PDA

View Full Version : Perilaku Caleg-Caleg yang Gagalz..



komporminyak
12-04-2014, 08:00 AM
Gagal, Caleg Demokrat Minta Kompor Gasnya Dikembalikan

http://assets.kompas.com/data/photo/2014/04/11/1619366tmp-20140411-153857-1-641217094780x390.jpg

Zaenal, warga Parepare yang membanting kompor pemberian oleh tim salah satu caleg asal Demokrat,setelah diminta paksa.

PAREPARE, KOMPAS.com — Karena sudah yakin tak bakal lolos, Andi Farida Soewandi, caleg DPRD asal Demokrat di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, meminta kembali kompor gas yang pernah dibagikan ke puluhan warga di Kelurahan Batang Rappe, Kecamatan Bacukiki, tiga hari sebelum hari pencoblosan. Zaenal, salah seorang warga, mengemukakan, kompor dari tim caleg gagal tersebut diterimanya dengan kesepakatan bahwa dia harus mencoblos caleg tersebut pada hari pencoblosan.

"Padahal saya coblos caleg itu. Tapi tidak puas dan mengharuskan saya dengan istri ikut coblos caleg yang sama. Lah bagaimana, kita juga sudah terima pemberian dari caleg lain, jadi kami bagilah suara. Apalagi tidak ada perjanjian harus lebih satu suara," katanya, Jumat (11/4/2014).

Zaenal mengaku, saat kompor gas tersebut ditarik, dia tengah melayani pelanggannya yang hendak minum kopi.

"Saya bersama istri sedang masak pakai kompor pemberian caleg tersebut. Tiba-tiba salah seorang tim caleg datang meminta agar kami mengembalikan kompor tersebut. Padahal, kompornya tengah kami pakai buat masak air karena kami ada pelanggan yang pesan kopi," ujarnya.

Karena merasa dipermalukan, Zaenal mengaku marah dan langsung membanting kompor tersebut di depan tim caleg tersebut.

"Saya jengkel karena dipermalukan. Makanya saya banting kompornya. Saya diancam dilapor ke polisi, tapi saya tidak takut," tekannya.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Kompas.com, caleg tersebut membagikan sekitar 50 kompor gas kepada warga yang tersebar di 3 TPS berbeda, yakni di TPS 11, 13, dan 14. Hingga diturunkannya berita ini, belum ada konfirmasi dengan pihak caleg bersangkutan karena sulit dihubungi.

saus (http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/04/11/1643342/gagal.caleg.demokrat.minta.kompor.gasnya.dikembali kan)



Ngamuk, Caleg Gerindra Terancam Dipidana

TEMPO.CO, Yogyakarta - Seorang calon legislator dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Edi Purwanto, dilaporkan melempar petugas pengawas pemilu lapangan (PPL) dengan kursi di tempat pemungutan suara (TPS). “Dia (Edi) tanpa alasan jelas tiba-tiba membanting gelas di lokasi TPS dan melempar petugas pengawas kami dengan kursi,” ujar staf Divisi Pengawasan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Gunungkidul, Budi Haryanto, Jumat, 11 April 2014.

Calon wakil rakyat dari Gerindra untuk DPRD Kabupaten Gunungkidul itu menuduh petugas yang berjaga di lokasi TPS itu tidak punya identitas resmi. Dia juga menuding petugas pengawas tak becus bekerja. Tapi Budi punya dugaan lain. “Dia ngamuk karena mungkin perolehan suara di TPS-nya sendiri hasilnya jeblok, kalah dari calon lain,” kata Budi.

Atas perbuatan Edi itu, Panwaslu Gunungkidul melayangkan surat tertulis berupa teguran sekaligus tuntutan terhadap Partai Gerindra Gunungkdul pada Jumat, 11 April 2014. Panwaslu mendesak partai bentukan Prabowo Subianto itu segera menindak Edi. Gerindra juga diminta memohon maaf secara terbuka kepada Panwaslu dan penyelenggara pemilu setempat lewat media lokal. “Jika (surat teguran) itu tak digubris, kami bawa kasus ini ke ranah selanjutnya, pidana. Juga merekomendasikan sanksi (untuk Gerindra) pada KPU,” ujarnya.

Edi belum bisa dimintai konfirmasi ihwal tudingan Panwaslu Gunungkidul itu. Dia tak merespons saat telepon selulernya dihubungi. Sedangkan Ketua Gerindra Kabupaten Gunungkidul Ngadiyono mengaku belum membaca surat teguran itu.

Ngadiyono menjelaskan, penyebab luapan kemarahan Edi adalah surat C1 yang seharusnya diberikan kepada saksi partai malah diserahkan untuk saksi dari kelurahan. "Ini kan menyulitkan partai menghitung perolehan suara,” katanya.

Ngadiyono pun meminta maaf atas insiden itu. “Yang bersangkutan segera kami panggil untuk diperiksa Senin depan,” ujarnya. Dalam soal sanksi jika Edi terbukti bersalah, dia menolak berkomentar. “Sekarang fokus mengawasi perhitungan suara dulu,” ujarnya.


saus (http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/04/11/269569978/Ngamuk-Caleg-Gerindra-Terancam-Dipidana)



Sejumlah Caleg Minta Kembali Sumbangan untuk Masjid

http://assets.kompas.com/data/photo/2014/04/11/1635417Caleg-Minta-Sumbangan-Dikembalikan-2-780x390.jpg

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com — Panitia renovasi Masjid Al Aqsha di Desa Riso, Kecamatan Tapango, Polewali Mandar, kebingungan lantaran harus mengembalikan uang sumbangan dari sejumlah calon anggota legislatif yang diduga gagal. Padahal, uang tersebut sudah masuk ke kas masjid dan diumumkan ke publik.

Muhammad Daming, bendahara Masjid Al Aqsha, mengaku pihaknya menerima sumbangan dari sejumlah caleg dengan total Rp 7,5 juta. Namun setelah pemungutan suara pada 9 April kemarin, tiba-tiba sejumlah caleg meminta agar uang sumbangan itu dikembalikan.

"Sumbangannya sudah dimasukkan ke kas dan diumumkan ke publik bahwa ada caleg yang menyumbang ke masjid. (Namun) saya heran ternyata (sumbangan) diminta kembali," ujar Muhammad Daming kepada Kompas.com, Jumat (11/4/2014).

Menurut Daming, kendati sumbangan tersebut telah dialokasikan untuk renovasi Masjid Al Aqsha yang kini tengah berjalan, pihaknya siap mengembalikan uang tersebut.

"Hanya saja syaratnya, saat pengembalian, semua pengurus masjid, tim sukses, dan caleg bersangkutan duduk satu lokasi agar tak menimbulkan fitnah di kemudian hari," ucap Daming.

Rekan Daming yang juga panitia renovasi masjid, Yadi, mengaku heran, dana sumbangan yang semula diberikan sang caleg sebelum pemilu dengan alasan ikhlas membantu renovasi, belakangan ternyata diminta kembali.

Yadi bingung dan tak mengerti, apa alasan sang caleg meminta sumbangannya dikembalikan.

“Kalau ikhlas menyumbang ke masjid, mestinya tak diminta kembali. Kan sudah disumbangkan dan diumumkan secara terbuka,” kata Yadi.

Baik Muhammad Daming maupun Yadi menyatakan sepakat mengembalikan sumbangan dengan pamrih tersebut kepada sejumlah caleg. Menurut mereka, sejumlah pengurus masjid lainnya pun merasa malu dengan ulah para caleg tersebut.

saus (http://regional.kompas.com/read/2014/04/11/1859352/Sejumlah.Caleg.Minta.Kembali.Sumbangan.untuk.Masji d.)



Target Suara Tak Sampai, Caleg PAN Minta Warga Kembalikan Rp 50.000

KOLAKA, KOMPAS.com -- Tiga orang warga Kelurahan Sabilambo, Kolaka, Sulawesi Tenggara, mendatangi kantor Panwas Kolaka, Jumat (11/4/2014). Lukaman, Helmiati, dan seorang lagi yang namanya enggan disebutkan datang untuk melaporkan Susilia Subardi, calon anggota legislatif Partai Amanat Nasional (PAN) dari dapil II Kolaka.

Mereka merasa terintimidasi oleh caleg tersebut lantaran sang caleg meminta uangnya untuk dikembalikan. Mereka pun dianggap pengkhianat sebab tidak memilih caleg tersebut saat proses pencoblosan beberapa hari yang lalu.

Menurut mereka, kekecewaan caleg berjilbab ini dimulai saat perhitungan suara di TPS para pelapor. Suara yang diperolehnya tidak sesuai dengan harapan. Sejak itu, lanjut Helmiati, si caleg mulai meminta kembali uang yang telah dikeluarkannya.

“Dia kasih kita itu Rp 50.000 untuk satu kepala pada tanggal 7 April. Dia bilang pilih saya. Pas selesai perhitungan suara, eh uangnya diminta lagi. Katanya kita ini pengkhianat. Uang itu saya kembalikan Rp 100.000 karena saya berdua dengan orang yang di rumah. Setelah itu, saya datang di Panwas ini untuk melapor,” ucap Helmiati.

Hal senada juga disampaikan warga lain, Lukman, yang juga ikut melapor. Menurutnya, saat caleg itu meminta uang kembali, dia pun berharap agar suaranya juga ikut ditarik.

“Saya bilang kalau uang mau kembali suara juga harus kembali. Tapi saya merasa terintimidasi, makanya saya ke KPUD, mereka bilang lapornya ke Panwas. Makanya saya datang kemari,” tambahnya.

Anggota Panwas Kolaka, Lukman, menegaskan menerima sejumlah uang sebagai barang bukti. Panwas akan segera memanggil caleg yang dimaksud untuk dikonfirmasi. Jika terbukti, lanjutnya, maka caleg tersebut akan dikenakan sanksi dan hukuman yang sesuai dengan aturan yang berlaku.

“Barang bukti ada uang sekitar Rp 300.000. Kami sementara periksa yang melapor. Nanti setelah itu kita panggil lagi caleg yang dilaporkan itu. Kalau terbukti pasti kita hukum sesuai dengan aturan yang ada,” tutupnya.

Sampai saat ini Kompas.com masih berusaha menghubungi Susilia Subardi untuk mendapat konfirmasi terkait tudingan ini.

saus (http://regional.kompas.com/read/2014/04/11/1347353/Target.Suara.Tak.Sampai.Caleg.PAN.Minta.Warga.Kemb alikan.Rp.50.000)


Gagal, Caleg PPP Batal Sumbang 2 Kubah Masjid

TEGAL, KOMPAS.com — Seorang calon anggota DPRD Tegal, Jawa Tengah, tiba-tiba saja batal memberikan bantuan dua kubah masjid di Desa Kalikangkung, Kecamatan Pangkah. Padahal, kubah berukuran besar tersebut sudah dipesan dan belum dibayar panitia.

“Kami sangat kecewa, padahal pada saat kampanye terbuka, dia menjanjikan akan memberi bantuan dua kubah masjid,” sesal Hisyam, ketua panitia pembangunan masjid, Jumat (11/4/2014).

Hisyam menduga, salah satu alasan gagalnya bantuan karena caleg tersebut kesal tidak lolos ke gedung Dewan.

Sebelumnya, sang caleg sudah memberikan bantuan berupa pasir sebanyak 10 truk. Berdasarkan informasi yang diperoleh panitia masjid, tim sukses dari caleg berinisial PW tersebut batal memberi bantuan kubah lantaran hanya memperoleh suara sedikit di Dapil IV yang meliputi Kecamatan Pangkah, Kedungbanteng, dan Tarub.

“Kami akan mengembalikan pasir sepuluh truk, bantuan dari PW. Daripada memberi tidak ikhlas," ujar Hisyam.

Dihubungi via ponsel, Ketua DPC PPP Kabupaten Tegal,Akhmad Tubagus Fahmi mengaku baru mengetahui kasus tersebut dari media yang telah melakukan wawancara. Rencananya, pihak DPC akan secepatnya mengklarifikasi PW.

“Besok coba saya klarifikasi, yang bersangkutan tidak masuk dalam struktural partai,” ujarnya saat dihubungi.

saus (http://regional.kompas.com/read/2014/04/11/2111182/Gagal.Caleg.PPP.Batal.Sumbang.2.Kubah.Masjid)



Pada ga siap mental kalah ya? ::grrr::
Ga modal, begitu gagal maen tarik aja tuw bantuan,
terlihat amat sangat tidak iklas.

Untung mereka gagal jadi caleg, apa jadinya kalau lolos? ::oops::

surjadi05
12-04-2014, 12:43 PM
Liputan6.com, Bangkalan- Rumah Kepala Desa Tlagah, Kecamatan Galis Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur, Nawawi, dibakar massa pada Kamis 10 April 2014. Pembakaran ini diduga terkait pemilu.

"Memang benar ada pembakaran rumah oleh sekelompok orang, namun yang terbakar hanya pintu depan, sebab api berhasil dipadamkan saat itu juga," kata Kapolres Bangkalan AKBP Sulistijono.

Pembakaran rumah Kepala Desa Tlagah itu mulai terjadi sekitar pukul 17.00 WIB. Massa dengan mengendarai mobil pick up dan langsung melempar jeriken berisi bensin. Sebagian ada yang memecahkan kaca dinding rumah dan kaca mobil yang sedang diparkir.

Kades Nawawi mengatakan tidak mengetahui pasti penyebab pembakaran dan perusakan rumah miliknya itu, namun kuat dugaan kejadian ada kaitannya dengan pemilihan umum legislatif.

Di desanya, kata dia, ada salah satu calon anggota legislatif yang tidak puas dengan perolehan suaranya, karena sedikit tidak sesuai harapan.

Ia menuturkan, sebelumnya paman Kades Nawawi, H Halib pernah datang kepada dirinya meminta untuk mengatur suara perolehan suara seorang caleg dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) agar ditambah 1.200 suara.

Akan tetapi Nawawi menolak dengan alasan, menjaga netralitasnya sebagai kepala desa. Disamping itu, warga desanya yang mencalonkan diri pada pemilu legislatif kali ini, tiga orang, yakni menjadi caleg di Partai NasDem dan seorang lagi di Partai Hanura.

"Nah, karena saya menolak itu, paman mengancam akan membakar rumah, dan tadi setelah magrib ternyata benar-benar datang membawa massa dan hendak membakar rumah ini, untungnya bisa segera diselamatkan," kata Nawawi.

"Saya jelas tidak enak, karena ketiga calon itu sama-sama kenal. Akhirnya saya pasrahkan sesuai aspirasi masyarakat, dan tidak menuruti keinginan paman yang meminta untuk menambah sebanyak 1.200 suara pada caleg PKS itu," tuturnya.

Selain berupaya membakar rumah Kepala Desa Tlagah Nawawi, massa juga berupaya membakar kotak suara hasil pemungutan suara yang saat itu masih tersimpan di rumahnya. Sebab di Desa Tlagah ini, yang dijadikan tempat sebagai balai desa adalah rumah kepada desanya.

Hingga pukul 23.30 WIB situasi di rumah Kepala Desa Tlagah masih tegang dan keluarga kepala desa ketakutan atas aksi pembakaran yang dilakukan sekelompok massa itu. Polisi meningkatkan pengamanan dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). (Ant)

(Rizki Gunawan)
- See more at: http://news.liputan6.com/read/2035520/diduga-terkait-pemilu-rumah-kepala-desa-dibakar-massa#sthash.1HTpMWml.dpuf

surjadi05
12-04-2014, 01:09 PM
Liputan6.com, Sidoarjo- Rumah terapi kesehatan berbagai macam penyakit medis dan gangguan kejiwaan di Juanda Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur, mulai ramai dikunjungi oleh caleg yang tertekan secara psikologi atau stres pasca pemilu.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (11/4/2014), caleg yang mengikuti terapi mengatakan stres karena beban pikiran yang berat setelah hasil penghitungan suaranya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Salah satu caleg dari sebuah partai politik yang tidak mau disebut namanya mengatakan stres, karena perolehan suaranya tidak bisa membawanya ke kursi legislatif.
Penghitungan suara memang belum tuntas, tetapi caleg itu sudah pesimis karena perolehan suaranya sangat kecil. Padahal ia sudah mengeluarkan uang tidak sedikit yang merupakan uang pinjaman dari rekan bisnis dan kerabatnya.
Untuk mengurangi beban pikirannya dan menenangkan hati yang bingung, ia mengikuti terapi herbal dan pijat.
Stres usai pemilu selalu menghinggapi caleg yang gagal mendapat suara banyak. Mereka sudah mengeluarkan uang banyak, yang biasanya didapat dari meminjam atau menjual rumah dan harta benda lainnya. (Rizki Gunawan)
- See more at: http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2035521/video-para-caleg-stres-serbu-rumah-terapi-kejiwaan#sthash.41w4IGzB.dpuf

ndableg
12-04-2014, 05:08 PM
Memang tidak semua caleg punya kelakuan spt ini, tapi sapa bisa jamin caleg2 yg terpilih (tidak gagal) tidak ada yg berkelakuan spt ini apabila gagal?

choodee
12-04-2014, 07:37 PM
Gw heraaaan banget sama org yg duitnya pas2an trus nyaleg sampai hutang dan gadai rumah, mending duitnya dijadiin modal usaha kalo emang maw nambah penghasilan.

Ah well, tp emang caleg yg kek gini asalnya preman sih.

cherryerichan
12-04-2014, 11:35 PM
rsj siap nampung kok..sapa mo duluan?

et dah
12-04-2014, 11:49 PM
cari suara aja caranya kaya gitu
gimana kalau udah jadi caleg

hajime_saitoh
13-04-2014, 11:28 PM
yang jadi masalah.. adalah caleg2 yang gagal itu dan stress rata2 adalah para caleg pemula... mereka berfikir pendek dengan mengira bermodalkan uang saja bisa menarik simpati orang dalam jangka waktu singkat.. sebenernya kalo emang serius pngn nyaleg ya emua dimulai 5 tahun sebelum pemilu, aktif dipartai kek, aktif dikegiatan sosial masyarakat, khan kalo dimulai dari jauh2 hari tidak diperlukan modal uang yg banyak.. cukup dengan banyak bersosialisai dan ikut dalam kegiatan2 sosial dijamin 5 tahun kemudian dengan modal duit yang gak banyak dia bisa dikenal oleh pemilih2nya..

eve
14-04-2014, 12:19 AM
Biasanya sih awalnya mereka gak pengen nyaleg, tapi diiming2in ama oknum partai biar memenuhi kuota legislatifnya mereka... Atau mereka ngincer duitnya... Orang2 yang aktif di parpol tau, paling enak di belakang layar, modal dikit, untungnya banyak... Resiko kecil.. Tinggal atur2 dikit... Cmiiw... Eh, ini cuma opini saya loh ya...

GiKu
14-04-2014, 10:33 AM
yang jadi masalah.. adalah caleg2 yang gagal itu dan stress rata2 adalah para caleg pemula... mereka berfikir pendek dengan mengira bermodalkan uang saja bisa menarik simpati orang dalam jangka waktu singkat.. sebenernya kalo emang serius pngn nyaleg ya emua dimulai 5 tahun sebelum pemilu, aktif dipartai kek, aktif dikegiatan sosial masyarakat, khan kalo dimulai dari jauh2 hari tidak diperlukan modal uang yg banyak.. cukup dengan banyak bersosialisai dan ikut dalam kegiatan2 sosial dijamin 5 tahun kemudian dengan modal duit yang gak banyak dia bisa dikenal oleh pemilih2nya..

gak butuh modal banyak ?
yg popularitasnya tinggi macem artis aja, masih keluar duit banyak

ndugu
14-04-2014, 11:25 AM
emangnya boleh ya ngasi sumbangan pas kampanye gitu? is it even legal, nyogok suara gitu? ::elaugh::
prosedurnya kok bisa sampe menarik sumbangan kembali ::elaugh::
dan kok juga bisa sampe tau pemilihnya milih sapa? bukannya sapa ngevote sapa itu rahasia sendiri2?

ya untung caleg kaya gini ngga kepilih ya. ini mentalnya aja ga bener

GiKu
14-04-2014, 11:27 AM
^
surat suara kan ada nomornya
caleg model begini banyak yg nggak kepilih, tapi yg model begini dan terpilih juga banyak

surjadi05
14-04-2014, 12:59 PM
Gw setuju ama eve mereka (caleg) yg gagal banyak mnedapat masukan yg salah,sama seperti orang MLM, yg mengatakan bisa daapat pasive income, menurut gw MLM itu mlah harus bekerja jauh lebih keras. Dari buruh/orang kantoran

ndableg
14-04-2014, 03:54 PM
Apa iya uangnya murni hanya untuk bayar pemilih? Bukannya ada jg jatah buat ketum dpd?

GiKu
14-04-2014, 04:05 PM
biar dia bisa masuk daftar caleg kan kudu ndaftar dulu
pake uang pangkal, uang gedung, uang formulir, uang seragam, uang buku

surjadi05
14-04-2014, 08:56 PM
Apa iya uangnya murni hanya untuk bayar pemilih? Bukannya ada jg jatah buat ketum dpd?

Sebagai gambaran sepupu gw "dapat" no urut 1 dari salah satu partai besar "nyumbang" sekitar 500jt, belum promosi nya lagi ::bye::

et dah
14-04-2014, 10:12 PM
https://pbs.twimg.com/media/BlL-epXCcAAuYC-.jpg