etca
11-02-2014, 08:49 AM
Ini Catatan Operasional Harian Bus Baru yang Langsung Tak Bisa Jalan...
http://assets.kompas.com/data/photo/2014/02/09/1602049tj4780x390.jpg
Gambar 1: Bus Transjakarta baru dengan nomor polisi B 7724 IV. Gambar 2: Instrumen dashboard tidak dibaut. Gambar 3: Kaca spion kanan rusak. Gambar 4: Tutup panel speedometer kendur.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendatangkan 90 dari rencananya 310 bus gandeng baru untuk transjakarta pada awal tahun ini. Sayangnya, barang baru itu kondisinya tak terlihat baru.
Sejak tiba, kondisi fisik bus tersebut sudah banyak yang rusak. Pengoperasiannya pun kerap menghadapi kendala.
Berdasarkan informasi yang didapatkan Kompas.com dari internal Unit Pelaksana Transjakarta, Senin (10/2/2014), kerusakan mesin juga ditemukan pada puluhan bus baru itu, mengakibatkan bus-bus tersebut tak dapat beroperasi.
Berikut ini adalah catatan jadwal operasional dari puluhan bus yang disebut baru itu per tanggal operasional berdasarkan rute masing-masing.
1. Bus baru untuk rute angkutan TJ01-30 rute Pulogadung-Harmoni-Kalideres
15 Januari 2014: diresmikan 30 bus
16 Januari 2014: tidak beroperasi 13 unit
17 Januari 2014: tidak beroperasi 21 unit
18-21 Januari 2014: tidak beroperasi 22 unit
22 Januari 2014: tidak beroperasi 15 unit
23 Januari 2014: beroperasi semua
24 Januari 2014: beroperasi 6 unit
25 Januari 2014: tidak beroperasi 11 unit
26 Januari 2014: tidak beroperasi 11 unit
27 Januari 2014: tidak beroperasi 6 unit
28 Januari 2014: tidak beroperasi 3 unit
29 Januari 2014: tidak beroperasi 11 unit
30 Januari 2014: tidak beroperasi 7 unit
31 Januari 2014: tidak beroperasi 7 unit
2. TJ 31-60 rute PGC-Ancol dan Harmoni-Lebak Bulus.
22 Januari 2014: diresmikan 30 unit
23 Januari 2014: tidak beroperasi 7 unit
24 Januari 2014: tidak beroperasi 7 unit
25 Januari 2014: tidak beroperasi 10 unit
26 Januari 2014: tidak beroperasi 11 unit
27 Januari 2014: tidak beroperasi 20 unit
28 Januari 2014: tidak beroperasi 17 unit
29 Januari 2014: tidak beroperasi 14 unit
30 Januari 2014: tidak beroperasi 13 unit
31 Januari 2014: tidak beroperasi 14 unit
3. TJ 61-90 rute Pinang Ranti-Pluit
30 Januari 2014: diresmikan 30 unit
31 Januari 2014: tidak beroperasi 18 unit
Sejumlah alasan mendasari tak beroperasinya bus-bus itu, mulai dari mesin yang terlalu cepat panas, kepala aki berkarat sehingga menghambat proses kelistrikan mesin, mesin sulit dinyalakan, pengatur suhu bocor, tabung pendingin mesin tiba-tiba meledak meski mesin dijalankan pada kondisi normal, hingga fanbelt putus.
Kerusakan lain yang disebut juga melatari tak beroperasinya bus-bus itu adalah instalasi kabel terkelupas, komponen seperti radiator tak berfungsi, AC berjamur, ban mudah pecah, dan lampu indikator bahan bakar gas tidak berfungsi.
Ketika dikonfirmasi fakta tersebut, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono tak dapat menjelaskannya. Dia mengatakan kerusakan pada bus sudah dikomunikasikan ke agen tunggal pemegang merek (ATPM) untuk segera mendapatkan penggantian.
"Kartu trufnya ada di situ sebenarnya. Jadi, jangan khawatir. Yang penting kan ATPM-nya bertanggung jawab atas segala kerusakan yang terjadi, sedang dalam proses," ujar Pristono.
saus (http://megapolitan.kompas.com/read/2014/02/11/0643305/Ini.Catatan.Operasional.Harian.Bus.Baru.yang.Langs ung.Tak.Bisa.Jalan.)
Basuki: Mana Ada Kena Uap Laut Bisa Karatan? Ini Besi apa Seng?
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan telah membahas masalah kerusakan pada onderdil transjakarta dan bus kota terintegrasi busway (BKTB). Ia bersyukur karena Pemprov DKI Jakarta belum membayarnya secara penuh, baru sekitar 20 persen sebagai uang muka.
Basuki mengatakan, apabila bus itu memiliki spesifikasi yang tidak baik, maka Pemerintah Provinsi DKI tidak segan-segan menolak dan memulangkan kembali bus yang telah didatangkan tersebut. "Biar mereka rugi sendiri, memang kita pikirin? Mana ada kena uap laut bisa karatan. Ini besi apa seng?" kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (10/2/2014).
Mengetahui adanya kekurangan ini, Pemprov DKI Jakarta tidak langsung menyetujui perjanjian pengadaan bus selanjutnya. Basuki mengatakan, kini Inspektorat DKI telah memeriksa dan mengawasi pengadaan bus melalui agen tunggal pemegang merek (ATPM) PT San Abadi. Jangan sampai, ada oknum Dinas Perhubungan DKI yang sudah tahu ada kerusakan pada onderdil, tetapi tetap terima.
"Masa sudah karatan barang segede gajah begitu enggak kelihatan? Kan gila," ujar Basuki.
Basuki mengatakan, DPRD DKI Jakarta tidak memenuhi usulan Pemprov DKI untuk mengadakan 3.000 bus sedang dan 1.000 transjakarta. Tahun ini, DPRD hanya menyetujui pengadaan sekitar 750 transjakarta dan 2.500 bus sedang.
Pemprov DKI akan melakukan pengadaan barang melalui katalog digital oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Basuki menginginkan agar Pemprov DKI memiliki barang dengan harga terjangkau, tetapi awet hingga 20 tahun mendatang. Bus-bus baru itu akan dikelola oleh PT Transjakarta, dan Pemprov DKI memberikan penyertaan modal pemerintah (PMP) dalam APBD untuk badan usaha milik daerah itu.
"Kalau bus rusak model kayak begini kita terima, enggak sampai setahun sudah jebol. Orang lewati laut saja sudah karatan. Ini Jakarta loh, kan gila," kata Basuki.
Secara terpisah, Direktur PT San Abadi Indra Krisna mengatakan, berkaratnya beberapa komponen transjakarta disebabkan cuaca buruk saat pengapalan. Pengiriman bus dari China sedianya memakan waktu dua pekan. Akibat cuaca buruk, pengirimannya molor menjadi 6 pekan.
"Barang apa pun, kalau kondisi 6 enam minggu berada di sekitar laut, pelabuhan, atau di laut dengan kondisi angin laut, akan berdampak negatif. Maka, yang terjadi adalah beberapa minor komponen mengalami karat," kata Indra di Balaikota Jakarta, Senin.
Dari 90 bus baru transjakarta yang sudah beroperasi, ada lima bus yang komponennya mengalami kerusakan. Sementara itu, dari 30 bus baru untuk BKTB, 10 unit di antaranya mengalami kerusakan onderdil.
saus (http://megapolitan.kompas.com/read/2014/02/10/2022100/Basuki.Mana.Ada.Kena.Uap.Laut.Bisa.Karatan.Ini.Bes i.apa.Seng.)
Wakil Ketua DPRD DKI: Hanya 300 Bus Saja Lalai, apalagi 4.000 Bus
Komisi B DPRD DKI Jakarta berencana akan memanggil Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono pada pekan ini. Udar diharapkan bisa menjelaskan alasan terkait sejumlah bus transjakarta dan bus kota terintegrasi busway (BKTB) yang ditemukan dalam kondisi rusak.
"Saya minta Komisi B untuk mengundang Dinas Perhubungan untuk menjelaskan kenapa situasi seperti ini bisa terjadi. Kadishub akan kita panggil dalam minggu ini, secepatnya," kata Wakil Ketua DPRD DKI Triwisaksana kepada Kompas.com, Minggu (9/2/2014).
Menurut Sani, sapaan Triwisaksana, pihak DPRD tak ingin kejadian serupa terulang di kemudian hari. Apalagi, kata Sani, pihak DPRD sudah menyetujui pengadaan 4.000 unit bus untuk alokasi anggaran 2014.
"Karena di 2013, dengan pengadaan yang hanya 300 bus, bisa terjadi proses pengecekan yang lalai, apalagi pengadaan 4.000 bus," ujarnya.
Untuk itu, lanjut Sani, ia ingin semua pihak, terutama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, melakukan instrospeksi diri. Menurutnya, kebijakan yang terburu-buru berpotensi mendatangkan kerugian untuk masyarakat.
"Ini Pemprov, dalam hal ini Gubernur dan Wakil Gubernur, terus mendesak agar pengadaan bus transjakarta dan bus sedang dipercepat. Tahun 2014, DPRD sudah menyetujui pengadaan 4.000 bus. Tapi dengan adanya peristiwa seperti ini, semua pihak perlu mengevaluasi supaya kepentingan masyarakat tidak dikorbankan," jelasnya.
saus (http://megapolitan.kompas.com/read/2014/02/10/0903108/Wakil.Ketua.DPRD.DKI.Hanya.300.Bus.Saja.Lalai.apal agi.4.000.Bus)
http://assets.kompas.com/data/photo/2014/02/09/1602049tj4780x390.jpg
Gambar 1: Bus Transjakarta baru dengan nomor polisi B 7724 IV. Gambar 2: Instrumen dashboard tidak dibaut. Gambar 3: Kaca spion kanan rusak. Gambar 4: Tutup panel speedometer kendur.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendatangkan 90 dari rencananya 310 bus gandeng baru untuk transjakarta pada awal tahun ini. Sayangnya, barang baru itu kondisinya tak terlihat baru.
Sejak tiba, kondisi fisik bus tersebut sudah banyak yang rusak. Pengoperasiannya pun kerap menghadapi kendala.
Berdasarkan informasi yang didapatkan Kompas.com dari internal Unit Pelaksana Transjakarta, Senin (10/2/2014), kerusakan mesin juga ditemukan pada puluhan bus baru itu, mengakibatkan bus-bus tersebut tak dapat beroperasi.
Berikut ini adalah catatan jadwal operasional dari puluhan bus yang disebut baru itu per tanggal operasional berdasarkan rute masing-masing.
1. Bus baru untuk rute angkutan TJ01-30 rute Pulogadung-Harmoni-Kalideres
15 Januari 2014: diresmikan 30 bus
16 Januari 2014: tidak beroperasi 13 unit
17 Januari 2014: tidak beroperasi 21 unit
18-21 Januari 2014: tidak beroperasi 22 unit
22 Januari 2014: tidak beroperasi 15 unit
23 Januari 2014: beroperasi semua
24 Januari 2014: beroperasi 6 unit
25 Januari 2014: tidak beroperasi 11 unit
26 Januari 2014: tidak beroperasi 11 unit
27 Januari 2014: tidak beroperasi 6 unit
28 Januari 2014: tidak beroperasi 3 unit
29 Januari 2014: tidak beroperasi 11 unit
30 Januari 2014: tidak beroperasi 7 unit
31 Januari 2014: tidak beroperasi 7 unit
2. TJ 31-60 rute PGC-Ancol dan Harmoni-Lebak Bulus.
22 Januari 2014: diresmikan 30 unit
23 Januari 2014: tidak beroperasi 7 unit
24 Januari 2014: tidak beroperasi 7 unit
25 Januari 2014: tidak beroperasi 10 unit
26 Januari 2014: tidak beroperasi 11 unit
27 Januari 2014: tidak beroperasi 20 unit
28 Januari 2014: tidak beroperasi 17 unit
29 Januari 2014: tidak beroperasi 14 unit
30 Januari 2014: tidak beroperasi 13 unit
31 Januari 2014: tidak beroperasi 14 unit
3. TJ 61-90 rute Pinang Ranti-Pluit
30 Januari 2014: diresmikan 30 unit
31 Januari 2014: tidak beroperasi 18 unit
Sejumlah alasan mendasari tak beroperasinya bus-bus itu, mulai dari mesin yang terlalu cepat panas, kepala aki berkarat sehingga menghambat proses kelistrikan mesin, mesin sulit dinyalakan, pengatur suhu bocor, tabung pendingin mesin tiba-tiba meledak meski mesin dijalankan pada kondisi normal, hingga fanbelt putus.
Kerusakan lain yang disebut juga melatari tak beroperasinya bus-bus itu adalah instalasi kabel terkelupas, komponen seperti radiator tak berfungsi, AC berjamur, ban mudah pecah, dan lampu indikator bahan bakar gas tidak berfungsi.
Ketika dikonfirmasi fakta tersebut, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono tak dapat menjelaskannya. Dia mengatakan kerusakan pada bus sudah dikomunikasikan ke agen tunggal pemegang merek (ATPM) untuk segera mendapatkan penggantian.
"Kartu trufnya ada di situ sebenarnya. Jadi, jangan khawatir. Yang penting kan ATPM-nya bertanggung jawab atas segala kerusakan yang terjadi, sedang dalam proses," ujar Pristono.
saus (http://megapolitan.kompas.com/read/2014/02/11/0643305/Ini.Catatan.Operasional.Harian.Bus.Baru.yang.Langs ung.Tak.Bisa.Jalan.)
Basuki: Mana Ada Kena Uap Laut Bisa Karatan? Ini Besi apa Seng?
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan telah membahas masalah kerusakan pada onderdil transjakarta dan bus kota terintegrasi busway (BKTB). Ia bersyukur karena Pemprov DKI Jakarta belum membayarnya secara penuh, baru sekitar 20 persen sebagai uang muka.
Basuki mengatakan, apabila bus itu memiliki spesifikasi yang tidak baik, maka Pemerintah Provinsi DKI tidak segan-segan menolak dan memulangkan kembali bus yang telah didatangkan tersebut. "Biar mereka rugi sendiri, memang kita pikirin? Mana ada kena uap laut bisa karatan. Ini besi apa seng?" kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (10/2/2014).
Mengetahui adanya kekurangan ini, Pemprov DKI Jakarta tidak langsung menyetujui perjanjian pengadaan bus selanjutnya. Basuki mengatakan, kini Inspektorat DKI telah memeriksa dan mengawasi pengadaan bus melalui agen tunggal pemegang merek (ATPM) PT San Abadi. Jangan sampai, ada oknum Dinas Perhubungan DKI yang sudah tahu ada kerusakan pada onderdil, tetapi tetap terima.
"Masa sudah karatan barang segede gajah begitu enggak kelihatan? Kan gila," ujar Basuki.
Basuki mengatakan, DPRD DKI Jakarta tidak memenuhi usulan Pemprov DKI untuk mengadakan 3.000 bus sedang dan 1.000 transjakarta. Tahun ini, DPRD hanya menyetujui pengadaan sekitar 750 transjakarta dan 2.500 bus sedang.
Pemprov DKI akan melakukan pengadaan barang melalui katalog digital oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Basuki menginginkan agar Pemprov DKI memiliki barang dengan harga terjangkau, tetapi awet hingga 20 tahun mendatang. Bus-bus baru itu akan dikelola oleh PT Transjakarta, dan Pemprov DKI memberikan penyertaan modal pemerintah (PMP) dalam APBD untuk badan usaha milik daerah itu.
"Kalau bus rusak model kayak begini kita terima, enggak sampai setahun sudah jebol. Orang lewati laut saja sudah karatan. Ini Jakarta loh, kan gila," kata Basuki.
Secara terpisah, Direktur PT San Abadi Indra Krisna mengatakan, berkaratnya beberapa komponen transjakarta disebabkan cuaca buruk saat pengapalan. Pengiriman bus dari China sedianya memakan waktu dua pekan. Akibat cuaca buruk, pengirimannya molor menjadi 6 pekan.
"Barang apa pun, kalau kondisi 6 enam minggu berada di sekitar laut, pelabuhan, atau di laut dengan kondisi angin laut, akan berdampak negatif. Maka, yang terjadi adalah beberapa minor komponen mengalami karat," kata Indra di Balaikota Jakarta, Senin.
Dari 90 bus baru transjakarta yang sudah beroperasi, ada lima bus yang komponennya mengalami kerusakan. Sementara itu, dari 30 bus baru untuk BKTB, 10 unit di antaranya mengalami kerusakan onderdil.
saus (http://megapolitan.kompas.com/read/2014/02/10/2022100/Basuki.Mana.Ada.Kena.Uap.Laut.Bisa.Karatan.Ini.Bes i.apa.Seng.)
Wakil Ketua DPRD DKI: Hanya 300 Bus Saja Lalai, apalagi 4.000 Bus
Komisi B DPRD DKI Jakarta berencana akan memanggil Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono pada pekan ini. Udar diharapkan bisa menjelaskan alasan terkait sejumlah bus transjakarta dan bus kota terintegrasi busway (BKTB) yang ditemukan dalam kondisi rusak.
"Saya minta Komisi B untuk mengundang Dinas Perhubungan untuk menjelaskan kenapa situasi seperti ini bisa terjadi. Kadishub akan kita panggil dalam minggu ini, secepatnya," kata Wakil Ketua DPRD DKI Triwisaksana kepada Kompas.com, Minggu (9/2/2014).
Menurut Sani, sapaan Triwisaksana, pihak DPRD tak ingin kejadian serupa terulang di kemudian hari. Apalagi, kata Sani, pihak DPRD sudah menyetujui pengadaan 4.000 unit bus untuk alokasi anggaran 2014.
"Karena di 2013, dengan pengadaan yang hanya 300 bus, bisa terjadi proses pengecekan yang lalai, apalagi pengadaan 4.000 bus," ujarnya.
Untuk itu, lanjut Sani, ia ingin semua pihak, terutama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, melakukan instrospeksi diri. Menurutnya, kebijakan yang terburu-buru berpotensi mendatangkan kerugian untuk masyarakat.
"Ini Pemprov, dalam hal ini Gubernur dan Wakil Gubernur, terus mendesak agar pengadaan bus transjakarta dan bus sedang dipercepat. Tahun 2014, DPRD sudah menyetujui pengadaan 4.000 bus. Tapi dengan adanya peristiwa seperti ini, semua pihak perlu mengevaluasi supaya kepentingan masyarakat tidak dikorbankan," jelasnya.
saus (http://megapolitan.kompas.com/read/2014/02/10/0903108/Wakil.Ketua.DPRD.DKI.Hanya.300.Bus.Saja.Lalai.apal agi.4.000.Bus)