalu menjadi agenda rutin.
Bagaimana anak-anak lain yang tidak seberuntung saya didampingi orang tua, dimana mereka mendapatkan penanaman karakter?
Adakah peran sekolah sebagai lembaga pendidikan menanamkan nilai-nilai baik bagi anak?

Hasil diskusi, ternyata penanaman karakter di sekolah ini menjadi tersisihkan akibat beberapa hal diantaranya:
1. Tidak adanya tujuan yang jelas atau adanya perbedaan tujuan pendidikan dasar.

2. beban kurikulum yang terlalu berat bagi murid dan guru

Beberapa sekolah yang mencoba menitik beratkan karakter sering kali terlihat tidak berprestasi (secara akademik), hal ini disebabkan penilaian baik tidaknya sekolah dari capaian nilai akademis.adanya UN menambah beban sekolah dalam mencapai tujuan. Sedangkan para pendidik yang idealispun kadang terpaksa mengikuti arus, karena mereka mengejar kewajiban capaian kurikulum.

Lalu bagaimana?
Kalau bicara pendidikan rumah yang utama bagi anak usia dasar, itu tidak perlu disangkal. Tapi bagaimana peran sekolah sendiri? Sebenarnya ada tidak peran sekolah menanamkan karakter pada anak?
Memungkinkan tidak, dengan kondisi saat ini guru bisa memperhatikan seluruh anak, mendidik (bukan sekedar mengajar) di dalam kelas?

Kegalauan ini sepertinya yang menjadikan beberapa teman saya memilih homeschooling, tidak mempercayakan pendidikan anak pada lembaga pendidikan formal.

Yuki
15-12-2014, 02:49 PM
sebenarnya tergantung pada sistem yg berlaku, yaitu kurikulumnya

"celakanya" di negara ini selalu setiap ganti menteri/ganti rezim ganti kurikulum, selalu mementingkan ego masing-masing rezim, "sekarang rezim saya, kurikulumnya pun harus diganti menjadi kurikulum saya" tanpa melihat dengan hati bagaimana membuat kurikulum yg efisien, tepat guna dan sesuai dengan kebutuhan zaman, peserta didik dan pendidik serta institusinya.

pendidikan dasar, berarti ruang lingkup SD, seyogianya untuk SD dari kelas 1 hingga kelas 3 itu yg ditanamkan adalah pendidikan moral terlebih dahulu, agar anak memiliki fondasi moral mulia sehingga begitu menyerap ilmu-ilmu kognitif mereka bisa menyelaraskannya dengan fondasi moral yg sudah dibentuk. Untuk perhitungan hendaknya yg sederhana saja dulu penjumlahan dan pengurangan, perkalian jangan yg rumit-rumit, sampe kepala 3 saja sudah cukup, tidak perlu memelajari bahasa asing dan komputerisasi terlebih dahulu.

nah bagitu masuk ke kelas 4 barulah ilmu-ilmu kognitif mulai banyak diberikan, matematika naikkan levelnya, mulai belajar bahasa asing, dimulai pemelajaran menggunakan komputer.

lalu mengenai ujian akhir, untuk tahap pendidikan dasar, sebaiknya diserahkan saja kepada institusi pendidikan masing-masing, dengan begitu pendidik dapat lebih bisa mengukur dan mengetahui sejauh mana penyerapan ilmu oleh peserta didik, dengan cara pembuatan soal diserahkan oleh sekolah, karena para pendidik di situlah yg benar-benar paham seperti apa karakteristik peserta didik yg ada di sekolah tsb

untuk pendidikan menengah dan selanjutnya atas, idenya bisa terus berkembang, tapi yg didiskusikan pendidikan dasar kan?

ndableg
15-12-2014, 07:42 PM
Kalo seinget gw sih dulu waktu menjalani pendidikan dasar, sistem pendidikannya lebih kayak kuis. Siapa yg menjawab sesuai dgn jawaban yang diinginkan guru ato buku, maka dapet poin. Jawaban harus persis sama. Gw digenjot terus ngapalin nama titik2 di peta, bahkan rumus pascal gw ud dapet di smp. Dari situ kita ud ga pnya waktu memikirkan kreatifitas.

Untuk kreatifitas hanya dijatahi dalam pelajaran2 yg dianggap ga penting seperti pelajaran menggambar atau prakarya. Bahkan ketika pelajaran seni suara atau menyanyi pun kita disuruh menghafal.

Maka ketika tua, kita kagak kreatip lagih. Itu kenapa mentri susi similikiti bisa sukses ketika cabut dari bangku sekolahan. Otak kreatipnya berkembang.

Ronggolawe
15-12-2014, 07:48 PM
sebagai orang tua, mari kita hilangkan dulu Ambisi-
Ambisi kita yang hendak kita bebankan kepada anak
anak kita :)

mbok jamu
15-12-2014, 08:11 PM
Kalo seinget gw sih dulu waktu menjalani pendidikan dasar, sistem pendidikannya lebih kayak kuis. Siapa yg menjawab sesuai dgn jawaban yang diinginkan guru ato buku, maka dapet poin. Jawaban harus persis sama. Gw digenjot terus ngapalin nama titik2 di peta, bahkan rumus pascal gw ud dapet di smp. Dari situ kita ud ga pnya waktu memikirkan kreatifitas.

Untuk kreatifitas hanya dijatahi dalam pelajaran2 yg dianggap ga penting seperti pelajaran menggambar atau prakarya. Bahkan ketika pelajaran seni suara atau menyanyi pun kita disuruh menghafal.

Maka ketika tua, kita kagak kreatip lagih. Itu kenapa mentri susi similikiti bisa sukses ketika cabut dari bangku sekolahan. Otak kreatipnya berkembang.

::hihi::

Kalau takut cabut dari sekolah, anak itu jangan dilarang untuk kreatip. Biarkan ide-idenya berkembang, biarkan jadi anak yang kreatip, biarkan tumbuh jadi kembang di antara kambing, ndak perlu juara karena jago menghapal, yang penting tiap tahun naik kelas.

cha_n
15-12-2014, 08:14 PM
ambisi-ambisi itu ada di kurikulum om, orang tua yang ga paham ngikutin ambisi kurikulum (yang ada) :)

temanku waktu itu cerita, chan, sekolah-sekolah "idealis" ini kadang di banyak kasus kalah secara akademis dari sekolah negeri top, karena mereka ga mau dikekang kurikulum yang ada.
maka itu seperti ditulis di atas, lho memang anak sukses dilihat dari apa? nilai akademisnya?

kurikulum yang baru awalnya saya rasa punya niat bagus ya, penilaian tidak lagi sekedar akademik. tapi untuk itu dituntut guru-guru yang lebih peka terhadap anak, prasarana mendukung, manajerial sekolah yang baik.
adakah? sayang akhirnya banyak yang teriak, kecuali yang memang benar-benar siap.
akhirnya balik lagi.

secara subjektif, sejujurnya saya punya harapan sendiri terhadap pendidikan dasar. sangat prihatin dengan kondisi yang ada. ga cuma negeri, swasta juga banyak yang ga pas sama saya secara pribadi.
banyak orang tua, pada memiliki paradigma sukses = nilai bagus, APAPUN caranya.
apakah penanaman karakter menjadi porsi perhatian penting?

cha_n
15-12-2014, 08:17 PM
beberapa kejadian, di sekolah negeri, anak kelas satu sd ngomongnya "eh njing, dari mana aja lo. sompret" ngomong gitu santai.
kata temanku yang juga guru, itu karena guru-gurunya juga kasar.
di sekolah swasta yang kelasnya agak menengah, yang diomongin gonta ganti sepatu, tas baru dan liburan ke luar negeri.

Ronggolawe
15-12-2014, 09:07 PM
sebenarnya harus dirumuskan dulu, capaian apa yang
hendak kita dapatkan dari program pendidikan di Indo
nesia?

apakah yang bisa bersaing dengan lulusan-lulusan dari
India? kalau cuma itu sih gw yakin Indonesia ngga ka
lah, cuma memang sebagai bukan negara commonwealth
jelas kita kalah akses dibanding India.

Jumlah dan kualitas dunia akademis di Indonesia? itu
sih bukan bagian dari program pendidikan dasar. Bagai
mana membangung iklim dunia akademis dan riset ilmiah
yang mendukung, itulah caranya.

Kreativitas ala Ibu Susi, Om Bob? itu sih 1 dari sejuta
orang, ngga bisa jadi acuan, sama halnya dengan 10 me
dali emas olimpiade Sains bukan gambaran bagusnya du
nia pendidikan di Indonesia.

Apa sih yang kita sebagai orang tua inginkan dapat dica
pai oleh anak kita? Sepertinya wejangan Krishna kepada
Guru Drona sudah cukup jelas, ngga beda dengan artikel
nya Rheinald Kasali tentang tantangan yang sehat bagi
anak :)

Masalahnya, bisa tidak telinga kita tidak panas mendengar
cibiran wali murid lain membanggakan prestasi akademis
anaknya yang lebih baik daripada anak kita ? :)

ndableg
15-12-2014, 09:58 PM
Kreativitas ala Ibu Susi, Om Bob? itu sih 1 dari sejuta
orang

Ya memang ga banyak yg bisa sadar dari pengaruh cuci otak! ::hihi::
Kek film apa tuh.. the giver ato divergent gitu?

Ronggolawe
15-12-2014, 10:39 PM
kekeke... point nya kan bukan jadi CEO dengan aset
puluhan atau ratusan milyar... menjadi CEO dari se
buah warung makan dengan omset 1jt semalam saja
sudah bagus kok... :)

We learn and we work to better ourselves, not to get
paid 9 figures minimum :)

Yuki
15-12-2014, 11:25 PM
sebenarnya harus dirumuskan dulu, capaian apa yang hendak kita dapatkan dari program pendidikan di Indonesia

menciptakan individu-individu yg baik dan berilmu yg dapat bermanfaat bagi masyarakat

individu yg baik tapi tidak berilmu, percuma hanya akan menjadi individu yg lemah walaupun tidak berbuat buruk tapi tidak dapat mengubah segala sesuatu yg menyimpang di lingkungannya dan dunia

individu yg berilmu tapi tidak baik, percuma hanya akan menjadi penjahat korupsi suap menyuap yg menghalalkan segala cara dan atau memiliki attitude ucapan tindakan yg buruk menghina menghujat mengejek menyindir dan lain sebagainya

individu yg berilmu pun apabila ilmunya tidak memiliki manfaat bagi masyarakat juga percuma, atau dia tidak menggunakan ilmunya untuk kemashalatan masyarakat juga percuma

masa pendidikan dasar adalah masa di mana seorang peserta didik akan mulai bisa mengetahui dan membedakan mana yg baik dan mana yg buruk, tugas pendidik lah yg harus mendorong agar peserta didik memilih kebaikan, bukannya keburukan

di samping itu juga tidak kalah penting peran dari keluarganya itu sendiri, sebelum memasuki jenjang pendidikan formal, adalah peran keluarga ayah ibu dan saudaranya lah sebagai pendidikan informal untuk menanamkan budi pekerti kepada sang anak, salah satunya adalah sikap dari ayah ibu saudaranya itu sendiri, karena sang anak pasti cepat atau lambat akan meniru segala macam attitude yg diperlihatkan oleh anggota keluarganya

tsu
16-12-2014, 05:56 AM
IMHO sih pendidikan dasar kita kurang mengajarkan moral dan tata krama
ibarat pedang, pendidikan kita (dasar dan lanjutan) itu cuman ngasah bilah pedang (ilmu) nya doang, tanpa memikirkan bagaimana membuat gagang (moral) nya

hasil nya ? banyak anak ignorant

cha_n
16-12-2014, 09:23 AM
yang menjadi pertanyaan lanjutan, bagaimana caranya agar anak memiliki moral yang baik sekaligus berilmu yang bermanfaat.

Ronggolawe
16-12-2014, 10:48 AM
Ya dari batita, dan tanggung jawab orang tuanya untuk
mengajarkan dan memberi teladan. Misalnya kalau berani
bercarut, langsung dicabe kutu mulutnya :)

tsu
16-12-2014, 12:28 PM
moral bagus ?

ajarkan hidup berkomunitas dengan baik, nggak usah muluk2 ngajarkan ilmu serem2 sebangsa matematik ke anak2 kecil
ajarkan aja membersihkan WC bersama, antri, olahraga bersama, jalan (litteraly walking) mengenal lingkungan, pergi ke alam bebas
gitu aja

di Indonesia, pengalaman2 seperti itu hanya diajarkan di sekolah2 ekslusif, sayangnya endingya ya sama aja jadinya si anak snob abis, karena sekolahnya ekslusif

tuscany
16-12-2014, 05:58 PM
Ponakan saya tuh, kalo udah kelewatan, diancam dicabe mulutnya. Belum juga cabenya dibikin dia udah nangis duluan ::elaugh:
Tapi kesian euy, trauma ntar jadi pas gede nggak bisa makan nasi padang.

tsu
16-12-2014, 06:44 PM
sebisa mungkin jangan pakai kekerasan lah, bisa trauma batin dan gede na jadi tukang bully

isi masa kecil dengan bahagia dan aturan yang menyenangkan, menghukum itu perlu tapi sertai dengan penjelasan

---------- Post Merged at 05:44 PM ----------

sebisa mungkin jangan pakai kekerasan lah, bisa trauma batin dan gede na jadi tukang bully

isi masa kecil dengan bahagia dan aturan yang menyenangkan, menghukum itu perlu tapi sertai dengan penjelasan

Ronggolawe
16-12-2014, 07:34 PM
Ponakan saya tuh, kalo udah kelewatan, diancam dicabe mulutnya. Belum juga cabenya dibikin dia udah nangis duluan ::elaugh:
Tapi kesian euy, trauma ntar jadi pas gede nggak bisa makan nasi padang.

kekeke.... sampai sekarang gw ngga pernah ada ma
salah dengan masakan padang yang pedas :)

---------- Post Merged at 06:34 PM ----------


sebisa mungkin jangan pakai kekerasan lah, bisa trauma batin dan gede na jadi tukang bully

isi masa kecil dengan bahagia dan aturan yang menyenangkan, menghukum itu perlu tapi sertai dengan penjelasan

---------- Post Merged at 05:44 PM ----------

sebisa mungkin jangan pakai kekerasan lah, bisa trauma batin dan gede na jadi tukang bully

isi masa kecil dengan bahagia dan aturan yang menyenangkan, menghukum itu perlu tapi sertai dengan penjelasan
yang ada sih gw membully para jombloers :)

mbok jamu
16-12-2014, 08:30 PM
We learn and we work to better ourselves, not to get
paid 9 figures minimum :)

Better is an adjective (kata sifat) not a verb (kata kerja)

We learn and work to improve ourselves atau We learn and work to be better people.

Yuki
16-12-2014, 10:31 PM
^
tinggal ganti kata to nya menjadi for aja kan?

Ronggolawe
16-12-2014, 11:14 PM
Better is an adjective (kata sifat) not a verb (kata kerja)

We learn and work to improve ourselves atau We learn and work to be better people.
soalnya itu ngutip Mbo :)



When Lily Sloane asked how much the USS Enterprise-E cost to build, Picard tells her "The economics of the future is somewhat different. You see, money doesn't exist in the 24th century... The acquisition of wealth is no longer the driving force in our lives. We work to better ourselves and the rest of Humanity." (Star Trek: First Contact)



https://www.youtube.com/watch?feature=player_detailpage&v=afu62oimxTA

mbok jamu
17-12-2014, 05:04 AM
That is very much an Americanism. Handle with care.

Porcelain Doll
17-12-2014, 04:19 PM
moral bagus ?

ajarkan hidup berkomunitas dengan baik, nggak usah muluk2 ngajarkan ilmu serem2 sebangsa matematik ke anak2 kecil
ajarkan aja membersihkan WC bersama, antri, olahraga bersama, jalan (litteraly walking) mengenal lingkungan, pergi ke alam bebas
gitu aja

di Indonesia, pengalaman2 seperti itu hanya diajarkan di sekolah2 ekslusif, sayangnya endingya ya sama aja jadinya si anak snob abis, karena sekolahnya ekslusif

memangnya kegiatan beginian cuma ada di sekolah eksklusif aja sekarang?
kayanya pas sekolah dulu ini kegiatan reguler deh ;D

tapi anak2 sekolah sekarang kebanyakan dimanjain dan kurang mandiri
kalo camping aja mesti didampingin ortu, itu aja udah ga membuat mereka lebih mandiri
dan pelajaran di sekolah yg berperan untuk mengasah moral mereka lebih banyak dihilangkan

Ronggolawe
17-12-2014, 10:09 PM
That is very much an Americanism. Handle with care.

gw kirain Sir Patrick ini British Tulen, Mbo' :)

neofio
18-12-2014, 10:37 PM
tanya rada2 oot

tiap hari kamis anak SD di bandung pake baju kebaya buat cw-nya, sementara cowonya pake pangsi, di daerah laon gimana?jateng?jakarta?sumatra?

ga_genah
20-12-2014, 09:08 PM
masuk sini ga punya anak susah juga ya
ga bisa ngebayangin... :cengir:

tapi rencananya...
ga pake teori macam2 dan ga akan main fisik ke anak karena itu contoh dari ortuku
contoh dari ortu, itu penting dan yg pertama dilakukan, selanjutnya lihat pengalaman orang2
berusaha untuk cari sekolahnya anak yg bukan 24 jam, kasian
kalo mereka diberi kekerasan fisik di sekolah, tidak apa2, karena dulu saya juga begitu, bila ada kesalahan, hukuman itu penting
pelajaran moral diberikan dirumah karena di sekolah untuk akademik
memang benar, ibu ada dirumah itu penting sekali, utk mengawasi, mendidik moral pelan2 atau sebagai tempat bertanya
tp kebutuhan ekonomi mengatakan lain...

flair666
13-08-2017, 06:21 PM
Duh, berat juga yaa kalau mau bahas penerapan pendidikan di Indonesia. Memang udah banyak yang discuss masalah ini di berbagai forum. Tapi emang bener, kalau pendidikan itu dimulai dari rumah terlebih dahulu. Makanya sekarang saya lagi giat2nya belajar ilmu parenting sebelum berkeluarga. Karena kalau fondasi dasarnya aja nggak kuat, gimana mau bentuk yang lainnya..

RAP
23-11-2017, 10:30 AM
Yang kasian anak kelas 12 tahun ini.Biasanya Uprak dan TO bulan Januari.
Tahun ini jadi bulan November..
Tekanan buat anak dan guru terjadi karena adanya target
1. Menyelesaikan materi kelas 12 dalam waktu 3 bulan
2. Mengejar nilai untuk raport semester
3. Mengejar nilai Uprak
4. Mengejar latihan TO

Yang pada akhirnya menghasilkan kegagalan masal::arg!::
3 tahun di SMA ganti kurikulum 3 kali..
dan hasil akhirnya kegagalan...
Kasian anakku... stresssssss::nangis::

tuscany
03-12-2017, 11:07 AM
Itu kebijakan dari daerah atau kementerian, bunda RAP?

surjadi05
03-12-2017, 05:29 PM
Pasti kementrian tusc, daerah ga ikut campur sekolah biasanya ::ungg::
Posted via Mobile Device

RAP
04-12-2017, 03:26 PM
Kementrian 😏😏😏

- - - Updated - - -


Itu kebijakan dari daerah atau kementerian, bunda RAP?
Kementrian tusc😒😒😒

tuscany
07-12-2017, 09:45 AM
Bunda RAP, coba kirim komplen ke ombudsman.
http://www.ombudsman.go.id/

Tugas mereka melakukan pengawasan kebijakan publik. Jadi mereka butuh masukan dari pengguna. Kalo enggak mereka nggak tau dan nggak bisa berkontribusi memperbaiki sistem.

- - - Updated - - -


https://youtu.be/IWfEd0CcuP0

Nizamfarizki
10-03-2019, 03:38 PM
Ahlak dan prilaku sopan santun adalah sebagai pendidikan dasar..