PDA

View Full Version : Bakat muda sepak bola Indonesia



tuscany
15-08-2014, 10:20 PM
Dalam rangka menyambut kejuaraan AFC U19 di Myanmar dua bulan lagi, saya mau membahas satu-satu para bakat sepak bola yang mungkin sudah atau belum dikenal publik. Dimulai dari...

Gavin Kwan Adsit ::itrocks::::chearleader::::itrocks::

http://us.images.detik.com/content/2014/08/15/76/gavinkwani.jpg



+: loh, kok Gavin? dia kan bukan termasuk timnas U19 saat ini ::ungg::
-: memang bukan. Tapi dia pemain favorit saya ::elaugh::

Hari ini ada berita (http://sport.detik.com/sepakbola/read/2014/08/15/144746/2663307/76/ada-lagi-pemain-indonesia-yang-ikut-trial-di-klub-jepang) kalau Gavin akan segera mengikuti trial di Jepang. Jika sukses, dia akan jadi pemain kedua Indonesia setelah Irfan Bachdim yang bermain di J-League. Persamaan keduanya adalah sama-sama berposisi sebagai forward dan berdarah indo. Perbedaannya, Gavin sejak kecil tinggal di Indonesia sehingga sangat fasih berbahasa Indonesia dan tweetnya kadang berisi selamat untuk hari keagamaan Indonesia.

Di saat prestasi timnas U19 terpuruk seperti sekarang, ada suara-suara yang menanyakan kenapa Gavin tidak ditarik kembali karena Gavin dan timnas junior punya sejarah manis. Gavin adalah kapten timnas U18 yang berhasil mempertahankan gelar juara di turnamen HKFA Hongkong tahun 2013. Selain memberi andil kemenangan, Gavin juga didapuk sebagai pemain terbaik turnamen tersebut bersama dengan kiper timnas Malaysia dan pemain Indonesia lainnya, Mariando Djonak Urapmobin.

Digadang-gadang oleh Indra Sjafri sebagai kapten untuk membawa timnas U20 menjalani kualifikasi piala dunia, Gavin memilih mengikuti trial di Rumania dan melepas ban kapten kepada Evan Dimas. Sehingga Evan Dimas lah yang kini lebih dikenal publik setelah memimpin perebutan juara AFF dan lolos ke final piala Asia. Selepas trial di Cluj reserves, awal tahun ini Gavin melakukan trial di salah satu klub Jerman, Niendorfer TSV U19. Sebelum bertolak ke Jerman, Gavin sempat menyambangi markas timnas U19 di Yogyakarta namun tidak ada pembicaraan mengenai masa depan Gavin di timnas. Hal ini boleh jadi disebabkan karena Indra Sjafri menganggap surat pengunduran Gavin masih valid hingga saat ini.

Dengan hilangnya posisi di timnas U19, maka harapan Gavin adalah bergabung dengan timnas U23 yang akan berlaga di SEA GAMES tahun depan. Ini terlihat dari cuitannya tanggal 5 Agustus lalu.
Saya akan kembali ke Indonesia nanti, Mhon doanya krna saya akan ikut seleksi Timnas U-23 untuk SeaGames 2015 nnti, Tnggu saya ya smuanya...

Setiap ditanya follower apakah akan kembali memperkuat timnas U19 jika lolos ke piala dunia, Gavin selalu menjawab tidak akan kembali karena sudah percaya kemampuan timnas saat ini. Aneh kan? Kalau ada kesempatan main di piala dunia kelompok umur yang sesuai masa memilih ke sea games. Maka itu saya berkesimpulan Indra Sjafri belum merestui Gavin kembali. Tweets Gavin selalu berbicara akan kembali ke timnas setelah menimba ilmu di luar negeri. Saya menghargai visi jangka panjangnya.

Saya keeropa untuk menuntut ilmu sepak bola, bukanlah untuk mencari sensasional. Karena saya punya 1 tujuan yaitu mengharumkan nama bangsa..
Saya memang kehilangan posisi inti timnas U-19, Tpi saat U-23 Sea Games tahun yg akan datang, saya akan rebut kmbali posisi saya yg sbnarnya - Gavin Kwan Adsit @Gavinadsit18 · Mar 10

Bicara soal kualitas, rasanya Gavin tidak perlu diragukan lagi. Menurut saya dia adalah bintang muda paling berbakat saat ini. Dengan tinggi 175 cm, fisiknya ideal sebagai pemain depan. Penghargaan sebagai pemain terbaik di Hongkong serta pilihan pertama Indra Sjafri menyandang ban kapten sudah membuktikan kualitasnya. Tekad besarnya mengikuti trial di luar negeri menunjukkan kepercayaan diri pada skill individu dan bersedia menjalani resiko dari pilihan. Tampang gantengnya mudah dijual oleh sponsor. Buat saya dia adalah jelmaan Neymar Indonesia.

etca
16-08-2014, 08:20 AM
Sekilas baca namanya : Gavin tinggal disisip 1 kata jadi nama salah satu member kopimaya ;D

Gavin Kwan Adsit., orang mana nih? namanya kok agak asing ya? Masih ijo royo-royo.
Kalau senyum, mukanya langsung beda ya ::hihi::
Foto merah yang diposting tuscany memang versi yang paling keren di antara foto2 dia yang lain ;D

Gavin Kwan Adsit (lahir di Bali, Indonesia, 5 April 1996; umur 18 tahun) atau akrab dipanggil Gavin adalah pemain sepak bola Indonesia yang saat ini bermain untuk klub Reserves Rumania CFR Cluj.[1]

Gavin memperkuat tim nasional Indonesia U-16, U-17 dan saat ini juga memperkuat timnas U-18. Dia baru saja menjuarai turnamen HKFA di Hong Kong bersama Timnas U-18. Tim ini berhasil mempertahankan gelar juara. Tim ini ini juga rencananya akan diproyeksikan untuk turun mewakili Indonesia di ajang kualifikasi Piala Dunia U-20. Selain menjadi juara, Gavin tampil sebagai pemain terbaik bersama pemain Indonesia lainnya yaitu Mariando Djonak Uropmabin.[2]

Profil
Tumbuh dan besar di Bali, Gavin memulai bermain sepakbola sejak berusia 3 tahun dan bergabung dengan klub lokal setempat pada usia 7 tahun. Kegemaran Gavin pada sepakbola didukung penuh oleh seluruh anggota keluarganya yang juga penggila olah raga kulit bundar itu. Sang ayah bahkan sempat aktif bermain sepakbola semasa masih tinggal di Amerika Serikat.

Klub pertama pemain yang memiliki ibu asal Mojokerto serta ayah asal Amerika Serikat itu bernama Bali Bulldogs dimana mayoritas para pemainnya terdiri dari anak - anak keturunan Indonesia. Di klub itu, Gavin dilatih oleh Kenny Latham, mantan pemain Livepool pada awal 1990-an.

saus : wikipedia



Dia ini sekarang berada di CFR Cluj
merupakan sebuah tim sepak bola Rumania yang bermain di divisi utama Liga I.
Didirikan pada tahun 1907. Bermarkas di Cluj-Napoca

Ternyata bakatnya di usia muda juga diasahnya di negara luar, bukan di Indonesia. ::oops::

tuscany
16-08-2014, 06:01 PM
Bakat usia muda di asah di Indonesia kok, ca. Dia latihan di Bali dari kecil, kemudian mulai masuk timnas U16 sampe U18. Malahan sempat gabung dengan U23 saat melawan Indonesian All Stars tahun lalu. Maka dia percaya diri ikut seleksi U23 buat Sea Games karena pernah satu tim. Baru setahunan ini aja trial di luar negeri.

tuscany
16-08-2014, 09:28 PM
Lanjut ke ...

Terens Owang Puhiri


http://static.goal.com/144500/144556_heroa.jpg


+: Siapa tuh? Baru dengar.
-: Ini saingannya Evan Dimas.
+: Maksudnya?
-: Yuks...kita kulik lebih jauh lagi



Kenapa disebut saingan kapten tim U19 Evan Dimas? Karena skill dan posisi keduanya disebut identik yaitu di bermain sebagai playmaker, sampai-sampai setiap pelatih hanya bisa memilih salah satu di antaranya dalam setiap kesempatan.

Di mata sang pelatih (U16), gaya bermain Terens Owang Puhiri sangat mirip dengan Evan Dimas. Bahkan, Mundari Karya pernah mencoret nama Evan Dimas demi memaksimalkan potensi Terens Owang Puhiri.
“Terens ini punya skill dan ketenangan, setipe dengan Evan Dimas. Bahkan, saya saat itu memilih Terens dibanding Evan. Evan saat itu juga ikut TC di U16. Seharusnya, dia (Terens Owang Puhiri) bisa menjawab kepercayaan Indra Sjafri,” - Mundari Karya.

“Dia sudah kami coba di tiga posisi, tetap saja tidak ada perkembangan dan kalah bersaing dengan pemain lain,” - Indra Sjafri.

Saat training camp di Malang akhir tahun lalu, Terens terlambat datang karena sedang menjadi motor tim Piala Pelajar U18 di Thailand yang lolos hingga ke babak final. Tim ini keluar sebagai runner-up yang merupakan prestasi terbaik kedua setelah menjadi juara di ajang yang sama pada tahun 1985. Terens pernah berlatih di Arsenal selama dua pekan di tahun 2011 setelah lolos seleksi National Camp Tunas Garuda di SSI Arsenal. Kini ia menjadi bagian dari tim U21 Persisam Samarinda, dan kemungkinan akan mengikuti seleksi timnas U23.

Nah, jika sebenarnya kemampuan Terens tidak jauh-jauh amat dari Evan Dimas, kenapa dia malah disingkirkan bukannya dipertahankan sebagai pelapis? Cari playmaker itu susahnya setengah mati karena harus punya kejelian membaca permainan. Bayangkan kalau Evan Dimas sedang macet, ada masalah pribadi atau cedera. Siapa yang akan menggantikan untuk mengatur serangan? No one. Tidak ada di timnas U19 saat ini yang punya posisi playmaker sejati. Baru-baru ini saja Paulo Oktavianus Sitanggang menunjukkan kecerdasan membangun serangan, namun bentuknya masih sporadis.

Menurut saya pribadi, Indra Sjafri harus memikir ulang tentang pemanggilan Terens. Sebagai perbandingan, Septian David Maulana yang sama-sama motor serangan di final Piala Pelajar menunjukkan perkembangan yang bagus walaupun berposisi sebagai pemain cadangan. Sedangkan pemain-pemain yang sudah terlalu lama di zona nyaman semacam Ilham Udin atau Muchlis Hadi harus dibikin berdebar-debar lagi karena masih banyak talenta di luar sana yang tak kalah atau bahkan lebih baik dari mereka. Itu baru namanya konsisten dengan promosi dan degradasi.

tuscany
17-08-2014, 04:31 AM
Hanif Sjahbandi

http://manuskripkesunyian.files.wordpress.com/2010/10/merah-putih-di-old-trafford.jpg?w=225&h=300


+: Siapa lagi nih?
-: Bakat lama yang kayaknya rada terlupa. Mari kita gali.

Namanya tidak sementereng bintang-bintang U19 saat ini. Tapi beberapa waktu lalu dia menjadi perbincangan hangat di media dan dunia maya karena keberhasilannya menjuarai World Skills Final Manchester United 2009. Sebuah buku yang menceritakan perjalanannya menuju MU telah diterbitkan pada tahun 2010 yang berjudul Merah Putih di Old Trafford. Berkat prestasinya, Hanif sempat trial di Inggris dan Spanyol.

Hanif mulai dikenal publik ketika membela timnas U13 pada tahun 2009. Dia juga tergabung dalam timnas U16 bersama Terens Owang Puhiri, Muhammad Hargianto dan Septian David Maulana di tahun 2011. Nama Hanif berada dalam daftar seleksi timnas U19 piala AFF 2013 lalu, namun sepertinya dia kalah saing ya. Saat ini Hanif Sjahbandi tergabung dalam skuad Persib U21. Kalo dilihat dari foto berikut, dia cukup tinggi deh.

https://pbs.twimg.com/media/BY4l5jYCIAAc2Su.jpg:large

Nah, kapan Hanif bisa menunjukkan kemampuannya lagi? Kita tunggu lho...

freak_and_geek
18-08-2014, 07:20 PM
biar mereka pada nimba ilmu di luar negeri aja...
kalo dibawa ke indonesia bisa ancur karir mereka..
u19 aja udah ancur2an sekarang..padahal dulu digadang2 jadi generasi emas...
sayang amat bakat mereka..

tuscany
20-08-2014, 06:34 PM
PSSI menarik tawaran ke Cotif dan memberi hadiah main di HBT. Maka timnas U19 memberi hadiah balik ke PSSI berupa tiga kali kekalahan. Ha...sekarang mau taruh di mana muka La Nyalla dengan keputusan blunder tim PSSInya. Tapi mari kita tunda isu-isu politik di tubuh PSSI lain kali saja. Kali ini saya ingin memperkenalkan lagi seorang anak bangsa yang memenangkan tropi World Skills Final Manchester United setelah Hanif Sjahbandi. Sipakah dia?


Jack Brown

http://i2.wp.com/www.indoboom.com/wp-content/uploads/2012/11/jack-brown-600x400.jpg?resize=600%2C400



+: Ummm...hello...nama bule kok dibawa kemari? Produk naturalisasi kah?
-: Hush! Tidak semua laki-laki bersalah padamu (berdendang ala Basofi Soedirman)
+: ::ungg::
-: ...eh maksudnya tidak semua yang bernama bule adalah produk naturalisasi gitu lho.

Jack lahir di Indonesia pada tahun 2001 dengan ibu berdarah Indonesia dan ayah berkewarga negaraan Inggris. Setelah memenangkan tropi The World Final Test Skills Manchester United pada tahun 2012, kini dia dan abangnya menurut sang ibu akan masuk MU Academy untuk memperdalam ilmu sepak bola. Dalam suatu wawancara, Jack berharap suatu saat nanti dapat membela MU. Sangat memungkinkan, karena dia masih memegang dua paspor dan paspor eropanya membuka kemungkinan itu lebih besar.

Kalau membela timnas, pilih yang mana dek? Karena anak ini masih kecil, kadang dia jawab timnas Inggris kadang jawabnya timnas Indonesia. Masih labil, mungkin juga belum tahu keharusan memilih salah satu saja pada saatnya nanti. Secara matematis peluangnya fifty-fifty. Tapi Jack saat kemenangan di MU mengidentifikasi dirinya sebagai orang Indonesia ketika menjawab pertanyaan Sir Alex maupun wartawan. Maka itu seluruh berita menyampaikan bahwa yang menang adalah anak Indonesia, bukan anak dengan dua kewarganegaraan atau anak Inggris. Karena itu jika ingin bakat muda satu ini tidak lepas, harus ada perhatian khusus terhadapnya sejak dini.

Tetaplah berlatih di luar sana, Jack. Mudah-mudahan kamu tidak lupa untuk terbang kembali ke kandang garuda.

tuscany
26-08-2014, 04:56 AM
Tristan Alif Naufal

http://cdn.klimg.com/bola.net/library/p/Alif-1.jpg


+: Namanya sempat bikin heboh di media kapan itu.
-: Memang dia ini kecil-kecil cabe rawit.



Usianya baru 9 tahun - kelahiran 12 Desember 2004. Tapi sejak tahun lalu Tristan Alif sudah malang melintang di akademi sepak bola Eropa untuk trial dan training camp. Skillnya di atas rata-rata anak seusianya dan melalui media youtube bakat Tristan Alif terpantau oleh banyak pihak. Skill yang jarang dimiliki termasuk kemampuan kaki kanan dan kiri yang setara.

Melalui informasi dari ibunya, diketahui bahwa bocah ini sudah dua kali ditawari pindah kewarga negaraan oleh negara-negara Asia - saya nyium bau salah satu negara tetangga - serta mendapatkan pujian dari Pep Guardiola dan Edwin van der Sar. Bahkan undangan trial ke Barca telah datang, setelah sebelumnya pada awal tahun ini diundang untuk trial di Ajax Amsterdam. Berita terbaru, Alif kembali ke Ajax untuk training camp selama seminggu di bulan Juli-Agustus tahun ini. Dia juga terus dipantau oleh klub Inggris Liverpool.

Kalau segini mudanya sudah dikenal bakatnya oleh klub-klub papan atas Eropa, tinggal menemukan tempat yang tepat untuk berlatih dan mengembangkan bakat. Karena kompetisi lokal sudah puas diikutinya dan berbagai penghargaan telah diraihnya. Tristan Alif pun berjanji untuk bermain bagi timnas Indonesia kelak.


Tristan Alif di Kick Andy


https://www.youtube.com/watch?v=YHZbozzwcsE

tuscany
31-08-2014, 05:12 AM
Sabeq Fahmi Fahrezy


https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQGuWTM-mxby-MkvX2N782UmdFjuDnavZCOdCvP3yZftWyaYDiOQw


+: Eh, aku lihat namanya dalam daftar timnas U19 B.
-: Iya, sepertinya dia sudah sembuh dari cedera.


Sabeq Fahmi Fahrezy adalah penyerang sayap timnas U18 yang turut memenangkan turnamen di Hongkong bersama dengan Gavin Kwan Adsin dan Evan Dimas pada tahun 2013, juga meraih gelar the best player di turnamen yang sama pada tahun 2012. Prestasinya yang paling cemerlang adalah saat menyarangkan 12 gol dalam Piala Pelajar melawan tim Pakistan di tahun 2012, serta dua gol yang berkontribusi pada timnas junior meraih gelar juara di AC Milan Junior Camp tahun 2011.

Saat turnamen di Hongkong tahun 2013 Sabeq mengalami cedera kaki kanan sehingga tersingkir dari persaingan di timnas U19, yang kita ketahui pada akhirnya dengan beberapa pemain baru memenangkan dua kompetisi berturut-turut: AFF dan kualifikasi AFC. Rupanya coach Indra Sjafri terus mengikuti perkembangan Sabeq. Setelah gagal tes kesehatan pada bulan Maret, Sabeq rupanya dites kembali di bulan Juli dan masuk ke dalam rekomendasi coach Indra untuk seleksi timnas U19-B yang akan berkompetisi pada turnamen mini di Vietnam bulan September. Sabeq yang kini terdaftar sebagai pemain klub divisi 1 Jember United meretas jalan kembali ke timnas U19 dengan lolos seleksi timnas U19-B.

Apakah dia masih haus gol? Bulan depan adalah pembuktiannya.

cha_n
31-08-2014, 03:32 PM
mantap tuscy ulasannya

tuscany
31-08-2014, 07:31 PM
Ude cocok jadi script writernya On The Spot bukan? ::elaugh::

tuscany
04-09-2014, 05:39 AM
Djali Ibrahim


+: ::ungg:: Mana fotonya?
-: Bentar ya...susah sekali cari foto orang ini. Very low profile kayaknya. Facebook nggak ada, twitter nggak punya, hasil wawancara langsung pun nggak ada sama sekali yang ketemu. Ah...akhirnya *lap keringat


http://1.bp.blogspot.com/-iBFcRbmDrr0/UvcnmnDr6NI/AAAAAAAAAFs/BKq14qKJ9DY/s1600/djalil.jpg


Lihatlah judul-judul berita bola ketika timnas U19B terbentuk. Hanya ada dua nama yang selalu disebut-sebut, karena mereka berdua termasuk tim inti pasukan coach Indra Sjafri sejak dua tahun lalu. Keduanya tersingkir dari timnas U19 saat putaran piala AFF 2013 karena sama-sama sakit. Sabeq Fahmi karena cedera panjang (lihat post sebelumnya) dan Djali Ibrahim karena terkena usus buntu. Djali Ibrahim adalah kapten timnas U17. Selain mengantarkan timnas U17 juara HKFA di Hongkong tahun 2012, Djali juga mencetak satu gol ke gawang Arab Saudi pada pertandingan uji coba di Malaysia yang berakhir dengan kemenangan tim Indonesia. Sayang sekali dia tidak dapat memperkuat Garuda Muda di kejuaraan AFF dan kualifikasi AFC.

Djali kembali masuk dalam radar coach Indra setelah pada Tur Nusantara II timnas U19 bertanding melawan Persiter Ternate di mana Djali ikut bermain dan mencetak satu gol. Lalu dia dipanggil PSSI untuk mengisi tempat di timnas U21 yang dibentuk mendadak untuk mengikuti turnamen COTIF di Spanyol bulan lalu. Kini Djali memperkuat timnas U19B yang akan bermain di turnamen mini untuk peserta AFC Asia Tenggara. Dalam salah satu sesi latihan, Djali dipuji oleh mantan pelatih Ruddy Keltjes karena dapat mengalirkan bola ke depan lebih baik dari pada Al Qomar Tahulapessy, pemain hasil seleksi timnas U19 yang terdegradasi pada saat-saat akhir.

Jika Djali mampu bermain apik di Hanoi, sangat mungkin dia akan mengancam posisi salah satu pemain timnas U19, terutama pada posisi striker atau pemain tengah.

tuscany
08-09-2014, 12:31 AM
Hasogi Candra Suseno

http://1.bp.blogspot.com/-9DwGjPEqBAE/UvcmnmNctbI/AAAAAAAAAFk/1hb5gq2raAI/s1600/hasogi.jpg


+: Tidak kenal namanya. Kok yang dibahas terus-terusan bukan yang tim inti sih? We want Evan Dimas!!!
-: Loh, kalau tim inti sih sudah banyak yang kenal, buat apa dibahas di sini?
-: *cemberut*
+: Wokeh, nanti ya, kalau sudah masuk AFC cup.


Hasogi Candra Suseno sebenarnya bukan nama baru. Dia adalah anak asuh Indra Sjafri di timnas U18. Saat dipanggil untuk seleksi timnas U19, Hasogi sedang memperkuat tim AC Milan Primavera di Italia sehingga terpaksa menolak panggilan tersebut karena tidak diizinkan oleh sang pelatih. Wah...kalau bisa masuk 30 besar di AC Milan U19 pasti kemampuannya di atas rata-rata dong. Mantan pemain SAD ini merupakan defender tangguh dan sempat dilatih oleh Filippo Inzaghi di AC Milan Primavera. Sayangnya, saat tim muda AC Milan tersebut mengangkat trofi Viareggio Cup awal tahun ini, Hasogi sudah kembali ke Indonesia karena cedera parah.

Hasogi harus istirahat kurang lebih selama satu tahun karena menderita anemia dan cedera hamstring pada kedua kakinya. Pemeriksaan lanjutan menunjukkan bahwa punggungnya juga retak saat bertabrakan dengan pemain Italia. Karena cedera tersebut, manajemen Milan menghentikan kontrak trial, dan Persewangi yang merupakan klub lokal Hasogi juga melepas posisinya. Namun kondisinya terus dipantau oleh Indra Sjafri lewat tim blusukannya. Kini fokus Hasogi adalah lulus sekolah, berlatih kembali dan pulih.

Meski harus memulai dari nol lagi, saya yakin pemain ini punya masa depan bagus karena secara umum Indonesia kekurangan defender andal.

cha_n
08-09-2014, 12:44 PM
kok bisa dapetin info2 ini? dari mana ya?

et dah
08-09-2014, 01:35 PM
kok bisa dapetin info2 ini? dari mana ya?

tega banget posting panjang-panjang komentarnya gitu doang ::nangis::



;D ;D ;D

Kingform
08-09-2014, 01:48 PM
arthur irawan gimana kabarnya ya? main di LN tapi kok jarang dipanggil timnas

cha_n
08-09-2014, 05:22 PM
hehehe soalnya aku ga ngikutin info anak2 muda Indonesia di bidang sepak bola, jadi bingung kalo mau komen soal konten tulisannya. bener2 blank

tuscany
08-09-2014, 09:32 PM
kok bisa dapetin info2 ini? dari mana ya?

Wah...begini nih pertanyaan kalo yang nanya dari keminfo ::elaugh::


-: Bentar ya...susah sekali cari foto orang ini. Very low profile kayaknya. Facebook nggak ada, twitter nggak punya, hasil wawancara langsung pun nggak ada sama sekali yang ketemu. Ah...akhirnya *lap keringat



arthur irawan gimana kabarnya ya? main di LN tapi kok jarang dipanggil timnas

Profil Arthur Irawan ada kok di wikipedia. Sekarang main di Spanyol. Saya juga kurang tahu kenapa dia jarang dipanggil di timnas. Kayanya ada gap antara pemain yang bukan asuhan PSSI sejak dini dengan PSSI/BTN sendiri. Arthur sejak awal menembus Eropa sendirian jadi mungkin para pelatih tidak tahu persis bagusnya di mana. Apalagi model pelatnas kan jangka pendek, perlu pemain yang skillnya sudah masuk dalam radar pelatih.


Cerita lain seputar Arthur juga datang dari para pemain di skuad Timnas. Menurut sumber yang enggan disebutkan identitasnya tersebut, Arthur kerap bersikap ekslusif. Alhasil, terkesan tidak menyatu dan tercipta jarak dengan rekan-rekannya.

tuscany
10-09-2014, 05:51 AM
+: Sekarang siapa lagi?
-: Salah satu talenta terhebat yang entah kapan akan bangkit lagi
+: Segitunya...
-: Serius ini!

Mariando Djonak Uropmabin

http://www.sportanews.com/wp-content/uploads/Mariando-Djonak-Uropmabin1.jpg



Biasanya selalu ada bakat Papua di timnas, tetapi tidak di timnas U19 karena hilangnya sosok yang satu ini.

Indra Sjafri menemukan Mariando Djonak Uropmabin pada tahun 2012 ketika Mariando membela tim Papua pada pergelaran Pekan Olah Raga Nasional. Kepercayaan sang pelatih yang mematoknya sebagai bagian dari tim inti dibayar oleh Mariando dengan menjadi MVP pada turnamen invitasi HKFA di Hongkong pada tahun 2013 bersama dengan Gavin Kwan Adsit, meyingkirkan lebih dari tujuh puluh pemain lain. Sayangnya, Mariando kemudian terdeteksi menderita Hepatitis B yang membuatnya terlempar dari tim inti timnas U19.

Skill individu Mariando pastilah mengesankan, sehingga Indra Sjafri terus memantau kondisi kesehatannya dan memanggilnya kembali untuk masuk pelatnas pada bulan Mei tahun ini. Namun tim dokter memutuskan Mariando tidak cukup bugar untuk bergabung sehingga dia harus pulang kembali.

Masih belum bisa bergabung timnas, karena masalah kesehatan. Doakan saya 2015 bisa kembali bersama Gavin Kwan Adsit membela Indonesia di Sea Games - 29.Mei

Namun Sriwijaya FC U21 di bawah kepelatihan Andy Susanto, salah satu konseptor awal timnas U19 yang sekarang, tidak menyia-nyiakan bakat terpendam ini dan merekrut Mariando. Adanya support dari klub lokal membuat Mariando dapat terus bermain bola dalam level kompetitif sambil menyembuhkan diri.

Mariando dan Sriwijaya FC U21 menjadi lawan tangguh timnas U19 di Tur Nusantara II di mana pertandingan berakhir dengan skor tipis 2-1. Sebagai winger, Mariando sangat merepotkan Putu Gede dengan liukan badan yang alami serta kecepatannya yang membuat sektor kiri Sriwijaya FC sangat hidup. Mariando masuk dalam daftar timnas U21 yang dibawa ke Spanyol untuk mengikuti turnamen Cotif. Namun namanya kemudian dicoret oleh BTN karena dideteksi masih bermasalah dengan penyakit hepatitis B. Hal ini cukup membuat berang manajemen Sriwijaya FC karena di Palembang hasil pemeriksaan virus negatif.

Sayang sebetulnya, kenapa para striker hebat pada sakit-sakitan. Akibatnya timnas U19 mantap di tengah tapi tumpul di depan. Semoga mereka semua bisa tampil dalam performa terbaik lagi.

Sedikit info tentang hepatitis B dari wikipedia

Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan sel-sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan diet dan istirahat yang baik.[2]

Hepatitis B akut umumnya sembuh, hanya 10% menjadi Hepatitis B kronik (menahun) dan dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.[8] Saat ini ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk Hepatitis B kronis yang dapat meningkatkan kesempatan bagi seorang penderita penyakit ini. Perawatannya tersedia dalam bentuk antiviral seperti lamivudine dan adefovir dan modulator sistem kebal seperti Interferon Alfa ( Uniferon).[10]

Selain itu, ada juga pengobatan tradisional yang dapat dilakukan. Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu pengobatan Hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor, yaitu melindungi hati dari pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati, juga bersifat anti radang, kolagogum dan khloretik, yaitu meningkatkan produksi empedu oleh hati.

tuscany
02-10-2014, 08:18 PM
+: Melihat mereka kalah dengan skor telak di Barcelona dan Madrid, kayanya meragukan nih timnas U19 bisa sampe semifinal nanti sesuai target.
-: Ya udah, bahas bakat lain lagi aja yok!

Yussa Rexsava Putra Nugraha

https://scontent-b.xx.fbcdn.net/hphotos-xap1/v/t1.0-9/1932438_308087819375921_2838609926060796048_n.jpg? oh=88eacb7dd858f8d9d37898c0abbe219e&oe=54CFDCC5

Bakat sepak bola Yussa ditunjang oleh fisik yang bagus. Tahun lalu ketika berusia 12 tahun, Yussa yang sudah lima tahunan tinggal di Belanda untuk mengikuti orang tuanya bekerja di negeri kincir angin itu sudah setinggi 170 cm. Dia pun menjadi incaran talent scout dari klub-klub sepak bola Belanda. Saat direkrut oleh SC Feyenoord dari SC Scheveningen April tahun ini, klub asalnya itu sempat tidak rela. Namun bermain bagi tim C1(U15) Feyenoord adalah impian semua pemain junior Belanda karena akademi sepak bolanya termasuk yang terbaik. Robin van Persie dan Giovanni van Bronckhorst adalah lulusan sini. Kesempatan membela tim inti (A1) Feyenoord pun lebih terbuka.

Kompetisi C1 musim ini SC Feyenoord untuk sementara berada di tangga jawara. Tapi Yussa tidak berhenti hanya mengasah ilmunya di Belanda saja. Buktinya dia juga tertarik merumput di Italia.

yes om Erickthohir I'm ready if i am called for selection in Young Inter Milan. Greeting Indonesian Player YN.7 SC Feyenoord. Yussa Nugraha @YussaNugraha · 25. Juli

Look at those muscles. Pantesan banyak orang meragukan usianya baru 13 tahun. Dan berkat tingginya dia dijuluki Jerapah Asia.

https://scontent-b.xx.fbcdn.net/hphotos-xap1/t31.0-8/s720x720/10633467_312097895641580_8116559471811311189_o.jpg

Awal tahun ini dia dibidik oleh KNVB untuk mengikuti seleksi timnas U13 Belanda. Lalu apakah Yussa berminat membela timnas Indonesia suatu saat nanti? Bocah asal Solo ini lugas menjawab:

“Perkembangan ku di Belanda menjadi modal berharga untuk timnas Indonesia. Aku juga siap jika dipanggil untuk memperkuat timnas Indonesia U-14”.


Maju terus Yussa!

tuscany
07-02-2015, 11:57 PM
Upsss...gara2 sibuk jadi trit ini pun terlupakan sejenak.

*ambil kemoceng dan bersih2*

Kabar terbaru dari Tristan Alif.

Tristan Alif, Pesona 'Bocah Ajaib' Indonesia di Pentas Dunia

VIVA.co.id - Indonesia memang belum mengukir tinta emas di kancah sepakbola dunia. Bahkan, untuk kategori regional saja prestasinya masih melempem, setidaknya dalam beberapa dasawarsa belakangan ini.

Apakah talenta-talenta tanah air ini memang tak ada yang memiliki potensi untuk bersaing di tingkat internasional? Tentu saja tidak. Setidaknya itu mampu dibuktikan oleh pesepakbola cilik Tristan Alif Naufal.

Namanya sudah mendunia. Malah dua klub kenamaan Belanda, Ajax Amsterdam dan Feyenoord, sampai rela saling sikut buat mendapatkan Alif.

Sebenarnya, Alif sudah dikenal luas masyarakat sejak beberapa tahun lalu. Aksinya dalam video yang diunggah ke situs internet membuat banyak orang berdecak kagum. Pujian serta sanjungan juga pernah didapat Alif dari Pep Guardiola ketika menyambangi Indonesia beberapa waktu lalu.

Lama tak terdengar kabarnya, ternyata kini Alif sudah semakin hebat. Dia pun telah berpetualang ke tanah Eropa dan 'menaklukkannya'.

Alif sudah dua kali mendapat undangan berlatih bersama klub raksasa Eredivisie, Ajax Amsterdam. Kesempatan tersebut tak disia-siakan oleh Alif, yang langsung mencuri perhatian para pelatih dan petinggi Ajax.

Alif dinobatkan sebagai Most Valuable Player di Ajax International Camp 2014, di mana ajang tersebut diikuti oleh 250 anak dari 20 negara, yang berusia 8-16 tahun. Alif juga menjadi Best Player pada 1V1 category, yang kemudian membuat namanya semakin dikenal di Belanda.

“Alif menjadi pemain Asia pertama yang meraih penghargaan tersebut. Ajax International Camp jadi ajang bergengsi di Belanda, dan Ajax memang sudah dikenal memiliki akademi bernama De Toekomst, yang merupakan akademi sepakbola terbaik di dunia versi FIFA,” kata ayahanda Alif, Ivan Trianto.

Prestasi mentereng lainnya diraih oleh bocah yang kini telah berusia 10 tahun tersebut saat mengikuti Coerver Netherland Soccer Camp 2014. Event beradu skill individu untuk pemain sepakbola junior seantero Belanda itu mampu dimenangi Alif, yang menyabet trofi Coerver Netherlands Master Skillz 2014.

“Media-media di Belanda langsung menyoroti Alif. Karena dia dari Indonesia, tidak ada yang menyangka pemain dari negara yang sepakbolanya jauh tertinggal, bisa jadi yang terbaik,” ujar Ivan.

Jadi Rebutan dan Batu Sandungan

Menorehkan prestasi gemilang selama di Belanda dengan meraih Most Valuable Player di Ajax Internasional Camp 2014, Best Player pada 1V1 category, dan Coerver Netherlands Master Skillz 2014, Alif pun sempat berlatih diam-diam bersama Ajax, sebelum akhirnya mendapat peringatan dari FIFA terkait FIFA Non-EU Youth Player Regulation.

Ajax pun coba mencari solusi bagaimana Alif bisa tetap berlatih maksimal di Belanda, tanpa melanggar FIFA Non-EU Youth Player Regulation. Sempat muncul ide mengirim Alif ke klub amatir yang berafiliasi dengan Ajax, namun niat itu dibatalkan.

“Saat kami dan Ajax cari jalan keluar di mana Alif berlatih, Feyenoord menghubungi kami dan meminta Alif berlatih di akademi profesional mereka,” kata ayahanda Alif.

Keluarga Alif kemudian meminta Feyenoord untuk berkomunikasi dengan Ajax. Akhirnya tercapai kesepakatan, Alif diberi lampu hijau oleh Ajax untuk berlatih di akademi Feyenoord, yang merupakan akademi terbaik di Belanda versi KNVB.

“Alif dianggap lebih pantas berlatih di akademi klub profesional ketimbang klub amatir. Selain itu, pertimbangan lainnya, Feyenoord jarang sekali dipantau FIFA sehingga aman untuk Alif dan klub itu sendiri,” tutur Ivan.

Pada awal September 2014, Alif resmi berlatih di akademi Feyenoord, dan klub itu sangat kagum dengan kemampuan bocah yang kini berusia 10 tahun itu. Akhirnya, Ajax dan Feyenoord pun membuat kesepakatan.

“Kalau izin tinggal di Belanda sudah kita dapat, Alif tinggal memilih bergabung dengan akademi Ajax atau Feyenoord, dan masuk tanpa tes atau trial,” jelasnya.

Ya, izin tinggal, itulah batu sandungan bagi Alif sekarang. Karena masih sangat kecil, tidak mungkin dia tinggal sendirian di negeri orang.

“Kami perlu izin tinggal di Belanda untuk sekeluarga agar Alif juga bisa bergabung di akademi Ajax atau Feyenoord. Karena sekarang yang dibutuhkan hanya itu (izin tinggal), kami berharap pemerintah mau membantu prosesnya, termasuk Kedutaan,” jelas Ivan.

“Alif tak perlu trial atau tes untuk masuk akademi Ajax, akademi sepakbola terbaik di dunia. Ini kesempatan besar dan tak mudah mendapatkannya. Para pelatih dan petinggi Ajax sangat berharap Alif sudah kembali ke Belanda, Maret 2015,” lanjutnya.

Sementara, pihak Kemenpora yang sudah mengetahui permasalahan ini mengaku akan membantu Alif. "Kami siap bantu. Intinya, orangtuanya mengajukan surat resmi ke Kemenpora. Nanti, kami akan teruskan ke Kedutaan Besar di Amsterdam," kata Deputi V Bidang Harmonisasi Kemenpora, Gatot S Dewa Broto.

Namun, Gatot tak bisa menjamin pihak Kedubes Indonesia di Amsterdam akan mengeluarkan izin tinggal di Belanda. "Itu domain dari Kedubes," jelas Gatot. (one)

===

Izin tinggalnya susah didapat karena bapaknya yang harus punya kerjaan di Belanda, bukannya numpang jadi guardian anaknya. Lha cari kerjaan di Belanda kan ndak gampang2 amat kalo kurang qualified. Mungkin si bapak maksudnya minta tolong itu dijadikan pegawai kedutaan gitu.

jakhost
12-12-2015, 09:48 AM
bakat muda kalao masih di banned FIFA ya percuma